Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
inap, rawat jalan , dan gawat darurat . Sesuai undang undang no: 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bahwa, Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan
kesehatan dirumah sakit. Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit
yang semakin kompleks, menciptakan pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit
merupakan tantangan bagi setiap manajemen rumah sakit membuat pelayanan rumah
sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan keamanan tersebut sama beratnya untuk
sakit harus menerapkan enam sasaran keselamatan pasien dimana sasaran ke 6 yaitu
jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi data tahun 2013 sebanyak 43
insiden, terjadi peningkatan insiden sebanyak 11,6% pada tahun 2014 menjadi 48
insiden. Pada insiden jatuh 2013 insiden dengan rincian tidak cidera 33 orang, cidera
minor 10 orang, moderat 2 orang dan mayor tidak ada. Data insiden jatuh sampai bulan
juni 2014 sebanyak 48 insiden dengan rincian tidak cidera 36 orang, cidera minor 9
1
Tingginya insiden cedera karena jatuh di rumah sakit dapat disebabkan oleh
menjadi budaya kerja dalam melakukan pengkajian ulang resiko jatuh dan penerapan
pemantauan protokol resiko jatuh, serta tidak dipahaminya populasi yang berisiko jatuh,
tidak melibatkan keluarga dalam pemantauan pasien resiko jatuh. Lingkungan yang
tidak mendukung seperti lantai licin, penerangan yang buruk dan kurangnya pengawasan
pasien, tempat tidur yang tidak terkunci dan pengaman tempat tidur yang masih ada
belum memenuhi setandar keselamatan pasien juga menjadi faktor pendukung insiden
pasien jatuh.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui dampak angka kejadian pasien cidera karena jatuh terhadap
kebutuhan tenaga dan keuangan dalam melakukan perbaikan untuk menurunkan
angka kejadian pasien cidera karena jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III
Tebing Tinggi Denpasar.
BAB II
FOCUS PDCA
2.1. F (FIND)
2
Insiden pasien jatuh di Rumah Sakit Sanglah berflktuatif. Insiden pasien jatuh di
Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi data tahun 2013 sebanyak 43 insiden,
terjadi peningkatan insiden sebanyak 11,6% pada tahun 2014 menjadi 48 insiden. Pada
insiden jatuh 2013 insiden dengan rincian tidak cidera 33 orang, cidera minor 10 orang,
moderat 2 orang dan mayor tidak ada. Data insiden jatuh sampai bulan juni 2014
sebanyak 48 insiden dengan rincian tidak cidera 36 orang, cidera minor 9 orang, moderat
3 orang dan mayor tidak ada.
Gambar 1. Insiden Rate Pasien Jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing
Tinggi tahun 2014-2015Sedangkan angka kejadian pasien jatuh pada tahun 2016 adalah
3
Gambar 2. Insiden Rate Pasien Jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi
tahun 2016
2.2. O (ORGANIZE)
Bersama Kepala Unit (Ka. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit), Unit
Penjamin Mutu (UPM), Tim Patient Safety, dan Bidang Keperawatan untuk membuat tim
kerja/grup diskusi untuk membahas kondisi ini.
No Nama Jabatan
1 Ka TIM Keselamatan Pasien Rumah Sakit Ketua Tim
2 Ka. UPM Anggota
3 Ka. Bid. Pelayanan keperawatan Anggota
4 Ka Instalasi Pemeliharaan Saran Anggota
RumahSakit
Para Ka Instalasi Rawat Inap , Rawat Jalan, Anggota
dan Rawat Khusus
5 Ka Ruangan Anggota
6 Tim Patient Safety Anggota
2.3. C (CLARIFY)
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
inap, rawat jalan , dan gawat darurat . Sesuai undang undang no: 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bahwa, Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan
kesehatan dirumah sakit. Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit
yang semakin kompleks, menciptakan pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit
merupakan tantangan bagi setiap manajemen rumah sakit membuat pelayanan rumah
sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan keamanan tersebut sama beratnya untuk
untuk menjamin keamanan pasien dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Salah satu komponen keselamatan pasien adalah pencegahan pasien cedera karena jatuh.
4
Insiden pasien jatuh merupakan salah satu insiden keselamatan pasien yang dapat berupa
kejadian yang tidak diinginkan ataupun sentinel efen yang dapat berakibat fatal bagi
Patien Safety Goal(IPSG) atau setandar Keselamatan Pasien (SKP) Insiden Keselamatan
Tingginya insiden cedera karena jatuh di rumah sakit dapat disebabkan oleh
menjadi budaya kerja dalam melakukan pengkajian ulang resiko jatuh dan penerapan
pemantauan protokol resiko jatuh, serta tidak dipahaminya populasi yang berisiko jatuh,
tidak melibatkan keluarga dalam pemantauan pasien resiko jatuh. Lingkungan yang
tidak mendukung seperti lantai licin, penerangan yang buruk dan kurangnya pengawasan
pasien, tempat tidur yang tidak terkunci dan pengaman tempat tidur yang masih ada
belum memenuhi setandar keselamatan pasien juga menjadi faktor pendukung insiden
pasien jatuh.
2.4. U (UNDERSTAND)
2.4.1. Inventarisasi Penyebab Berdasarkan Brainstorming
Tabel 1. Inventarisasi penyebab dari hasil brainstorming
No Penyebab Anggota
1 Tingkat kepatuhan petugas dalam melakukan pengkajian
resiko jatuh tangan belum optimal
2 Penerapan protokol pencegahan resiko jatuh belum optimal
3 Posisi pasien yang belum adekuat (pasien gelisah,
berpindah posisi)
4 Belum semuan tempat tidur terpasang pengaman
5 Pasien resiko jatuh tidak diawasi secara kontinyu
6 Beban kerja perawat yang tinggi
7 Rasio jumlah pasien dan perawat tidak seimbang
8 Belum semua ruangan terpasang alat komunikasi pasien
9 General cleaning yang belum maksimal
10 Kamar mandi yang jauh dari tempat tidur pasien
5
11 Belum melibatkan keluaga dalam pemantauan pasien
resiko jatuh
1
Effect Caused by Causes
2
Effect Caused by Causes
6
resiko jatuh dengan benar
3
Effect Caused by Causes
4
Effect Caused by Causes
5
Effect Caused by Causes
7
jauh dari kamar pasien lantai dengan baik, plavon bocor
8
2.4.3 Diagram Tulang Ikan (terlampir) ALAT
MACHINE LINGKUNGAN
Insiden
pasien
Kamar mandi yang
Belum semua jauh dari tempat tidur cidera
pasien
ruangan terpasang karena
Belum semua tempat
alat tidur terpasang jatuh
komunikasi Pembersihan pengaman tempat tidur
ruangan tidak
pasien maksimal
9
2.4.3. Root Causa Verification
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara TKPRS dengan petugas kesehatan didapatkan bahwa
petugas tidak melakukan pengawasan secara terus menerus pada pasien resiko jatuh
karena rasio petugas dan pasien tidak seimbang, dan tidak melibatkan keluarga
dalam pengawasan pasien resiko jatuh. Petugas tidak melakukan pengkajian resiko
jatuh dan penerapan protocol jatuh karena belum menjadi budaya dan petugas belum
tahu pengkajian resiko jatuh karena belum mendapat edukasi dan pengawasan.
Pengaman tempat tidur belum memenuhi setandar karena belum dilakukan
perbaikan dan pemasangan pengaman tempat tidur.
b. Observasi
Rasio antara jumlah pasien dan jumlah perawat belum sesuai setandar. Di ruang
perawatan kelas 3 rata-rata perawat melayani pasien sebanyak 10 orang untuk satu
perawat dengan tingkat ketergantungan yang sedang sampai berat.
Pengkajian resiko jatuh sudah dilakukan tetapi datanya masih menggunakan data
awal, tidak dilakukan berdasarkan data terbaru pasien misalnya karena perubahan
kondisi pasien.
Pasien yang terkaji sebagai pasien beresiko jatuh tidak dipasangkan gelang resiko
jatuh, tidak diberikan tanda resiko jatuh, tidak didekatkan keperluan pasien yeng
merupakan implementasi pencegahan resiko jatuh.
Pasien dengan resiko jatuh belum dilakukan secara terus menerus karena belum
terbentuk Team Fall yang memberikan edukasi terkait pengawasan resiko jatuh.
Pemasangan alat komunikasi berupa bel tempat tidur hanya terpasang di ruangan
kelas VIP, kelas satu tetapi tidak terpasang di kelas 2 dan kelas tiga. Bel
komunikasi juga terpasang di kamar mandi pasien.
Pembersihan ruangan yang tidak optimal, misalnya ditemukan lantai licin karena
kebocoran atap rumah sakit yang terjadi pada musim hujan.
Kamar mandi pasien yang jauh dari tempat tidur terutama di ruang perawatan
kelas tiga menyebabkan pasien dengan resiko jatuh harus berjalan agak jauh
menuju kamar mandi dan meningkatkan resiko jatuh
Tempat tidur pasien yang belum terpasang pengaman tempat tidur belum optimal,
didapatkan bahwa kapasitas perawatan sebanyak 765 bed dengan 725 sudah
memilki pengaman dan 40 (5.5%) belum memiliki pengaman, sepuluh diantaranya
sengaja tidak diberi pengaman karena merupakan ruang perawatan psikiatri karena
10
apabila diberi pengaman memungkinkan untuk digunakan pasien untuk
mencederai diri dan lingkungan.
2.4.5 Faktor Penyebab Dominan Berdasarkan Analisis Tulang Ikan dan RCF
1. Kurangnya pengawasan petugas secara kontinyu terhadap pasien beresiko jatuh
karena rasio petugas dan pasien tidak seimbang dan petugas belum melibatkan
keluarga dalam pengawasan pasien.
2. Kurang pengetahuan dan petugas terkait pengkajian dan penerapan protokol resiko
jatuh karena belum mendapat edukasi dan pengawasan berkesinambungan.
3. Belum semua tempat tidur terpasang pengaman tempat tidur dan belum semua
kamar pasien terpasang alat komunikasi bel.
2.5. S (SELECT)
Berdasarkan faktor dominan di atas, kami memilih beberapa diantaranya untuk
dilakukan perbaikan seperti:
1. Kurangnya pengetahuan petugas tentang pengkajian reiko jatuh
2. Kurangnya implementasi protokol pencegahan pasien resiko jatuh.
3. Belum dilibatkannya keluarga dalam pengawasan pasien jatuh
4. Belum semua tempat tidur terpasang pengaman tempat tidur.
11
2.6. P (PLAN)
No Hal yg dominan Rencana perbaikan Metode yg Hasil yg diinginkan Time line PIC
diperbaiki digunakan
1 1. Kurangnya 1. Mengadakan re-edukasi 1. Supervisi 1. Adanya peningkatan Minggu II 1. Direktur
pengetahuan petugas terhadap seluruh petugas langsung oengetahuan petugas Januari 2016 rumah sakit
tentang pengkajian resiko pengkajian resiko terkait pengkajian 2. Bidang
tentang pengkajian
jatuh jatuh resiko jatuh. Keperawatan
reiko jatuh 2. Membentuk tim fall yang 2. Ceramah 2. Terbentuknya tim 3. TKPRS
bertugas memberikan 3. Demonstrasi fall yang melakukan
edukasi dan menjadi kordinasi dan
kordinator pencegahan edukasi terkait
pasien jatuh pencegahan resiko
3. Melakukan spervisi jatuh
langsung pelaksanaan 3. Terlaksananya
pengkajian resiko jatuh supervisi dan
perbaikan terhadap
pengkajian resiko
jatuh
2 Kurangnya implementasi 1. Mengadakan re-edukasi 1. Supervisi 1. Adanya peningkatan Minggu II 1. Direktur rumah
protokol pencegahan pasien terhadap seluruh petugas langsung oengetahuan petugas Januari 2016 sakit
resiko jatuh. tentang penerapan pengkajian resiko terkait protokol 2. Bidang
protokol pencegahan jatuh pencegahan resiko Keperawatan
resiko jatuh 2. Ceramah jatuh. 3. TKPRS
2. Membentuk tim fall yang 3. Demonstrasi 2. Terbentuknya tim
bertugas memberikan fall yang melakukan
12
edukasi dan menjadi kordinasi dan
kordinator pelaksanaan edukasi terkait
protokol pencegahan pelaksanana protokol
pasien beresiko jatuh resiko jatuh
3. Melakukan spervisi 3. Terlaksananya
langsung pelaksanaan supervisi dan
protokol pencegahan perbaikan terhadap
resiko jatuh pelaksanana
protokol resiko jatuh
4 Belum melibatkan keluarga 1. Melakukan edukasi 1. Supervisi 1. Keluarga terlibat Minggu I 2.
dalam pengawasan pasien kepada keluarga pasien langsung dalam Pebruari 2016
resiko jatuh agar turut mengawasi pengkajian resiko pengawsan
pasien resiko jatuh jatuh pasien resiko
2. Ceramah jatuh
3. Demonstrasi
3 Belum semua tempat tidur 1. Koordinasi dengan Sub 1. Rapat/pertemuan 1. Terpasangnya Minggu II 3. TKPRS
terpasang pengaman tempat Bagian Rumah Tangga 2. Supervisi pengaman tempat Januari 2016 4. Instalasi
tidur dan pemeliharaan sarana tidur yang IPSRS
rumah sakit terkait memenuhi setandar
perbaikan dan pada semua tempat
pemasangan pengaman tidur pasien di rumah
tempat tidur sakit.
2. Melakukan monitoring
terkait perbaikan dan
pemasangan pengaman
tempat tidur
13
2.6. DO
2.6.1
No Tanggal Pelaksanaan kegiatan Tempat Peserta Hasil kegiatan
1 2 Des Mengumpulkan data insiden ruang Sekretaris TKPRS Tersusun data insiden pasien jatuh
2015 resiko jatuh TKPRS
2 8 Des Melakukan brain stroming Ruang Ketua TKPRS Tersusun daftar masalah penyebab insiden resiko jatuh
2015 terkait penyebab insiden TKPRS Sekretaris TKPRS Tersusun rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk
jatuh Anggota TKPRS mencegah insiden resiko jatuh
Kapa ruangan
Angsoka 1
Kepala ruangan Nusa
Indah
Kepala ruangan PJT
3 13 Des Melakukan rapat dengan Kantor Ketua TKPRS Tersusun rencana untuk perbaikan dan pemasangan
2015 IPSRS IPSRS Sekretaris TKPRS pengaman tempat tidur
Ketuan IPSRS
4 Melakukan edukasi tentang Aula Ketua TKPRS Edukasi diikuti oleh 63 peserta yang terdiiri dari
pasien safety. poliklinik Sekretaris TKPRS perawat ruangan
5 16 Des Melakukan rapat dengan Ruang Istalasi pemeliharaan Tersusun rencana perbaikan dan rencana pemasangan
2015 sarana rumah sakit TKPRS sarana ruma sakit pengaman tempat tidur
6 Melakukan supervis Ruang Tim Pasien Safety Edukasi diikuti 8 orang
pelaksaan implementasi Mawar dan Ditemukan 10 tempat tidur yang tidak terpasang
resiko jatuh di ranganan ruang Leli pengaman tempat tidur yang memang sengaja dilakukan
mawar dan leli. karena ruangan tersebut merawat pasien psikiatri
Melakukan edukasi agar ditakutkan dapat digunakan untuk menciderai diri dan
petugas juga melibatkan lingkungan.
14
keluarga dalam pengawasan Ditemukan kamar mandi yang jauh dari ruang
pasien resiko jatuh perawatan
Ditemukan tiga pasien tidak dilakukan pengkajian
resiko jatuh secara aktual
Ditemukan 2 pasien yang terkaji resiko jatuh tidak
terpasang gelang resiko jatuh
Ditemukan kesalahan sekoring form resiko jatuh
Perawat di ruangan sudah diberikan edukasi tentang
pengkajian resiko jatuh, dan pelaksanaan protokol
resiko jatuh
7 8 Jan Melakukan edukasi dan Ruang Tim Pasien Safety Ditemukan semua tempat tidur sudah terpasang
2016 supervisi pengkajian dan Intensive pengaman
implementasi pencegahan Semua pasien tergolong resiko tinggi jatuh dan sudah
resiko jatuh di ruang intensif terpasang gelang resiko jatuh
Protokol pencegahan resiko jatuh sudah diterapkan
8 17 Jan Melakukan edukasi dan Ruang Tim Pasien Safety Sudah dilakukan edukasi tentang pengkajian rsiko jatuh
2016 supervisi pengkajian dan Angsoka 1 dan pelaksanaan prtokol resiko jatuh
implementasi pencegahan Ditemukan 4 tempat tidur dengan kondidi pengaman
resiko jatuh di ruang yang rusak
angsoka 1
Melakukan edukasi agar
petugas juga melibatkan
keluarga dalam pengawasan
pasien resiko jatuh
9 31 jan Melakukan perbaikan dan Ruang IPRS Sudah dilakukan perbaikan tempat tidur sebanyak 30
2016 pemasangan pengaman perawatan unit dan pemasangan pengaman tempat tidur sebanyak
tempat tidur, Melakukan tempat tidur
15
pemeriksaan fungsi bel
komuniksi di kamar mandi
pasien
10 Februari Melakukan pemeriksaan Ruang TKPRS DAN IPSRS Sudah dilakukan perbaikan bel sebanyak 32 unit
2016 fungsi bel komuniksi di perawatan
kamar mandi pasien
16
No Hasil Kegiatan Evaluasi hasil Kegiatan Tindaka Lanjut
1 Tersusun data insiden pasien jatuh Dibuat rencana untuk menurunkan insiden pasien Melaksanakan pemantauan
jatuh langsung, edukasi, pengkajian,
pelaksanaan protokol pencegahan
jatuh.
2 Tersusun rencana untuk perbaikan dan Sudah dilakukan perbaikan tempat tidur sebanyak Memantau pemasangan pengaman
pemasangan pengaman tempat tidur 30 unit dan pemasangan pengaman tempat tidur tempat tidur pada pasien beresiko
sebanyak 10 tempat tidur jatuh
3 Melaksanankan monitoring pelaksanaan Masih ditemukan pasien beresiko jatuh tidak Memberikan penjelasan kembali
pengkajian dan implementasi pasien beresiko terpasang gelang kuning, pengkajian tidak aktual, tentang pemasangan identitas resiko
jatuh kesalahan dalam sekoring. jatuh, pengkajian yang benar
4 Sudah dilakukan perbaikan tempat tidur Tempat yang terpasang pengaman dalam kondisi -
sebanyak 30 unit dan pemasangan pengaman baik
tempat tidur sebanyak 10 tempat tidur
5 Penyusunan TIM Fall yang bertugas Belum tersusun Tim Falll Merencanakan untuk menyusun tim
melakukan edukasi dan pemantaan pasien fall
beresiko jatuh
17
2.7. C (CHECK)
1.7.1 Data hasil pencapaian setelah dilakukan perbaikan
Setelah dilakukan upaya perbaikan dengan melakukan edukasi pengkajian resiko
jatuh yang benar, edukasi tentang pelaksanaan implemnetasi pencegahan pasien cidera
karena jatuh, pengawasan secara kontinyu terhadap pasien beresiko jatuh, perbaikan
pengaman tempat tidur, pemasangan pengaman tempat tidur dan perbaikan bel
komunikasi maka didapatkan hasi berupa penurunan insiden pasien jatuh di Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah. Insiden jatuh pada tahun 2014 sebanyak 38 insiden menurun 38%
menjadi 23 pada tahun 2015, dengan rincian tidak cidera 36 orang, cidera ringan 3 orang
dan tidak ada cidera moderat dan cidera mayor.Sedangkan dalam 3 bulan terakhir mulai
bulan Januari – Maret tercatat 2 insiden . Penurunan insiden tersebut disebabkan karena
pengetahuan petugas kesehatan tentang pencegahan insiden telah meningkat. Dengan
meningkatnya pengetahuan petugas maka pelaksanaan protokol pencegahan jatuh
dilakukan dengan baik, pengawasan pasien yang beresiko jatuh juga dilakukan dengan
baik. Disamping itu perbaikan tempat tidur dan pemasangan pengaman tempat tidur juga
menjagi faktor pendukung menurunnyya insiden jatuh.
Gambar 3. Insiden Rate Pasien Jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi
Januari – Juni 2018
18
1.7.2 Analisa Dengan Membandingkan Dengan Tujuan Atau Indikator Yang
Ingin Dicapai
2.8. A (ACTION)
Melakukan edukasi kepada petugas kesehatan tentang pengkajian resiko jatuh
dengan benar sesuai SPO dan aktual
19
BAB III
ANALISIS DAMPAK PERBAIKAN
Setelah dilakukan perubahan dalam kurun waktu Januari sampai Juni 2016
berupa edukasi, pengawasan lapangan, perbaikan dan pemasangan pengaman tempat
tidur, dan penerapan protokol pencegahan jatuh maka didapat dampak yang signifikan
berupa penurunan insiden pasien jatuh dari 48 insiden pada tahun 2014 turun 38%
menjadi 33 insiden pada tahun 2015. Sedangkan pada bulan Juni – Agustus 2018 tercatat
…..insiden . Dengan menurunya insiden pasien jatuh maka didapat berbagai keuntungan
antara lain dari segi biaya rumah sakit,pemakaian obat-obatan dan sumber daya manusia.
Biaya yang dikeluarkan rumah sakit untuk perawatan pasien cidera karena jatuh,
No Pembiayaan 2014
Tidak Cide minor Cider moderat Cider Total
cidera 9 3 mayor
36 0
1 Pengobatan cidera - 1.350.000 2.250.000 3.600.000
2 Pemeriksaan - 450.000 150.000 600.000
radiologi
3 Waktu perawatan - 2.370.000 1.500.000 3.870.000
4 4.170.000 3.870.000 7.070.000
Pengeluaran biaya rumah sakit untuk perawatan pasien cidera minor dan moderat
tahun 2014 sebanyak Rp.7.70.000
Biaya yang dikeluarkan rumah sakit untuk perawatan pasien cidera karena jatuh :
No Pembiayaan 2015
Tidak cide Cid minor Cid.modera Cidemay Total
20 3 0 0
1 Pengobatan cidera - 450.000 450.000
2 Pemeriksaan - 150.000 150.000
radiologi
3 Waktu perawatan - 900.000 900.000
4 1.500.000 1.500.000
Hasil setelah perbaikan 2015 terjadi 23 insiden dengan rincian tidak cidera 20
orang, cidera minor 3 orang, moderat dan mayor tidak ada dengan rincian biaya
sebanyak Rp. 1.500.000
Evaluasi program pencegahan pasien cidera karena jatuh yang
dilakukan oleh Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi dapat dilihat dari
20
aspek efisiensi pembiayaan pasien cidera karena jatuh. Telah terjadi peghematan
biaya rumah sakit sebesar Rp. 5.570.000
Perbaikan dan pemasangan pengaman tempat tidur juga mengalami
peningkatan dari 77 tempat tidur yang belum memenuhi setandar tahun 2014
berkurang 85,7% menjadi hanya 11 tempat tidur.
Lama perawatan pasien long of stay ( LOS) juga mengalami penurunan,
dimana pada tahun 2014 rata-rata tambahan hari perawatan pasien yang
mengalami cidera karena jatuh adalah 5 hari menurun menjadi rata-rata 3 hari.
Dari segi sumber daya manusia juga mengurang jumlah perawat yang harus
menunggui pasien karena telah melibatkan keluarga dalam pemantauan pasien
resiko jatuh. Pemasangan pengaman tempat tidur dan pemasangan bel komunikasi
di kamar pasien dan di kamar mandi pasien, dan adanya tim pemantauan pasien
jatuh sehingga dapat mengurangi beban kerja perawat dan menurunkan jumlah
perawat yang diperlukan untuk perawatan. Dari keuntungan yang tidak terukur
didapatkan peningkatan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan, kenyaman
pasien, dan citra pelayanan yang baik karena menurunnya insiden jatuh yang
menandakan pengawan pasien telah dilakukan dengan baik yag menjamin
keamanan dan keselamatan pasien selama dalam perawatan.
BAB IV
KESIMPULAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan , dan gawat darurat . Sesuai undang undang no: 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bahwa, keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan
21
kesehatan dirumah sakit.. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No:
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan JCI bahwa
rumah sakit harus menerapkan enam sasaran keselamatan pasien yang salah satunnya
menghindari pasien cidera karena jatuh.
Insiden jatuh di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Tebing Tinggi pada tahun 2013
sebanyak 43 insiden meningkat menjadi 48 insiden pada tahun 2014. Peningkatan insiden
ini terjadi karena kurangnya pengetahuan petugas kesehatan tentang pengkajian resiko
jatuh, tidak dilaksanakannya protokol pencegahan resiko jatuh dan masih adanya tempat
tidur yang tidak terpasang pengaman.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi insiden jatuh telah dilakukan
sejak bulan Januari 2015 dengan kegiatan antara lain, memberikan edukasi tentang
pengkajian resiko jatuh, penerapan protokol pencegahan jatuh, perbaikan dan
pemasangan pengaman tempat tidur serta melakukan pemantauan pelaksanaan di
lapangan. Hasil dari upaya tersebut adalah berkurangnya insiden jatuh sebanyak 31,2 %
dari 48 insiden pada tahun 2014 menjadi 23 insiden pada tahun 2015. Dengan
berkurangnya insiden jatuh dapat pula mengurangii pengeluaran rumah sakit untuk
perawatan pasiencidera karena jatuh, berkurangnya sumber daya manusai yang
diperlukan, berkurangnya lama perawatan dan obat-obatan serta meningkatkan citra
pelayann secara keseluruhan.
22