Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I
DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEWBORN ( TTN )
DI RUANG NICU RSIA BUDI KEMULIAAN
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmad-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. I Dengan
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) Terpasang BCPAP Di Ruang NICU RSIA Budi
Kemuliaan” yang merupakan syarat dalam menyelesaikan pelatihan pendamping NICU.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak hambatan dan kesulitan yang kami hadapi,
namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kami mampu
menyelesaikan makalah ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. dr. Fahrul W. A, Sp. A, selaku direktur RSIA Budi Kemuliaan dan pengajar materi pendamping
NICU.
2. dr. Rifky, Sp. OG, selaku pelayanan medis.
3. dr. Tri , Sp. A, kepala bidang PPI dan pengajar materi pendamping NICU.
4. dr. Cut, kepala bidang penelitian dan pelatihan dan pengajar materi pendamping NICU.
5. dr. Irma, Sp. A, selaku pengajar materi pendamping NICU.
6. dr. Nani, Sp.A, selaku pengajar materi pendamping NICU.
7. dr. Galih, Sp. A, selaku pengajar materi pendamping NICU.
8. dr. Maya, Sp. A, selaku pengajar materi pendamping NICU.
9. Dewi Hendari, AMK, selaku kepala ruangan perinatologi.
10. Tuti Anawati, AMKeb, selaku kepala perawatan
11. Tim pengajar dan pembimbing praktek klinik dan keperawatan untuk pendamping NICU di
ruang Dewi Shinta RSIA Budi Kemuliaan.
12. Teman – teman di ruang Dewi Shinta RSIA Budi Kemuliaan yang telah memberikan
semangat.
13. Orang tua, suami dan anak – anak tercinta yang telah banyak memberikan dukungan mental
dan spritual.
14. Orang tua bayi Ny. I yang telah bekerja sama dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang terkait yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami berharap
makalah ini dapat bermamfaat dalam pengembangan pelayanan keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
Menerapkan asuhan keperawatan pada bayi dengan Transient Tachypnea Of
The Newborn (TTN) terpasang BCPAP melalui pendekatan proses keperawatan
melalui langkah – langkah sebagai berikut:
a. Pengkajian
b. Identifikasi masalah yang timbul pada bayi dengan merumuskan diagnosa
masalah
c. Pembuatan rencana keperawatan susui dengan masalah yang ditemukan.
d. Melakukan implemetasi keperawatan
e. Melakukan evaluasi.
2.1 Defenisi
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) adalah gangguan pernafasa
pada bayi baru lahir yang berlansung singkat yang biasanya berlansung shart –
lived (< 24 jam) dan bersifat self- limited serta terjadi sesaat setelah ataupun
beberapa jam setelah kelahiran, baik pada bayi permatur maupun pada bayi
yang matur ( lahir aterm). (brooker, 2008).
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) keadaan bayi baru lahir (
newborn) mengalami pernafasan yang cepat dan butuh usaha tambahan dari
narmal karena kondisi di paru-paru. Sekitar 1% bayi baru lahir mengalami hal ini
dan umumnya menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang
optimal. (stefano, 2005).
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) yaitu pernafasan cepat
(frekuensi nafas > 60 x/menit) sementara yang terjadi pada waktu bayi lahir
umumnya ringan serta dapat sembuh sendiri dengan perawatan yang baik.
(stuart and sunden, 2001).
2.2 Etiologi
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) disebut juga wet lungs atau
respiratory distress syndrome tipe II yang dapat didiagnosis beberapa jam setelah
bayi lair. TTN tidak dapat didiagnosis sebelum bayi lahir. Penyebab TTN lebih
dikaitkan dengan beberapa faktar resiko yang meningkatkan kejadian TTN pada bayi
baru lahir. Faktor resiko TTN pada bayi baru lahir diantaranya:
Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan, tekanan
sepanjang jalan lahir akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan
hormon selama persalinan juga berperan pada penyerapan cairan di paru – paru.
Bayi yang lahir melalui jalan lahir dengan durasi singkat atau dengan secar tidak
mangalami penekanan yang normal terjadi dan perubahan hormonal seperti
kelahiran normal, sehingga mereka lebih beresiko mengalami penumpukan cairan di
paru – paru saat mereka menarik nafas pertama kali.
2.3 Patofisiologi
Sebelum lahir paru – paru bayi terisi dengan cairan. Saat didalam kandungan
bayi tidak menggunakan paru – parunya untuk bernafas, bayi mendapat
oksigen dari pembuluh darah plasenta, saat mendekati kelahiran, cairan diparu-
paru bayi mulai berkurang sebagai respon dari perubahan hormonal. Cairan
juga terperas keluar saat bayi lahir melewati jalan lahir (tekanan mekanis
terhadap thorax). Setelah lahir bayi mengambil nafas pertamanya dan paru-
paru terisi udara dan cairan diparu-paru didorong keluar. Cairan yang masih
tersisa kemudian dibantukan atau diserap tubuh secara bertahap melalui sistem
pembuluh darah atau sistem lifatik. Bayi dengan TTN mengalami sisa cairan
yang masih terdapat diparu-paru atau pengeluaran cairan dari paru-paru terlalu
lambat sehingga bayi mengalami kesulitan untuk menghirup oksigen secara
normal kemudian bayi bernafas lebih cepat dan lebih dalam untuk mendapat
cukup oksigen ke paru-paru.
Evaluasi Respiratori Distres Skor Downe
Nilai 0 1 2
Frekuensi < 60 60 – 80 x/menit 80 x/menit
Nafas x/menit
Rentraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada Hilang dengan O2 Menetap dengan O2
Air Entry Ada Menurun Tidak terdengar
(udara masuk)
Merintih Tidak ada Terdengar dengan Terdengar tanpa alat
stetoskop bantu
Dukungan ventilasi
Dalam kondisi gawatpemilihan dukungan ventilasi adalah :
CPAP
Ventilator Mekanik
CPAP
Indikasi
2. Riwayat maternal
KPD
Riwayat DM
Riwayat asma
Masalah selama kehamilan
Jumlah gravida dan kelahiran meninggal
3. Riwayat persalinan
Apgar score
Masa gestasi
Cara lahir
4. Sistem Neurologis
Kesadaran
Perdarahan intra kranial
Kejang
5. Sistem Pernafasan
Sesak
Takipnea
Sianosis
Retraksi intercostals suprasternal atau substernal
Cuping hidung
Wishing ronchi
6. Sirkulasi
Tekanan darah
Takikardia bila ada asiosis dan hipoksemia
Akrar dingin
Pucat disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah periver
Kutis marmurata
7. Sistem Pencernaan
Bising usus
Muntah
Distended
BAB
8. Sistem Perkemihan
Produksi urin
Warna dan BJ urin
9. Pemeriksaan Diagnostik
Radiologi foto thorax
Laboratorium meliputi darah rutin, IT ratio, CRP, IT, kultur darah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot
pernafasan
Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pemasangan alat
invansif (pemasangan CPAP dan pemasangan infus).
Gangguan proses keluarga
Kritria Hasil :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian kasus dilakukan pada tanggal 17 September 2018 dengan hasil sebagai
berikut :
1. Identitas Pasien
Nama : By. I
Tanggal lahir / jam : 17 September 2018, jam 04.20 WIB
Jenis kelamin : Laki - laki
Berat badan lahir : 3600 gr
Tanggal masuk : 17 september 2018
Ruangan : Dewi shinta
No. MR : 603084
Diagnosa medis : NCB – SMK dengan RD e.c TTN
Alamat : Jl. Bintaro Permai III RT. 003/009 No. 34, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan.
2. Identitas Orang Tua
a. Ibu
Nama : Ny. I
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Bintaro Permai III RT. 003/009 No. 34, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan.
b. Ayah
Nama : Tn. N
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ojek online
Alamat : Jl. Bintaro Permai III RT. 003/009 No. 34, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan.
3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Riwayat antenatal
Ibu ANC secara teratur di Bd. Z, ibu mengatakan tidak punya riwayat seperti
hipertensi, DM, jantung dan asma. Ibu juga tidak pernah mengalami trauma dan
mengkosumsi obat- obatan apapun selain vitamin yang diberikan oleh bidan.
b. Riwayat Persalinan
P1 A0 H 38 Minggu, lahir tanggal 17 september 2018 jam 04. 20 WIB secara
vacum extrasi a/i PK II lama dan gawat janin oleh dokter umum di RSIA Budi
Kemulian, BB 3400 gr, PB 51 cm, LP 34 cm, LLA 13 cm, A/S 6/8, Warna ketuban hijau
kental tidak berbau, lubang anus (+), Keadaan saat lahir :
jam 04.20 WIB bayi lahir langsung dibawa ke infant warmer, usaha nafas (+),
dilakukan langkah awal resusitasi, suction (+) warna hijau kental, dipasang saturasi
belum terdeteksi kemudian dikeringkan dan dirangsang taktil.
Jam 04.21 WIB usaha nafas (+) lambat, gerakan lemah.
Jam 04. 23 WIB diransang taktil, suhu 36 ‘c, Spo2 79%
Jam 04. 24 WIB mulai menangis, gerakan ekstremitas mulai aktif, tampak merintih,
retraksi intrakostal (+), RR 68 x/menit, Spo2 78 %, dan cianosis sekitar bibir.
Dipasang CPAP dengan Peep 7, Fio2 30 %. Saturasi O2 naik bertahap > 90 %,merintih
(+), retraksi minimal, gerakan aktif. Lapor Sp. A sedang seksio cesaria.
Jam 04. 27 WIB dipasang single nasal prong.
Jam 05. 10 WIB Kolaborasi dengan dr. Sp. A advice :
Rawat NICU
Pasang CPAP dengan PEEP 7, Fio2 <40 %
Puasa
Infus : Dextros 10% + cal. Glukonas: 60 CC/kg/BB
Antibiotik : Ampicilin 50 Mg/Kg/BB/12 Jam
Gentamicin 5 Mg/Kg/BB/36 Jam jika BAK (+)
Cek DPL, CRP usia 12 jam
Rontgen thorax.
Jam 05. 15 WIB Bayi masuk NICU KU tidak stabil, merintih (+), cyanosis (-), sesak (+),
retraksi dada (+), NCH (+), akral dingin, suhu 36. 2’c, terpasang single nasal prong, RR
68 X/menit, HR 148x/menit, spo2 96 %, down score 4,terpasang BCPAP peep 7, fio2
21 %.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Neurologi
Keadaan umum belum stabil, gerakan motorik aktif, respon terhadap nyeri (+),
Ubun-ubun datar, kelainan kepala (+)ada caput, pupil isokor, respon terhadap
cahaya (+).
b. Sistem Pernafasan
Nafas dibantu CPAP, PEEP 7, FIO2 21%, SPO2 95 – 98%,cyanosis (+ ) hilang dengan
O2, retraksi dada (+) ringan, sesak (+), RR 68 x/menit, merintih terdengar tanpa alat
bantu, down score 5.
c. Sistem Kardiovaskuler
HR 138 x/menit, RR 68 x/menit, akral dingin, CRT 3”, nadi teraba kuat, perdarahan
(-), kutis marmurata (-).
d. Sistem Gastro Intestinal
Terpasang OGT terbuka no. 8, CMS hijau dan kemerahan di selang OGT, puasa (+),
muntah (-), reflek hisap (+), abdomen supel, BAB (+).
e. Sistem Eliminasi
BAK (+), warna jernih, 1.4 cc/jam.
f. Sistem Iintegumen
Akral dingin, suhu 36.20c, ikhterik (-), turgor kulit elastis, tali pusat kering, kulit
kepala bersih.
g. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin laki – laki, rugue bagus dan skrotum sudah turun.
h. Aktifitas
` Kesan TTN
l. Penatalaksanaan
Dextros 10 % + calsium glukonas : 8,8 cc/jam
Terapi antibiotik
- Ampicillin 2 x 175 mg/iv
- Gentamicin 17, 5 mg/iv/36 jam
Bayi puasa
CPAP : PEEP 7, FIO2 21 %,FLOW 7
resti hipotermi
3. DS : TTN
DO :- Bayi terpasang CPAP Resiko Tinggi Infeksi
Terpasangnya tindakan
- Bayi terpasang IVFD
invasif
- Lekosit darah ibu 23. 34
- Bayi terpasang OGT
Adanya
mikroorganisme di
tubuh
Resti infeksi
4. DS : TTN Resiko Tinggi Nutrisi
DO: - Bayi puasa kurang dari
- Terpasang OGT terbuka Nafas cepat/takipnea kebutuhan tubuh
- CMS kehijauan dan
Reflek isap menurun
kemerahan diselang OGT
- ASI ibu belum keluar
Intake nutrisi
inadekuat
Jam 09.50 wib Konfirmasi ke lantai 1 minta ibu S : Ayah setuju SF, ASI
belajar netek→ ibu pusing dan ibu belum keluar
keringat dingin.
O : Ku stabil, distres
Jam 10.00 wib Kolaborasi KU + ibu belum bisa nafas (-), bayi aktif,
netekin karena pusing dan menangis kuat,
keringatdingin . Konsultasi minum baik, RH baik.
dengan dr. Sp. A advice :
Antibiotik stop
Minum ASI / SF 2 x 15, 2x 20, A : Masalah teratasi
4 x 25
Persetujuan Orang tua untuk
SF
Jika minum baik pindah neo4
dan rawat gabung sore
Jam 10.10 wib Jika ibu pulang bayi P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Adapun tanda dan gejala pada teori dan kasus tidak jauh berbeda.
1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot pernafasan karena bayi
merintih (-), cyanosis (-), sesak (+), retraksi dada (+), NCH (-), terpasang CPAP peep 7, fio2
21%, RR 68 X/menit.
2. Hipotermia berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan kami angkat karena akral bayi
dingin, suhu 36,2’c.
3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan pemasangan alat invasif kami angkat karena bayi
terpasang CPAP pep 7, fio2 21%, terpasang IVFD dan OGT, hasil DPL ( HB 19.2, leko 22.9, HT
52.8, Trom 238 ), CRP (-), Lekosit darah ibu 23.34.
4. Resiko Tinggi Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Intake yang tidak adekuat bayi puasa,
CMS kehijauan dan kemerahan diselang OGT, terpasang OGT terbuka.
Pada perencanaan kami tidak menemukan kesulitan karena semua intervensi dapat di
lakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, sarana prasarana yang ada, juga bantuan
dari Tim diruangan NICU. Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang ada.
Evaluasi pada hari ke 2, keadaan bayi sudah stabil, bayi sudah tidak terpasang alat bantu
nafas, distres nafas (-), bayi aktif, menangis kuat, bayi sudah minum, Reflek hisap baik, muntah
(-), kembung (-), minum baik, IVFD stop dan antibiotik stop, dan bayi sudah rawat gabung
dengan orang tua dan pulang dengan kondisi stabil .
PENUTUP
4.1 PENUTUP
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) keadaan bayi baru lahir ( newborn)
mengalami pernafasan yang cepat dan butuh usaha tambahan dari normal karena
kondisi di paru-paru. Sekitar 1% bayi baru lahir mengalami hal ini dan umumnya
menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang optimal. (stefano, 2005).
Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan, tekanan
sepanjang jalan lahir akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan
hormon selama persalinan juga berperan pada penyerapan cairan di paru – paru. Bayi
yang lahir melalui jalan lahir dengan durasi singkat atau dengan secara tidak mangalami
penekanan yang normal terjadi dan perubahan hormonal seperti kelahiran normal,
sehingga lebih beresiko mengalami penumpukan cairan di paru – paru saat menarik
nafas pertama kali.
Peran perawat pada kasus bayi dengan TTN yaitu harus mampu menganalisa
tanda dan gejala yang terjadi pada bayi dengan TTN sehingga tindakan keperawatan
dapat segera dilakukan, selain itu peran perawat dan tim kesehatan lainnya juga dapat
memberika informasi kesehatan yang benar kepada orang tua sehingga perawatan
bayi dengan TTN akan berhasil baik dan diharapkan bayi dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
4.2 SARAN
Kami merasa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari katakan sempurna, untuk
itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
khususnya untuk kami dan bidang keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada bayi dengan TTN.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdermik. 2005. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC
Leifer, Gloria. 2007. Introduction to maternity dan pediatric nursing. Suanders Elswvier : St
Louis Missouri
Mansjoer. 2002. Kapita selecta kedekteran edisi III. Jakarta : FKUI: EGC
Suriadi dan Yuliani, R. 2001. Asuhan keperawatan pada anak edisi I. Jakarta : CV Sagung
Seto.
Ngatisyah. 2005. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC
http://millissehat. Web.id