Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan ........................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
2.1 Definisi Quality ........................................................................................ 3
2.2 Definisi Cost .............................................................................................. 3
2.3 Cost of Quality ........................................................................................... 4
2.3.1 Definisi Cost of Quality ................................................................... 4
2.3.2 Alasan Diciptakan Cost of Quality................................................... 5
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Cost of Quality ................................................ 5
2.3.4 Klasifikasi Cost of Quality ............................................................... 6
2.3.5 Pengumpulan Data Cost of Quality .................................................. 10
2.3.6 Kurva Cost of Quality ...................................................................... 11
2.4 Cost Contaiment ........................................................................................ 12
2.4.1 Definisi Cost Contaiment .................................................................. 12
2.4.2 Tujuan Cost Contaiment ................................................................... 13
2.4.3 Manfaat Cost Contaiment ................................................................. 13
2.4.4 Bentuk Cost Contaiment ................................................................... 13
2.4.5 Teknik Cost Contaiment ................................................................... 14
2.4.6 Formulasi Strategi Cost Contaiment ................................................. 15
BAB 3 STUDY KASUS........................................................................................... 16
BAB 4 KESIMPULAN ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi qost of Quality dan cost Containment?
2. apa tujuan cost of Quality cost danContainment?
3. Apa manfaat Cost of Quality dan cost Containment?
4. Apa karakteristik Cost of Quality dan cost Containment?
5. bagaimna cara pengukuran Qost of Quality dan cost Containment?
6. Bagaimana contoh penerapan cost of Quality dan cost Containment?
7. Apa hubungan Cost of Quality dan Cost Containment?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi qost of Quality dan cost Containment
2. Mengetahui tujuan cost of Quality cost danContainment
3. Mengetahui manfaat Cost of Quality dan cost Containment
4. Mengetahui karakteristik Cost of Quality dan cost Containment
5. Mengetahui cara pengukuran Qost of Quality dan cost Containment
6. Mengetahui contoh penerapan cost of Quality dan cost Containment
7. mengetahui hubungan Cost of Quality dan Cost Containment
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang membentuk terus dari satuan
usaha tersebut.
Biaya (cost) adalah penurunan manfaat ekonomis selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya pembagian kepada penanam modal (Satuan Akuntansi Keuangan,
2001).
Dari beberapa definisi tersebut, kelompok menyimpulkan bahwa
biaya adalah pengorbanan yang ekonomis dari sumber-sumber yang diukur
dalam unit moneter yang dimaksudkan untuk memperoleh atau memproduksi
barang atau jasa dan dapat dikurangkan pada penghasilan yang diharapkan
dapat memberikan manfaat pada saat ini atau di masa yang akan datang bagi
organisasi.
2.3 Cost of Quality
2.3.1 Definisi Cost of Quality
Cost of quality are the cost that exist because poor quality may
or does exist (Hansen dan Mowen, 2013)
Cost of quality are the effective cost component of
manufactured product that is attributable to the quality aspect of the
product from the point of view of the manufacturing organisation
(Charantimath, 2003).
The costs of quality are the cost incurred to prevent or the cost
arising as a result of producting a low-quality product (Khan dan
Jain, 2006).
Menurut Mulyadi (1993), biaya kualitas adalah biaya-biaya
yang terjadi karena adanya atau kemungkinan adanya kualitas
produk yang rendah. Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang
berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan
pencegahan produk cacat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat kelompok
simpulkan bahwa biaya kualitas adalah biaya yang terjadi karena
adanya atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah di
4
dalam suatu perusahaan yang berhubungan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk cacat.
2.3.2 Alasan Diciptakan Cost of Quality
Perusahaan-perusahaan kelas dunia banyak yang gunakan konsep
cost of quality untuk mengetahui bagaimana keadaan produksi mereka
dan meramalkan berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam proses
produksi. Adapun alasan kenapa cost of quality diciptakan adalah
sebagai berikut (Gaspersz, 2006):
a. Mengkuantifikasi ukuran masalah kualitas dalam bahasa “uang”,
untuk meningkatkan konsumsi di antara manajer menengah dengan
manajer puncak.
b. Kesempatan utama untuk reduksi biaya dapat diidentifikasi.
c. Kesempatan untuk mengurangi ketidakpuasan pelanggan dan
ancaman-ancaman yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan
dapat diidentifikasi. Beberapa biaya kualitas jelek merupakan hasil
kegagalan produk setelah penjualan.
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Cost of Quality
Tujuan pengukuran dan analisis biaya kualitas adalah untuk
mengidentifikasi berapa banyak pengeluaran yang digunakan
berkaitan dengan kegiatan kualitas. Hasil analisis biaya kualitas dapat
digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengendalikan biaya
kualitas itu sendiri sehingga jumlahnya dapat dikurangi dengan cara
mengalokasikannya ke dalam empat kategori biaya kualitas. Menurut
Feigenbaum (1991) kegunaan dari analisis biaya kualitas adalah:
a. Biaya kualitas sebagai alat pengukuran
b. Biaya kualitas sebagai alat analisis proses kualitas
c. Biaya kualitas sebagai alat pemrograman
d. Biaya kualitas sebagai alat penganggaran
e. Biaya kualitas sebagai alat peramalan
f. Bahan untuk evalusi atas produk
5
2.3.4 Klasifikasi Cost of Quality
Biaya kualitas berhubungan dengan dua sub kategori dari
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas antara lain
(Hansen dan Mowen, 2013):
a. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah dan
mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk
mungkin terjadi). Kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan
pencegahan dan kegiatan penilaian.
b. Aktivitas karena Kegagalan (Failure Activities)
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau konsumen untuk
merespon kualitas yang buruk (kualitas yang buruk memang telah
terjadi). Kegiatan karena kegagalan terdiri dari kegiatan karena
kegagalan internal dan kegagalan eksternal.
6
percobaan memprogram, dan aktivitas kualitas berhubungan
dengan peluncuran produk baru.
c) Pelatihan (Trainning)
Biaya yang berkaitan dengan pengembangan dan pelaksanaan
program-program pelatihan yang ditujukan pada peningkatan
kinerja kualitas.
d) Pengendalian proses (Process Control)
Biaya yang berkaitan dengan pengendalian proses yang
bertujuan untuk meraih kesesuaian untuk penggunaan, seperti
yang dibedakan dari produktivitasnya. (suatu pembedaan yang
sulit untuk diterapkan dalam praktek)
e) Perolehan data kualitas dan analisa (Quality data acquisition
and analysis)
Biaya untuk mengoperasikan sistem data kualitas untuk
mendapat data berkelanjutan di kinerja kualitas.
f) Laporan kualitas (Quality reporting)
Biaya untuk menggabungkan dan mempresentasikan data
kualitas kepada manajer bagian atas.
g) Proyek-proyek peningkatan (Improvement projects)
Biaya untuk membangun dan menerapkan proyek-proyek
terobosan.
b. Biaya penilaian (Appraisal Cost)
Merupakan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menentukan
kondisi produk dan bahan baku. Ada beberapa biaya yang
termasuk di dalam biaya penilaian, yaitu:
a) Pemeriksaan bahan baku yang datang (Incoming materials
inspection)
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa
dan menguji kesesuaian bahan baku yang dibeli dengan
kualifikasi yang tercantum dalam pesanan.
7
b) Pemeriksaan dan pengujian (Inspection and test)
Biaya biaya untuk pemeriksaan kesesuaian produk sepanjang
proses desain dan manufaktur, termasuk melakukan pengujian
sebelum sampai ke tangan konsumen.
c) Mempertahankan ketelitian dari pengujian peralatan
(Maintaining accuracy of test equipment)
Biaya-biaya untuk mengoperasikan dan mempertahankan
peralatan untuk mengukur.
d) Bahan-bahan dan jasa yang terpakai (Materials and services
consumed)
Biaya-biaya dari produk-produk yang dikonsumsi di dalam uji
destruktif, juga bahan-bahan dan jasa yang dikonsumsi dalam
pengujian.
e) Evaluasi persediaan (Evaluation of stock)
Biaya-biaya pengujian produk di dalam ruang simpan untuk
menilai kondisi produk tersebut.
8
d) Downtime
Biaya yang dikeluarkan karena fasilitas, peralatan, dan tenaga
kerja yang tidak aktif yang disebabkan karena barang-barang
yang cacat.
e) Yield losses
Biaya proses yang lebih rendah yang bisa dicapai melalui
proses pengawasan yang ditingkatkan.
f) Disposition
Biaya yang dibutuhkan untuk menentukan apakah produk
produk yang tidak sesuai dapat dipakai dan apakah yang
sebaiknya dilakukan atas produk-produk tersebut.
9
2.3.5 Pengumpulan Data Cost of Quality
Dalam melakukan pengukuran biaya kualitas, data-data dan
informasi yang dibutuhkan pada umumnya dikumpulkan dari :
a. Laporan yang disusun oleh masing-masing departemen
b. Hasil analisis laporan yang telah disusun tersebut
c. Dokumen-dokumen akuntasi
Setelah semua data terkumpulkan, maka dikelompokan
berdasarkan produk, departeman dan kategori biaya kualitas.
Kemudian barulah dilakukan analisis untuk setiap kategorinya
sehingga tersedia informasi terhadap kecenderungan dan kemajuan
upaya perbaikan dari waktu kewaktu.
2.3.6 Pengukuran Cost of Quality
Seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kualitas
dapat diketahui dengan menjumlahkan seluruh biaya yang
dikeluarkan. Biaya yang dikeluarkan disini, menurut Hansen dan
Mowen (2004) adalah observable quality cost dan hidden quality cost.
a. Observable Quality Cost
Biaya kualitas yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan yang
terdapat dalam sistem akuntansi yang digunakan perusahaan.
b. Hidden Quality Cost
Biaya atau kerugian yang muncul karena rendahnya kualitas tetapi
jumlah biaya ini tidak diketahui dari catatan akuntansi perusahaan.
Untuk mengukur hidden quality cost ada metode, antara lain:
1. Metode Pengganda
Mengasumsikan bahwa total biaya produk gagal adalah
beberapa kali lipat dari biaya produk gagal yang diukur: Total
biaya produk gagal = £(biaya produk gagal eksternal yang
diukur). Dimana k adalah angka pengganda.
2. Metode Penelitian Pasar
Digunakan untuk menilai pengaruh mutu yang jelek terhadap
penjualan dan pangsa pasar. Hasil penelitan pasar dapat
10
digunakan untuk memperkirakan hilangnya laba dimasa depan
akibat mutu yang jelek.
3. Fungsi Rugi Mutu Taguchi
Definisi tanpa cacat tradisional mengasumsikan bahwa biaya
mutu yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang
menyimpang jauh dari batas spesifikasi atas dan bawah.
Persamaan dalam Fungsi rugi mutu Taguchi
L(y) = k(y-Y) 2
Dimana:
k = Konstanta proporsionalitas yang besarnya tergantung pada
struktur biaya produk gagal eksternal organisasi
y = Nilai aktual dari karekteristik mutu
T = Nilai target dari karakteristik mutu
L - Rugi mutu
11
Pada gambar kurva diatas, biaya kualitas total terbagi menjadi
tiga daerah. Tiga daerah tersebut adalah (Feigenbaum, 1983):
a. Daerah proyek peningkatan (Zero of improvement project)
Merupakan daerah paling kiri dari gambar. Ciri utamanya adalah
biaya kegagalan melebihi 70% dari total biaya kualitas, sedangkan
biaya pencegahan kurang dari 10% dari total biaya kualitas. Dalam
kasus ini pendekatan lenih ditujukan kepada pengidentifikasian
proyek perbaikan secara spesifik untuk meningkatkan kualitas
sekaligus menekan biaya kualitas akibat kualitas yang buruk.
b. Daerah Pengabaian (Indifference zone)
Merupakan daerah tengah dari gambar. Pada daerah ini kegagalan
mendekati 50%, sedangkan biaya pencegahan mendekati 10% dari
total biaya kualitas. Pada daerah ini terdapat titik optimun. Untuk
mencegah daerah ini masih mungkin, yakni dengan meningkatkan
proyek yang belum optimum dengan mencoba mengadakan
perbaikan.
c. Daerah Kesempurnaan (High Appraisal Cost Zone)
Merupakan daerah paling kanan gambar. Biaya pencegahan
melebihi biaya kegagalan, pada bagian ini biaya kualitas masih
dapat diturunkan.
12
justru sangat dibutuhkan oleh pelayanan, maka pelayanan menjadi
terhambat dan tidak berkualitas.
Cost Containment atau disebut pengendalian biaya adalah
penekanan atau pengendalian pembiayaan terhadap berbagai sisi bisnis
rumah sakit, dari mulai kepegawaian, infrastruktur, peralatan, obat-
obatan, bahan habis pakai, dan seluruh aspek bisnis lainnya di rumah
sakit. Pengendalian biaya dilakukan dengan mengubah sistem
pembiayaan, mensetting ulang pembiayaan dan controlling
pembiayaan (Permana, 2010).
Upaya mengendalikan pembiayaan atau penekanan biaya sampai
ke titik cost effectiveness, bukan ke titik efficiency adalah maksud dari
Cost Containment. Artinya berapa besaran biaya yang secara rasional
dibutuhkan untuk pelayanan tertentu dan berapa besar pembiayaan
untuk perawatan atau pemeliharaan peralatan secara rasional. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Cost Containment dapat mengatasi
terjadinya pemborosan dalam pelayanan kesehatan.
2.4.2 Tujuan Cost Contaiment
Menurut Gani (1997) tujuan pengendalian biaya yaitu untuk
melakukan perhitungan biaya yang cermat dan penentuan tarif yang
tepat agar rumah sakit dapat tetap bertahan dengan:
a. Tingkat pemulihan biaya (cost recovery)
b. Efisiensi
c. Mutu
2.4.3 Manfaat Cost Contaiment
Cost Containment bermanfaat sebagai strategi untuk
meminimalkan risiko pelayanan yang tidak bermutu saat melakukan
inefisiensi biaya dan untuk Mengawasi kualitas dan biaya pelayanan di
rumah sakit (Garber, 2007).
2.4.4 Bentuk Cost Contaiment
Pengendalian biaya menurut Saabarguna (2007) merupakan
proses pencatatan, pengalaman, pengalokasian dan pelaporan yang
dituangkan dalam bentuk:
13
a. Anggaran Biaya, yang ditentukan menjadi dasar kesesuaian
pelayanan yang dijalankan
b. Biaya Standar, yaitu biaya yang ditentukan sebagai patokan batas
penggunaan biaya pada waktu tertentu.
c. Peosedur Pencatatan, yang dilaksanakan dalam rangka
menghindari pemborosan.
2.4.5 Teknik
Terdapat 4 teknik cost containment, yaitu:
a. Kesadaran biaya (Cost Awareness)
Sadar biaya adalah memahami tentang pentingnya pembiayaan
dalam menjalankan suatu bisnis. Diharapkan bahwa pelaku di
rumah sakit baik fungsional maupun administratif, sadar bahwa
tindakannya mengandung biaya yang harus dihemat. Oleh karena
itu, pemahaman karyawan akan klasifikasi biaya sangat perlu
diketahui. Terdapat 3 dimensi kesadaran biaya, yaitu:
a) Mengetahui akan biaya yang penting
b) Pengetahuan akan biaya
c) Berkomitmen untuk melakukan biaya
b. Pemantauan biaya (Cost Monitoring)
Merupakan upaya pemantauan biaya dengan membuat suatu
mekanisme dan cara mengidentifikasi, melaporkan dan memonitor
seluruh biaya: dimana dan berapa banyak serta mengapa biaya
dikeluarkan (Serbaguna, 2007)
c. Manajemen biaya (Cost Management)
Perlu dibentuk komite cost containment untuk dapat melakukan
manajemen biaya sehingga dapat diketahui biaya pelayanan pasien,
mengevaluasi dan mendukung ide-ide cost saving dari para
anggota staf dan memberikan petunjuk kepada para anggota
tentang strategi cost saving.
d. Hadiah biaya (Cost Incentives)
Saat kapan dan dimana biaya akan dikendalikan.
14
2.4.6 Formulasi Strategi Cost Containment
15
BAB III
STUDY KASUS
16
periode 2
bagian perawatan
kategori biaya % terhadap
kualitas program biaya pendapatan
Penceghan diklat
PPDS 85000000
Kursus medis dan
pendidikan 82000000
diklat dalam dan luar 228750000
kursus manajemen dan
supervisi 11150000
TOTAL BIAYA 406900000
SUB BIDANG TQC
OPERASIONAL 36000000
KOORDINATOR 48000000
TOTAL BIAYA 84000000
Pengembangan sistem
Kualitas 36000000
TOTAL biaya pencegahan 526900000 0,03%
Penilaian Persiapan dan Pelaksanaan Akreditasi
Kalibrasi dan Pemeliharaan 196878700
sub bidang medical equipment
operasional 36000000
kordinator 18000000
staff
250878700
TOTAL biaya penilaian 304878700 0,22%
Kegagalan Internal Perbaikan Peralatan Medis 68143300
total biaya kegagalan internal 68143300 0,05%
Kegagalan Eksternal respon terhadap keluhan konsumen
pemisahan apotik
menambah tenaga
pelayanan 1800000
mengefektifkan kerja CS 3600000
Memvariasikan Menu 24000000
total biaya kegagalan eksternal 29400000 0,02%
17
pendapatan JUMLAH
periode 1 Rp 81.752.410.186
periode 2 Rp 138.224.000.000
BIAYA KUALITAS
PERIODE 1 JUMLAH %PENDAPATAN
PERIODE 2
TOTAL biaya Pencegahan 526900000 0,64%
TOTAL Biaya penilaian 304878700 0,22%
total biaya kegagalan internal 68143300 0,05%
total biaya kegagalan eksternal 29400000 0,02%
TOTAL BIAYA KUALITAS 438422000 0,32%
18
BAB IV
KESIMPULAN
Biaya kualitas (Cost of Quality) adalah biaya yang terjadi karena adanya
atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah di dalam suatu perusahaan
yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan
pencegahan produk cacat. Tujuan pengukuran dan analisis biaya kualitas adalah
untuk mengidentifikasi berapa banyak pengeluaran yang digunakan berkaitan
dengan kegiatan kualitas. Terdapat empat kategori dalam Cost of Quality, yaitu:
Biaya Pencegahan (Prevention Cost), Biaya penilaian (Appraisal Cost), Biaya
Kegagalan Internal (Internal Failure Cost), dan Biaya Kegagalan Eksternal
(External Failure Cost).
Cost containment merupakan upaya pengendalian pembiayaan terhadap
berbagai sisi bisnis rumah sakit, dari mulai kepegawaian, infrastruktur, peralatan,
obat-obat, bahan habis pakai, dan seluruh aspek lainnya yang berkaitan dengan
proses pelayanan di rumah sakit. Penghematan biaya yang memperburuk mutu
pelayanan kesehatan bukan termasuk ke dalam pengendalian biaya.
Cost containment merupakan salah satu strategi dalam mempertahankan
kualitas pelayanan melalui proses cost awareness, cost monitoring, cost
management dan cost incentives, dimana hal tersebut akan menciptakan sebuah
kondisi dimana para karyawan atau tenaga kesehatan memperkirakan apa yang
dilakukannya dalam proses perawatan dan pemeliharaan pelayanan agar tidak
terjadi pemborosan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Gaspersz Vincent. 2006. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Feigenbaum, Armand. V. 1991. Total Quality Control.Third Edition. Mc Grow
Hill Book. Singapore.
21