Vous êtes sur la page 1sur 4

Alur Diagnosis Pemeriksaan Mata

ANAMNESIS
1. Identitas
2. Keluhan utama dan riwayat penyakit saat ini
3. Keluhan tambahan
4. Keluhan dengan sistem terkait
5. Riwayat penyakit dahulu terkait dengan keluhan utama
6. Riwayat keluarga
7. Riwayat psikososial
8. Riwayat alergi

KETERANGAN
1. Identitas
a. Jenis kelamin : Perempuan
b. Usia : 30 tahun
2. Keluhan Utama
a. Keluhan : Mata merah disertai nyeri dan penglihatan menurun
b. Onset : 2 hari

PEMERIKSAAN FISIK
1. Visus dan koreksi refraksi
2. Segmen anterior bola mata
3. Segmen posterior bola mata
4. Tekanan bola mata
a. Palpasi
b. Identasi Tonometer schiotz
5. Pergerakan bola mata
6. Lapangan pandang dengan cara konfrontasi

KETERANGAN
1. Visus dan Koreksi Refraksi
a. Pasien duduk pada jarak 5/6 meter dari protipe Snellen
b. Pasien menutup salah satu matanya tanpa menekan bola mata
c. Penderita melihat kedepan dengan santai tanpa melirik dan mengerutkan kelopak
mata
d. Pasien menyebutkan angka/simbol yang ditunjuk
e. Menunjuk dari posisi atas kebawah
f. Tentukan visus dari hasil yang didapat
2. Segmen Anterior bola mata
a. Pemeriksa duduk didepan pasien pada jarak jangkauan tangan
b. Ruangan dibuat setengah gelap
c. Arahkan cahaya senter kemata pasien dengan sudut senter 45 - 60⁰ dari temporal
mata yang diperiksa
d. Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, lebar fissura palpebral, posisi bola mata
e. Pemeriksaan bulu mata atas dan bawah, konjungtiva palpebra superior dan inferior,
konjungtiva bulbi, kornea, lensa okuli anterior, iris, lensa dan vitreus anterior
f. Reflek pupil direk dan indirek
3. Tekanan bola mata dengan Palpasi
a. Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien dengan jarak jangkauan tangan
pemeriksa (25-30 cm)
b. Pasien melirik kebawah
c. Pemeriksa dimulai dari mata kanan
d. Kedua jari telunjuk berada pada palpebral superior, jari kelingking, tengah, dan jari
manis pemeriksa memfiksasi di daerah tulang sekitar orbita pasien
e. Jari telunjuk secara bergantian menekan bola mata melalui palpebral dan
merasakan besarnya tekanan bola mata
f. Besarnya tekanan dilambangkan dengan Tn, Tn-1, Tn-2, Tn+1, Tn+2, Tn+3.
Prosedur yang sama dilakukan juga pada mata kiri
4. Tekanan bola mata dengan Identasi Tonometer Schiotz
a. Pasien berbaring di tempat tidur
b. Meneteskan kedua bola mata pasien dengan pantocain 0,5%
c. Gunakan beban tonometer yang rendah %,5 g
d. Mendesinfeksi indentasi dengan alcohol 70%, hingga mengering
e. Ketika mata kanan diperiksa ibu jari tangan kiri menunjuk ke atas. Mata kanan
yang diperiksa difiksasi pada ibu jari tangan kiri yang menunjuk keatas tadi,
demikian sebaliknya
f. Tonometer diletakan hati-hati pada kornea, kemudian dibaca skala yang ditunjuk
g. Setelah itu dikonfersi ukuran tersebut
5. Pergerakan bola mata
a. Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien dengan jarak jangkauan tangan (30-50
cm)
b. Pasien memandang lurus kedepan
c. Mengarahkan senter pada bola mata dan mengamati pantulan sinar pada kornea,
kemudian gerakkan senter dengan menyerupai huruf H dan berhenti sejenak pada
waktu senter berada di lateral dan lateral atas, serta lateral bawah (mengikuti six
cardinal of gaze)
d. Posisi dan pasangan bola mata diamati saat selama senter digerakkan
e. Menggunakan jari pasien untuk memfiksasi matanya kemudian pasien diminta
mengikuti/ melihat ujung pensil yang digerakkan mendekat kearah hidung
penderita
6. Lapagan Pandang dengan Konfrontasi
a. Pasien duduk berhadapan, posisi bola mata antara pasien dan pemeriksa selaras
dengan jarak 30-50 cm
b. Menutup mata pemeriksa di sisi yang sama dengan mata pasien yang ditutup
c. Memfiksasi mata pasien yang tidak tertutup
d. Penderita diminta memberikan respon bila melihat respon objek yang digerakkan
oleh pemeriksa dengan mata yang tetap terfiksasi dengan mata pemeriksa
e. Menggerakkan objek dari perifer ketengah dari arah superior, superior temporal,
temporal, temporal inferior, inferior, inferior nasal, nasal, nasal superior

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Mata merah Visus Normal
a. Blefaritis : pemeriksaan mikrobiologi
b. Skleritis : penetesan epinefrin 1:1.000 atau fenilefrin 10% tidak
akan terjadi vasokonstriksi, pemeriksaan fotorongen orbita dan imunologi serum
c. Konjungtivitis bakteri : pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan
Gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas. Untuk
diagnosis pasti konjungtivitis gonore dilakukan pemeriksaan secret dengan
pewarnaan Metilen Blue yang menunjukan Diplokokus Gram negatif intra dan
ekstraseluler. Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat
d. Konjungtivitis alergi : pemeriksaan secret ditemukan sel-sel eosinofilia. Pada
pemeriksaan darah ditemukan eosinofilia dan peningkatan kadar serum IgE
e. Konjungtivitis Sika : dilakukan uji schirmer dan dinyatakan abnormal bila
kurang dari 5 mm dalam 5 menit, ragu-ragu bila berada diantara 10-15 mm. Bila
sebelumnya anestetik topical akan berkurang sedikit hasilnya.
2. Mata merah Visus Menurun
a. Ulkus kornea : pemeriksaan sediaan langsung dan pemeriksaan jamur dengan
KOH.
b. Endoftalmitis : pemeriksaan mikroskopik cairan
c. Glaucoma akut : pengukuran dengan tonometer schiotz menunjukan
peningkatan tekanan. Perimetri, gonioskopi, dan tonografi setelah edema kornea
menghilang
d. Aspirasi 0,5-1 ml cairan vitreus melalui sklerotomi pars plana

Vous aimerez peut-être aussi