Vous êtes sur la page 1sur 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

PADA PASIEN DENGAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

DIRUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI


JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

1. Dimas Wahyu Andiko 20101440116021


2. Dina Fakhrana 20101440116022
3. Diyan Pratama sari 20101440116023
4. Edi Muchlis 20101440116027

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO


SEMARANG
2018
1. Topik

Trapi aktivitas kelompok pada pasien halusinasi

2. Latar belakang

a. Bagaimana klien dengan gangguan jiwa

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan
gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan
klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan
kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan
lingkungan disekitarnya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal
sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi
ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga
pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain.

b. Mengapa perlu dilakukan trapi aktivitas kelompok tersebut

Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) : sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi


kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah
satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang
dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala
gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.
Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi
yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai
teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu
dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.

3. Tujuan

a. Tujuan umum

Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam


kelompok secara bertahap.

b. Tujuan khusus

1) Sesi ke 1

Klien dapat mengenal halusinasi

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

2) Sesi ke 2

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

2) Sesi ke 3

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang


lain.

3) Sesi ke 4

klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.

.
4. Seleksi klien

a. Kriteria pasien

1) Klien dengan riwayat halusinasi dengan disertai gangguan persepsi sensori;


halusinasi.

2) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.

3) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).

b. Jumblah peserta tak

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 8 orang, sedangkan sisanya adalah


cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.

c. Nama pasien

Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai
cadangan yaitu:

i. …………….

ii. ……………

iii. …….………

iv. …………....

v. ……………..

vi. …………….

vii. …………….
viii. …………….

Klien peserta TAK cadangan:

1) …………

2) .................

d. Proses seleksi klien di lakukan sehari sebelum pelaksanaan

i. Mengobservasi klien yang masuk kriteria

ii. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

iii. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria

iv. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok.

5. Jadwal kegiatan

a. Tempat pelaksanaan TAK : Teras depan ruangan

b. Lama pelaksanaan TAK : 45 menit

c. Waktu pelaksanaan TAK : Kamis, 1 November 2018

6. Metode

i. Diskusi dan tanya jawab


ii. Bermain peran / stimulasi

7. Media dan alat

a. Media :

MP3 player.

b. Alat

1) Jadwal kegiatan harian

2) Pulpen

8. Pengorganisasian

Terdiri dari Tim terapis

a. Leader : Edi Muchlis

b. Co-Leader : Dimas Wahyu Andiko

c. Observer : Diyan Pratama

d. Fasilitator I : Dina Fakhrana

a. leader/ pemimpin kelompok :

Tugasnya :

Ø Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)

Ø Mengarahkan kelompok

Ø Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan dan memberikan umpan


balik.

Ø Sebagai role model


Ø Memotivasi anggota

b. Co-leader/pemasntu pemimpin :

Tugasnya :

Ø Memantau leader.

c. Fasilitator :

Tugasnya :

Ø Memantau leader untuk memfasilitasi anggota untuk berperan aktif.

d. Observer :

Tugasnya:

Ø Mengoservasi setiap respon klien

Ø Mencatat semua proses

Ø Memberikan umpan balik pada kelompok

9. Setiing trmpat

9. Setiing trmpat
Keterangan :

: Leader

: Co Leader

: Klien

:Observer

: Fasilitator

10. Langkah langkah

a. Persiapan

1) Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi; halusinasi

2) Membuat kontrak dengan klien


3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam, perkenalan anggota

2. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2. Terapis menjelaskan aturan main:

a. Masing masing klien memperkenalkan diri nama, nama panggilan

b. Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis

c. Lama kegiatan 45 menit

d. setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Klien di kumpulkan dalam satu ruangan, dan di nyalakan musik apabila


musik itu berhenti klien harus menyebutka. Halusinasinya atau pun
keadaanya

d. Kerja

1. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis meminta


klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai
dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam.

2. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing


klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan
menceritakan :
a. Isi halusinasi

b. Waktu terjadinya

c. Frekuensi halusinasi

d. Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.

e. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan


dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran
searah jarum jam.

f. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi, setelah cerita


selesai terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya sebanyak-
banyaknya 3 pertanyaan.

g. Lakukan kegiatan sampai semua klien selesai mendapat giliran.

h. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberi pujian

e. Terminasi

1. Evaluasi

a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok

2. Rencana tindak lanjut

Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera


menghubungi perawat atau teman lain .

3. Kontrak yang akan datang


a. Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya
yaitu belajar mengontrol halusinasi.

b. Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK


berikutnya.

11. Program Antisipasi

Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang
akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program
antisipasi masalah adalah:

a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan
telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.

b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan
bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.

c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan


kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.

12. Evaluasi

13. Daftar Pustaka

Budi Anna Keliat, A. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC.
Budi Anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta:
EGC.

Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera Utara, 5-14.

Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan


Jiwa.Jakarta: Trans Info Media.

Vous aimerez peut-être aussi