Vous êtes sur la page 1sur 24

REVISI

MANAJEMEN MUTU JASA BIDANG KESEHATAN

QUALITY COST AND COST CONTAIMENT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK V

AJ IKM III PEMINATAN AKK

Inka Kartika Ningsih (101511123041)

Elly Numa Zahroti (101511123085)

Luh Wayan Ema N. (101511123108)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Manajemen Mutu Jasa Bidang Kesehatan ini dengan tepat waktu. Topik yang
kami bahas mengenai Quality Cost and Cost Contaiment.
Adapun maksud dan tujuan kami dalam menyelesaikan tugas ini adalah
untuk menambah pengetahuan kami mengenai materi tersebut. Terima kasih kami
ucapkan kepada dosen pembimbing kami, Nuzulul Kusuma Putri, S.KM., M.Kes
atas bimbingan beliau hingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan tugas kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan tugas ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap
agar tugas ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Surabaya, September 2016


Tim Penyusun

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan ........................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
2.1 Definisi Quality ........................................................................................ 3
2.2 Definisi Cost .............................................................................................. 3
2.3 Cost of Quality ........................................................................................... 4
2.3.1 Definisi Cost of Quality ................................................................... 4
2.3.2 Alasan Diciptakan Cost of Quality................................................... 5
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Cost of Quality ................................................ 5
2.3.4 Klasifikasi Cost of Quality ............................................................... 6
2.3.5 Pengumpulan Data Cost of Quality .................................................. 10
2.3.6 Kurva Cost of Quality ...................................................................... 11
2.4 Cost Contaiment ........................................................................................ 12
2.4.1 Definisi Cost Contaiment .................................................................. 12
2.4.2 Tujuan Cost Contaiment ................................................................... 13
2.4.3 Manfaat Cost Contaiment ................................................................. 13
2.4.4 Bentuk Cost Contaiment ................................................................... 13
2.4.5 Teknik Cost Contaiment ................................................................... 14
2.4.6 Formulasi Strategi Cost Contaiment ................................................. 15
BAB 3 STUDY KASUS........................................................................................... 16
BAB 4 KESIMPULAN ........................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
harapan pelanggan. Banyaknya keluhan pelanggan bahkan sampai tuntutan
hukum menunjukkan mutu pelayanan kesehatan yang rendah. Dukungan dari
pihak terkait dalam membangun mutu masih kurang. Permasalahan utama
yang dihadapi oleh pelayanan kesehatan pada banyak negara adalah akses
layanan, masalah pembiayaan kesehatan dan buruknya mutu pelayanan
kesehatan. Isu tentang mutu pelayanan sampai sekarang masih menjadi hal
yang cukup serius di Indonesia, bahkan di negara maju sekalipun. Sejalan
dengan hal tersebut, salah satu isu dalam good governance di sektor
kesehatan di era otonomi daerah yang belum sepenuhnya berhasil adalah
manajemen lembaga pelayanan kesehatan yang belum berorientasi pada
pengguna.
Hal-hal yang mempengaruhi mutu suatu pelayanan cukup banyak.
Komitmen, sikap kepemimpinan dan pelibatan semua staf juga mempunyai
pengaruh yang cukup besar. Selain juga memang adalah masalah yang
menyangkut dari sisi pembiayaan. Pemborosan di rumah sakit terkadang
tidak disadari, bahkan pemborosan sudah sedemikian melekat dan menjadi
hal yang terkesan tidak diindahkan oleh seluruh karyawan rumah sakit.
Program efisiensi biaya yang dilakukan tidak cukup mampu
memulihkan kondisi yang ada, malah yang terjadi adalah pelaksanaan
efisiensi biaya dengan cara membabi buta, manajemen potong sana - potong
sini tanpa jastifikasi yang jelas sehingga strategi efisiensi biaya diterapkan
tetapi mengurangi bahkan mengorbankan kualitas layanannya. Maka dari itu
peru dilakukan pengendalian biaya dan menggunakan princip efektivitas dan
efisiensi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi qost of Quality dan cost Containment?
2. apa tujuan cost of Quality cost danContainment?
3. Apa manfaat Cost of Quality dan cost Containment?
4. Apa karakteristik Cost of Quality dan cost Containment?
5. bagaimna cara pengukuran Qost of Quality dan cost Containment?
6. Bagaimana contoh penerapan cost of Quality dan cost Containment?
7. Apa hubungan Cost of Quality dan Cost Containment?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi qost of Quality dan cost Containment
2. Mengetahui tujuan cost of Quality cost danContainment
3. Mengetahui manfaat Cost of Quality dan cost Containment
4. Mengetahui karakteristik Cost of Quality dan cost Containment
5. Mengetahui cara pengukuran Qost of Quality dan cost Containment
6. Mengetahui contoh penerapan cost of Quality dan cost Containment
7. mengetahui hubungan Cost of Quality dan Cost Containment

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Quality


Kualitas menurut Deming adalah suatu tingkat yang dapat diprediksi
dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah sesuai pasar.
(Deming, 1986)
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok atau sesuai untuk
digunakan (fitness for use), yang mengandung pengertian bahwa suatu
produk atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para
pemakainya.
Kualitas menurut definisi Menurut Philips B. Crosby (1986) definisi
kualitas adalah "Zero Defects", yaitu kesesuaian seratus persen dengan
spesifikasi produk atau standar yang telah ditetapkan.
Berdasarkan tiga pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kualitas
adalah sesuainya barang atau jasa yang diproduksi dengan kebutuhan dan apa
yang diharapkan oleh pemakainya karena telah memenuhi standar yang
ditentukan.

2.2 Definisi Cost


Menurun Rayburn (1999) biaya adalah mengukur pengorbanan
ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang dapat
diartikan secara luas dan sempit. Dalam arti luas. Biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit Biaya
dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh
aktiva.
Biaya menurut Smith and Skousen yang diterjemahkan oleh Zaki
Baridwan dalam bukunya yang berjudul “Intermediate Accounting”, biaya
adalah arus keluar atau penggunaan harta lainnya atau peningkatan dari
hutang-hutangnya (atau keduanya) dalam suatu periode akibat dari
penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa atau

3
pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang membentuk terus dari satuan
usaha tersebut.
Biaya (cost) adalah penurunan manfaat ekonomis selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya pembagian kepada penanam modal (Satuan Akuntansi Keuangan,
2001).
Dari beberapa definisi tersebut, kelompok menyimpulkan bahwa
biaya adalah pengorbanan yang ekonomis dari sumber-sumber yang diukur
dalam unit moneter yang dimaksudkan untuk memperoleh atau memproduksi
barang atau jasa dan dapat dikurangkan pada penghasilan yang diharapkan
dapat memberikan manfaat pada saat ini atau di masa yang akan datang bagi
organisasi.
2.3 Cost of Quality
2.3.1 Definisi Cost of Quality
Cost of quality are the cost that exist because poor quality may
or does exist (Hansen dan Mowen, 2013)
Cost of quality are the effective cost component of
manufactured product that is attributable to the quality aspect of the
product from the point of view of the manufacturing organisation
(Charantimath, 2003).
The costs of quality are the cost incurred to prevent or the cost
arising as a result of producting a low-quality product (Khan dan
Jain, 2006).
Menurut Mulyadi (1993), biaya kualitas adalah biaya-biaya
yang terjadi karena adanya atau kemungkinan adanya kualitas
produk yang rendah. Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang
berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan
pencegahan produk cacat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat kelompok
simpulkan bahwa biaya kualitas adalah biaya yang terjadi karena
adanya atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah di

4
dalam suatu perusahaan yang berhubungan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk cacat.
2.3.2 Alasan Diciptakan Cost of Quality
Perusahaan-perusahaan kelas dunia banyak yang gunakan konsep
cost of quality untuk mengetahui bagaimana keadaan produksi mereka
dan meramalkan berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam proses
produksi. Adapun alasan kenapa cost of quality diciptakan adalah
sebagai berikut (Gaspersz, 2006):
a. Mengkuantifikasi ukuran masalah kualitas dalam bahasa “uang”,
untuk meningkatkan konsumsi di antara manajer menengah dengan
manajer puncak.
b. Kesempatan utama untuk reduksi biaya dapat diidentifikasi.
c. Kesempatan untuk mengurangi ketidakpuasan pelanggan dan
ancaman-ancaman yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan
dapat diidentifikasi. Beberapa biaya kualitas jelek merupakan hasil
kegagalan produk setelah penjualan.
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Cost of Quality
Tujuan pengukuran dan analisis biaya kualitas adalah untuk
mengidentifikasi berapa banyak pengeluaran yang digunakan
berkaitan dengan kegiatan kualitas. Hasil analisis biaya kualitas dapat
digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengendalikan biaya
kualitas itu sendiri sehingga jumlahnya dapat dikurangi dengan cara
mengalokasikannya ke dalam empat kategori biaya kualitas. Menurut
Feigenbaum (1991) kegunaan dari analisis biaya kualitas adalah:
a. Biaya kualitas sebagai alat pengukuran
b. Biaya kualitas sebagai alat analisis proses kualitas
c. Biaya kualitas sebagai alat pemrograman
d. Biaya kualitas sebagai alat penganggaran
e. Biaya kualitas sebagai alat peramalan
f. Bahan untuk evalusi atas produk

5
2.3.4 Klasifikasi Cost of Quality
Biaya kualitas berhubungan dengan dua sub kategori dari
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas antara lain
(Hansen dan Mowen, 2013):
a. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah dan
mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk
mungkin terjadi). Kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan
pencegahan dan kegiatan penilaian.
b. Aktivitas karena Kegagalan (Failure Activities)
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau konsumen untuk
merespon kualitas yang buruk (kualitas yang buruk memang telah
terjadi). Kegiatan karena kegagalan terdiri dari kegiatan karena
kegagalan internal dan kegagalan eksternal.

Menurut JM. Juran (1986), biaya kualitas dapat


diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
Biaya ini merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan
pencegahan kecacatan dan pembatasan biaya kegagalan dan biaya
penilaian. Ada beberapa biaya yang termasuk di dalam biaya
pencegahan, yaitu:
a) Perencanaan kualitas (Quality Planning)
Biaya-biaya yang berkaitan dengan menciptakan dan
menyampaikan rencana-rencana dan sistem data untuk kualitas,
pemeriksaan, keandalan dan aktivitas-aktivitas yang
berhubungan, termasuk biaya-biaya untuk menyiapkan semua
petunjuk dan prosedur-prosedur yang diperlukan.
b) Tinjauan produk baru (New Products Review)
Biaya yang berkaitan dengan menyiapkan penawaran proposal,
mengevaluasi desain-desain baru, menyiapkan tes dan

6
percobaan memprogram, dan aktivitas kualitas berhubungan
dengan peluncuran produk baru.
c) Pelatihan (Trainning)
Biaya yang berkaitan dengan pengembangan dan pelaksanaan
program-program pelatihan yang ditujukan pada peningkatan
kinerja kualitas.
d) Pengendalian proses (Process Control)
Biaya yang berkaitan dengan pengendalian proses yang
bertujuan untuk meraih kesesuaian untuk penggunaan, seperti
yang dibedakan dari produktivitasnya. (suatu pembedaan yang
sulit untuk diterapkan dalam praktek)
e) Perolehan data kualitas dan analisa (Quality data acquisition
and analysis)
Biaya untuk mengoperasikan sistem data kualitas untuk
mendapat data berkelanjutan di kinerja kualitas.
f) Laporan kualitas (Quality reporting)
Biaya untuk menggabungkan dan mempresentasikan data
kualitas kepada manajer bagian atas.
g) Proyek-proyek peningkatan (Improvement projects)
Biaya untuk membangun dan menerapkan proyek-proyek
terobosan.
b. Biaya penilaian (Appraisal Cost)
Merupakan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menentukan
kondisi produk dan bahan baku. Ada beberapa biaya yang
termasuk di dalam biaya penilaian, yaitu:
a) Pemeriksaan bahan baku yang datang (Incoming materials
inspection)
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa
dan menguji kesesuaian bahan baku yang dibeli dengan
kualifikasi yang tercantum dalam pesanan.

7
b) Pemeriksaan dan pengujian (Inspection and test)
Biaya biaya untuk pemeriksaan kesesuaian produk sepanjang
proses desain dan manufaktur, termasuk melakukan pengujian
sebelum sampai ke tangan konsumen.
c) Mempertahankan ketelitian dari pengujian peralatan
(Maintaining accuracy of test equipment)
Biaya-biaya untuk mengoperasikan dan mempertahankan
peralatan untuk mengukur.
d) Bahan-bahan dan jasa yang terpakai (Materials and services
consumed)
Biaya-biaya dari produk-produk yang dikonsumsi di dalam uji
destruktif, juga bahan-bahan dan jasa yang dikonsumsi dalam
pengujian.
e) Evaluasi persediaan (Evaluation of stock)
Biaya-biaya pengujian produk di dalam ruang simpan untuk
menilai kondisi produk tersebut.

c. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)


Merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena
ditemukannya produk cacat sebelum dihantar ke pelanggan. Ada
beberapa biaya yang termasuk di dalam biaya kegagalan internal,
yaitu:
a) Sisa bahan (Scrap)
Kerugian-kerugian bersih pada tenaga kerja dan bahan yang
diakibatkan karena barang yang cacat yang secara ekonomi
tidak dapat diperbaiki atau digunakan.
b) Pengerjaan ulang (Rework)
Biaya-biaya untuk memperbaiki produk cacat agar produk
tersebut dapat digunakan.
c) Pengujian ulang (Retest)
Biaya-biaya dari pemeriksaan kembali dan pengujian kembali
atas produk yang sudah dikerjakan ulang.

8
d) Downtime
Biaya yang dikeluarkan karena fasilitas, peralatan, dan tenaga
kerja yang tidak aktif yang disebabkan karena barang-barang
yang cacat.
e) Yield losses
Biaya proses yang lebih rendah yang bisa dicapai melalui
proses pengawasan yang ditingkatkan.
f) Disposition
Biaya yang dibutuhkan untuk menentukan apakah produk
produk yang tidak sesuai dapat dipakai dan apakah yang
sebaiknya dilakukan atas produk-produk tersebut.

d. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost)


Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan
karena adanya produk cacat yang ditemukan setelah barang diantar
kepada pelanggan. Ada beberapa biaya yang termasuk di dalam
biaya kegagalan eksternal, yaitu:
a) Penanganan keluhan (Complaint adjustment)
Biaya-biaya untuk menyelidiki dan menanggapi keluhan-
keluhan karena produk yang cacat, instalasi yang keliru, atau
petunjuk yang tidak sesuai yang diberikan kepada para
pemakai.
b) Pengembalian produk (Returned material)
Biaya-biaya yang berhubungan dengan penerimaan dan
penggantian produk cacat yang dikembalikan dari pelanggan.
c) Biaya garansi (Warranty charges)
Biaya-biaya dari jasa dan perbaikan dibawah jaminan garansi.
d) Allowances
Pendapatan-pendapatan yang hilang karena menurukan standar
produk untuk dijual seperti barang bekas dan untuk pemberian
hadiah yang dibuat untuk pelanggan yang menerima produk
dibawah standar itu seperti adanya.

9
2.3.5 Pengumpulan Data Cost of Quality
Dalam melakukan pengukuran biaya kualitas, data-data dan
informasi yang dibutuhkan pada umumnya dikumpulkan dari :
a. Laporan yang disusun oleh masing-masing departemen
b. Hasil analisis laporan yang telah disusun tersebut
c. Dokumen-dokumen akuntasi
Setelah semua data terkumpulkan, maka dikelompokan
berdasarkan produk, departeman dan kategori biaya kualitas.
Kemudian barulah dilakukan analisis untuk setiap kategorinya
sehingga tersedia informasi terhadap kecenderungan dan kemajuan
upaya perbaikan dari waktu kewaktu.
2.3.6 Pengukuran Cost of Quality
Seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kualitas
dapat diketahui dengan menjumlahkan seluruh biaya yang
dikeluarkan. Biaya yang dikeluarkan disini, menurut Hansen dan
Mowen (2004) adalah observable quality cost dan hidden quality cost.
a. Observable Quality Cost
Biaya kualitas yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan yang
terdapat dalam sistem akuntansi yang digunakan perusahaan.
b. Hidden Quality Cost
Biaya atau kerugian yang muncul karena rendahnya kualitas tetapi
jumlah biaya ini tidak diketahui dari catatan akuntansi perusahaan.
Untuk mengukur hidden quality cost ada metode, antara lain:
1. Metode Pengganda
Mengasumsikan bahwa total biaya produk gagal adalah
beberapa kali lipat dari biaya produk gagal yang diukur: Total
biaya produk gagal = £(biaya produk gagal eksternal yang
diukur). Dimana k adalah angka pengganda.
2. Metode Penelitian Pasar
Digunakan untuk menilai pengaruh mutu yang jelek terhadap
penjualan dan pangsa pasar. Hasil penelitan pasar dapat

10
digunakan untuk memperkirakan hilangnya laba dimasa depan
akibat mutu yang jelek.
3. Fungsi Rugi Mutu Taguchi
Definisi tanpa cacat tradisional mengasumsikan bahwa biaya
mutu yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang
menyimpang jauh dari batas spesifikasi atas dan bawah.
Persamaan dalam Fungsi rugi mutu Taguchi
L(y) = k(y-Y) 2
Dimana:
k = Konstanta proporsionalitas yang besarnya tergantung pada
struktur biaya produk gagal eksternal organisasi
y = Nilai aktual dari karekteristik mutu
T = Nilai target dari karakteristik mutu
L - Rugi mutu

Nilai k diukur : k - c/d


Dimana:
c = Kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = Jarak batas dari niLai target

2.3.7 Kurva Cost of Quality Optimal

Gambar 2.1 Kurva Cost of Quality Optimal

11
Pada gambar kurva diatas, biaya kualitas total terbagi menjadi
tiga daerah. Tiga daerah tersebut adalah (Feigenbaum, 1983):
a. Daerah proyek peningkatan (Zero of improvement project)
Merupakan daerah paling kiri dari gambar. Ciri utamanya adalah
biaya kegagalan melebihi 70% dari total biaya kualitas, sedangkan
biaya pencegahan kurang dari 10% dari total biaya kualitas. Dalam
kasus ini pendekatan lenih ditujukan kepada pengidentifikasian
proyek perbaikan secara spesifik untuk meningkatkan kualitas
sekaligus menekan biaya kualitas akibat kualitas yang buruk.
b. Daerah Pengabaian (Indifference zone)
Merupakan daerah tengah dari gambar. Pada daerah ini kegagalan
mendekati 50%, sedangkan biaya pencegahan mendekati 10% dari
total biaya kualitas. Pada daerah ini terdapat titik optimun. Untuk
mencegah daerah ini masih mungkin, yakni dengan meningkatkan
proyek yang belum optimum dengan mencoba mengadakan
perbaikan.
c. Daerah Kesempurnaan (High Appraisal Cost Zone)
Merupakan daerah paling kanan gambar. Biaya pencegahan
melebihi biaya kegagalan, pada bagian ini biaya kualitas masih
dapat diturunkan.

2.4 Cost Contaiment


2.4.1 Definisi Cost Contaiment
Perkembangan pengelolaan Rumah Sakit dipengaruhi oleh
tuntutan akan pelayanan yang bermutu dengan biaya pelayanan
kesehatan yang terkendali. Namun, banyak manajemen rumah sakit
yang belum menyadari bahwa telah terjadi pemborosan didalam proses
pelayanan maupun pemborosan dalam pengadaan barang dan bahan
serta pemborosan akibat budaya karyawan rumah sakit yang tidak
mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. Selain itu, tidak
sedikit pula pengelola rumah sakit yang mengurangi atau tidak
membiayai pembelian barang-barang tertentu disaat barang tersebut

12
justru sangat dibutuhkan oleh pelayanan, maka pelayanan menjadi
terhambat dan tidak berkualitas.
Cost Containment atau disebut pengendalian biaya adalah
penekanan atau pengendalian pembiayaan terhadap berbagai sisi bisnis
rumah sakit, dari mulai kepegawaian, infrastruktur, peralatan, obat-
obatan, bahan habis pakai, dan seluruh aspek bisnis lainnya di rumah
sakit. Pengendalian biaya dilakukan dengan mengubah sistem
pembiayaan, mensetting ulang pembiayaan dan controlling
pembiayaan (Permana, 2010).
Upaya mengendalikan pembiayaan atau penekanan biaya sampai
ke titik cost effectiveness, bukan ke titik efficiency adalah maksud dari
Cost Containment. Artinya berapa besaran biaya yang secara rasional
dibutuhkan untuk pelayanan tertentu dan berapa besar pembiayaan
untuk perawatan atau pemeliharaan peralatan secara rasional. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Cost Containment dapat mengatasi
terjadinya pemborosan dalam pelayanan kesehatan.
2.4.2 Tujuan Cost Contaiment
Menurut Gani (1997) tujuan pengendalian biaya yaitu untuk
melakukan perhitungan biaya yang cermat dan penentuan tarif yang
tepat agar rumah sakit dapat tetap bertahan dengan:
a. Tingkat pemulihan biaya (cost recovery)
b. Efisiensi
c. Mutu
2.4.3 Manfaat Cost Contaiment
Cost Containment bermanfaat sebagai strategi untuk
meminimalkan risiko pelayanan yang tidak bermutu saat melakukan
inefisiensi biaya dan untuk Mengawasi kualitas dan biaya pelayanan di
rumah sakit (Garber, 2007).
2.4.4 Bentuk Cost Contaiment
Pengendalian biaya menurut Saabarguna (2007) merupakan
proses pencatatan, pengalaman, pengalokasian dan pelaporan yang
dituangkan dalam bentuk:

13
a. Anggaran Biaya, yang ditentukan menjadi dasar kesesuaian
pelayanan yang dijalankan
b. Biaya Standar, yaitu biaya yang ditentukan sebagai patokan batas
penggunaan biaya pada waktu tertentu.
c. Peosedur Pencatatan, yang dilaksanakan dalam rangka
menghindari pemborosan.
2.4.5 Teknik
Terdapat 4 teknik cost containment, yaitu:
a. Kesadaran biaya (Cost Awareness)
Sadar biaya adalah memahami tentang pentingnya pembiayaan
dalam menjalankan suatu bisnis. Diharapkan bahwa pelaku di
rumah sakit baik fungsional maupun administratif, sadar bahwa
tindakannya mengandung biaya yang harus dihemat. Oleh karena
itu, pemahaman karyawan akan klasifikasi biaya sangat perlu
diketahui. Terdapat 3 dimensi kesadaran biaya, yaitu:
a) Mengetahui akan biaya yang penting
b) Pengetahuan akan biaya
c) Berkomitmen untuk melakukan biaya
b. Pemantauan biaya (Cost Monitoring)
Merupakan upaya pemantauan biaya dengan membuat suatu
mekanisme dan cara mengidentifikasi, melaporkan dan memonitor
seluruh biaya: dimana dan berapa banyak serta mengapa biaya
dikeluarkan (Serbaguna, 2007)
c. Manajemen biaya (Cost Management)
Perlu dibentuk komite cost containment untuk dapat melakukan
manajemen biaya sehingga dapat diketahui biaya pelayanan pasien,
mengevaluasi dan mendukung ide-ide cost saving dari para
anggota staf dan memberikan petunjuk kepada para anggota
tentang strategi cost saving.
d. Hadiah biaya (Cost Incentives)
Saat kapan dan dimana biaya akan dikendalikan.

14
2.4.6 Formulasi Strategi Cost Containment

Variabel input adalah elemen yang membuat seseorang terlibat


dalam cost containment, suatu komitmen untuk berusaha mencapai
hasil yang diharapkan dalam cost containment. Sedangkan variabel
output adalah hasil yang diinginkan dengan dijembatani oleh teknik
cost containment.
Contoh: Komitmen dari dewan direktur rumah sakit adalah
mengurangi peningkatan biaya operasional tahunan dari 14% per
tahun menjadi rata-rata kurang dari 7% dalam waktu tiga tahun
mendatang. Pembatasannya adalah kualitas pelayanan yang sudah ada
tidak menurun dan proposal untuk pembayakan kembali pengeluaran
capital maksimum 2 tahun. Komitmen untuk melakukan cost
containment mengharuskan penusunan strategi dengan berbagai
variasi alternatif teknik. Hasil yang diinginkan tidak hanya sekadar
memorandum sederhana. Oleh karena itu, tahap stratego organisasi
harus konsisten dengan strategi cost containment.

15
BAB III
STUDY KASUS

Perhitungan cost of Quality


periode 1
bagian
perawatan
kategori biaya % terhadap
kualitas program biaya pendapatan
penceghan diklat
PPDS 111000000

Kursus medis dan pendidikan 92000000 0,11%


diklat dalam dan luar 136250000

kursus manajemen dan supervisi 9800000


TOTAL BIAYA 349050000 0,43%
SUB BIDANG TQC
OPERASIONAL 36000000
KOORDINATOR 48000000
TOTAL BIAYA 84000000 0,10%
Pengembangan sistem Kualitas 36000000 0,04%
TOTAL BIAYA PENCEGAHAN 469050000
Persiapan dan Pelaksanaan
Penilaian Akreditasi 150000000
Kalibrasi dan Pemeliharaan 150762400
sub bidang medical equipment
operasional 36000000
kordinator 18000000
staff 9600000
TOTAL BIAYA 63600000
TOTAL Biaya penilaian 364362400 0,45%
Kegagalan
Internal Perbaikan Peralatan Medis 527325000
total biaya kegagalan internal 527325000 0,65%
Kegagalan
Eksternal respon terhadap keluhan konsumen
pemisahan apotik 10000000
menambah tenaga pelayanan 1800000
mengefektifkan kerja CS 3600000
Memvariasikan Menu 24000000
total biaya kegagalan eksternal 39400000 0,05%
TOTAL BIAYA KUALITAS 1400137400 1,71%

16
periode 2
bagian perawatan
kategori biaya % terhadap
kualitas program biaya pendapatan
Penceghan diklat
PPDS 85000000
Kursus medis dan
pendidikan 82000000
diklat dalam dan luar 228750000
kursus manajemen dan
supervisi 11150000
TOTAL BIAYA 406900000
SUB BIDANG TQC
OPERASIONAL 36000000
KOORDINATOR 48000000
TOTAL BIAYA 84000000
Pengembangan sistem
Kualitas 36000000
TOTAL biaya pencegahan 526900000 0,03%
Penilaian Persiapan dan Pelaksanaan Akreditasi
Kalibrasi dan Pemeliharaan 196878700
sub bidang medical equipment
operasional 36000000
kordinator 18000000
staff
250878700
TOTAL biaya penilaian 304878700 0,22%
Kegagalan Internal Perbaikan Peralatan Medis 68143300
total biaya kegagalan internal 68143300 0,05%
Kegagalan Eksternal respon terhadap keluhan konsumen
pemisahan apotik
menambah tenaga
pelayanan 1800000
mengefektifkan kerja CS 3600000
Memvariasikan Menu 24000000
total biaya kegagalan eksternal 29400000 0,02%

TOTAL BIAYA KUALITAS 438422000 0,32%

17
pendapatan JUMLAH

periode 1 Rp 81.752.410.186
periode 2 Rp 138.224.000.000

BIAYA KUALITAS
PERIODE 1 JUMLAH %PENDAPATAN

TOTAL biaya Pencegahan 469050000 0,57%


TOTAL Biaya penilaian 364362400 0,45%
total biaya kegagalan internal 527325000 0,65%
total biaya kegagalan eksternal 1360737400 1,66%
TOTAL BIAYA KUALITAS 1400137400 1,71%

PERIODE 2
TOTAL biaya Pencegahan 526900000 0,64%
TOTAL Biaya penilaian 304878700 0,22%
total biaya kegagalan internal 68143300 0,05%
total biaya kegagalan eksternal 29400000 0,02%
TOTAL BIAYA KUALITAS 438422000 0,32%

Berdasarkan data diatas dapat diketahui, bahwa:


1. Biaya pencegahan dan biaya penilaian semakin besar maka akan mengurangi
biaya kegagalan internal dan eksternnal
2. biaya pencegahan dan penilaian semakin besar maka biaya yang dikeluarkan
sebagai biaya kualitas semakin kecil dibandingkan pendapatan

18
BAB IV
KESIMPULAN

Biaya kualitas (Cost of Quality) adalah biaya yang terjadi karena adanya
atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah di dalam suatu perusahaan
yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan
pencegahan produk cacat. Tujuan pengukuran dan analisis biaya kualitas adalah
untuk mengidentifikasi berapa banyak pengeluaran yang digunakan berkaitan
dengan kegiatan kualitas. Terdapat empat kategori dalam Cost of Quality, yaitu:
Biaya Pencegahan (Prevention Cost), Biaya penilaian (Appraisal Cost), Biaya
Kegagalan Internal (Internal Failure Cost), dan Biaya Kegagalan Eksternal
(External Failure Cost).
Cost containment merupakan upaya pengendalian pembiayaan terhadap
berbagai sisi bisnis rumah sakit, dari mulai kepegawaian, infrastruktur, peralatan,
obat-obat, bahan habis pakai, dan seluruh aspek lainnya yang berkaitan dengan
proses pelayanan di rumah sakit. Penghematan biaya yang memperburuk mutu
pelayanan kesehatan bukan termasuk ke dalam pengendalian biaya.
Cost containment merupakan salah satu strategi dalam mempertahankan
kualitas pelayanan melalui proses cost awareness, cost monitoring, cost
management dan cost incentives, dimana hal tersebut akan menciptakan sebuah
kondisi dimana para karyawan atau tenaga kesehatan memperkirakan apa yang
dilakukannya dalam proses perawatan dan pemeliharaan pelayanan agar tidak
terjadi pemborosan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Al – Assaf AF. Mutu Pelayanan Kesehatan,Perspektif International. Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2009.
Gani, Ascobat. 1997. Mekanisme Cost and Pricing Pelayanan Rumah Sakit dalam
Era Liberalisasi Pelayanan Kesehatan. Dalam Seminar Kompetensi
Eksekutif Rumah Sakit dalam Era Liberalisasi Pelayanan Kesehatan
RSPAD Gatot Subroto. Jakarta
Garber, Alan. et.all. 2007. The Promise of Health Care Cost Containment Health
Affairs.
Mukti AG. Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan. PT Karya
Husada Mukti, Yogyakarta. 2007.
Turban, Efraim. 1980. Cost Containment in Hospital. An Aspen Publication.
London: England.
Crosby, P.B, 1986, Quality is Free, The Art Of making Quality Certain, New
York-McGraw-Hill Book Co
Deming W.Edwards, 1986, Out Of The Crisis, Cambridge University Press
Juran M. Joseph, 1989, Juran on Quality By Design, New York, McMillan
Company
Rayburn; L. Gayle. 1999.Akuntansi Biaya jilid 2, edisi 6. Jakarta: Erlangga
Baridwan, Zaki. 2010.Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Yogyakarta:
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen, 2004,Akuntansi Manajemen, Buku
satu, Alih bahasa: Dewi Fitriasari dan Deny Armos Kwary, Jakarta,
Salemba Empat.
Hansen, Don R. dan Mowen, Marryanne M. 2013. Cornerstones of Cost
Management. Cengange Learning.
Charantimath, Poornima M. 2003.Total Quality Management. Singapore: Pearson
Education.
Mulyadi. 1993.Akuntansi Biaya, edisi 5. Yogyakarta: STIE YKPN-Yogyakarta.

20
Gaspersz Vincent. 2006. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Feigenbaum, Armand. V. 1991. Total Quality Control.Third Edition. Mc Grow
Hill Book. Singapore.

21

Vous aimerez peut-être aussi