Vous êtes sur la page 1sur 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN BAYI BARU LAHIR (BBL)


DI RUANG PONEK 1 RSUD SALATIGA

Disusun Oleh :

1. Ambar Setyo Rini (P16111)


2. Desy Lestari (P16068)
3. Isti Nur Wijayanti (P16082)
4. Meisy Suryaningsih (P16086)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Dep.
Kep. RI. 2010).
Bayi baru lahir normal adalah berat badan lahir antara 2500-4000
gram, cukup bulan, lahir langsung dan tidak ada kelainan kognetal (cacat
menangis) yang berat (Sholeh Kosim. M. 2010).
Bayi baru lahir adalah berat lahir antara 2500 gram sampai 4000
gram masa bayi baru lahir (neonatal) adalah masa 28 hari pertama masa
kehidupan manusia, pada masa ini terjadi proses penyesuaian sistem tubuh
bayi dari kehidupan ekstra uteri, masa ini adalah masa yang perlu
mendapatkan perhatian dan perawatan yang ekstra karena pada masa ini
terdapat mortalitas paling tinggi.

2. Tanda dan Gejala


a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat badan 2500-4000 gram
c. Panjang badan 48-52 cm
d. Lingkar dada 30-38 cm
e. Lingkar kepala 33-35 cm
f. Lingkar lengan 11-12 cm
g. Suhu 36,5°C – 37,2°C
h. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
i. Pernafasan 40-60x/menit
j. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcution yang cukup
k. Kuku agak panjang dan lemes
l. Nilai APGAR >7
m. Bergerak aktif
n. Bayi lahir langsung menangis
o. Reflek rooting mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Reflek sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
q. Reflek moro (gerak memeluk bila diberi rangsang dan kagetan)
r. Reflek grasping (menggenggam)
s. Reflek babysky 9mengkerut ketika diberi rangsang di telapak kaki)
t. Genetalia
1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yag berlubang
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra
yang berlubang

3. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dan keadaan yang
sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologi. Banyak perubahan
yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan
internal (dalam kandungan ibu) yang sangat hangat dan segala kebutuhan
terpenuhi (oksigen dan nutrisi) ke lingkungan eksternal (diluar kandungan
ibu) yang dingin dan segala kebutuhan memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhinya. Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen
melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan
nutrisi, oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu
tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan diluar rahum disebut periode
transisi, periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah
kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan
cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan
glukosa (Dewi, 2013).
Pathway

Proses Persalinan Normal

Kepala bayi Perubahan suhu Potongan tali Adaptasi


melewati tubuh dan suhu intra pusat psikologis
jalan lahir uterin yang stabil ibu
(35°C-37°C) Adanya luka terbuka
Banyaknya Perubahan
cairan amnion Suhu ruangan Kontaminasi pada peran
dijalan lahir luka
Penghilangan suhu Cemas
Koordinasi reflek tubuh (konveksi, Resiko Infeksi
Menelan radiasi, evaporasi) Sekresi oksitosin
menghisap belum terhambat
sempurna Perubahan drastis
suhu tubuh Presure the
Akumulasi cairan injetion breast
amnion pada Proses adaptasi feeding
jalan nafas
Resiko hipotermi Ineffective breast
Bersihan jalan feeding
nafas tidak Peningkatan
efektif insensible water Resiko gangguan
loss (IWL) pemenuhan
kebutuhan
Resiko kekurangan volume cairan nutrisi

(Dewi, 2013)
4. Penatalaksanaan
a. Jika bayi terlalu besar untuk lahir pervagina akibat disproporsi
sefalopelvik kelahiran sesar dapat dipertimbangkan untuk melindungi
janin dari trauma lahir dan kemungkina cedera serius (Green, 2012).
b. Pada kelahiran, bahu yang mengalami kesulitan dilakukan episiotomi
yang cukup lebar untuk mengusahakan janin lahir atau bahu dilakukan
kleidotomi unilateral atau bilateral cedera akibat kleidotomi
dikonsulkan pada bagian bawah (Mochtar, 2012).
c. Apabila janin meninggal dilakukan embriotomi (Mochtar, 2012).
d. Penatalaksanaan pada bayi makrosomia menurut (Wiknjosastro, 2009)
1) Menjaga kehangatan
2) Membersihkan jalan nafas
3) Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
4) Melakukan insisasi menyusui dini
5) Membersikan badan bayi dengan kapas baby oil atau minyak telon
6) Memberikan salep mata/tetes mata
7) Memberikan injeksi vitamin K
8) Berikan kain hangat pada bayi
9) Mengkaji keadaan kesehatan pada bayi dengan makrosomia dengan
mengobservasi keadaan umum dan vital sign serta memeriksa kadar
glukosa darah pada usia 1 jam, 2 jam, dan 4 jam kemudian selama
24 jam hingga stabil (Davles, 2011).

5. Komplikasi
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia didefinisikan sebagai kadar gula darah <2,6 mmol/L
ketika diukur dengan glukometer bidsrete atau mesin gas darah (1
mmol/L = 18 mg/dl) untuk bayi makrosomik penilaian dilakukan pada
usia 1 jam, 2 jam dan 4 jam, kemudian selama 24 jam hingga stabil
(Davies, 2011).
b. Hipokalsemia
Disebabkan ketidaknormalan pada kadar kalsium ibu yang
disalurkan pada janin. Kadar kalsium dalam darah ibu yang tinggi
selama kehamilan (diabetes) direspon oleh janin berupa hipoparatiroid
yang kemudian menyebabkan hipokalsemia.
c. Hiperbilirubinemia
Adalah naiknya kadar bilirubin serum melebihi normal pada
neonatus terdiri dari hiperbilirubin tidak terkonjungsi (indirek) dan
berkonjungsi (direk). Gejala yang paling mudah diidentifikasi adalah
kulit, selaput lendir menjadi kuning, dikatakan ikterus bila bilirubin
serum >5 mg/dl.
d. Polisitemia
Keadaan ketika jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terkandung
dalam darah melampaui batas normal sehingga darah menjadi lebih
kental. Biasanya didefinisikan sehingga hematoksil (Ht) vena diatas
0,65 polisitemia dapat terjadi pada bayi yang terlahir dari ibu dengan
diabetes mellitus (Breen, 2012). Bayi yang beresiko pertumbuhan janin
terhambat makrosomia kembar harus diperiksakan hematokritnya.
e. Asfiksia
Makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu yang berakibat pada
komplikasi salah satunya gangguan pada medula oblongata dengan
pusat vitalnya sehingga menimbulkan asfiksia ringan, berat sampai
berujung pada kematian (Munuaba, 2010)
f. Distosia bahu
Makrosomia dapat menyebabkan terjadinya distosia pada persalinan
pervagina yang dapat berakibat fraktur klavikula (Prawirohadjo, 2009).

6. Konsep BBL
Bayi baru lahir normal adalah bayi cukup bulan dengan umur antara
37-42 minggu, berat badan 2500-4000 gram. Seorang bayi normal
beratnya kira-kira 2,5 kg dengan panjang 50 cm mulai dari kepala hingga
telapak kaki dan mempunyai keliling oksiftofrontal 34-25 cm.
Kepala berukuran seperempat tubuhnya.tubuhnya sintal dan
perutnya buncit,tubuhnya masih lentur dan terlihat terlentang,kepalanya
condong kesampingdan sebelah bahunya terangkatdari kasur,tangisnya
kencang.bayi baru lahir adalah bayi yang lahir selama stu jam pertama
kelahiran (M.Soleh Kosina 2010)
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir
2500-4000 gram dengan umur kehamilan 37-42 minggu cukup bulan lahir
langsung menangis (Dep.Kes.RI 2010)

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas yang perlu di kaji yaitu nama,umur,jenis kelamin,suku
bangsa,agama,alamat lengkap
b. Riwayat Kehamilan Ibu
Ibu yang pada kehamilan pertama melahirkan bayi normal atau sc
c. Pemeriksaan Umum
Di lakukan untuk mengetahui keadaan umum dan kesaadaran pasien
pengukuran tanda tanda vital yang meliput suhu,nadi,dan pernafasan
d. Pemeriksan Fisik
1) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran situkktural kepala
menutup atau terbuka adanya succedeneum karniotabes dan
sebagian
2) Muka : warna kulit merah atau tidak,simetris,atau tidak apakah
ada chepat hematoma atau tidak
3) Mata : simetris atau tidak ,warna konjungtiva,pucat atau tidak
ikterus pada mata atau tidak ,sklera
4) Mulut : reflek menghisap ,warna bibir
5) Hidung : simetris atau tidak ,bersih terhadap pernafasan cuping
hidung atau tidak
6) Telinga : simetris atau tidak,dan bersih
7) Leher: untuk mengetahui pembesaran tiroid
8) Dada: simetris atau tidak terdapat pembesaran dada atau tidak
9) Tali pusat: bersih atau tidak adakah perdarahan,terbungkus kasa
atau tidak
10) Abdomen : simetris apakah ada perdarahan tali pusar atau infeksi
11) Genetalia : jika laki-laki apakah testis sudah turaun pada
sekrotum, jika perempuan apakah labia mayora sudah menutupi
labia minora
12) Ekstermitas : jumlah jari tangan ,kaki lengkap atau tidak
13) Anus : apakah anus berluabang atau tidak
(Verny.2012)

e. Pemeriksaan reflek
1) Reflek moro : apabila bayi diberi sentuhan pada jari dan tangan
maka menimbulkan gerak terkejut
2) Reflek rooting : apabila pipi bayi disentuh menggunakan jari
pemeriksa,bayi akanmenoleh kearah sentuhan yang disentuhknan
di pipi atau mencari ( puting susu ibu )
3) Freflek sucking : apabila bayi diberi dot atau puting maka bayi
berusaha untuk menghisap
4) Reflek grasping : reflek yang timbul jika ibu jari diletakkan pada
tangan bayi lalu bayi akan menutup telapak tangannya atau
menggenggam
5) Reflek tonick : reflek yang timbul jika bayi mengangkat leher dan
mnoleh ke kanan dan ke kiri ,jika di posisikan tengkurap.
( Rohani .2010 )

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko ketidak seimbangan suhu tubuh berhubungan dengan
lingkungan baru ( 00005 )
b. Resiko infeksi berhubungan tali pusat masih basah (00004)
3. Perencanaan Keperawatan
a. Resiko ketidak seimbangan suhu tubuh berhubungan dengan
lingkungan baru
Tujuan : tidak terjadi perubahan suhu,warna kulit
Kriteria hasil : Termogulasi ( 0801)
- Tidak terjadi perubahan warna kulit
- Suhu menjadi setabil
Intervensi : Pengaturan suhu ( 3900 )
- Monitor suhu bayi
- Selimuti bayi untuk mencegah kehilangan panas
- Beri topi sconiket untuk mencegah kehilangan panas
- Tempatkan bayi baru lahir dibawah penghangat jika
di perlukan
b. Resiko infeksi berhubungan tali pusat masih basah
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi
Kriteria hasil : tidak terjadi tanda dan gejala infeksi
Intervensi : Perlindungan infeksi ( 6550 )
- Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
- Periksa kulit untuk mengetahui adanya kemerahan
kehangatan ekstrim
- Ajarkan pada keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi
- Berikan perawatan pada tali pusat

4. Implementasi
a. Monitor suhu bayi
b. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
c. Berikan selimut dan topi untuk mencegah kehilangan panas
d. Berikan perawatan tali pusat bayi
e. Ajarkan kepada keluarga tentang pencegahan infeksi
5. Evaluasi
a. Suhu tubuh bayi dalam batas normal,tidak terdapat tanda hipotermi
b. Tidak ada tanda infeksi ,tidak ada edema,tali pusat sudah mulai
mengering
DAFTAR PUSTAKA

Dep.kes RI. 2009. Asuhan keperawatan anak dalam konteks keluarga. JNDK-
KR/POEL APN

Dewi VNL. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus. Jakarta: Salemba

M.Sholeh Kosina. 2010. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: IDA

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandunagn KB Untuk Kebidanan.


Jakarta: EGC

Muchtar. 2012. Sinopsis obtetri. Jakarta: EGC

Prawironarjo. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatus . Jakarta: YBPSP

Rohani dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika

Varny. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan . Jakarta: EGC


ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BARU LAHIR PADA By. Ny. Y
DI RUANG PONEK 1 RSUD SALATIGA

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 10 Agustus 2018
Waktu pengkajian : 10 Agustus 2018

A. Identitas Pasien
Klien : By. Ny. Y
Nama :A
Jenis Kelamin : Perempuan
Waktu lahir : 10 Agustus 2018 / 09.50 WIB

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama ibu : Ny. Y
Usia : 24 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Pendem, Manggihan, Getasan, Semarang
Nama Ayah : Tn. Y
Usia : 26 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Pendem, Manggihan, Getasan, Semarang
Hubungan dengan pasien : Orang tua pasien

C. Riwayat Obstetri Ibu


1. Usia kehamilan : 40 minggu 2 hari
2. Pemeriksaan antenatal : 8 kali
3. Komplikasi antenatal : tidak ada
D. Riwayat Perkawinan
1. Perkawinan ke :1
2. Usia waktu menikah : 22 tahun
3. Lama perkawinan : 2 tahun

E. Riwayat Persalinan
1. BB/TB Ibu : 75 kg/150 cm
2. Keadaan umum ibu : baik
3. Jenis persalinan : spontan
4. Indikasi : tidak ada
5. Komplikasi persalinan : tidak ada
6. Lamanya ketuban pecah : 5 jam
7. Tempat persalinan : Ruang Ponek 1 RSUD Salatiga
8. TTV :
- TD : 110/70 mmHg
-N : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
-S : 36,8oC

F. Keadaan Bayi Saat Lahir


1. Lahir tanggal : 10 Agustus 2018
2. Jenis kelamin : perempuan
3. Kelahiran : pertama
G. APGAR Score
1 5 10
0 1 2 Tanda-tanda
mnt mnt mnt
Tdk ada < 100 >100 Denyut 2 2 2
jantung/Pulse
Tdk ada Tdk Baik Pernafasan/respirat 2 2 2
teratur ory
Lemah Sedang Baik Tonus otot 1 2 2
Tdk ada Meringis Menangis Peka 2 2 2
rangsang/Grimace
Biru/putih Merah Merah Warna/appearance 1 1 1
jambu, jambu
ujung
biru
Total 8 9 9

1. Tindakan resusitasi : tidak ada


2. Plasenta : manual

H. Pemeriksaan Fisik
1. Antropometri
- BB : 3235 gram
- PB : 49 cm
- Lingkar kepala : 33 cm
- Lingkar dada : 32 cm
2. TTV
- N : 148 x/menit
- RR : 45 x/menit
- S : 35,4°C
- SPO2 : 90 %
3. Keadaan umum : Baik
4. Kepala-Leher
Mata : simetris antara kanan /kiri, konjungtiva merah muda
Hidung : lubang hidung ada dan simetris serta bersih
Mulut : bibir kemerahan
Telinga : simetris, warna sama dengan kulit wajah, tidak ada
cairan yang keluar dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
5. Dada
Jantung : bunyi jantung normal
Paru : pengembangan dada simetris,bayi bernafas spontan
6. Integumen
Verniks :ada
Lanugo :ada
7. Ekstremitas : tangan dan kaki simetris,jumlah jari tangan kanan dan
kiri 10, jumlah jari kaki kanan dan kiri 10.kedua tangan
dan kaki dapat digerakan
8. Genetalia : vagina berlubang, labia mayora menutupi labia minora
9. Nutrisi : bayi Ny.Y dapat menghisab ASI ibunya
10. Eliminasi : keluar mekonium
11. Istirahat tidur : bayi lebih banyak tidur
I. Terapi Obat
Jenis Terapi Dosis Golongan dan Fungsi dan
Kandungan Farmakodinamik
Vitamin K 0,5 cc Hemostatik Untuk mencegah
pendarahan pada bayi
baru lahir
Imunisasi Hb 0,5 cc Vaksin Untuk pencegahan
0 IM infeksi akibat virus
hepatitis
II. ANALISA DATA

No. Hari/Tgl/Jam Data Fokus Problem Etiologi Ttd


1. Jumat Ds: - Resiko Lingkungan £
10 /08/2018 Do: keadaan umum ketidak baru
09.55 bayi baik seimbangan
- TTV suhu tubuh
N: 148 (00005)
x/menit
RR: 45
x/menit
S: 35,4°C
SPO2: 90%

2 Jumat Ds: - Resiko Tali pusar £


10/08/2018 Do: infeksi masih basah
09.55 - Tali pusat (00004)
tampak masih
basah

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan lingkungan
baru (00005)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tali pusar masih basah (00004)
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

No.
Tujuan Intervensi Ttd
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan Pengaturan suhu ( 3900) £
asuhan keperawatan  Monitor suhu bayi tiap 2
selama 1x 8 jam masalah jam sesuai kebutuhan
Resiko ketidakseimbangan  Selimuti bayi untuk
suhu tubuh dapat teratasi mencegah kehilangan
dengan kriteria hasil: panas
 Tidak terjadi  Berikan topi untuk
perubahan warna mencegah kehilangan
kulit panas
 Suhu tubuh stabil  Tempatkan bayi baru lahir
dibawah penghangat jika
diperlukan

2. Setelah dilakukan tindakan Perlindungan infeksi (6550) £


asuhan keperawtan selama  Monitor adanya tanda dan
1x8 jam resiko infeksi gejala infeksi
dapat teratasi dengan  Periksa kulit dan selaput
kriteria hasil: lendir untuk kehangatan
 Tidak ada tanda kemerahan ekstermitas
dan gejala infeksi  Ajarkan keluarga pasien
 Integritas kulit baik mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus
melaporkan
 Berikan perawatan pada
tali pusat.
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No.
Hari/Tgl/Jam Implementasi Respon Ttd
Dx
Jumat 1 Memonitor suhu bayi S: - £
10/08/2018 baru lahir O:
10.00 - TTV:
S: 36 0c
N: 120 x/menit
RR: 45x/menit

10.10 2. Memonitor adanya S:- £


tanda dan gejala O:
infeksi - Tidak terdapat
tanda kemerahan

10.15 2. Mengajarkan kepada S: £


keluarga mengenai Keluarga
tanda dan gejala mengatakan mau di
infeksi berikan penjelasan
mengaenai tandsa
dan gejala infeksi
O:
Keluarga kooperatif

10.30 1 Menyelimuti bayi S:- £


untuk mencegah O:
kehilngan panas Pasien tampak tidur,
akral teraba hangat
10.40 1 Memberikan topi S: - £
untuk mencegah O:
kehilangan panas pada Kepala pasien teraba
bayi hangat

11.00 2 Memberikan S:- £


perawatan tali pusat O:
Tidak terdapat
kemerahan dan tanda
infeksi di sekitar tali
pusar
VI. EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/jam No. dx Evaluasi Ttd


Jumat 1. S:- £
10/08/2018 O:
12.00 Suhu tubuh bayi dalam batas
normal,tidak terdapat tanda-tanda
hipotermi,perabaan akral bayi hangat
 N:120x/menit
 S: 36,70c
 RR:40 x/menit
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

13.00 2. S:- £
O:
Tidak terdapat tanda –tanda infeksi, dan
tidak ada edema
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

Vous aimerez peut-être aussi