Vous êtes sur la page 1sur 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY.

I
DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEWBORN ( TTN )
DI RUANG NICU RSIA BUDI KEMULIAAN

DISUSUN OLEH :

Dewi, Amd. Kep

Ns. Nuraini, S. Kep

Rizqi Wahyu, Amk

Susilawati, Am. Kep

Ns. Agustini Silaban, S. Kep

PESERTA PELATIHAN PERINATOLOGI UNTUK


PERAWATAN PENDAMPING NICU ANGKATAN XIII
RSIA BUDI KEMULIAAN JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmad-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. I Dengan
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) Terpasang BCPAP Di Ruang NICU RSIA Budi
Kemuliaan” yang merupakan syarat dalam menyelesaikan pelatihan pendamping NICU.

Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak hambatan dan kesulitan yang kami hadapi,
namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kami mampu
menyelesaikan makalah ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada:

1. dr. Fahrul W. A, Sp. A, selaku direktur RSIA Budi Kemuliaan dan pengajar materi pendamping
NICU.
2. dr. Rifky, Sp. OG, selaku pelayanan medis.
3. dr. Tri , Sp. A, kepala bidang PPI dan pengajar materi pendamping NICU.
4. dr. Cut, kepala bidang penelitian dan pelatihan dan pengajar materi pendamping NICU.
5. dr. Irma, Sp. A, selaku pengajar materi pendamping NICU.
6. dr. Nani, Sp.A, selaku pengajar materi pendamping NICU.
7. dr. Galih, Sp. A, selaku pengajar materi pendamping NICU.
8. dr. Maya, Sp. A, selaku pengajar materi pendamping NICU.
9. Dewi Hendari, AMK, selaku kepala ruangan perinatologi.
10. Tuti Anawati, AMKeb, selaku kepala perawatan
11. Tim pengajar dan pembimbing praktek klinik dan keperawatan untuk pendamping NICU di
ruang Dewi Shinta RSIA Budi Kemuliaan.
12. Teman – teman di ruang Dewi Shinta RSIA Budi Kemuliaan yang telah memberikan
semangat.
13. Orang tua, suami dan anak – anak tercinta yang telah banyak memberikan dukungan mental
dan spritual.
14. Orang tua bayi Ny. I yang telah bekerja sama dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang terkait yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami berharap
makalah ini dapat bermamfaat dalam pengembangan pelayanan keperawatan.

Jakarta, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................................1

1. Tujuan Umum .................................................................................................1


2. Tujuan Khusus .................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup .......................................................................................................1
1.4 Metode penulisan .................................................................................................1
1.5 Sistimatika Penulisan .............................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Defenisi .................................................................................................................3
2.2 Etiologi ..................................................................................................................3
2.3 Patofisiologi ..........................................................................................................3
2.4 Tanda dan Gejala ..................................................................................................3
2.5 Pemeriksaan Penunjang .......................................................................................4
2.6 Penatalaksanaan ...................................................................................................4
2.7 Komplikasi Penyakit ..............................................................................................5
2.8 Asuhan Keperawatan ............................................................................................5

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian ............................................................................................................11
3.2 Analisa Data .........................................................................................................11
3.2 Diagnosa, Tujuan dan Rencana Tindakan Keperawatan ......................................14
3.3 Tindakan Keperawatan dan Evaluasi ...................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN KASUS


BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................................16
5.2 Saran ....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asfiksia pada bayi baru lahir merupakan penyebab kematian 19 % dari 5 juta
kemtian bayi baru lahir setiap tahun. Diperkirakan bahwa sekitar 23 % seluruh angka
kematian neonatus diseluruh dunia disebabkan oleh asfiksia neonaturum.
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) merupakan penyebab umum
gangguan nafas pada neonatus yang dikarenakan gangguan penyerapan cairandalam
alveolus. Angka kejadian Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) pada bayi lahir
cukup bulan yaitu 3.5 – 5.7 per 1000 kelahiran dan dapat terjadi juga pada bayi lahir
prematur dengan angka kejadian 10 per 1000 kelahiran.
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) mempengaruhi 1 dan 9 dari 1000 bayi
yang lahir. Ini lebih sering terjadi pada bayi yang lahir dengan bedah secar, terutama
jika persalinan tidak ada kontraksi dan pada bayi yang lahir antara 34 dan 37 minggu
kehamilan. Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) mungkin penyakit paru yang
ringan tetapi apabila tatalaksana buruk dapat menimbulkan komplikasi seperti hipoksia
karena penangan terlalu lama sehingga mengakibatkan kekurang nutrisi pada organ
vital.
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) atau yang sering disebut juga transient
respiratory distress of the newborn (TRDN) adalah penyaki yang banyak terjadi pada
bayi diseluruh dunia dan sering dihadapi oleh semua dokter yang merawat bayi baru
lahir. Bayi baru lahir dengan TTN dalam beberapa jam pertama kehidupan akan
mengalami takipnea dan Terjadi peningkatan oksigen. Bayi baru lahir dengan Transient
Tachypnea Of The Newborn (TTN) biasanya sering dianggap dan didiagnosa sebagaia
pnemonia aspirasi dan HMD. HMD biasanya sering terjadi pada bayi yang dilahirkan
diusia kehamilan kurang dari 35 minggu sehingga bila bayi sesak diatas usia kehamilan
35 minggui diagnosa yang paling sering difikirkan adalah Transient Tachypnea Of The
Newborn (TTN).
Bayi yang sering mengalami Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) adalah bayi
yang dilahirkan secara secsio cesaria, ini disebabakan mereka kehilangan kesempatan
untuk mengeluarkan cairan paru, bayi yang dilahirkan melalui persalinan per vaginam
akan mengalami kompresi dada saat melalui jalan lahir hal inilah yang menyebabkan
sebagian cairan paru keluar, tetapi kesempatan ini tidak berlaku bagi bayi yang
dilahirkan dengan operasi.
Dari seluruh bayi yang dilahirkan sekitar 1% akan mengalami kesulitan bernafas
ditandai dengan nafas cepat, cyanosis perifer dan central, merintih dan retraksi dada,
nafas cuping hidung, dan apnea periodik. Kumpulan gejala tersebut dikenal dengan
gejala syndrom gawat nafas (SGN), SG ini meliputi respiratory distress syndrom (RDS)
akibat paru belum matang, syndrom aspirasi meconium, dan Transient Tachypnea Of
The Newborn (TTN). Masih banyak kita temui bayi-bayi dengan Transient Tachypnea
Of The Newborn (TTN) di ruang NICU RSIA budi kemuliaan walaupun membaik dan
kembali normal dan pulang tampa ada keluhan.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan studi kasus ini adalah untuk mendapatkan
gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan bayi dengan Transient Tachypnea
Of The Newborn (TTN).

2. Tujuan Khusus
Menerapkan asuhan keperawatan pada bayi dengan Transient Tachypnea Of
The Newborn (TTN) terpasang BCPAP melalui pendekatan proses keperawatan
melalui langkah – langkah sebagai berikut:
a. Pengkajian
b. Identifikasi masalah yang timbul pada bayi dengan merumuskan diagnosa
masalah
c. Pembuatan rencana keperawatan susui dengan masalah yang ditemukan.
d. Melakukan implemetasi keperawatan
e. Melakukan evaluasi.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam penulisan kasus ini dari hasil pengumpulan data berdasarkan
pengkajian pada bayi Ny. I yang dirawat diruang NICU RSIA Budi Kemuliaan.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah :
a. Studi kepustakaan, dengan mempelajari buku – buku yang berhubungan dengan
kasus.
b. Studi kasus dengan pengamatan lansung pada pasien dengan Transient Tachypnea
Of The Newborn (TTN).

1.5 Sistimatika Penulisan


Penulisan makalah ini diawali dengan kata pengantar dan daftar isi dilanjutkan
dengan BAB I: Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistimatika penulisan. BAB II Tinjauan teoritis terdiri dari : Defenisi,
etiologi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi penyakit,
asuhan keperawatan. BAB III : Diuraikan mengenai pengamatan kasus, BAB IV :
pembahasan kasus, dan ditutup dengan kesimpulan dan saran pada BAB V. Daftar
pustaka penulis lampirkan pada halaman terakhir.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Defenisi
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) adalah gangguan pernafasa
pada bayi baru lahir yang berlansung singkat yang biasanya berlansung shart –
lived (< 24 jam) dan bersifat self- limited serta terjadi sesaat setelah ataupun
beberapa jam setelah kelahiran, baik pada bayi permatur maupun pada bayi
yang matur ( lahir aterm). (brooker, 2008).
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) keadaan bayi baru lahir (
newborn) mengalami pernafasan yang cepat dan butuh usaha tambahan dari
narmal karena kondisi di paru-paru. Sekitar 1% bayi baru lahir mengalami hal ini
dan umumnya menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang
optimal. (stefano, 2005).
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) yaitu pernafasan cepat
(frekuensi nafas > 60 x/menit) sementara yang terjadi pada waktu bayi lahir
umumnya ringan serta dapat sembuh sendiri dengan perawatan yang baik.
(stuart and sunden, 2001).

2.2 Etiologi

Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) disebut juga wet lungs atau
respiratory distress syndrome tipe II yang dapat didiagnosis beberapa jam setelah
bayi lair. TTN tidak dapat didiagnosis sebelum bayi lahir. Penyebab TTN lebih
dikaitkan dengan beberapa faktar resiko yang meningkatkan kejadian TTN pada bayi
baru lahir. Faktor resiko TTN pada bayi baru lahir diantaranya:

1. Lahir secara bedah secar sebelum ada kontraksi


2. Lahir dari ibu dengan diabetes
3. Lahir dari ibu dengan asma
4. Makrosomi
5. Partus lama
6. Sedasi ibu berlebihan
7. Skor apgar rendah ( 1 menit < 7).

Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan, tekanan
sepanjang jalan lahir akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan
hormon selama persalinan juga berperan pada penyerapan cairan di paru – paru.
Bayi yang lahir melalui jalan lahir dengan durasi singkat atau dengan secar tidak
mangalami penekanan yang normal terjadi dan perubahan hormonal seperti
kelahiran normal, sehingga mereka lebih beresiko mengalami penumpukan cairan di
paru – paru saat mereka menarik nafas pertama kali.

2.3 Patofisiologi
Sebelum lahir paru – paru bayi terisi dengan cairan. Saat didalam kandungan
bayi tidak menggunakan paru – parunya untuk bernafas, bayi mendapat
oksigen dari pembuluh darah plasenta, saat mendekati kelahiran, cairan diparu-
paru bayi mulai berkurang sebagai respon dari perubahan hormonal. Cairan
juga terperas keluar saat bayi lahir melewati jalan lahir (tekanan mekanis
terhadap thorax). Setelah lahir bayi mengambil nafas pertamanya dan paru-
paru terisi udara dan cairan diparu-paru didorong keluar. Cairan yang masih
tersisa kemudian dibantukan atau diserap tubuh secara bertahap melalui sistem
pembuluh darah atau sistem lifatik. Bayi dengan TTN mengalami sisa cairan
yang masih terdapat diparu-paru atau pengeluaran cairan dari paru-paru terlalu
lambat sehingga bayi mengalami kesulitan untuk menghirup oksigen secara
normal kemudian bayi bernafas lebih cepat dan lebih dalam untuk mendapat
cukup oksigen ke paru-paru.
Evaluasi Respiratori Distres Skor Downe

Nilai 0 1 2
Frekuensi < 60 60 – 80 x/menit 80 x/menit
Nafas x/menit
Rentraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada Hilang dengan O2 Menetap dengan O2
Air Entry Ada Menurun Tidak terdengar
(udara masuk)
Merintih Tidak ada Terdengar dengan Terdengar tanpa alat
stetoskop bantu

Score < 4 : Gangguan Pernafasan Ringan

Score 4-5 : Gangguan Pernafasan Sedang

Skore > 6 : Gangguan Pernafasan Berat ( Pemeriksaan AGD Harus Dilakukan).

2.4 Tanda dan Gejala


a. Bernafas cepat dan dalam (takipnea) lebih dari 60 x/menit.
b. Nafas cuping hidung (nasal flare)
c. Sela iga cekung saat bernafas (retraksi interkostal)
d. Mulut dan hidung kebiruan (sianosis)
e. Gruting (merintih)
f. Desaturasi

2.5 Pemeriksaan Penunjang


a. Dokter dapat mendiagnosis TTN dengan rontgen dada begitu bayi mulai
menimbulkan gejala gambar berupa garis pada perihilar, kardiomegali
ringan, peningkatan volume paru, cairan pada fissura minor, dan umumnya
ditemukancairan pada rongga pleura.
b. Tes darah lengkap, IT ratio, CRP, kultur, DPL
c. Glukosa darah untuk mengetahui hipoglikemia
d. Ananlisa gas darah
2.6 Penatalaksanaan
Bayi dengan Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) diawasi dengan
cermat, kadangkala dapat diawasi di NICU. Pemantauan frekuensi jantung,
pernafasan dan kadar oksigen. Beberapa bayi diawasi dan dipastikanfrekuensi
pernafasan mernurun dan kadar oksigen tetap normal, lainnya mungkin
membutuhkan oksigen tambahan melalui masker, headbox, dan jika bayi masih
berusaha keras untuk bernafas meskipun oksigen sudah diberikan, maka
continous positive airway pressure (CPAP) dapat digunakan untuk memberikan
aliran udara ke paru – paru. Pada kasus yang berat bayi bisa menggunakan
ventilator namun ini jarang terjadi. Nutrisi dapat menjadi masalah tambahan
jika bayi bernafas terlalu cepat sehingga bayi tidak dapat mengisap dan
menelan dan bernafas secara brsamaan. Pada kasus ini maka infus perlu
diberikan agar bayi tidak dehidrasi dan kadar gula darah bayi tetap terjaga.
Dalam 24 – 48 jam proses pernafasan bayi dengan Transient Tachypnea Of The
Newborn (TTN) biasanya akan membaik dan kembali normal dalam 72 jam. Jika
keadaan bayi belom membaik maka dokter harus mencari kemungkinan
penyebab lainnya yang mungkin menyertai. Setelah bayi pulih dari Transient
Tachypnea Of The Newborn (TTN) umumnya bayi akan pulih sepenuhnya inilah
syarat bayi boleh dipulangkan. Sebelum pulang berikan edukasi kepada ibu agar
melakukan observasi dirumah dengan memantau tanda-tanda gangguan
pernafasan seperti kesulitan bernafas, bila hal ini muncul segera hubungi dokter
dan unit gawat darurat terdekat.

Dukungan ventilasi
Dalam kondisi gawatpemilihan dukungan ventilasi adalah :
 CPAP
 Ventilator Mekanik

CPAP

Defenisi : memepertahankan tekanan positive pada saluran nafas neonatus


selama ada pernafasan spontan.
Tujuan

1. Meningkatkan kapasitas residu fungsional (FRC)


2. Memperbaiki oksigenasi
3. Mencegah kolaps alveoli
4. Meningkatkan compliance alveoli
5. Mengurangi kerja nafas yang berlebihan
6. Menurunkan respirasi rate
7. Melindungi surfaktan

Indikasi

1. Penyakit membran hialin


2. Apnea prematur
3. Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN)
4. Meconium aspirasi syndrom (MAS) ringan
5. Kelumpuhan diafragma
6. Pasca intubasi / weaning ventilator.

2.7 Komplikasi Penyakit


Apabila tatalaksananya buruk, komplikasi yang mungkin seperti:
a. Hipoksia karena penanganan terlalu lama, akibatnya kekurang aksigen pada
organ-organ vital (otak, jantung, paru dan ginjal).
b. Asidosis metabolik (hipoglikemi dan hipotermia).

2.8 Asuhan Keperawatan


A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama, jenis kelamin, berat badan lahir, No. MR, tanggal lahir, masa
gestasi, nama ibu, nama ayah, ras, agama, tanggal pengkajian dan usia
bayi.

2. Riwayat maternal
 KPD
 Riwayat DM
 Riwayat asma
 Masalah selama kehamilan
 Jumlah gravida dan kelahiran meninggal

3. Riwayat persalinan
 Apgar score
 Masa gestasi
 Cara lahir
4. Sistem Neurologis
 Kesadaran
 Perdarahan intra kranial
 Kejang

5. Sistem Pernafasan
 Sesak
 Takipnea
 Sianosis
 Retraksi intercostals suprasternal atau substernal
 Cuping hidung
 Wishing ronchi

6. Sirkulasi
 Tekanan darah
 Takikardia bila ada asiosis dan hipoksemia
 Akrar dingin
 Pucat disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah periver
 Kutis marmurata

7. Sistem Pencernaan
 Bising usus
 Muntah
 Distended
 BAB
8. Sistem Perkemihan
 Produksi urin
 Warna dan BJ urin

9. Pemeriksaan Diagnostik
 Radiologi foto thorax
 Laboratorium meliputi darah rutin, IT ratio, CRP, IT, kultur darah

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot
pernafasan
 Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
 Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pemasangan alat
invansif (pemasangan CPAP dan pemasangan infus).
 Gangguan proses keluarga

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot
pernafasan
Tujuan: oksigenasi adekuat
Respirasi efektif selama perawatan
Kriteria Hasil :
 Jalan nafas paten
 Tidak ada retraksi
 Tidak ada sianosis
 Tidak ada merintih
 Tidak ada nafas cuping hidung
 Frekuensi nafas 40 – 60 x/menit
 Saturasin oksigen 88% - 92%
 Nafas spontan
Intervensi

 Monotor tanda – tanda vital / 2 jam


 Observasi adanya tanda – tanda distres nafas
 Berikan ogsigen sesuai kebutuhan
 Posisi telentang dengan leher setengah ekstensi
 Monitor tanda – tanda kepatenan jalan nafas
 Kolaborasi pemberian aksigenasi dan bantuan ventilator
mekanik jika diperlukan.

2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebetuhan tubuh berhubungan


dengan intak yang tidak adekuat

Tujuan : Bayi mendapatkan nutrisi yang adekuat

Kritria Hasil :

 Toleransi minum baik


 Reflek hisap baik
 Tidak terjadi penurunan BB > 10%
 Muntah dan kembung tidak ada
 Bayi dapat minum dengan baik

Intervensi :

 Observasi reflek hisap dan menelan bayi


 Observasi intake dan output
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
 Mortivasi ibu untuk menyusui dan perah ASI
 Pantau adanya cyanosis pada saat menyusui
 Pasang OGT bila diperlukan
 Beri ASI sesuai kebutuhan

3. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pemasangan alat


invasif ( pemasangan CPAP dan pemasangan infus)
Tujuan : Tanda – tanda infeksi tidak ada
Kriteria Hasil :
 Suhu tubuh normal 36,5 ‘c – 37,5’c
 Tidak ada tanda –tanda infeksi

Intervensi :

 Observasi tanda – tanda vital


 Hand hygien sesui standar
 Observasi adanya tanda – tanda infeksi
 Pertahankan fiksasi pemasangan CPAP
 Observasi pemasangan BCPAP

4. Gangguan Proses Keluarga


Tujuan : - Orang tua mengetahui perkembangan kondisi bayinya setelah
2 x 24 jam
- Orang tua menunjukan perilaku kendekatan yang positive
selama perawatan

Kriteria Hasil : - Orang tua mengunjungi anaknya

- Orang tua mengalami kedekatan dengan anaknya


- Orang tua berpartisipasi dalam merawat anaknya.

Intervensi

 Dukung orang tua untuk mengatakan perasaan dan masalah secara


verbal
 Motivasi orang tua untuk mengunjungi anaknya setiap hari
 Dorong orang tua untuk kontak lansung dengan anaknya
 Berikan informasi tentang kondisi anak pada orang tua
 Indenvikasi adanyakecemasan pada orang tua
 Dorong orang tua untuk bertanya tentang kondisi anaknya
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian kasus dilakukan pada tanggal 17 September 2018 dengan hasil sebagai
berikut :
1. Identitas Pasien
Nama : By. I
Tanggal lahir / jam : 17 September 2018, jam 04.20 WIB
Jenis kelamin : Laki - laki
Berat badan lahir : 3600 gr
Tanggal masuk : 17 september 2018
Ruangan : Dewi shinta
No. MR : 603084
Diagnosa medis : NCB – SMK dengan RD e.c TTN
Alamat : Jl. Bintaro Permai III RT. 003/009 No. 34, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan.
2. Identitas Orang Tua
a. Ibu
Nama : Ny. I
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Bintaro Permai III RT. 003/009 No. 34, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan.
b. Ayah
Nama : Tn. N
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ojek online
Alamat : Jl. Bintaro Permai III RT. 003/009 No. 34, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan.
3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Riwayat antenatal
Ibu ANC secara teratur di Bd. Z, ibu mengatakan tidak punya riwayat seperti
hipertensi, DM, jantung dan asma. Ibu juga tidak pernah mengalami trauma dan
mengkosumsi obat- obatan apapun selain vitamin yang diberikan oleh bidan.
b. Riwayat Persalinan
P1 A0 H 38 Minggu, lahir tanggal 17 september 2018 jam 04. 20 WIB secara
vacum extrasi a/i PK II lama dan gawat janin oleh dokter umum di RSIA Budi
Kemulian, BB 3400 gr, PB 51 cm, LP 34 cm, LLA 13 cm, A/S 6/8, Warna ketuban hijau
kental tidak berbau, lubang anus (+), Keadaan saat lahir :
jam 04.20 WIB bayi lahir langsung dibawa ke infant warmer, usaha nafas (+),
dilakukan langkah awal resusitasi, suction (+) warna hijau kental, dipasang saturasi
belum terdeteksi kemudian dikeringkan dan dirangsang taktil.
Jam 04.21 WIB usaha nafas (+) lambat, gerakan lemah.
Jam 04. 23 WIB diransang taktil, suhu 36 ‘c, Spo2 79%
Jam 04. 24 WIB mulai menangis, gerakan ekstremitas mulai aktif, tampak merintih,
retraksi intrakostal (+), RR 68 x/menit, Spo2 78 %, dan cianosis sekitar bibir.
Dipasang CPAP dengan Peep 7, Fio2 30 %. Saturasi O2 naik bertahap > 90 %,merintih
(+), retraksi minimal, gerakan aktif. Lapor Sp. A sedang seksio cesaria.
Jam 04. 27 WIB dipasang single nasal prong.
Jam 05. 10 WIB Kolaborasi dengan dr. Sp. A advice :
 Rawat NICU
 Pasang CPAP dengan PEEP 7, Fio2 <40 %
 Puasa
 Infus : Dextros 10% + cal. Glukonas: 60 CC/kg/BB
 Antibiotik : Ampicilin 50 Mg/Kg/BB/12 Jam
Gentamicin 5 Mg/Kg/BB/36 Jam jika BAK (+)
 Cek DPL, CRP usia 12 jam
 Rontgen thorax.
Jam 05. 15 WIB Bayi masuk NICU KU tidak stabil, merintih (+), cyanosis (-), sesak (+),
retraksi dada (+), NCH (+), akral dingin, suhu 36. 2’c, terpasang single nasal prong, RR
68 X/menit, HR 148x/menit, spo2 96 %, down score 4,terpasang BCPAP peep 7, fio2
21 %.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


Saat dilakukan pengkajian KU: belum stabil, merintih (+), cyanosis (+), sesak
(+), retraksi dada (+), NCH (+), akral dingin suhu 36. 2’c, terpasang CPAP peep 7, fio2
21 %, RR 68 x/menit, HR 148 X/menit, SPO2 95 %, kembung (-), abdomen supel,
puasa (+), CMS hijau dan kemerahan diselang OGT, BAB (-), bak (-), terpasang infus
dextros 10 % + call. Glukonas : 60 cc/kg/BB : 8.8 cc/jam/syringe pump, antibiotik lini
1, down score 5.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Neurologi
Keadaan umum belum stabil, gerakan motorik aktif, respon terhadap nyeri (+),
Ubun-ubun datar, kelainan kepala (+)ada caput, pupil isokor, respon terhadap
cahaya (+).
b. Sistem Pernafasan
Nafas dibantu CPAP, PEEP 7, FIO2 21%, SPO2 95 – 98%,cyanosis (+ ) hilang dengan
O2, retraksi dada (+) ringan, sesak (+), RR 68 x/menit, merintih terdengar tanpa alat
bantu, down score 5.
c. Sistem Kardiovaskuler
HR 138 x/menit, RR 68 x/menit, akral dingin, CRT 3”, nadi teraba kuat, perdarahan
(-), kutis marmurata (-).
d. Sistem Gastro Intestinal
Terpasang OGT terbuka no. 8, CMS hijau dan kemerahan di selang OGT, puasa (+),
muntah (-), reflek hisap (+), abdomen supel, BAB (+).
e. Sistem Eliminasi
BAK (+), warna jernih, 1.4 cc/jam.
f. Sistem Iintegumen
Akral dingin, suhu 36.20c, ikhterik (-), turgor kulit elastis, tali pusat kering, kulit
kepala bersih.
g. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin laki – laki, rugue bagus dan skrotum sudah turun.
h. Aktifitas

Gerakan motorik aktif, merintih terdengar tanpa alat bantu


i. Psikososial
Pada saat kunjungan orang tua bayi dan nenek bayi selalu datang menjenguk dan
ayah bayi selalu memberikan sentuhan pada bayi, orang tua selalu bertanya pada
perawat mengenai kondisi perkembangan bayinya.
j. Sosial Ekonomi
Biaya perawatan ditanggung oleh BPJS PBI.
k. Data Penunjang
DPL : HB. 19. 2 g/dl, leukosit 22. 97, HT 52. 8, TR 238, eritrosit 5. 55.
CRP (-).
Rontgen : cor : tidak membesar, mediastinum superior masih melebar (thymus),
paru tampak streaky infiltrat di kedua perihiler, kedua lengkung
diafragma dan sinus konstofrenikus baik, tulang-tulang dan jaringan lunak
dada baik

` Kesan TTN

l. Penatalaksanaan
 Dextros 10 % + calsium glukonas : 8,8 cc/jam
 Terapi antibiotik
- Ampicillin 2 x 175 mg/iv
- Gentamicin 17, 5 mg/iv/36 jam
 Bayi puasa
 CPAP : PEEP 7, FIO2 21 %,FLOW 7

3.2 ANALISA DATA


DATA
NO. ETIOLOGI MASALAH

1. DS : - Pola nafas inefektif Tidak Efektifnya


TTN
DO : nafas dibantu cpap,fio2 21% Pola Pernafasan
PEEP7, spo2 95%-98%,cyanosis (+) Adanya cairan dialveoli
hilang dengan oksigen,retraksi
Kadar oksigen
dada(+) ringan, sesak (+) RR berkurang co2
meningkat
68x/m,merintih terdengar tanpa
alat bantu,downscoor 5 Takipnea/nafas cepat
Tidak efektifnya pola
pernafasan

2 DS : TTN Resti Hipotermia


DO :
Permukaan tubuh luas
- Akral dingin, Suhu 36.2 0 c,
Terpapar dengan suhu
- HR: 138x/m, sianosis +.
lingkungan luar

Tidak ada eflek


menggigil

resti hipotermi

3. DS : TTN
DO :- Bayi terpasang CPAP Resiko Tinggi Infeksi
Terpasangnya tindakan
- Bayi terpasang IVFD
invasif
- Lekosit darah ibu 23. 34
- Bayi terpasang OGT
Adanya
mikroorganisme di
tubuh

Daya tahan tubuh


menurun

Resti infeksi
4. DS : TTN Resiko Tinggi Nutrisi
DO: - Bayi puasa kurang dari
- Terpasang OGT terbuka Nafas cepat/takipnea kebutuhan tubuh
- CMS kehijauan dan
Reflek isap menurun
kemerahan diselang OGT
- ASI ibu belum keluar
Intake nutrisi
inadekuat

Resti nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
3.3 DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI TTD &


NO. TANGGAL
KEPERAWATAN HASIL KEPERAWATAN NAMA

1. 17-09-18 Tidak efektifnya Setelah dilakukan  Monitor tanda


pola nafas b.d tindakan keperawatan –tanda vital
Kelelahan otot 1x24 jam diharapkan termasuk
pernafasan pola nafas klien saturasi O2
DS : - adekuat dengan  Monitor
DO : : nafas dibantu Kriteria hasil : kepatenan
cpap,fio2 21%  Jalan nafas jalan anfas
PEEP7, spo2 95%- paten  Observasi
98%,cyanosis (+)  Tidak ada adanya tanda –
hilang dengan retraksi tanda distres
oksigen,retraksi  RR 40 – 60 nafas
dada(+) ringan, x/menit  Posisi telentang
sesak (+) RR  Saturasi dengan leher
68x/m,merintih oksigen 88 – sedikit ekstensi
terdengar tanpa alat 92 %  Pertahankan
bantu,downscoor 5  Sianosis tidak suhu
ada lingkungan
 HR 120 – 140  Pantau
x/menit pemasangan
CPAP.

2. 17-09-18 Hipotermia Setelah


b.d dilakukan tindakan - Monitor tanda-
fluktuasi suhu keperawatan selama tanda vital,
lingkungan 1x24jam diharapkan warna kulit,
S= suhu tubuh naik dalam ferfusi jaringan,
O=- Akral dingin, batas normal dengan nadi dan tingkat
Suhu 36.2 0 c, Kriteria Hasil : kesadaran tiap
- HR: 148x/m, - Suhu aksila 36.5- 3 jam
sianosis +. 37.5,c - Tempatkan bayi
- Kulit teraba hangat dalam
- Akral hangat inkubator
- CRT < 3” - Atur suhu
inkubator
- sesuai BB dan
- - usia
- Pantau tanda-
tanda
hipotermia
- Hindari situasi
yang dapat
mempengaruhi
kehilangan
panas pada
bayi, seperti
udara dingin
- Kolaborasi
untuk monitor
nilai glukosa
darah dan
asupan cairan
dan loding
NACL jika
perfusi jaringan
tidak baik.

3. 17-09-18 Resti Terjadi Infeksi Setelah dilakukan  Lakukan five


b.d Pemasangan alat tindakan keperawatan moment
invasive selama 1x24 jam maka  Lakukan teknik
DS : Tanda – tanda infeksi aseptik dan
DO :- Bayi terpasang tidak terjadi.dengan antiseptik
CPAP peep Kriteria Hasil : setiap
7, fio2 21 %.  Suhu 36. 5 ‘c – 37. melakukan
- Terpasang 5 ‘c tindakan
IVFD :  Tidak ada tanda – keperawatan
dextros 10% tanda infeksi.  Observas tanda
+ calsium – tanda vital
glukonas  Hand hygiene
- Pemberian sesuai standar
antibiotik  Berikan
lini I antibiotik
- leokosit ibu sesuai standar.
23.34
- terpasang ogt

4. 17-09-19 Resiko Tinggi Nutrisi Setelah dilakukan  Observasi


Kurang dari tindakan intake dan
Kebutuhan Tubuh keperawatanselama output
b.d Intake yang 1x24 jam Kebutuhan  Observasi reflek
tidak adekuat nutrisi teratasi hisap dan
DS: ayah dengan Kriteria hasil: menelan bayi
mengatakan - Tidak terjadi  Kaji adanya
ibu belum bisa penurunan BB > 10 % cyanosis pada
jalan dan asi - Muntah dan saat bayi
belum keluar kembung tidak minum
DO: - Bayi puasa ada  Beri nutrisi
- Terpasang - Bayi dapat minum sesuai
OGT dengan baik kebutuhan
terbuka - Reflek hisap baik  Timbang BB
- CMS tiap hari
kehijauan  Motivasi ibu
dan untuk menyusui
kemerahan bayinya
diselang  Kolaborasi
OGT dengan dokter
- ASI ibu untuk
belum pemberian
keluar minum

3.4 TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Tanggal/Jam
Implementasi Diagnosa Evaluasi

17-09-2018 Tgl -09-2018


Jam 04.27 wib Penjelasan tentang KU dan 1,2,3,4 Jam wib
tindaka medis S:-
Jam 05.15 wib Menerima bayi baru dari KB
Melakukan overan dan validasi O : Ku belum stabil,
data sesak
Cek ulang identitas bayi (+), retraksi(+), bayi
Menimbang ulang BB puasa, CMS (-),
Cek tanda-tanda vital terpasang IVFD :
Menghangatkan bayi dextrose 10% + cal.
Pemeriksaan fisik Gluconas, AB (+)
Mengatur posisi bayi semi
ekstensi A : Masalah belum
Memasang CPAP peep 7, fio2 teratasi
21%.
Mempertahankan kepatenan P : Intervensi
jalan nafas. dilanjutkan
Jam 05.30 wib Memberikan terapi Ampicilin 175
mg/iv
Jam 07.45 wib Overan dinas pagi KU belum
stabil, sesak (+), retraksi (-), NCH
(-), terpasang CPAP peep 7, fio2
21 %, puasa (+), CMS hijau
kemerahan diselang OGT,
kembung (-), TTV: suhu 36.6’c, RR
60x/menit, HR 141x/menit, spo2
95%.

Jam 07.55wib Peep 6, desaturasi (-), retraksi (-),


sesak (-), spo2 99%, RR 55
x/menit.
Mempertahankan kepatenan
jalan nafas
Jam 08.45 wib Peep↓5 desaturasi (-), retraksi (-),
sesak (-), spo2 99%, RR 53
x/menit
Mengganti plastik OGT, CMS
kehijauan dan kemerahan.

Jam 09.30 wib Kolaborasi hasil foto rontgen


dengan dr. Sp. A kesan TTN
Jam 10.00 wib Bayi coba weaning CPAP,
desaturasi (-), retraksi (-), sesak
(-), spo2 95%, RR 50 x/menit, HR
134 x/menit.

Jam 14.00 wib Overan dinas sore KU stabil, sesak


(-), retraksi (-), NCH(-), puasa (-),
CMS(-), kembung (-), TTV: suhu
37 ’c, RR 50x/menit, HR
148x/menit, spo2 95%, BAB (+),
BAK (-), IVFD (+), AB (+), rencana
masuk gentamicin inj. Jika BaK (+)
dan rencana cek DPL, CRP jam
16.20 wib.
Mengukur tanda-tanda vital dan
perfusi jaringan dan mengatur
posisi bayi

Jam 16.20 wib Mengambil sample darah untuk


cek DPL, CRP.
Mengatur posisi bayi dan
mengobservasi lokasi
pemasangan IVFD
Jam 17.30 wib Memberikan therapy Ampicillin
inj./iv

Jam 18.30 wib Kolaborosi hasil DPL ( HB 19.2,


leko 22.97, TR 238, HT 52.8, eri
5.55), CRP (-) advice therapy
teruskan.

Jam 20.00 wib Overan dinas malam KU stabil,


sesak (-), retraksi (-), NCH(-),
puasa (-), CMS(-), kembung (-),
TTV: suhu 36,5 ’c, RR 60x/menit,
HR 138x/menit, spo2 95%, BAB
(+), BAK (-), IVFD (+), AB (+),
rencana masuk gentamicin inj.
Jika BaK (+).Mengukur tanda-
tanda vital dan pervusi jaringan
dan mengatur posisi bayi
18-09-2018
Jam 03.00 wib BAK (+), memberikan therapy
gentamicin inj. 17.5 mg/iv.
Mengobservasi pemasangan iVFD
Jam 05.30 wib Memberikan therapy Ampicillin
inj./iv
Jam 07.00 wib Overan dinas pagi KU stabil, sesak
(-), retraksi (-), NCH(-), puasa (-),
CMS(-), kembung (-), TTV: suhu
37 ’c, RR 50x/menit, HR
145x/menit, spo2 95%, BAB (+), 2,3
BAK (+), IVFD (+), AB (+), rencana
netek.
Memandikan bayi dan rawat tali
pusat
Mengukur tanda-tanda vital dan
perfusi jaringan dan mengatur
posisi bayi

Jam 09.50 wib Konfirmasi ke lantai 1 minta ibu S : Ayah setuju SF, ASI
belajar netek→ ibu pusing dan ibu belum keluar
keringat dingin.
O : Ku stabil, distres
Jam 10.00 wib Kolaborasi KU + ibu belum bisa nafas (-), bayi aktif,
netekin karena pusing dan menangis kuat,
keringatdingin . Konsultasi minum baik, RH baik.
dengan dr. Sp. A advice :
 Antibiotik stop
 Minum ASI / SF 2 x 15, 2x 20, A : Masalah teratasi
4 x 25
 Persetujuan Orang tua untuk
SF
 Jika minum baik pindah neo4
dan rawat gabung sore
Jam 10.10 wib  Jika ibu pulang bayi P : Intervensi dihentikan

pulang.Orang tua setuju SF, pasien pulang

ASI ibu belum keluar dan msih kontrol kamis pagi.

pusing, memotivasi ibu


untuk perah ASI (+).
Jam 10.15 wib Memberikan SF 15 cc/ cwn mau,
RH baik dan muntah (-).
Jam 12.00 wib Memberikan SF 15 cc/ cwn mau,
RH baik dan muntah (-).
Jam 12.45 wib Bayi pindah neo IV dan diberikan
vaksin hepatitis B0, IVFD dan AB
stop.
Jam 14.00 wib dr. Sp. A visite advice :
 Jika ibu pulang bayi boleh
pulang
 Kontrol kamis pagi.
Jam 16.30 wib Bayi RG ke lantai I
Jam 21.00 wib Bayi pulang dari lantai I, edukasi
cheklist pulang (+).

20-09-2018 Bayi sudah kontrol, KU baik,


distres nafas (-), bayi aktif, TTV
dalam batas normal, BB 3300 gr,
PB 51 cm, netek RH baik, ASI (+).

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Setelah kami melakukan pengamatan langsung pada by. I dan membandingkan


dengan teori maka kami mendapatkan adanya persamaan dan perbedaan dari teori dengan
kasus yang diamati.

Adapun tanda dan gejala pada teori dan kasus tidak jauh berbeda.

Diaognosa keperawata pada teori yaitu :

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan vasokonstriksi pembuluh darah paru


adanya cairan dalam alveoli
2. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot pernafasan
3. Bersihan jalan nafas
4. Resti gangguan keseimbangan cairan berhubungan hilangnya cairan yang tanpa
disadari (insensible loss)
5. Resti gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
6. Resti infeksi berhubungan dengan pemasangan alat invasif
7. Gangguan proses keluarga
Sedangkan pada kasus ini setelah kami urutkan dalam skala prioritas maka kami
mengambii empat diagnosa keperawatan untuk dilakukan intervensi dan implementasi
diagnosa keperawatan keperawatan tersebut yaitu:

1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot pernafasan karena bayi
merintih (-), cyanosis (-), sesak (+), retraksi dada (+), NCH (-), terpasang CPAP peep 7, fio2
21%, RR 68 X/menit.
2. Hipotermia berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan kami angkat karena akral bayi
dingin, suhu 36,2’c.
3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan pemasangan alat invasif kami angkat karena bayi
terpasang CPAP pep 7, fio2 21%, terpasang IVFD dan OGT, hasil DPL ( HB 19.2, leko 22.9, HT
52.8, Trom 238 ), CRP (-), Lekosit darah ibu 23.34.
4. Resiko Tinggi Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Intake yang tidak adekuat bayi puasa,
CMS kehijauan dan kemerahan diselang OGT, terpasang OGT terbuka.

Pada perencanaan kami tidak menemukan kesulitan karena semua intervensi dapat di
lakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, sarana prasarana yang ada, juga bantuan
dari Tim diruangan NICU. Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang ada.

Evaluasi pada hari ke 2, keadaan bayi sudah stabil, bayi sudah tidak terpasang alat bantu
nafas, distres nafas (-), bayi aktif, menangis kuat, bayi sudah minum, Reflek hisap baik, muntah
(-), kembung (-), minum baik, IVFD stop dan antibiotik stop, dan bayi sudah rawat gabung
dengan orang tua dan pulang dengan kondisi stabil .

Intervensi keperawatan dihentikan karena semua masalah keperawatan pasien sudah


teratasi dan pasien sudah dipulangkan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 PENUTUP
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) keadaan bayi baru lahir ( newborn)
mengalami pernafasan yang cepat dan butuh usaha tambahan dari normal karena
kondisi di paru-paru. Sekitar 1% bayi baru lahir mengalami hal ini dan umumnya
menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang optimal. (stefano, 2005).

Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan, tekanan
sepanjang jalan lahir akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan
hormon selama persalinan juga berperan pada penyerapan cairan di paru – paru. Bayi
yang lahir melalui jalan lahir dengan durasi singkat atau dengan secara tidak mangalami
penekanan yang normal terjadi dan perubahan hormonal seperti kelahiran normal,
sehingga lebih beresiko mengalami penumpukan cairan di paru – paru saat menarik
nafas pertama kali.

Asuhan keperawatan pada bayi TTN dilakukan dengan pengumpulan data,


pengambilan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan dan evaluasi keperawatan.

Peran perawat pada kasus bayi dengan TTN yaitu harus mampu menganalisa
tanda dan gejala yang terjadi pada bayi dengan TTN sehingga tindakan keperawatan
dapat segera dilakukan, selain itu peran perawat dan tim kesehatan lainnya juga dapat
memberika informasi kesehatan yang benar kepada orang tua sehingga perawatan
bayi dengan TTN akan berhasil baik dan diharapkan bayi dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.

4.2 SARAN

Kami merasa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari katakan sempurna, untuk
itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
khususnya untuk kami dan bidang keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada bayi dengan TTN.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, lowdermik. 2005. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC
Leifer, Gloria. 2007. Introduction to maternity dan pediatric nursing. Suanders Elswvier : St
Louis Missouri
Mansjoer. 2002. Kapita selecta kedekteran edisi III. Jakarta : FKUI: EGC
Suriadi dan Yuliani, R. 2001. Asuhan keperawatan pada anak edisi I. Jakarta : CV Sagung
Seto.
Ngatisyah. 2005. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC
http://millissehat. Web.id

Vous aimerez peut-être aussi