Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Strategi-strategi yang diajukan oleh para partisipan harus dipertimabngkan dan didiskusikan
dalam satu atau serangkaian ra[at. Berbagai strategi tersebut dapat disusun dalam berntuk
tertulis. Ketika semua strategiyang masuk akal yang diidenfikasi oleh partisipan telah
disampaikan dan dimengerti, strategi-strategi tersebut hendaknya diperingkat bredasarkan
daya tarik masing-masing menurut semua partisipan, dengan 1=jangan
diterapkan, 2=mungki diterapkan, 3=sebaiknya diterapkan, 4=harus diterapkan. Proses ini
akan menghasilkan sebuahdaftar prioritas
Berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untk merumuskan strategi, terdiri dari:
Berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-
faktor eksternal dan internal utama. Teknik tahap 2 meliputi:
J Strategi WO (kelemahan-peluang)
J Strategi ST (kekuatan-ancaman)
J Strategi WT (kelemahan-ancaman)
SW merupakan teknik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan interna serta
menghindari ancaman eksternal.
Matriks ini merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakan strategi agresif,
konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling sesuai untuk suatu organisasi tertentu.
Sumbu-sumbu matriks SPACE menunjukkan dua dimensi internak (kekuatan finansial
[financial strength-FS] dan keunggulan kompetitif [competitif advantage-CA]) dan dua
dimensi eksternal (stabilitas lingkungan [environmental stability-ES] dan kekuatan industri
[industry strength-IS) keempat faktor ini kiranya merupakan penentu terpenting dari posisi
strategis keseluruhan suatu organisasi.
1. Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Matriks strategi besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan
pertumbuhan pasar (industri)
Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dar tahap input untuk memadukan
peluang dan ancama eksternal. Menccokkan (matching) faktor-faktor keberhasilan penting
eksternal dan internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi altenatif yang masuk akal.
Melibatkan satu teknik saja, Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative strategic
planning matrix-QSPM). QSPM menunjukkan input daya tarik relatif berbagaistrategi
alternatif dan dengan demikian, memberikan landasan objetif bagi pemilihan strategi
alternatif.
Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun
berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Dya tarik relatif dari
setiap strategi didalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif
dari setiap faktor keberhasilan penting eksternal dan internal.
è Mendorong para penyyusun strategi untuk memasukkan faktor-faktor eksternal dan internal
yang relevan ke dalam proses keputusan. Mengmbangkan QSPM memperkecil kemungkinan
bahwa faktor-fakto utama akan terlewat atau diberi bobot ssecara berlebihan
Keterbatasan QSPM
è QSPM selalu membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi yang mendasar
è QSPM hanya akan baik dan bermanfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisis
pencocokan yang menjadi dasarnya.
Budaya merupakan dimensi manusiawi yang menciptakan solidaritas dan makna, dan juga
menginspirasi komitmen serta produktivitas dalam suatu organisasi manakala perubahan
strategi dibuat. Merupakan hal yang menguntungkan untuk melihat manajemen strategis dari
perspektif budaya karena keberhasilan seringkali bergantung pada seberapa besar dukungan
yang diperoleh strategi itu dari budaya sebuah perusahaan.
Oleh karena para penyusun strategi harus efektif di pasar dan sanggup memenangkan
komitmen internal, taktik-taktik berikut yang sudah digunakan oleh politikus selama berabad-
abad dapat membantu mereka:
Ekuifinalitas
Memuaskan
Generalisasi
Fokus pada isu-isu yang lebih tinggi
Menyediakan akses politik pada isu-isu yang penting
Tindak pengawaasan dan pengarahan ini disebut sebagai tata kelola (governance). Nasional
assosiation of corporate direktors mendifinisikan tata kelolasebagai “karakteristik yang
memastikan bahwa tujuan dan rencana strategis jangka panjang ditetapkan dan bahwa
struktur manajemen yang sesuai dibangun untuk mencapai tujuan tersebut, sembari pada saat
yang sama memastikan bahwa struktur itu berfungsi untuk menjaga integritas, reputasi, dan
tanggung jawab perusahaan pada berbagai konsekuensinya.
Menjadi kesadaran publik bahwa dewan direksi memiliki tanggung jawab kepada pemegang
saham dan masyarakat untuk segala aktivitas perusahaan
List Weaknesses
Opportunities – O
2. Matriks SPACE
Tindakan matriks (strategic Position and Action Evaluation-SPACE) merupakan kerangka
empat kuadrat yang menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, defensive atau
kompetitif yang paling cocok untuk organisasi tertentu. Matriks SPACE ini beberapa variable
yang ada dalam matriks EFE, IFE, dan CPM perlu dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam
dimensi yang ada dalam matriks SPACE ini. Dimensi yang terdapat dalam matriks ini adalah:
• Dimensi internal: kekuatan financial (financial strength-FS) dan keunggulan kompetitif
(competitive advantage-CA)
• Dimensi eksternal: stabilitas lingkungan (environmental stability-ES) dan kekuatan industry
(industry strength-IS).
Dari kedua dimensi ini kiranya memerlukan penentuan terpenting dari strategi keseluruhan
suatu organisasi.
Factor SPACE
Posisi Strategis Internal Posisi Strategis Eksternal
Kekuatan Finansial (FS) Stabilitas Lingkungan (ES)
Pengembalian atas investasi Perubahan Teknologi
Pengungkit Tingkat Inflasi
Likuiditas Variabilitas Permintaan
Modal Kerja Rentang harga produk saingan
Arus Kas Hambatan masuk ke pasar
Perputaran Persediaan Tekanan kompetitif
Laba per saham Kemudahan keluar dari pasar
Rasio harga/laba Elastisitas harga permintaan
Risiko bisnis
Keunggulan Kompetitif (CA) Kekuatan Industri (IS)
Pangsa pasar Potensi pertumbuhan
Kualitas produk Potensi laba
Siklus hidup produk Stabilitas keuangan
Loyalitas konsumen Trik-trik teknologis
Penggunaan kapasitas persaingan Utilisasi sumber daya
Trik-trik teknologis Kemudahan masuk ke pasar
Kendali atas pemasok dan distributor Priduktivitas, penggunaan kapasitas
Dengan menggunakan 4 unsur tersebut maka matriks SPACE dapat menghasilkan 4 posisi
dalam kuadran yang akan dapat diterapkan beberapa alternative strategi sesuai dengan
karakteristik masing-masing kuadran. Posisi tersebut adalah:
Agresif:
Memanfaatkan peluang
Mengatasi kelemahan
Menghindari ancaman
Strategi: intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk), integrasi
(kedepan, kebelakang, horizontal), diversifikasi (konsentris, horizontal, konglomerasi)
Konservatif:
Berusaha mempertahankan kompetensi inti
Tidak mau ambil risiko yang berlebihan
Strategi: Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk),
diversifikasi konsentris
Defensive:
Fokus pada perbaikan kelemahan
Menghindar ancaman
Strategi: devensive (penghematan, divestasi, likuidasi), diversifikasi konsentris
Kompetitif:
Potensi industri masih cukup menjanjikan
Lingkungan relative kurang stabil
Strategi: Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk), integrasi
(kedepan, kebelakang, horizontal), Joint Venture
Sumber:
David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009
Proses Menciptakan dan Memilih Strategi
Para penyusun strategi tidak pernah dapat mempertimbangkan seluruh alternatif
yang dapat menguntungkan perusahaan karena akan sangat banyak tindakan yang mungkin
dan tak terbatasnya cara untuk menerapkan tindakan-tindakan tersebut. Oleh karena itu,
serangkaian strategi alternatif paling menarik yang bisa di kelola harus dikembangkan.
Keuntungan,kerugian, trade-off, biaya, dan manfaat strategi-strategi ini harus ditentukan.
Bagian ini membahas proses yang di gunakan banyak perusahaan untuk menentukan
serangkaian strategi alternatif yang tepat.1[1]
Mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi alternatif hendaknya melibatkan
banyak manjer dan karyawan yang sebelumnya merumuskan pernyataan visi dan misi
organisasi, melakukan audit eksternal, dan melakukan audit internal. Perwakilan dan setiap
departemen dan divisi dalam perusahaan harus diikut sertakan dalam proses ini, sebagaimana
juga terjadi dalam aktivitas perumusan strategi yang di bahas sebelumnya. Ingat bahwa
partisipasi memberi peluang terbaik bagi para manajer dan karyawan untuk memperoleh
pemahaman tentang apa yang perusahaan lakukan dan mengapa serta untuk berkomitmen
dalam membantu perusahaan mencapai tujuan yang di tetapkannya.
Seluruh partisipan dalam analisis dan pemilihan strategi harus memiliki informasi
audit eksternal dan internal di hadapan mereka. Informasi ini di tambah dengan pernyataan
misi perusahaan, akan membantu para partisipan mengkristalisasi di dalam benak mereka
sendiri berbagai strategi yang mereka yakini paling bermanfaat bagi perusahaan. Kreativitas
seluruhnya didorong dalam proses pemikiran ini.
Strategi-strategi alternatif yang diajukan oleh para pertisipan harus
dipertimbangkan dan didiskusikan dalam satu atau serangkaian rapat. Berbagai strategi
tersebut dapat disusun dalam bentuk tertulis. Ketika semua strategi yang masuk akal
diidentifikasikan oleh partisipan telah disampaikan dan dimengerti, strategi-strategi tersebut
hendaknya diperingkat berdasarkan daya tarik masing-masing menurut semua partisipan.
1[1]Fred R. David, Manajemen Strategis, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hal. 323.
1. Tahap input (Input Stage), berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan
strategi.
2. Tahap pencocokan (Matching Stage), berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang
masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama.
3. Tahap keputusan (Decision Stage), melibatkan satu teknik saja, matrik perencanaan, strategi
kuantitatif (Quantitative strategic Planing matrix – QSPM).
Akan tetapi pada makalah ini, hanya akan membahas bagian dari perumusan staregi
yang komprehensip yaitu tekait dalam pencocokan analisis.
Dimana, analisis dan intiusi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan
strategi. Teknik-tekni pencocokan yang baru saja di bahas memaparkan berbagai alternatif
strategi yang bisa ditempuh. Banyak dan strategi ini kemungkinan akan diusulkan oleh para
manajer dan karyawan yang berpartisipasi ddalam analisis dan aktivitas pemilihan strategi.
Setiap strategi tambahan yang dihasilkan dari analisis-analisis pencocokan dapat didiskusikan
dan ditambahkan pada daftar pilihan alternatif yang masuk akal.
C. Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT)
Matrik SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para
manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan peluang), strategi
WO (kelemahan peluang), strategi ST (kekuatan ancaman), dan strategi WT (kelemahan
ancaman).2[2]
Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusaan untuk menarik keuntungan dari
peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi yang mereka pimpin berada
dalam posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari
berbagai trend dan kejadian eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar,
maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.
Ketika organisasi di hadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha
menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil
keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluang-peluang besar muncul tetapi
perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang
tersebut.
Agresif:
1. Intregasi ke belakang, intregasi kedepan, integrasi horisontal
2. penetrasi pasar
3. pengembangan pasar
4. pengembangan produk
5. Deverifikasi terkait atau tak terkait
Konservatif:
1. penetrasi pasar
2. pengembangan pasar
3. pengembangan produk
4. deverifikasi terkait
+6
+5
+4
+3
+2
+1
1. penciutan
2. divestasi
3. likuidasi
-2
-3
-4
-5
-6
2. Bintang (Star) Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka panjang
terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar
relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima
investasi yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka.
Kategori ini adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas ositif
bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar dan
mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke depan, ke belakang, dan orizontal, enetrasi
pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan joint venture erupakan strategi yang
sesuai untuk dipertimbangkan divisi ini.
3. Sapi perah (Cash Cow) Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar relatif
yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah
karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali diperah untuk
membiayai untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah
bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya
selama mungkin. Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi
yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi, ketika divisi sapi perah menjadi lemah,
retrenchment atau divestasi lebih sesuai untuk diterapkan.
4. Anjing (Dog) Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang rendah
dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka adalah
anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan eksternalnya lemah, bisnis ini
seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi
menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi strategi yang terbaik yang dapat dijalankan
karena banyak anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-
besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan menguntungkan.
Kelebihan dari Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling
mudah. Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah melihat di posisi
manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan perhatian pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi organisasi. Divisi dapat berubah dari
waktu ke waktu: anjing menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi
sapi perah, dan sapi perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang
searah jarum jam. adapun untuk kelemahan dari matriks ini hanya menggunakan dua dimensi
yaitu pangsa pasar relative dan tingkat pertumbuhan pasar. Kemungkinan sulit mendapatkan
data pangsa pasar maupun tingkat pertumbuhan pasar. Terlalu menyederhanakan banyak
bisnis karena memandang semua bisnis sebagai bintang, sapi perah, anjing atau tanda tanya.
Dalam metode ini, diasumsikan bahwa setiap unit bisnis tidak tergantung pada unit bisnis
lain, padahal dalam beberapa kasus, unit bisnis “anjing” bisa membantu unit bisnis lain untuk
memperoleh keunggulan kompetitif. Matriks ini tidak menggambarkan apakah berbagai
divisi atau industri mereka bertumbuh sepanjang waktu, sehingga matriks ini tidak memiliki
karakteristik waktu, sehingga terdapat variabel lain yang penting seperti ukuran pasar dan
keunggulan kompetitif. Matriks sangat bergantung pada luasnya definisi pasar. Suatu unit
bisnis dapat mendominasi pada pasar yang kecil, tetapi memiliki pangsa pasar sangat rendah
dalam industri secara keseluruhan. Dalam kasus seperti itu, definisi dari pasar dapat membuat
perbedaan antara “anjing” dan “sapi perah”.