Vous êtes sur la page 1sur 22

Macam-Macam Hernia Dan Gambarnya

1. Hernia Inguinalis

2. Hernia Reponibel
3. Hernia Ireponibel

4. Hernia Inkaserada
5. Hernia Femoralis
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara garis besar, dapat ditarik kesimpulan bahwa Hernia adalah suatu penonjolan
isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari
suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal.

B. SARAN
Kami menyarankan agar masyarakat lebih sadar dan dapat mengawasi anggota
keluarga akan penyakit Hernia yang terjadi karna sebagian dinding rongga lemah yang
merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi tambahan referensi pengetahuan
mengenai Hernia.
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Data
Pengkajian dengan Hernia pada klien dewasa, meliputi :
1. Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung
jawab.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dikatakan klien.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian ringkas dengan PQRST dapat lebih memudahkan perawat dalam
melengkapi pengkajian.
 Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri, apakah
nyeri berkurang apabila beristirahat?
 Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien, apakah rasa
nyeri seperti tertusuk-tusukan
 Region: di mana rasa yang dirasakan?
 Severity of Pain: seberapa skala nyeri klien yang dirasakan?
 Time: berapa lama rasa nyeri berlangsung, kapan, bertambah buruk pada malam hari atau
siang hari, apakah gejala timbul mendadak, perlahan-lahan atau seketika itu juga, apakah
timbul gejala secara terus-menerus atau hilang timbul (intermitten), apa yang sedang
dilakukan klien saat gejala timbul, lama timbulnya (durasi), kapan gejala tersebut pertama
kali timbul (onset).

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah sebelumnya klien pernah
menderita Hernia, keluhan pada masa kecil, hernia dari organ lain, dan penyakit lain
yang memperberat Hernia seperti diabetes mellitus. Tanyakan mengenai obat-obat yang
biasa diminum oleh klien pada masa lalu yang relevan, obat-obat ini meliputi obat OAT
dan antitusif. Catat adanya efek samping yang terjai di masa lalu. Kaji lebih dalam
tentang seberapa jauh penurunan berat badan (BB) dalam enam bulan terakhir.
Penurunan BB pada klien dengan Hernia berhubungan erat dengan proses
penyembuhan penyakit serta adanya anoreksia dan mual yang sering disebabkan
karena meminum OAT.

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Secara patologi Hernia tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah
penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai faktor predisposisi di
dalam rumah.
6. Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat
untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku
klien.

2. Keperawatan dan Intervensi


Keperawatan
1. Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital
Keadaan umum pada klien dengan Hernia dapat dilakukan secara selintas pandang
dengan menilai keadaaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu di nilai secara umum
tentang kesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis, somnolen, sopor,
soporokoma, atau koma.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan Hernia biasanya didapatkan
peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat apabila disertai sesak
napas, denyut nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan
frekuensi pernapasan, dan tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya penyulit seperti
hipertensi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi daerah Inguinal dan femoral.
Meskipun Hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan Viskus, atau sebagian
daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua Hernia ditemukan di d
daerah Inguinal. Biasanya, impuls Hernia lebih jelas dilihat dari pada diraba. Ajak pasien
memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukanlah inspeksi daerah
Inguinal dan Femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk, yang
dapat menunjukkan Hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk
lagi dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien mengeluh
nyeri selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah tersebut.
b. Palpasi Hernia Inguinal
Palpasi Hernia Inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan memeriksa
didalam skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit
skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan
dengan kuku menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. Tangan kiri pemeriksa dapat
diletakkan pada pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik. Telunjuk kanan
pemeriksa harus mengikuti korda spermatika dilateral masuk kedalam kanal inguinal
sejajar dengan ligamentum inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal
eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna
dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan.
Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal,
mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan.
Seandainya ada Hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantalan
jari pemeriksa. Jika ada Hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah
apakah Hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus menerus pada
masa itu. Jika pemeriksaan Hernia dilakukan dengan kulit skrotum yang cukup banyak dan
dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak menimbulkan nyeri. (dr. Jan.
Tambayong, Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC,2000)
Uraian tentang ciri-ciri Hernia akan dibahas setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini
diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian
pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan
jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Jika ada massa skrotum berukuran besar
yang tidak tembus cahaya, suatu Hernia Inguinal indirek mungkin ada didalam skrotum.
Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus didalam
skrotum, suatu tanda yang berguna untuk menegakkan diagnosis Hernia Inguinal indirek.
Tes Diagnostik yang dilakukan seperti:
a. Foto Rontgen Spinal
b. Elektromiograf
c. Venogram epidural
d. Scan CT
e. MRI
f. Mielogram
g. Kolaborative Care
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual atau potensial
pasien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten
untuk mengatasinya. Respon actual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar
pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu, dan
konsultasi dengan professional lain. Adapun diagnosa keperawatan yang timbul pada
pasien dengan post Herniotomy menurut Doengoes E. Marilynn 2000, adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit)
b. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)
c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan hemorargi.
d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan primer.
e. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
f. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
g. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.
h. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
1. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn.s
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat :
Tanggal Masuk : 01 februari 2016
No. CM : 23717
Pekerjaan :
Diagnosa medis : Hernia inguinalis dextra
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.s
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat :
Hubungan dengan klien : keluarga (istri)
3. Keluhan Utama : Nyeri pada benjolan di lipat paha kanan
4. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk ke rumahsakit dengan keluhan terdapat benjolan di lipat paha kanan
berdiameter sekitar 3 cm. Benjolan terlihat terutama jelas saat pasien batuk, bersin, mengedan
dan bila diberdirikan. Tapi saat pasien berbaring, benjolan tersebut hilang atau tidak nampak,
ada rasa nyeri pada benjolan dengan skala 6 dari (0-10) nyeri hanya di rasakan pada daerah
benjolan.
5. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat penyakit Jantung tidak ada
- Riwayat penyakit Paru tidak ada
- Riwayat penyakit Saluran Pencernaan tidak ada
- Riwayat penyakit Genitalia tidak ada
- Riwayat Pembedahan tidak ada
6. Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
7. Kebiasaan Sehari-hari
NO JENIS POLA DI POLA DI RUMAH
KEGIATAN RUMAH SAKIT
1 Nutrisi
Makan 2-3 x / hari 1x/hari
Jenis Makanan Nasi + sayur/ bubur+tempe+sayuran
Minum kadang 6-8 gelas/ hari
Jenis Minuman daging Air putih
5-6 gelas /
hari
Air putih
2 Eliminasi .
Bab 1-2 x /hari Tidak ada
Karakter Feses Lembek, Tidak ada
Keluhan kuning Susah BAB
Bak Tidak ada 1-2x/hari
Warna 2-3x/hari bening
Keluhan Kuning agak susah BAK
Tidak ada
Personal
Hygine 2-3x/hari Tidak ada
Mandi 2x/hari Tidak ada
Gosok Gigi 2-3x/hari Tidak ada
Keramas
Istirahat / Tidur
Siang Hari 2-3jam/hari 3-4 jam/hari
Ganguan Nyeri pada Nyeri pada benjolan
Malam Hari benjolan 4-5 jam/hari
Gangguan 6-8 jam/hari Terasa sakit pada
Tidak ada benjolan
8. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : klient lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,8 °c
Berat badan : 51 kg
a. Kepala : setelah dilkukan inspeksi bentuk kepala klien terlihat Simetris, kebersihan kulit
kepala agak kotor, distribusi rambut banyak ,hitam dan tidak mudah rontok. Setelah dilakukan
palpasi tidak ada benjolan/edema di kepala.
b. Mata : setelah dilakukan inspeksi Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik , pupil bulat isokor,
pupil merangsang cahaya mengecil, reflek mengedip menutup saat di instruksikan menutup,
reflek klopak mata membuka saat di instuksikan membuka.
c. Hidung : setelah di lakukan inspeksi septum nasal ada, lubang hidung ada dua, bentuk
hidung simetris, produksi sputum tidak mengganggu jalan nafas.
d. Telinga: setelah di lakukan inspeksi telinga kanan dan telinga kiri Simetris, kebersihan
nampak tidak kotor, setelah dilkukan palpasi tidak ada nyeri tekan pada tragus.
e. Mulut: setelah dilakukan inspeksi Mukosa tidak hiperemis, bibir tidak kering, keberishan lidah
agak kotor, mulut terlihat simetris, kebersihan gigi agak kotor, ada lubang pada beberapa gigi
belakang.
f. Leher: setelah dilakukan inspeksi Trakea simetris di tengah, refleks menelan bergerak
keatas.tidak pembesaran vena jugularis.
g. Thorax
- Paru-paru
 Setelah dilakukan Inspeksi : ,kedalaman retraksi tidak ada, ketinggalan gerak tidak ada
 Setelah dilakukan Palpasi : Vokal fremitus paru kanan sama dengan kiri
 Setelah dilakukan Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.
 Setelah dilakukan Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan tidak ada.
-Jantung
 Setelah dilakukan Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising tidak ada, gallop tidak ada.
h. Abdomen
- Setelah dilakukan Inspeksi : ada benjolan di bagian kuadran 3 perut bawah (di atas
selangkangan), bentuk perut simetris, kebersihan kulit tidak kotor, umbilikus tidak kotor,
distribusi bulu perut ada.
- Setelah dilakukan Palpasi : nyeri tekan pada benjolan di kuadran 3 perut bawah.
- Setelah dilakukan Perkusi : tidak ada kembung, turgor kulit perut 2 detik.
- Setelah dilakukan tindakan Auskultasi : Bising usus 2 x / menit
i. Status Lokalis
Regio Inguinalis Dextra
 Setelah dilakukan Inspeksi :
- Terlihat benjolan sebesar kelereng di daerah Inguinalis Dextra, diameter ± 1 cm.
- Saat pasien dibaringkan benjolan dapat masuk sendiri
- Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya
 Setelah dilakukan Palpasi :
- Teraba benjolan, bentuk lonjong, sebesar kelereng, konsistensi kenyal, nyeri tekan ada
- Benjolan dapat didorong masuk dengan jari kelingking dalam posisi pasien berbaring
- Finger test : Benjolan diraba dengan ujung jari
- Bila anulus inguinalis ditekan keluar benjolan

9. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
Tanggal spesemen sample di ambil : 01 februari 2016
Jenis pemeriksaan : satuan nilai normal
Hemoglobin : 13.1 g/dl 13 -17
Leukosit : 11.300 L 4000 – 10.000
Hematokrit : 39% 40 - 54
Eritrosit : 4.1 juta/ µL 4.4 - 60
Trombosit : 237.000 µL 150.000 – 450.000

TERAPI OBAT
Keterolax : 2 x 1 amp : (iv)
Ranitidine : 2 x 1 amp : (iv)
Ceftriaxcon : 2 x 1 vial : (iv)
10. Pemeriksaan penunjang
- EKG : nadi dan irama jantung regular
- poto rontgen : pemeriksaan radiologi yaitu nampak hernia inguinalis lateralis dextra.
2.Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Pre Operasi
1. DS: Terjadinya Nyeri
Pasien mengatakan gangguan aliran berhubungan
nyeri di perut kanan darah di usus dengan
bawah dan ada benjolan yang terjepit trauma
di atas selangkangan. Menyebabkan jaringan
DO: kematian jaringan (usus terjepit)
- ada benjolan pada (Nekrosis)
kemaluan Menimbulkan
- S: 36, 4°C Perforasi.
- N: 84 x/mnt
- RR: 20x/mnt
- TD: 120/70 mmHg,
2. Ds: klien mengeluh Cemas Rencana Ansietas
cemas dengan rencana pembedahan berhubungan
penbedahan karena dengan
Do : Kurang kurangnya
- ada benjolan pengetahuan pengetahuan
pada kemaluan rencana tindakan tindakan
- S: 36, 4°C pembedahan pembedahan
- N: 84 x/mnt
- RR: 20x/mnt
- TD: 120/70
mmHg,
-Terapi infus rl/ 500
ml/20tpm
Di tnagan kanan
3 Post Operasi Terputusnya Nyeri
DS: kontuinitas berhubungan
Pasien mengeluh nyeri jaringan kulit dengan
bagian luka post-op dan pada post-op trauma
pusing di kepala Menstimulasi jaringan
DO: saraf nyeri (insisi bedah)
- lemah Menimbulkan
- kesadaran CM rasa nyeri
- pasien tampak
meringis kesakitan
- berhati-hati saat
bergerak.
- S: 36°C
- N: 80 x/mnt
- RR: 24 x/mnt
- TD: 130/70
mmHg
- BAB tidak ada
- BAK ada kuning
jernih
4 DS: Pasien mengatakan Efek luka operasi Intoleransi
nyeri bagian operasi ↓ aktifitas
berkurang, namun Menimbulkan berhubungan
pasien merasa mual dan rasa mual dengan
lemas. ↓ respon tubuh
DO: Memicu akibat luka
- Pasien telihat terjadinya post-op.
lemas. intoleransi
- S: 37°C aktifitas
- N: 82 x/mnt ↓
- RR 32 x/mnt Terhadap respon
- TD: 130/70 tubuh.
mmHg
- ada mual
- ada platus
- tidak ada muntah
- BAK ada kuning
jernih.
3.DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Nama
Ditemukan Teratasi Jelas
1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus 01-02-2016 02-02-
terjepit). 2016
2. Ansietas berhubungan dengan rencana tindakan 02-02-2016 02-02-
pembedahan 2016
3. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op 02-02-2016 03-02-
(insisi bedah) 2016
4 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh 02-02-2016 03-02-
akibat luka post-op. 2016

4.RENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


no Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
1 Nyeri Tujuan: setelah dilakukan 1. Mengkaji tanda-tanda nyeri Untuk menentukan
berhubungan tindakan keperawatan pasien. rencana tindakan
dengan trauma Nyeri berkurang/hilang (1-2. Mengajarkan tehnik menghilangkan
jaringan (usus 2 hari) relaksasi. nyeri.
terjepit). Kriteria Hasil:Pasien 3. Memberi posisi semi Membantu klien
tampak rileks dan keluhan fowler. mengurangi rasa
nyeri berkurang/hilang 4. Memberi informasi yang nyeri.
akurat untuk mengurangi Mempermudah
rasa sakit. kontraksi dada.
5. Kolaborasi dalam Mengurangi
pemberian terapi. cemas klien
2 Cemas Tujuan : Setelah a. Jelaskan seluruh
berhubungan dilakukan tidakan prosedur tidakan kepada
rencana keperawatan penurunan klien dan perasaan yang
pembedahan kecemasan selama proses mungkin muncul pada saat
keperawatan cemas dapat melakukan tindakan.
hilang/berkurang b. Kaji tingkat kecemasan
Kriteria hasil : dan reaksi fisik pada
a. Monitor intensitas tingkat kecemasan
kecemasan. (takikardi, takipnea,
b. Mencari informasi untuk ekspresi cemas non
menurunkan cemas. verbal).
Menurunkan stimulasi c. Temani pasien untuk
lingkungan ketika cemas. mendukung keaman dan
d. Menyingkirkan tanda menurunkan rasa takut.
kecemasan. d. Instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi.
3 Nyeri Tujuan: setelah dilakukan Mmengkaji pengalaman nyeri Untuk menentukan
berhubungan tindakan keperawatan pasien rencana tindakan
dengan trauma Nyeri berkurang/hilang (1-1. Tentukan tingkat nyeri menghilangkan
jaringan post-op 5 hari) yang dialami. nyeri.
(insisi bedah) Kriteria Hasil: Keluhan 2. Memantau keluhan nyeri. Membantu klien
nyeri berkurang, pasien 3. Mengjarkan tehnik mengurangi rasa
rileks, dan skala nyeri 0. relaksasi. nyeri.
4. Menganjurkan mobilisasi Mempermudah
dini. kontraksi dada.
5. Kolaborasi dalam Mengurangi
pemberian terap cemas klien

4 toleransi Tujuan: Aktifitas dapat 1. Menjelaskan batasan Mengurangi resiko


aktifitas maksimal terjadi. aktifitas pasien sesuai cedera.
berhubungan Kriteria Hasil: kondisi. Melatih otot tubuh
dengan respon Memperlihatkan kemajuan2. Meningkatkan aktifitas akibat tirah baring.
tubuh akibat aktifitas s.d mandiri dan secara bertahap. Mengontrol
luka post-op. ada respon positif 3. Merencanakan waktu aktifitas sesuai
terhadap aktifitas. istirahat sesuai jadwal. kebutuhan.
4. Memotivasi peningkatan
dan beri penghargaan
pada kemajuan yang telah
dicapai.
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Tanggal/Waktu No. Tindakan Keperawatan (S.O.A.P) Tanda
DK HARIAN tangan
01/02/2016 1. Tindakan: S : klien mengatakan nyeri berkurang
10.00 WIB a. a. Kaji tanda-tanda nyeri (0- (skala 5)
10.45 WIB 10) O : pasien tampak rileks
10.50 WIB b. Ajarkan tehnik relaksasi. Td: 120/80 mmHg
11.00 WIB c. c. Berikan posisi semi fowler. R : 19
d. d.Berikan informasi yang akurat N : 78
untuk mengurangi rasa sakit. S : 36,4 °C
e. e. Kolaborasi dalam pemberian A : masalah teratasi sebagian
terapi. P : intervensi dilanjutkan “ mengatur
posisi semi powler dan menggunakan
tehnik relaksasi”
02 februari 16 2. a. menjelaskan seluruh S : pasien mengatakan sudah mengerti
10.00 WIB prosedur tidakan kepada klien tentang tindakan pembedahan yang
dan perasaan yang mungkin akan dilakukan
10.20 WIB muncul pada saat melakukan O : pasien tampak rileks
tindakan. Td: 120/80 mmHg
b. mengkaji tingkat kecemasan R : 19
13.45 WIB dan reaksi fisik pada tingkat N : 78
kecemasan (takikardi, S : 36,4 °C
takipnea, ekspresi cemas non A : masalah teratasi sebagian
verbal). P : intervensi dilanjutkan “
c. menemani pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi”
mendukung keaman dan
menurunkan rasa takut.
d. meninstruksikan pasien
untuk menggunakan teknik
relaksasi
02 pebruari 3.Tittindakan: S : klien mengatakan bisa menahan
2016 a. Kaji pengalaman nyeri nyeri skala : 5 namun masih merasa
pasien, dan mendorong sedikit pusing
17.30 WIB tingkatkan istirahat O : klien terlihat sedikit lemas
b. Memonitor intake nutrisi - S: 36°C
c. menetukan tingkat nyeri - N: 80 x/mnt
yang dialami. - RR: 24 x/mnt
19.00 WIB d. Pantau keluhan nyeri. - TD: 130/70 mmHg
e. Ajarkan tehnik relaksasi. A : masalah teratasi sebagian
f. Anjurkan mobilisasi dini. P : intervensi dilanjutkan : tingkatkan
g. Kolaborasi dalam pemberian istirahat dan monitor intake nutrisi
terapi.
03 februari 4 Tittindakan: S : Klien mengatakan sudah dapat
2016 a. Jelaskan batasan aktifitas melakukan BAK sendiri Keluhan nyeri 3.
pasien sesuai kondisi. O : kliaen tampak rileks
05.30 WIB b. Tingkatkan aktifitas secara Td : 120 / 90 mmHg
bertahap. N : 75 x /menit
c. Rencanakan waktu istirahat R : 18 x / menit
sesuai jadwal. S : 36.1 °C
d. Berikan motivasi A : malasah teratasi
peningkatan dan memberi P : intervensi di hentikan (klien di izinkan
penghargaan pada kemajuan pulang)
yang telah dicapai.

5.EVALUASI (CATATANPENGEMBANGAN)
DK Tgl/Jam Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan Nama
jelas
1 01 februari S: Pasien datang dengan keluhan ada rasa nyeri di perut
2016 kanan bawah.
14.00 WIB O: Pasien tampak meringis kesakitan, ada benjolan pada
kemaluan
S: 37°C
N: 72x/mnt
R: 34x/mnt
TD: 120/90 mmHg
A: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit).
a. Mengkaji tanda-tanda nyeri pasien.
b. Mengajarkan tehnik relaksasi.
c. Memberikan posisi semi fowler.
d. Memberikan informasi yang akurat untuk mengurangi
rasa sakit.
e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.
2 02 februari S:
2016 a. menjelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien dan
10.30 WIB perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan
tindakan.
b. mengkaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat
kecemasan (takikardi, takipnea, ekspresi cemas non
verbal).
c. menemani pasien untuk mendukung keaman dan
menurunkan rasa takut.
d. meninstruksikan pasien untuk menggunakan teknik
relaksasiT
3 02 februari S: Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op.
2016 O: Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien tampak meringis
17.30 WIB kesakitan, berhati-hat saat bergerak.
S: 36°C , N: 80 x/mnt , RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg,
oedeme (-), BAB (-), BAK (+) kuning jernih, Flatus (-)
A: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi
bedah)
P:
a. Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan
tingkat nyeri yang dialami.
b. Memantau keluhan nyeri.
c. Mengajarkan tehnik relaksasi.
d. Menganjurkan mobilisasi dini.
e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

03 februari Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, namun


2016 ada rasa lemas, dan mual.
19.00 WIB O: Pasien telihat lemas.
S: 37°C, N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, ada
mual,tidak ada muntah, ada flatus, BAB tidak ada, BAK ada
kuning jernih.
A: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh
akibat luka post-op.
a. a. Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi.
b. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.
c. Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.
d. Memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan
pada kemajuan yang telah dicapai.
MAKALAH

“HERNIA”

MK : KMB I
DOSEN MK : Feby A. Metekohy, S.SiT.,M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok IX

1. Marlin Dalen Leihitu


2. Ariance Puaparen

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI

T.A 2018/2019

Vous aimerez peut-être aussi