Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Study kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu
unit penelitian secara intensif. Sangat penting untuk mengetahui variabel yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Rancangan dari suatu study kasus bergantung
pada keadaan kasus namun tetap mempertimbangkan faktor penelitian waktu. Riwayat
dan pola perilaku sebelumnya biasanya dikaji secara rinci. Keuntungan yang paling
besar dari rancangan ini adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah respondennya
sedikit, sehingga akan didapatkan gambaran satu unit subjek secara jelas. (citase)

Peneliti akan melakukan asuhan keperawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dengan Ketidakefektifan Pola Makan Bayi di Ruang Teratai RSUD Dr.
Harjono Ponorogo.

3.2. Batasan Istilah


Batasan istilah dalam study kasus ini adalah Asuhan Keperawatan Pada BBLR
Dengan Ketidakefektifan Pola Makan Bayi Di Ruang Teratai RSUD Dr. Harjono
Ponorogo, maka penyusun studi kasus harus menjabarkan tentang konsep Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) dan Ketidakefektifan Pola Makan Bayi. Batasan istilah disusun
secara naratif dan apabila diperlukan ditambahkan informsi kualitatif sebagai penciri
dari batasan yang dibuat penulis.

3.3. Partisipan
Partisipan pada study kasus ini adalah klien dengan diagnosa medis BBLR
dengan Ketidakefektifan pola makan bayi. Subjek yang digunakan adalah 1 klien.
Krieria partsipan adalah.
a) BBLR dengan Ketidakefektifan Pola Makan Bayi
b) Reflek menghisap lemah
c) Tidak mampu untuk mengkonsumsi ASI atau susu formula melalui botol
d) Tidak mampu unuk menelan
e) Tidak mampu untuk menyusu minimal 5-10 menit
f) Bayi dengan berat <2500 gram
g) Bayi yang mendapat asupan makanan dengan selang, yang menunjukkan
tanda-tanda Ketidakefektifan Pola Makan Bayi (kelemahan otot menelan,
membrane mukosa pucat, asupan makanan yang kurang, tonus otot yang
lemah, berat badan turun drastsi dll)

3.4. Lokasi dan Waktu


Penelitian ini dimulai sejak pembuatan proposal pada bulan Oktober 2018 dan
pengambilan kasus pada tanggal 2019 sampai dengan tanggal 2019 di Ruang
Teratai RSUD Dr.harjono Ponorogo.Ruang Teratai RSUD Dr.Harjono Ponorogo
bertempat di komplek gedung lantai satu sebelah barat RSUD Dr.Harjono Ponorogo
beralamatakan di Jalan Raya Ponorogo-Pacitan ,Kabupaten Ponorogo ,Provinsi Jawa
timur

Lama waktu penelitian sejak klien pertama kali MRS sampai pulang dan atau
klien di rawat minimal 3 hari.Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang maka perlu
penggantian klien lainnya yang sejenis,

3.5. Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara bukanlah sekedar memperoleh angka lisan saja , sebab dengan
wawancara peneliti akan dapat :

a) Memperoleh kesan langsung dari responden


b) Menilai kebenaran yang di nilai oleh responden
c) Membaca air muka 9mimik) dari responden
d) Memberikan penjelasan bila pertanyaan tidk dimengerti responden
e) Memancing jawaban bila jawaban macet
Dalam pelaksanaan penelitian , wawancara kadang-kadang bukan
merupakan hal yang terpisah khusus , melainkan merupakan pelengkap atau
suplemen bagi metode-metode yang lain.Diharapkan dengan wawancara diperoleh
suatu yang lebih valid seperti keluhan utama , riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit keluarga , riwayat penyait dahulu dan lain-lain.Pada metode wawancara
ini penelitian dapat memperoleh informasi dari keluarga bayi.Informasi yang bisa
diperoleh dari keluarga bayi misalnya riwayat penyakit keluarga bayi,riwayat
kehamilan ibu bayi , riwayat persalinan ibu bayi dan riwayat ada tidaknya infeksi
selama kehamilan.
2. Pengamatan (Observasi)
Dalam penelitian , pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana ,
yang antara lain meliputi melihat , mendengar dan mencatt sejumlah dan taraf
aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubunganya dengan masalah yang
dditeliti.JAdi dalam melakukan observasi bukan hanya mengunjungi . melihat atau
menonton saja , tetapi di sertai kreaktifan jiwa atau perhatian khusus dan melakukan
pencatatan-pencatatan. Ahli lain mengatakan bahwa oservasi adalah studi yang di
sengaja dan sistematik tentang venomental social dan gejala-gejala pshyshis dengan
jalan mengamati dan mencatat.Penelitian melakukan observasi pada bayi selama 6
hari dan lama observasi 1 – 2 jam. Hal –hal yang akan diobservasi oleh peneliti
salah satunya yaitu keadaan umum bayi , TTV (khususnya suhu bayi ),tanda-tanda
infeksi ,adanya ruam pada kulit bayi dan kebersihan mulut serta lidah pada bayi.
3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dalam pengkajian keperawatan dipergunakan untuk


memperoleh data objektif dan data subjektif dari klien.pemeriksaan fisik dapat
dilakukan melalui empat teknik yaitu inpeksi,palpasi,perkusi dan
auskultasi.Penelitian menggunakan pemeriksaan hand to toe unutk mengetahui
keadaan fisik bayi misalnya pemeriksaan antropometri (berat badan bayi,panjang
bayi,lingkar kepala bayi,lingkar lengan atas bayi dan lingkar dada bayi)

4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan untuk memperoleh dukungan


teoritis terhadap masalah peneliti yang dipilih ,maka peneliti perlu mencari banyak
buku-uku literature.

Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengambil data yang berasal dari
dokumen asli.Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar , table atau daftar periksa
,hasil laboratorium,status pasien dan lembar observasi yang di buat.
3.6. Uji Keabsahan Data
Menurut saryono dan anggraeni (2010) menyatakan bahwa banyak hasil
penelitian kualitatif di raguakan kebenarannya karena beberap hal yaitu subjektivitas
peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang
di andalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketiak
dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif dan
kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, di
tumbuhkan beberapa car menentukan keabsahan data, yaitu:

A. Kepercayaan (kreadiblity)
Kreadibilitas merupakan criteria untuk mempengaruhi nilai kebenaran data
dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya
oleh semua pembaca secara kritis dan responden sebagai informan.
Cara memperoleh tingaktan kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
1. Memperpanjang masa pengamatan (prolonged engagement), memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaaan data yang dikumpulkan, biasa mempelajari
kebudayaan dan dapat menguji informasi dan responden, dan untuk
membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga
kepercayaan diri peneliti diri.
2. Pengamatan yang terus menerus (persisten observation), untuk menemukan
cirri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang sangat relevan denga persoalan
atau isu yang sedang diteliti serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara
rinci.
3. Diskusi dengan teman sejawat(peer debriefing), yaitu mengekspos hasil
sementara atau hasil akir yang dimperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan
rekan-rekan sejawat.
4. Mengadakan pengeceakan anggota( member checking), yaitu dengan menguji
kemungkian dugaan-dugaan yang berbeada dan mengembangkan pengujian-
pengujian untuk mengecek analisis dengan mengaplikasikannya pada data, serta
denagn mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang data.
5. Mengecekan atas kecukupan referensial ( referensial adequacy checks).
B. Dependability
Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah proses penelitian
kualitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek : apakah penelitian sudah cukup
hati-hati, apakah membuat kesalahan dalam mengonseptualisasikan rencana
penelitian, pengumpulan data, dan penginterprestasiannya. Teknik terbaik yang
digunak adalah dependability audit dengan meminta dependen dan independen
auditor untuk mereview aktivitas peneliti. Realibilitas penelitian kualitatif dengan
mempengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang di
rumuskan berbeda-bead menurut mengetahuan peneliti, metode pengumpulan
anlisis data, situasi dan kondisi social status dan kedudukan peneliti terhadap
responden dan serta hubungan peneliti dengan reponden.
C. Konfirmabilitas (confirmability)
Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang
tidak ikut kepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil lebih objektif.
Konfirmabilitas merupakan kriterian untuk menilai mutu tidaknya hasil penelitian.
Jika dependabilitas digunakan untuk menemukan kualitas dari proses yang di
tempuh oleh peneliti, maka konfirmabilitas untuk menilai kualitas hasil penelian.

3.7. Analisis Data


Pengelolahan dan analisis data penelitian ( data mentah) harus diolah
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan data secara professional. Ketidakauratan
dalam pengelolaan data akan berakibat kesimpulan hasil penelitian yang ‘’bisa’’ yang
dapat membahayakan kesehatan masyarakat.Hasil dari pengelolaan dan analisis data
tersebut terwujud dalam ‘’data penelitian’’ yang terekam dalam berbaagai
bentuk.Diharapkan dari data yang dilihat penelitian ,peneliti dapat menganalisa data
menjadi 2 data yaitu data objektif dan data subjektif.Data subjektif adalah data yang
diinformasikan dari pasien atau keluarga pasien sedangkan data objektif adalah data
yang peneliti dapat dari hasil pbservasi yang telah dilakukan penelitian selama
melakukan pengkajian pada pasien.

Peneliti menggunakan lembar observer NOC : Keparahan infeksi dengan


karakteristik tali pusar tidak mengalami infeksi ( tidak ada masalah dan tidak bau ) tidak
ada ruam pada kulit bayi misalnya pada kulit sekitar tali pusar ,lipatan paha ,
bokong,leher atau ketiak) bibir dan mulut bayi bersih , tanda-tanda infeksi sistemik
dengan suhu diatas normal/hipertermia,tidak ada sianosis , pernafasan tidak takipnea ,
denyut jantung tidak takikardi.Masing-masing indicator di nilai dengan penjabaran
sebagai berikut :
1. Nilai 5 : Tidak ada penyimpangan dari batas normal
2. Nilai 4 : Deviasi ringan dari kisaran normal
3. Nilai 3 : Deviasi moderate dari kisaran normal
4. Nilai 2 : Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal
5. Nilai 1 : Deviasi yang parah dari kisaran normal
Jadi semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tidak ada penyimpangan
dari batas normal dan semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin parah
penyimpangan dari batas normal dari pembahasan diatas peneliti mengambil
kesimpulan dan menjabarkan lembar observasi tersebut dengan daftar skor sebagai
berikut :

a. Gangguan sangat parah :8 -15


b. Gangguan parah :16-23
c. Gangguan sedang :24 – 31
d. Gangguan ringan :32 – 39
e. Tidak terganggu :40

a) Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan
maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan
merahasiakan identitas klien.

b) Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku
kesehatan. Penarikan kesimpulan dengan metode induksi. Data yang
dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi.

3.8. Etik Penelitian


Menurut Nursalam 2008 menyatakan bahwa secara umum prinsip etika dalam
penelitian atau pengumpulan data dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu prinsip
manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan prinsip keadilan. Selanjutnya
diuraikan sebagai berikut:
a. Prinsip Manfaat
1) Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek,
khususnya jika menggunakan tindakan khusus.
2) Bebas dari ekploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindari dari keadaan yang tidak
menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian
atau informasi yang telah diberikan tidak akan dipengaruhi dalam hal-hal yang
dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.
3) Resiko (benefit ratio)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keutungan yang akan
berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
b. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
1) Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self determinate)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak
memutuskan apakah mereka bersedia menjadi sebjek ataupun tidak, tanpa
adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jik
mereka seorang klien.
2) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perilaku yang diberikan (right to full
disclosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada subjek.
3) Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitiaan yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent juga
perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk
mengembangkan ilmu.
c. Prinsip keadilan (right to justice)
1) Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right I fair treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
keikutsertaannya dalam penelitan tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata
mereka tidak bersedia tau dikeluarkan dari penelitian.
2) Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia
(confidentiality).

Vous aimerez peut-être aussi