Vous êtes sur la page 1sur 30

ANALISIS DAMPAK PERBAIKAN PENCEGAHAN

PASIEN CIDERA KARENA JATUH

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III TEBING


TINGGI
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan , dan gawat darurat
. Sesuai undang undang no: 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa,
Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan
dirumah sakit. Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah
sakit yang semakin kompleks, menciptakan pelayanan yang aman bagi
pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi setiap manajemen
rumah sakit membuat pelayanan rumah sakit menjadi lebih aman dan
mempertahankan keamanan tersebut sama beratnya untuk
diimplementasikan (Vincent, 2011). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No: 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit bahwa rumah sakit harus menerapkan enam sasaran
keselamatan pasien dimana sasaran ke 6 yaitu menurunkan resiko cidera
karena jatuh di rumah sakit.

Insiden pasien jatuh di Rumah Sakit Sanglah berflktuatif.,


Insiden pasien jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi
data tahun 2013 sebanyak 43 insiden, terjadi peningkatan insiden
sebanyak 11,6% pada tahun 2014 menjadi 48 insiden. Pada insiden jatuh
2013 insiden dengan rincian tidak cidera 33 orang, cidera minor 10
orang, moderat 2 orang dan mayor tidak ada. Data insiden jatuh sampai
bulan juni 2014 sebanyak 48 insiden dengan rincian tidak cidera 36
orang, cidera minor 9 orang, moderat 3 orang dan mayor tidak ada

Tingginya insiden cedera karena jatuh di rumah sakit dapat


disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang
pengkajian resiko jatuh, belum menjadi budaya kerja dalam melakukan

2
pengkajian ulang resiko jatuh dan penerapan pemantauan protokol resiko
jatuh, serta tidak dipahaminya populasi yang berisiko jatuh, tidak
melibatkan keluarga dalam pemantauan pasien resiko jatuh. Lingkungan
yang tidak mendukung seperti lantai licin, penerangan yang buruk dan
kurangnya pengawasan pasien, tempat tidur yang tidak terkunci dan
pengaman tempat tidur yang masih ada belum memenuhi setandar
keselamatan pasien juga menjadi faktor pendukung insiden pasien jatuh.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui dampak angka kejadian pasien cidera karena jatuh
terhadap kebutuhan tenaga dan keuangan dalam melakukan
perbaikan untuk menurunkan angka kejadian pasien cidera karena
jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi Denpasar.

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi data pasien cidera karena jatuh di Rumah
Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi Denpasar.
b. Menganalisa penyebab masalah tentang angka kejadian pasien
cidera karena jatuh.
c. Mendeskripsikan dalam memilih proses seleksi untuk
melakukan perbaikan.
d. Mendeskripsikan perencanaan kerja
e. Mendeskripsikan tata cara mengorganisasi tim/membentuk tim
kerja
f. Mendeskripsikan pelaksanaan rencana kerja untuk perbaikan.
g. Menganalisa perubahan terhadap pelaksanaan kerja.
h. Mendeskripsikan rancangan untuk melakukan perbaikan secra
terus menerus dan berkesinambungan.

BAB II
FOCUS PDCA

2.1. F (FIND)

3
Insiden pasien jatuh di Rumah Sakit Sanglah berflktuatif. Insiden
pasien jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi data tahun
2013 sebanyak 43 insiden, terjadi peningkatan insiden sebanyak 11,6%
pada tahun 2014 menjadi 48 insiden. Pada insiden jatuh 2013 insiden
dengan rincian tidak cidera 33 orang, cidera minor 10 orang, moderat 2
orang dan mayor tidak ada. Data insiden jatuh sampai bulan juni 2014
sebanyak 48 insiden dengan rincian tidak cidera 36 orang, cidera minor 9
orang, moderat 3 orang dan mayor tidak ada.

Gambar 1. Insiden Rate Pasien Jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III


Tebing Tinggi tahun 2014-2015Sedangkan angka kejadian pasien jatuh
pada tahun 2016 adalah

4
Gambar 2. Insiden Rate Pasien Jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III
Tebing Tinggi tahun 2016
2.2. O (ORGANIZE)
Bersama Kepala Unit (Ka. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit), Unit Penjamin Mutu (UPM), Tim Patient Safety, dan Bidang
Keperawatan untuk membuat tim kerja/grup diskusi untuk membahas
kondisi ini.
No Nama Jabatan
1 Ka TIM Keselamatan Pasien Ketua Tim
Rumah Sakit
2 Ka. UPM Anggota
3 Ka. Bid. Pelayanan keperawatan Anggota
4 Ka Instalasi Pemeliharaan Saran Anggota
RumahSakit
Para Ka Instalasi Rawat Inap , Anggota
Rawat Jalan, dan Rawat Khusus
5 Ka Ruangan Anggota
6 Tim Patient Safety Anggota

2.3. C (CLARIFY)
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

5
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan , dan gawat darurat
. Sesuai undang undang no: 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa,
Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan
dirumah sakit. Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah
sakit yang semakin kompleks, menciptakan pelayanan yang aman bagi
pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi setiap manajemen
rumah sakit membuat pelayanan rumah sakit menjadi lebih aman dan
mempertahankan keamanan tersebut sama beratnya untuk
diimplementasikan (Vincent, 2011). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No: 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit bahwa rumah sakit harus menerapkan enam sasaran
keselamatan pasien.

Setandar keselamatan pasien merupakan komponen utama yang


harus diterapkan untuk menjamin keamanan pasien dalam proses
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu komponen keselamatan
pasien adalah pencegahan pasien cedera karena jatuh. Insiden pasien
jatuh merupakan salah satu insiden keselamatan pasien yang dapat
berupa kejadian yang tidak diinginkan ataupun sentinel efen yang dapat
berakibat fatal bagi pasien. Menurut setandar Joint Comition International
(JCI) khusunya International Patien Safety Goal(IPSG) atau setandar
Keselamatan Pasien (SKP) Insiden Keselamatan Pasien pencegahan
cidera akibat jatuh merupakan IPSG ke enam
Tingginya insiden cedera karena jatuh di rumah sakit dapat
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang
pengkajian resiko jatuh, belum menjadi budaya kerja dalam melakukan
pengkajian ulang resiko jatuh dan penerapan pemantauan protokol resiko
jatuh, serta tidak dipahaminya populasi yang berisiko jatuh, tidak
melibatkan keluarga dalam pemantauan pasien resiko jatuh. Lingkungan
yang tidak mendukung seperti lantai licin, penerangan yang buruk dan
kurangnya pengawasan pasien, tempat tidur yang tidak terkunci dan
pengaman tempat tidur yang masih ada belum memenuhi setandar
keselamatan pasien juga menjadi faktor pendukung insiden pasien jatuh.

6
2.4. U (UNDERSTAND)
2.4.1. Inventarisasi Penyebab Berdasarkan Brainstorming
Tabel 1. Inventarisasi penyebab dari hasil brainstorming
No Penyebab Anggota
1 Tingkat kepatuhan petugas dalam melakukan
pengkajian resiko jatuh tangan belum optimal
2 Penerapan protokol pencegahan resiko jatuh
belum optimal
3 Posisi pasien yang belum adekuat (pasien
gelisah, berpindah posisi)
4 Belum semuan tempat tidur terpasang
pengaman
5 Pasien resiko jatuh tidak diawasi secara kontinyu
6 Beban kerja perawat yang tinggi
7 Rasio jumlah pasien dan perawat tidak seimbang
8 Belum semua ruangan terpasang alat
komunikasi pasien
9 General cleaning yang belum maksimal
10 Kamar mandi yang jauh dari tempat tidur pasien
11 Belum melibatkan keluaga dalam pemantauan
pasien resiko jatuh

2.4.2. Stratifikasi Penyebab Dari Hasil Brainstorming


Tabel 2. Stratifikasi penyebab dari hasil brainstorming
No Faktor Penyebab
1 Man 1. Tingkat kepatuhan petugas dalam
melakukan pengkajian resiko jatuh tangan
belum optimal
2. Rasio petugas (perawat) tidak sesuai dengan
jumlah pasien yang ditangani
2 Methode 1. Pengawasan secara terus menerus terhadap

7
pasien yang beresiko jatuh belum dilakukan
2. Pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan
berdasarka data obyektif terbaru pada
pasien
3. Penerapan protokol pencegahan resiko jatuh
belum optimal
3 Matherials 1. Belum semua tempat tidur terpasang
pengaman
4 Machine 1. Belum semua ruangan terpasang alat
komunikasi
5 Evironment 1. General cleaning yang belum maksimal
2. Atap rumah sakit bocor
3. Kamar mandi yang jauh dari tempat tidur
pasien

1
Effect Caused Causes
by

Pasien jatuh Pasien beresiko jatuh


tidak dilakukan
pengawasan secara terus
menerus

Pasien beresiko jatuh tidak Rasio petugas dan pasien


dilakukan pengawasan yang tidak seimbang
secara terus menerus

Rasio petugas dan pasien Belum melibatkan keluarga


yang tidak seimbang dalam pengawasan pasien

8
resiko jatuh

Belum melibatkan keluarga Keluarga belum mendapan


dalam pengawasan pasien edukasi tentang pengawan
resiko jatuh pasien resiko jatuh

2
Effect Caused Causes
by

Pasien jatuh Belum dilakukan


pengakjian resiko jatuh
dengan benar

Belum dilakukan Pengkajian resiko jatuh


pengakjian resiko jatuh belum menjadi budaya
dengan benar

Pengkajian resiko jatuh Petugas belum mendapat


belum menjadi budaya edukasi tentang edukasi
pengkajian resiko jatuh

3
Effect Caused Causes
by

Pasien jatuh Belum diterapkan protocol


resiko jatuh

Belum diterapkan protocol Petugas belum mengetahui


resiko jatuh dan belum menjadi budaya
dalam penerpan protocol
resiko jatuh

Petugas belum mengetahui Petugas belum mendapat


dan belum menjadi budaya edukasi, dan belum
dalam penerpan protokol dilakukan pengawasan
resiko jatuh penerapan protocol resiko

9
jatuh

Petugas belum mendapat Belum terbentuk Tim yang


edukasi, dan belum melaklukan pengawasan
dilakukan pengawasan dan edukasi
penerapan protocol resiko
jatuh

4
Effect Caused Causes
by

Pasien jatuh Pengaman tempat tidur


belum memenuhi setandar

Pengaman tempat tidur Belum dilakukan perbaikan


belum memenuhi setandar dan pemasangan pengaman
tempat tidur

Belum dilakukan perbaikan Belum dilakukan kordinasi


dan pemasangan dalam perbaikan dan
pengaman tempat tidur pemasangan pengaman
tempta tidur
5
Effect Caused Causes
by

Pasien jatuh Lingkungan yang


mendukung jatuh, lantai
licin, kamar mandi jauh dari
kamar pasien

Lingkungan yang Tidak dilakukan


mendukung jatuh, lantai pembersihan lantai dengan
licin, kamar mandi jauh dari baik, plavon bocor
kamar pasien

10
Tidak dilakukan Belum dilakukan
pembersihan lantai dengan pengawasan dan edukasi
baik, plavon bocor tidur tentang pembersihan
lingkungan dengan aman

11
2.4.3 Diagram Tulang Ikan (terlampir) ALAT

MACHINE LINGKUNGAN
Insiden
pasien
Kamar mandi yang
jauh dari tempat tidur
cidera
Belum semua
ruangan terpasang
pasien karena
alat Belum semua tempat jatuh
tidur terpasang
komunikasi Pembersihan pengaman tempat tidur
ruangan tidak
pasien maksimal

Rasio petugas Belum dilibatkan


dan pasien tidak keluarga dalam
seimbang pengawasan
Penerapan protokol pasien jatuh
pencegahan resiko jatuh
belum optimal Pengawasan secara terus
menerus terhadap pasien
yang beresiko jatuh MAN
Pengkajian resiko
belum dilakukan
jatuh tidak dilakukan
berdasarka data
obyektif terbaru METHODE

12
2.4.3. Root Causa Verification
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara TKPRS dengan petugas kesehatan
didapatkan bahwa petugas tidak melakukan pengawasan secara
terus menerus pada pasien resiko jatuh karena rasio petugas dan
pasien tidak seimbang, dan tidak melibatkan keluarga dalam
pengawasan pasien resiko jatuh. Petugas tidak melakukan pengkajian
resiko jatuh dan penerapan protocol jatuh karena belum menjadi
budaya dan petugas belum tahu pengkajian resiko jatuh karena belum
mendapat edukasi dan pengawasan. Pengaman tempat tidur belum
memenuhi setandar karena belum dilakukan perbaikan dan
pemasangan pengaman tempat tidur.
b. Observasi
 Rasio antara jumlah pasien dan jumlah perawat belum sesuai
setandar. Di ruang perawatan kelas 3 rata-rata perawat melayani
pasien sebanyak 10 orang untuk satu perawat dengan tingkat
ketergantungan yang sedang sampai berat.
 Pengkajian resiko jatuh sudah dilakukan tetapi datanya masih
menggunakan data awal, tidak dilakukan berdasarkan data terbaru
pasien misalnya karena perubahan kondisi pasien.
 Pasien yang terkaji sebagai pasien beresiko jatuh tidak dipasangkan
gelang resiko jatuh, tidak diberikan tanda resiko jatuh, tidak
didekatkan keperluan pasien yeng merupakan implementasi
pencegahan resiko jatuh.
 Pasien dengan resiko jatuh belum dilakukan secara terus menerus
karena belum terbentuk Team Fall yang memberikan edukasi terkait
pengawasan resiko jatuh.
 Pemasangan alat komunikasi berupa bel tempat tidur hanya
terpasang di ruangan kelas VIP, kelas satu tetapi tidak terpasang di
kelas 2 dan kelas tiga. Bel komunikasi juga terpasang di kamar
mandi pasien.

13
 Pembersihan ruangan yang tidak optimal, misalnya ditemukan lantai
licin karena kebocoran atap rumah sakit yang terjadi pada musim
hujan.
 Kamar mandi pasien yang jauh dari tempat tidur terutama di ruang
perawatan kelas tiga menyebabkan pasien dengan resiko jatuh
harus berjalan agak jauh menuju kamar mandi dan meningkatkan
resiko jatuh
 Tempat tidur pasien yang belum terpasang pengaman tempat tidur
belum optimal, didapatkan bahwa kapasitas perawatan sebanyak
765 bed dengan 725 sudah memilki pengaman dan 40 (5.5%) belum
memiliki pengaman, sepuluh diantaranya sengaja tidak diberi
pengaman karena merupakan ruang perawatan psikiatri karena
apabila diberi pengaman memungkinkan untuk digunakan pasien
untuk mencederai diri dan lingkungan.

2.4.5 Faktor Penyebab Dominan Berdasarkan Analisis Tulang Ikan


dan RCF
1. Kurangnya pengawasan petugas secara kontinyu terhadap pasien
beresiko jatuh karena rasio petugas dan pasien tidak seimbang dan
petugas belum melibatkan keluarga dalam pengawasan pasien.
2. Kurang pengetahuan dan petugas terkait pengkajian dan penerapan
protokol resiko jatuh karena belum mendapat edukasi dan
pengawasan berkesinambungan.
3. Belum semua tempat tidur terpasang pengaman tempat tidur dan
belum semua kamar pasien terpasang alat komunikasi bel.
2.5. S (SELECT)
Berdasarkan faktor dominan di atas, kami memilih beberapa diantaranya
untuk dilakukan perbaikan seperti:
1. Kurangnya pengetahuan petugas tentang pengkajian reiko jatuh
2. Kurangnya implementasi protokol pencegahan pasien resiko jatuh.
3. Belum dilibatkannya keluarga dalam pengawasan pasien jatuh
4. Belum semua tempat tidur terpasang pengaman tempat tidur

14
2.6. P (PLAN)
No Hal yg dominan Rencana perbaikan Metode yg Hasil yg diinginkan Time line PIC
diperbaiki digunakan
1 1. Kurangnya 1. Mengadakan re- 1. Supervisi 1. Adanya Minggu II 1. Direktur
pengetahuan edukasi terhadap langsung peningkatan Januari rumah sakit
petugas tentang seluruh petugas pengkajian oengetahuan 2016 2. Bidang
pengkajian reiko tentang pengkajian resiko jatuh petugas terkait Keperawata
jatuh resiko jatuh 2. Ceramah pengkajian resiko n
2. Membentuk tim fall 3. Demonstrasi jatuh. 3. TKPRS
yang bertugas 2. Terbentuknya tim
memberikan edukasi fall yang
dan menjadi melakukan
kordinator kordinasi dan
pencegahan pasien edukasi terkait
jatuh pencegahan
3. Melakukan spervisi resiko jatuh
langsung 3. Terlaksananya
pelaksanaan supervisi dan

15
pengkajian resiko perbaikan
jatuh terhadap
pengkajian resiko
jatuh
2 Kurangnya 1. Mengadakan re- 1. Supervisi 1. Adanya Minggu II 1. Direktur
implementasi protokol edukasi terhadap langsung peningkatan Januari rumah sakit
pencegahan pasien seluruh petugas pengkajian oengetahuan 2016 2. Bidang
resiko jatuh. tentang penerapan resiko jatuh petugas terkait Keperawata
protokol pencegahan 2. Ceramah protokol n
resiko jatuh 3. Demonstrasi pencegahan 3. TKPRS
2. Membentuk tim fall resiko jatuh.
yang bertugas 2. Terbentuknya tim
memberikan edukasi fall yang
dan menjadi melakukan
kordinator kordinasi dan
pelaksanaan edukasi terkait
protokol pencegahan pelaksanana
pasien beresiko protokol resiko
jatuh jatuh

16
3. Melakukan spervisi 3. Terlaksananya
langsung supervisi dan
pelaksanaan perbaikan
protokol pencegahan terhadap
resiko jatuh pelaksanana
protokol resiko
jatuh
4 Belum melibatkan 1. Melakukan edukasi 1. Supervisi 1. Keluarga Minggu I 2.
keluarga dalam kepada keluarga langsung terlibat dalam Pebruari
pengawasan pasien pasien agar turut pengkajian pengawsan 2016
resiko jatuh mengawasi pasien resiko jatuh pasien resiko
resiko jatuh 2. Ceramah jatuh
3. Demonstrasi

3 Belum semua tempat 1. Koordinasi dengan 1. Rapat/pertemua 1. Terpasangnya Minggu II 3. TKPRS


tidur terpasang Sub Bagian Rumah n pengaman Januari 4. Instalasi
pengaman tempat tidur Tangga dan 2. Supervisi tempat tidur yang 2016 IPSRS
pemeliharaan memenuhi
sarana rumah sakit setandar pada
terkait perbaikan semua tempat

17
dan pemasangan tidur pasien di
pengaman tempat rumah sakit.
tidur
2. Melakukan
monitoring terkait
perbaikan dan
pemasangan
pengaman tempat
tidur

18
2.6. DO
2.6.1
No Tanggal Pelaksanaan kegiatan Tempat Peserta Hasil kegiatan
1 2 Des Mengumpulkan data ruang Sekretaris TKPRS Tersusun data insiden pasien jatuh
2015 insiden resiko jatuh TKPRS
2 8 Des Melakukan brain Ruang Ketua TKPRS Tersusun daftar masalah penyebab insiden
2015 stroming terkait TKPRS Sekretaris TKPRS resiko jatuh
penyebab insiden jatuh Anggota TKPRS Tersusun rencana kegiatan yang akan
Kapa ruangan dilakukan untuk mencegah insiden resiko
Angsoka 1 jatuh
Kepala ruangan
Nusa Indah
Kepala ruangan
PJT
3 13 Des Melakukan rapat Kantor Ketua TKPRS Tersusun rencana untuk perbaikan dan
2015 dengan IPSRS IPSRS Sekretaris TKPRS pemasangan pengaman tempat tidur
Ketuan IPSRS
4 Melakukan edukasi Aula Ketua TKPRS Edukasi diikuti oleh 63 peserta yang terdiiri
tentang pasien safety. poliklinik Sekretaris TKPRS dari perawat ruangan

19
5 16 Des Melakukan rapat Ruang Istalasi Tersusun rencana perbaikan dan rencana
2015 dengan sarana rumah TKPRS pemeliharaan pemasangan pengaman tempat tidur
sakit sarana ruma sakit
6 Melakukan supervis Ruang Tim Pasien Safety Edukasi diikuti 8 orang
pelaksaan Mawar Ditemukan 10 tempat tidur yang tidak
implementasi resiko dan ruang terpasang pengaman tempat tidur yang
jatuh di ranganan Leli memang sengaja dilakukan karena ruangan
mawar dan leli. tersebut merawat pasien psikiatri ditakutkan
Melakukan edukasi dapat digunakan untuk menciderai diri dan
agar petugas juga lingkungan.
melibatkan keluarga Ditemukan kamar mandi yang jauh dari ruang
dalam pengawasan perawatan
pasien resiko jatuh Ditemukan tiga pasien tidak dilakukan
pengkajian resiko jatuh secara aktual
Ditemukan 2 pasien yang terkaji resiko jatuh
tidak terpasang gelang resiko jatuh
Ditemukan kesalahan sekoring form resiko
jatuh
Perawat di ruangan sudah diberikan edukasi

20
tentang pengkajian resiko jatuh, dan
pelaksanaan protokol resiko jatuh
7 8 Jan Melakukan edukasi dan Ruang Tim Pasien Safety Ditemukan semua tempat tidur sudah
2016 supervisi pengkajian Intensive terpasang pengaman
dan implementasi Semua pasien tergolong resiko tinggi jatuh
pencegahan resiko dan sudah terpasang gelang resiko jatuh
jatuh di ruang intensif Protokol pencegahan resiko jatuh sudah
diterapkan
8 17 Jan Melakukan edukasi dan Ruang Tim Pasien Safety Sudah dilakukan edukasi tentang pengkajian
2016 supervisi pengkajian Angsoka rsiko jatuh dan pelaksanaan prtokol resiko
dan implementasi 1 jatuh
pencegahan resiko Ditemukan 4 tempat tidur dengan kondidi
jatuh di ruang angsoka pengaman yang rusak
1
Melakukan edukasi
agar petugas juga
melibatkan keluarga
dalam pengawasan
pasien resiko jatuh
9 31 jan Melakukan perbaikan Ruang IPRS Sudah dilakukan perbaikan tempat tidur

21
2016 dan pemasangan perawatan sebanyak 30 unit dan pemasangan
pengaman tempat tidur, pengaman tempat tidur sebanyak tempat
Melakukan tidur
pemeriksaan fungsi bel
komuniksi di kamar
mandi pasien
10 Februari Melakukan Ruang TKPRS DAN Sudah dilakukan perbaikan bel sebanyak 32
2016 pemeriksaan fungsi bel perawatan IPSRS unit
komuniksi di kamar
mandi pasien

Evaluasi Hasil Kegiatan

22
No Hasil Kegiatan Evaluasi hasil Kegiatan Tindaka Lanjut
1 Tersusun data insiden pasien jatuh Dibuat rencana untuk menurunkan insiden Melaksanakan pemantauan
pasien jatuh langsung, edukasi,
pengkajian, pelaksanaan
protokol pencegahan jatuh.
2 Tersusun rencana untuk perbaikan dan Sudah dilakukan perbaikan tempat tidur Memantau pemasangan
pemasangan pengaman tempat tidur sebanyak 30 unit dan pemasangan pengaman tempat tidur pada
pengaman tempat tidur sebanyak 10 pasien beresiko jatuh
tempat tidur
3 Melaksanankan monitoring Masih ditemukan pasien beresiko jatuh Memberikan penjelasan
pelaksanaan pengkajian dan tidak terpasang gelang kuning, pengkajian kembali tentang pemasangan
implementasi pasien beresiko jatuh tidak aktual, kesalahan dalam sekoring. identitas resiko jatuh,
pengkajian yang benar
4 Sudah dilakukan perbaikan tempat Tempat yang terpasang pengaman dalam -
tidur sebanyak 30 unit dan kondisi baik
pemasangan pengaman tempat tidur
sebanyak 10 tempat tidur
5 Penyusunan TIM Fall yang bertugas Belum tersusun Tim Falll Merencanakan untuk
melakukan edukasi dan pemantaan menyusun tim fall
pasien beresiko jatuh

23
2.7. C (CHECK)
1.7.1 Data hasil pencapaian setelah dilakukan perbaikan
Setelah dilakukan upaya perbaikan dengan melakukan edukasi
pengkajian resiko jatuh yang benar, edukasi tentang pelaksanaan
implemnetasi pencegahan pasien cidera karena jatuh, pengawasan
secara kontinyu terhadap pasien beresiko jatuh, perbaikan pengaman
tempat tidur, pemasangan pengaman tempat tidur dan perbaikan bel
komunikasi maka didapatkan hasi berupa penurunan insiden pasien jatuh
di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Insiden jatuh pada tahun 2014
sebanyak 38 insiden menurun 38% menjadi 23 pada tahun 2015, dengan
rincian tidak cidera 36 orang, cidera ringan 3 orang dan tidak ada cidera
moderat dan cidera mayor.Sedangkan dalam 3 bulan terakhir mulai bulan
Januari – Maret tercatat 2 insiden . Penurunan insiden tersebut
disebabkan karena pengetahuan petugas kesehatan tentang pencegahan
insiden telah meningkat. Dengan meningkatnya pengetahuan petugas
maka pelaksanaan protokol pencegahan jatuh dilakukan dengan baik,
pengawasan pasien yang beresiko jatuh juga dilakukan dengan baik.
Disamping itu perbaikan tempat tidur dan pemasangan pengaman tempat
tidur juga menjagi faktor pendukung menurunnyya insiden jatuh.

24
Gambar 3. Insiden Rate Pasien Jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III
Tebing Tinggi Januari – Juni 2018

1.7.2 Analisa Dengan Membandingkan Dengan Tujuan Atau


Indikator Yang Ingin Dicapai

No Prosedur yang Prosedur yang perubahan


normal dilakukan saat insiden dalam proses

1 Petugas kesehatan Petugas kesehatan Pengetahuan


melakukan tidak melakukan petugas tentang
pengkajian resiko pengkajian resiko jatuh pengkajian resiko
jatuh secara obyektif secara obyektif dan meingkt sehingga
dan aktual actual pengkajian resiko
jatuh dilakukan
dengan baik

2 Protokol resiko jatuh Protokoln resiko jatuh Pengetahuan


dilakan secara tidak diterapkan dengan petugas tentang
kontinyu baik protokol
pencegahan
resiko meingkat
sehingga prtokol
resiko jatuh
dilakukan dengan
baik

3 Semua tempat tidur Semua tempat tidur Telah dilakukan


pasien terpasangan pasien terpasangan perbaikan dan
pengaman tempat pengaman tempat tidur pemasangan
tidur dengan kondidi dengan kondidi baik pengaman tempat
baik tidur sehingga
pasien dengan

25
resiko jatuh lebih
aman

2.8. A (ACTION)
 Melakukan edukasi kepada petugas kesehatan tentang pengkajian
resiko jatuh dengan benar sesuai SPO dan aktual

 Melakukan edukasi dan pemantauan pelaksaan pengkajian dan


protokol pencegahan resiko jatuh.

 Memberikan edukasi kepada keluarga dalam pengawasan pasien


jatuh

 Melakukan perbaikan dan pemasangan pengaman tempat tidur

BAB III
ANALISIS DAMPAK PERBAIKAN

26
Setelah dilakukan perubahan dalam kurun waktu Januari sampai
Juni 2016 berupa edukasi, pengawasan lapangan, perbaikan dan
pemasangan pengaman tempat tidur, dan penerapan protokol
pencegahan jatuh maka didapat dampak yang signifikan berupa
penurunan insiden pasien jatuh dari 48 insiden pada tahun 2014 turun
38% menjadi 33 insiden pada tahun 2015. Sedangkan pada bulan Juni –
Agustus 2018 tercatat …..insiden . Dengan menurunya insiden pasien
jatuh maka didapat berbagai keuntungan antara lain dari segi biaya rumah
sakit,pemakaian obat-obatan dan sumber daya manusia.
Biaya yang dikeluarkan rumah sakit untuk perawatan pasien cidera karena
jatuh,
No Pembiayaan 2014
Tidak Cide Cider Cider Total
cidera minor moderat mayor
36 9 3 0
1 Pengobatan - 1.350.000 2.250.000 3.600.000
cidera
2 Pemeriksaan - 450.000 150.000 600.000
radiologi
3 Waktu - 2.370.000 1.500.000 3.870.000
perawatan
4 4.170.000 3.870.000 7.070.000

Pengeluaran biaya rumah sakit untuk perawatan pasien cidera minor dan
moderat tahun 2014 sebanyak Rp.7.70.000

Biaya yang dikeluarkan rumah sakit untuk perawatan pasien cidera karena
jatuh :
No Pembiayaan 2015

27
Tidak Cid minor Cid.mo Cidem Total
cide 3 dera ay
20 0 0
1 Pengobatan - 450.000 450.000
cidera
2 Pemeriksaan - 150.000 150.000
radiologi
3 Waktu perawatan - 900.000 900.000
4 1.500.00 1.500.00
0 0

Hasil setelah perbaikan 2015 terjadi 23 insiden dengan rincian tidak


cidera 20 orang, cidera minor 3 orang, moderat dan mayor tidak ada
dengan rincian biaya sebanyak Rp. 1.500.000
Evaluasi program pencegahan pasien cidera karena jatuh yang
dilakukan oleh Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi dapat dilihat
dari aspek efisiensi pembiayaan pasien cidera karena jatuh. Telah terjadi
peghematan biaya rumah sakit sebesar Rp. 5.570.000
Perbaikan dan pemasangan pengaman tempat tidur juga
mengalami peningkatan dari 77 tempat tidur yang belum memenuhi
setandar tahun 2014 berkurang 85,7% menjadi hanya 11 tempat tidur.
Lama perawatan pasien long of stay ( LOS) juga mengalami
penurunan, dimana pada tahun 2014 rata-rata tambahan hari perawatan
pasien yang mengalami cidera karena jatuh adalah 5 hari menurun
menjadi rata-rata 3 hari.
Dari segi sumber daya manusia juga mengurang jumlah perawat yang
harus menunggui pasien karena telah melibatkan keluarga dalam
pemantauan pasien resiko jatuh. Pemasangan pengaman tempat tidur
dan pemasangan bel komunikasi di kamar pasien dan di kamar mandi
pasien, dan adanya tim pemantauan pasien jatuh sehingga dapat
mengurangi beban kerja perawat dan menurunkan jumlah perawat yang
diperlukan untuk perawatan. Dari keuntungan yang tidak terukur
didapatkan peningkatan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan,
kenyaman pasien, dan citra pelayanan yang baik karena menurunnya

28
insiden jatuh yang menandakan pengawan pasien telah dilakukan dengan
baik yag menjamin keamanan dan keselamatan pasien selama dalam
perawatan.

BAB IV
KESIMPULAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan , dan gawat darurat .

29
Sesuai undang undang no: 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa,
keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan
dirumah sakit.. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No:
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
dan JCI bahwa rumah sakit harus menerapkan enam sasaran
keselamatan pasien yang salah satunnya menghindari pasien cidera
karena jatuh.
Insiden jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi
pada tahun 2013 sebanyak 43 insiden meningkat menjadi 48 insiden pada
tahun 2014. Peningkatan insiden ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan petugas kesehatan tentang pengkajian resiko jatuh, tidak
dilaksanakannya protokol pencegahan resiko jatuh dan masih adanya
tempat tidur yang tidak terpasang pengaman.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi insiden jatuh telah
dilakukan sejak bulan Januari 2015 dengan kegiatan antara lain,
memberikan edukasi tentang pengkajian resiko jatuh, penerapan protokol
pencegahan jatuh, perbaikan dan pemasangan pengaman tempat tidur
serta melakukan pemantauan pelaksanaan di lapangan. Hasil dari upaya
tersebut adalah berkurangnya insiden jatuh sebanyak 31,2 % dari 48
insiden pada tahun 2014 menjadi 23 insiden pada tahun 2015. Dengan
berkurangnya insiden jatuh dapat pula mengurangii pengeluaran rumah
sakit untuk perawatan pasiencidera karena jatuh, berkurangnya sumber
daya manusai yang diperlukan, berkurangnya lama perawatan dan obat-
obatan serta meningkatkan citra pelayann secara keseluruhan.

30

Vous aimerez peut-être aussi