Vous êtes sur la page 1sur 12

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

FISIKA BERBASIS SCRATCH PADA POKOK


BAHASAN HUKUM OERSTED

Artikel
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

oleh

Nila Muna Intana


4201413076

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2018
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Artikel dengan judul


Pengembangan Multimedia Pembelajaran Fisika Berbasis Scratch pada Pokok
Bahasan Hukum Oersted
disusun oleh
Nila Muna Intana
4201413076
Berdasarkan skripsi yang telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang pada tanggal 22 Maret 2018.

Semarang, 22 Maret 2018


Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. Isa Akhlis, S.Si., M.Si.
NIP. 196011241984031002 NIP. 197001021999031002
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
BERBASIS SCRATCH PADA POKOK BAHASAN HUKUM OERSTED

N. M. Intana*, W. Hardyanto, I. Akhlis


Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
Semarang, Indonesia
*
email: nilaintan25@gmail.com

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pengembangan


multimedia pembelajaran fisika berbasis scratch dan mengetahui kelayakan media
tersebut. Proses pengembangan media ini dilakukan dengan menggunakan 4D Models
(define, design, development, dissemination). Subjek penelitian ini adalah validator
materi, validator media, siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pekalongan, dan guru mata
pelajaran fisika. Hasil penelitian ini adalah produk multimedia pembelajaran fisika
berbasis scratch berupa simulasi hukum Oersted dan video pembelajaran yang
dikemas dalam website. Hasil uji kelayakan oleh validator materi dan media terhadap
multimedia pembelajaran fisika menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran fisika
ini sangat layak digunakan. Hasil uji coba multimedia pada siswa dan guru
menunjukkan tanggapan yang positif terhadap penggunaan media dalam proses
pembelajaran.
Kata kunci: scratch, multimedia, hukum oersted.

Abstract. The purposes of this study are to know how physics learning multimedia
based on scratch is developed and to know the feasibility of the multimedia. The
procedure in developing this media is using 4D Models (define, design, development,
dissemination). The subjects of this study are validator for the material and the
media, students of XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Pekalongan, and he physics teachers.
The result of the study is multimedia products based on scratch, they are Oersted’s
law simulation and learning video which are collected in website. The result of the of
multimedia from validator for material and media to the phisycs learning multimedia
shows that this media is very feasible to be used. The result for the response of the
students and teachers show a very good response to the usage of this media in
learning process.

Key words: scratch, multimedia, oersted law.


PENDAHULUAN pasif. Materi masih dikemas dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun bentuk lembar kerja siswa ditengah
2003 tentang Sistem Pendidikan tuntutan kurikulum 2013 untuk terampil
Nasional, pasal 3, menjelaskan tentang dalam menggunakan teknologi.
tujuan Pendidikan Nasional dan upaya Penggunaan teknologi dalam
pemerintah dalam rangka mencapai dunia pendidikan memberikan dampak
tujuan tersebut tertuang dalam yang baik bagi hasil belajar siswa.
Kurikulum Pendidikan. Perkembangan Tambade & Wagh (2011) menyatakan
kurikulum di Indonesia didasarkan pada bahwa penggunaan komputer dapat
dua faktor, yaitu faktor tantangan meningkatkan motivasi siswa,
internal dan tantangan eksternal. Faktor ketertarikan siswa terhadap mata
tantangan internal didasarkan pada pelajaran fisika serta berdampak baik
standar nasional pendidikan sedangkan pada peningkatan prestasi siswa.
faktor tantangan eksternal mengacu pada Perkembangan zaman dan teknologi
perkembangan zaman. Salah satu yang semakin maju memicu pendidik
diantara tantangan eksternal adalah untuk kemudian mengembangkan media
kencangnya arus globalisasi serta pembelajaran berbasis komputer,
berkembang pesatnya teknologi dan sepertihalnya multimedia pembelajaran.
informasi. Tambade & Wagh (2011) menyatakan
Dalam pelaksanaannya saat ini, bahwa sudah seharusnya multimedia
pembelajaran sains dalam kurikulum digunakan dalam pembelajaran terutama
2013 mengacu pada pembelajaran abad dalam pembelajaran fisika.
21 dimana siswa diharapkan memiliki Fisika adalah cabang dari ilmu
kemampuan abad 21 (Kemendikbud, pengetahuan alam yang mengkaji gejala
2016). Salah satu diantaranya adalah dan fenomena alam. Di sekolah, fisika
kemampuan dalam menggunakan media, dianggap sulit bagi sebagian besar
teknologi, informasi, dan komunikasi. siswa. Konsep fisika yang abstrak
Dalam dunia pendidikan, teknologi sedikit menyulitkan siswa pada proses
memiliki pegaruh yang kuat begitu juga pembelajaran, terutama pada materi
sebaliknya (Gardner, 1992:141). Ilmu listrik magnet. Chabay & Shewood
pengetahuan dan teknologi menjadi (2006) menyatakan bahwa siswa
kebutuhan dasar dalam meningkatkan memiliki kesulitan memahami materi
kualitas sumber daya manusia, listrik magnet meski mereka telah
sedangkan kualitas sumber daya mempelajarinya. Kesulitan pada materi
manusia terbentuk dari pendidikan yang listrik magnet timbul karena konsep
ditempuhnya. Namun, fakta di lapangan yang kompleks dan tak teramati
menunjukkan pembelajaran yang masih (Matsutomo et al., 2012).
bersifat ekspositori. Guru cenderung Pembelajaran fisika dengan
menyampaiakn secara langsung materi materi hukum oersted adalah salah satu
pembelajaran sehingga siswa menjadi
materi yang cukup abstrak untuk menyederhanakan konsep dan
dipahami. Hukum Oersted termasuk meningkatkan pemahaman siswa
dalam materi listrik magnet. Materi ini terhadap materi (Hargunani, 2010;
adalah materi yang menunjukkan Zacharia & Anderson, 2003).
hubungan antara gejala kemagnetan Solusi dari permasalahan tersebut
dengan listrik. Kesulitan siswa dalam adalah dengan mengembangkan sebuah
materi ini adalah dalam menentukan media pembelajaran yang dapat
arah medan maupun gaya magnet. menggambarkan dengan lebih jelas
Penting bagi siswa untuk konsep fisika yang abstrak yang dapat
membangun persepsi yang kuat serta dijalankan dengan menggunakan
imajinasi terhadap konsep fisika yang komputer atau teknologi lainnya.
abstrak. Hal tersebut dapat diwujudkan Simulasi yang dibuat dengan
dengan penggunaan multimedia menggunakan aplikasi scratch
pembelajaran (Han, 2011). Penggunaan dikembangkan sedemikian rupa
multimedia berbasis komputer dapat sehingga mampu memvisualisasikan
secara signifikan mengubah persepsi arah medan magnet oleh arus listrik
siswa terhadap materi fisika (Bakac et dengan jelas. Selain itu, media ini juga
al., 2011). Konsep multimedia harus memenuhi aspek kelayakan
pembelajaran adalah mengemas kata- sebagai media pembelajaran yang layak
kata dalam bentuk lain seperti video, digunakan secara umum.
animasi, simulasi, teks, grafik, gambar, Tujuan penelitian ini adalah
dan audio. Mayer (2002:21) menyatakan mengembangkan multimedia
bahwa penjelasan melalui kata-kata saja pembelajaran berbasis pemrograman
tidak cukup efektif untuk scratch dan juga untuk mengatahui
menyampaikan pesan dalam kelayakan media pembelajaran yang
pembelajaran. dibuat.
Scratch adalah sebuah aplikasi
pembuat animasi yang didesain oleh METODE
Kindergarden Lifelong Learning Group Penelitian ini merupakan
di MIT (The Massachutsetts Institude of penelitian dan pengembangan. Produk
Technology) Media Lab, Amerika yang dikembangkan dalam penelitian ini
serikat untuk mengenalkan konsep dasar adalah multimedia pembelajaran fisika
pemrograman yang menyenangkan berbasis scratch dan video pembelajaran
denga cara interaktif (Hardyanto, 2015). yang dikemas dalam website. Tahap
Scratch dapat digunakan untuk membuat pengembangan media menggunakan 4D
simulasi pembelajaran fisika yang (four-D) Models. Mulyatiningsih
abstrak (Martanti et al,. 2014). (Ernawati, 2014) menyebutkan model
Penggunaan simulasi dalam 4D terdiri dari 4 tahapan, yaitu define
pembelajaran fisika sangat efektif untuk (pendefinisisan), design (perencanaan),
development (pengembangan), dan
dissemination (penyebaran). Subjek materi yang didasarkan pada BSNP
penelitian ini adalah validator, siswa meliputi aspek kelayakan isi dan aspek
kelas XII, dan guru mata pelajaran. kelayakan penyajian. Sedangkan aspek
Kelayakan media diuji oleh 2 ahli, yaitu penilaian oleh validator media meliputi
ahli materi dan ahli media. Aspek aspek rekayasa perangkat lunak dan
penilaian multimedia mengacu pada aspek kelayakan kegrafikan. Hasil
penilaian oleh Badan Standar Nasional validasi oleh kedua validator
Pendidikan (BSNP). Uji coba kelayakan menunjukkan hasil yang sangat layak.
pengguna juga dilakukan oleh siswa
kelas XII SMA dan guru. Hasil Penilaian Ahli Materi
Hasil penilaian aspek kelayakan
HASIL DAN PEMBAHASAN isi dan kelayakan penyajian
Hasil penelitian ini berupa media memperoleh nilai yang sangat tinggi.
pembelajaran fisika simulasi hukum Aspek kelayakan isi membahas
Oersted, video pembelajaran, dan kesesuaian materi dengan standar
website. Media pembelajaran ini dapat kompetensi dan kompetensi dasar serta
dijalan di perangkat komputer baik keakuratan materi. Sedangkan pada
secara online maupun offline. Dalam aspek kelayakan penyajian, hal yang
pengembangannya, media pembelajaran dibahas adalah seputar teknik penyajian
diuji kelayakannya oleh validator materi dan susunan materi dalam media.
dan validator media. Aspek penilaian
Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian Ahli Materi

No. Indikator Penilaian Skor


Aspek Kelayakan Isi
1. Kejelasan tujuan pembelajaran 4
2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum 4
3. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4
4. Kelengkapan materi 4
5. Kedalaman materi 4
6. Keluasan materi 3
7. Keakuratan konsep dan definisi 4
8. Keakuratan gambar/ilustrasi dan animasi 4
9. Keakuratan simbol dan notasi 4
10. Keakuratan istilah 4
Aspek Kelayakan Penyajian
11. Keruntutan konsep/sistematis 4
12. Konsistensi sitematika penyajian 4
13. Kelengkapan dan kualitas bahan materi 4
14. Keterlibatan peserta didik 4
Rata-Rata Skor 3,9
Persen Skor 98%
Hasil menunjukkan pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, faktor
persentase kelayakan media oleh ahli teknik pembuatan, dan faktor estetika.
materi mencapai 98% dengan skor 3,9. Skor sempurna diberikan oleh
Hal ini menunjukkan bahwa ahli materi ahli materi dalam penggunaan gambar,
sangat setuju pada setiap butir indikator animasi, teks, dan pemilihan icon
kelayakan materi. tombol dalam media. Penggunaan
Pada aspek kelayakan isi, tujuan media-media tambahan tersebut
pembelajaran harus tercantum dalam berfungsi untuk membantu guru dalam
media dengan jelas. Tujuan menyederhanakan konsep fisika yang
pembelajaran tercantum baik secara abstrak sehingga menjadi lebih jelas dan
tersirat dalam video pembelajaran dan mudah dipahami (Susilana & Riyana,
website dan secara tersurat dalam narasi 2009:8; Susanto et al,. 2013).
video pembelajaran. Tujuan Teknik penyajian materi
pembelajaran dicantumkan agar memperhatikan keruntutan penyususnan
memberikan kesiapan pada siswa untun materi, konsistensi penyampaian materi
memulai pembelajaran (Russell, dan kelengkapan mendapat penilaian
2014:119). Tujuan pembelajaran dalam yang sangat baik. Materi yang disajikan
dalam media ini dijabarkan berdasarkan runtut mulai dari pengetahuan yang
tujuan kurikum, kompetensi inti dan bersifat umum hingga yang lebih
kompetensi dasar Kurikulum 2013. Hal mendalam. Materi dalam multimedia
ini dilakukan dalam rangka mencapai dirangkum dari beberpa sumber.
tujuan pendidikan nasional (Hamalik, Penambahan informasi mengenai
2008:24). fenomena medan juga diberikan untuk
Pembuatan simulasi hukum memperkaya pengetahuan siswa.
oersted dilakukan dengan menggunakan Prastowo (2015:23) menyatakan bahwa
aplikasi scratch. Scratch dipilih karena salah satu tujuan multimedia sebagai
aplikasi ini mudah dan mampu sumber belajar adalah untuk menambah
menampilkan hasil dengan kesan visual wawasan siswa atas informasi yang
yang baik (Ozoran et al,. 2012:125-132). disampaikan. Penggunaan multimedia
Penyampaian materi meliputi dapat merangsang keaktifan siswa dalam
kelengkapan, kedalaman, dan keakuratan proses pembelajaran. Russell (2014:138)
materi dinilai sangat baik. Hal tersebut menyatakan bahwa permainan dan
menunjukkan bahwa multimedia ini simulasi komputer merupakan cara yang
memenuhi syarat pembuatan multimedia tepat untuk melibatkan siswa dalam
pembelajaran oleh Munir (2013:157) menyelesaikan masalah.
yaitu faktor edukatif yang meliputi
ketetapan atau kesesuaian multimedia Hasil Penilaian Ahli Media
pembelajaran dengan tujuan atau Penilaian ahli media mencakup
2 aspek, diantaranya adalah aspek
rekayasa perangkat lunak dan aspek
kelayakan kegrafikan. Penilaian media baik dengan katergori layak.
oleh validator menujukkan hasil yang

Tabel 2. Rekapitulasi Penilaian Ahli Media

No Indikator Penilaian Skor


ASPEK REKAYASA PERANGKAT LUNAK
1. Usabilitas 3
2. Maintainable 3
3. Kompatibilitas 3
4. Reuseable 3
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
5. Background media 3
6. Kombinasi warna pada media serta tata letak gambar dan animasi 3
7. Ketepatan memilih objek (simulasi) 3
8. Ukuran huruf tepat 3
9. Pemilihan warna untuk font sesuai 3
10. Kombinasi huruf pada media tidak mengganggu pembelajaran 3
11. Kesesuaian teks dengan gambar 3
12. Ilustrasi/gambar mampu menyampaikan pesan 4
13. Pemilihan ilustrsi/gambar akurat 3
14. Kreatif dan dinamis 3
15. Pemilihan backsound tepat 4
16. Narasi 3
17. Kejernihan audio 3
Rata-Rata Skor 3,1
Persen Skor 77%

Nilai oleh ahli media adalah 77% tersebut dilengkapi dengan petunjuk
dengan skor 3,1. Hasil ini menunjukkan penggunaan. Dengan adanya multimedia
bahwa multimedia pembelajaran fisika pembelajan berbasis pemrograman
layak digunakan dalam proses scratch ini ketrampilan siswa dalam
pembelajaran di kelas. menggunakan teknologi terasah. Selain
Empat indikator pada aspek itu, penggunaan teknologi dalam
rekayasa perangkat lunak masing- pembelajaran dapat meningkatkan hasil
masing mendapat penilaian baik oleh belajar sehingga penting untuk
validator. Multimedia berupa simulasi memperkenalkan kepada siswa
hukum oersted berbasis scratch, video pembelajaran menggunakan teknologi
pembelajaran, dan juga website sangat (Chernobisky & Granito, 2012).
mudah dioperasikan dan sangat fleksibel Nilai yang diberikan pada aspek
penggunaannya karena tersedia dalam kelayakan kegrafikan terkategori baik.
bentuk online. Dalam multimedia Pemilihan background media dan
penggunaan kombinasi warna yang akan disampaiakan dan menjadi
disesuaikan dengan kebutuhan agar pusat perhatian dari materi yang
tidak mengganggu konsentrasi siswa. disampaiakan. Gambar dapat
Tampilan sederhana serta kombinasi menyederhanakan konsep abstrak yang
warna yang kontras pada simulasi dinilai diterima siswa karena mampu memberi
baik oleh validator yang berarti visual materi dengan baik dalam pikiran
multimedia ini memenuhi syarat siswa. Pada pembuatan multimedia
pembuatan multimedia pembelajaran pembelajaran fisika ini, gambar yang
oleh Munir (2013) yaitu pada faktor digunakan adalah gambar magnet,
estetika. medan magnet, fenomena medan
Penggunaan font dalam magnet, icon tombol pada simulasi,
penulisan judul, subjudul, dan isi gambar ilmuawan terkait, dan lain-lain.
memiliki ukuran yang berbeda. Jenis Penjelasan pada video
font yang digunakan pun tidak terlalu pembelajaran diperkuat dengan adanya
bervariasi hal ini bertujuan untuk narator yang menjelaskan materi pada
menjaga fokus siswa pada video pembelajaran. Backsound yang
konten/materi. Warna yang digunakan dipilih adalah instrumen dengan tempo
pada font adalah warna yang kontras medium. Hal tersebut dilakukan agar
dengan background sehingga siswa siswa tidak merasa bosan pada video
dapat dengan jelas memahami isi materi pembelajaran. Narasi yang disertakan
tanpa terganggu dengan pengaturan teks pada video pembelajaran terlebih dahulu
yang berlebihan. diedit untuk meminimalkan noise.
Pada indikator gambar/ilustrasi,
validator media memiliki pendapat yang Hasil Respon Siswa
sama dengan validator materi. Uji coba media juga dilakukan
Gambar/ilustrasi ditambahkan dengan pada siswa kelas XII SMA. Pengujian
tujuan agar siswa mendapat penjelasan dilakukan untuk mengetahui respon atau
yang lebih nyata, jelas, dan sederhana. tanggapan siswa mengenai multimedia
Munir (2013) menyatakan bahwa pembelajaran fisika. Rekap hasil uji
gambar yang baik adalah gambar yang coba pada siswa tercantum pada tabel 3.
menampilkan gagasan utama materi

Tabel 3. Rekapitulasi Tanggapan Siswa

Jumlah
Skor (%) Kriteria Presentase
Siswa
Sangat Tidak Baik (STB) 0 0%
Tidak Baik (TB) 1 4%
Baik (B) 21 75%
Sangat Baik (SB) 6 21%
Hasil menunjukkan sebagian teknologi tertentu namun juga
besar siswa memberikan tanggapan yang dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya
baik terhadap multimedia pembelajaran (Lei, 2010:468). Hal tersebut dapat
fisika ini. menjelaskan ketimpangan pada tabel 3,
Aspek penilaian multimedia oleh mengenai tanggapan siswa yang menilai
siswa meliputi tampilan media, penggunaan multimedia pembelajaran
kejelasan materi, dan dampak tidak baik. Dalam kondisi demikian,
penggunaan media bagi siswa. Respon keterlibatan guru sangat diperlukan
siswa pada dampak penggunaan media untuk melakukan proses timbal balik
sangatlah positif. Dengan demikian kepada siswa, sehingga pembelajaran
siswa mendukung pembelajaran dengan berlangsung 2 arah. Jika demikian maka
menggunakan teknologi untuk kedudukan multimedia pembelajaran ini
menunjang ketersampaian materi. Hal adalah sebagai suplemen yang bersifat
tersebut sesuai dengan Kara (2008) yang pilihan bagi siswa dan sebagai
menyatakan bahwa pembelajaran fisika pelengkap bagi guru (Munir, 2013:24).
menggunakan multimedia pembelajaran
lebih berhasil dalam mengembangkan Hasil Respon Guru
konsep pada siswa dibandingkan dengan Respon guru terhadap
pembelajaran menggunakan metode multimedia pembelajaran fisika dapat
tradisional. dilihat pada rekap tanggapan guru pada
Hubungan antara penggunaan tabel 4.
teknologi dan hasil belajar siswa tidak
hanya ditentukan oleh penggunaan

Tabel 4. Rekapitulasi Tanggapan Guru

Skor (%) Kriteria Jumlah Presentase


Sangat Tidak Baik
0 0%
(STB)
Tidak Baik (TB) 0 0%
Baik (B) 0 0%
Sangat Baik (SB) 2 100%

Respon yang diberikan guru penyampaian materi kelas XII IPA


pada uji respon guru sangat baik. Hal ini dalam memberikan pengalaman nyata
dikarenakan multimedia yang digunakan dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini
memberikan banyak manfaat dalam sesuai dengan pernyataan Sever et al
proses pembelajaran. Penggunaan (2010) yang menyatakan bahwa dengan
multimedia berbasis pemrograman adanya demonstrasi dalam video
scratch ini sangat membantu pembelajaran serta simulasi beberapa
kekurangan dalam proses pembelajaran Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan
seperti ketidakmampuan siswa Pembelajaran (Cetakan ke-8).
mengamati dengan jelas demonstrasi Jakarta: PT Bumi Aksara.
dan juga keterbatasan alat-alat
praktikum di sekolah dapat dihindari. Han, Insook & Black, John B. 2011.
Incorporating Haptic
SIMPULAN DAN SARAN Feedback in Simulation for
Learning Physics. Computers
Kesimpulan penelitian ini and Education. 57(4):2281-
adalah: (1) Telah dikembangkan 2290.
multimedia pembelajaran fisika berbasis
pemrograman scratch berupa Hardyanto, Wahyu. 2015. Kajian Gejala
simulasi,hukum oersted dan video Fisika dengan Scratch.
pembelajaran yang dikemas dalam Semarang: Unnes.
website dengan alamat
Hargunani, Sanjay Prakashchand. 2010.
http://103.23.103.241/skripsi/. (2)
Teaching of Faraday’s and
Secara umum, kelayakan multimedia Lenz’s Theory of
pembelajaran fisika pada materi hukum Electromagnetic Induction
oersted ini termasuk dalam kategori Using Java Based Faraday’s
sangat layak dari aspek materi maupun Lab Simulation. Latin
media. American Journal of Physics
Education. 4(3):520-522.

DAFTAR PUSTAKA Kara, Izzet. 2008. The Effect of


Retention of Computer
Republik Indonesia. 2003. Undang- Assisted Instruction in
Undang No. 20 Tahun 2003 Science Education. Journal of
tentang Sistem Pendidikan Instructional Phychology.
Nasional. Lembaran Negara 35(4):357-364.
RI Tahun 2003. Sekretariat
Negara. Jakarta. Lei, Jing. 2010. Quantity Versus
Quality: A New Approach To
Republik Indonesia. 2016. Silabus Examine The Relationship
Fisika SMA Kurikulum 2013 Between Technology Use and
Revisi 2016. Kemendikbud. Student Outcomes. British
Jakarta. Journal of Education
Technology. 41(3): 455-472.
Gardner, Paul L. 1992. The Application
of Science to Technology. Matsutomo, Shinya., Miyauchi,
Research in Science Takenori., & Yamashita,
Education. 22. 140-148. Hideo. 2012. Real-Time
Visualization of Magnetic
Field Utilizing Augmented Pemanfaatan, dan Penilaian.
Reality Technology for Bandung: CV Wacana Prima.
Education. IEEE Transactions
on Magnetics. 48(2):531-534. Tambade, Popat Savaleram & Wagh,
Bhiva Gobji. 2011. Assessing
Munir. 2013. Multimedia: Konsep & The Effectiveness of
Aplikasi dalam Pendidikan. Computer Assisted Instruction
Bandung: Alfabeta. in Physics at Undergraduate
Level. Eurasian Journal of
Resnick, Mitchel., Maloney, John., Physics and Chemistry
Hernandez, Andres M., Rusk, Education. 3(2):127-136.
Natalie., Eastmond, Evelyn.,
Brennan, Karen., Millner, Zacharia, Zacharias & Anderson, O.
Amon., Rosenbaum, Eric., Roger. 2003. The Effects of
Silver, Jay., Silverman, An Interactive Computer-
Brian., & Kafai, Yasmin. Based Simulation Prior to
2009. Scratch: Programming Performing A Laboratory
for All. Communication of Inquiry Experiment on
The ACM. 52(11):60-67. Students’ Conceptual
Understanding of Physics.
Russell, James D., Smaldino, Sharon E., American Journal of Physics.
& Lawther, Deborah L. 2014. 71(6):618-629.
Instructional Technology and
Media for Learning. Jakarta: Chabay, Ruth & Sherwood, Bruce.
Kencana Prenadamedia 2006. Restructuring The
Group. Introductory Electricity and
Magnetism Course. American
Sever, Songul., Yurumezoglu, Kemal., Journal of Physics. 74(4):329-
and Oguz-Uver, Ayse. 2010. 336.
Comparison Teaching
Strategies of Videotaped and Chernobilsky, Ellina & Granito, Mark.
Demonstration Experiments in 2012. The Effect of
Inquiry-Based Science Technology on A Student’s
Education. Procedia Social Motivation and Knowledge
and Behavioral Sciences. 2: Retention. Makalah ini
5619-5624. disajikan dalam Northeastern
Educational Reaserch
Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2009. Assosiation Annual
Media Pembelajaran: Conference. Oktober 19.
Hakikat, Pengembangan,

Vous aimerez peut-être aussi