Vous êtes sur la page 1sur 18

ANALISIS FILM AUGUST OSAGE COUNTRY

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Oleh
Kelompok 8 / kelas A 15

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018/2019
A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Identitas Keluarga
Nama kepala keluarga : Beverly Weston
Alamat : Okhaloma – Amerika Serikat
Pekerjaan : Penyair
Komposisi keluarga :
No Nama Jenis Kelamin Usia Hubungan Pekerja Pendidikan
1. Baverly Weston Laki-laki Tidak terkaji Ayah Penyair Tidak terkaji
2. Violet Weston Perempuan Tidak terkaji Ibu Ibu rumah tangga Tidak terkaji
3. Barbara Weston Perempuan Tidak terkaji Anak ke 1 Tidak terkaji Tidak terkaji
4. Karen Weston Perempuan Tidak terkaji Anak ke 2 Tidak terkaji Tidak terkaji
5. Ivy Weston Perempuan Tidak terkaji Anak ke 3 Tidak terkaji Tidak terkaji
6. Bill Laki-laki 50 Menantu (mantan suami Barbara) Tidak terkaji Tidak terkaji
7. Jean Perempuan 14 Cucu (anak Barbara) Tidak terkaji Tidak terkaji
8. Matti Fae Perempuan Tidak terkaji Bibi (adik Violet) Tidak terkaji Tidak terkaji
9. Charlie Laki-laki Tidak terkaji Paman (suami matti) Tidak terkaji Tidak terkaji
10 Little Charles Laki-laki Tidak terkaji Keponakan (anak Matti) Tidak terkaji Tidak terkaji
11. Johnna Perempuan Tidak terkaji Pengasuh keluarga Baverly Pengasuh Tidak terkaji
12. Steve Laki-laki Tidak terkaji Tunangan Karen Tidak terkaji Tidak terkaji
Jenis Tipe Keluarga : The dyad family, keluarga Violet terdiri dari Baverly dan
Violet sendiri di Rumahnya.

Latar belakang budaya : Budaya dari keluarga Violet yakni sesuai dengan
budaya orang Amerika pada umumnya. Karena okhaloma merupakan kota yang
ada di Amerika. Budaya yang sangat nampak pada keluarga violet adalah ketika
anggota kelurganya suka mabuk-mabukan, merokok, pecandu pil dan pecandu
ganja yang tidak memandang umur. Budaya lain dari keluarga violet lainnya
adalah meninggalkan orang tuanya sendiri meskipun sudah lansia, keluarga ini
lebih memilih memnta bantuan pada pengasuh (Johnna).

Identifikasi Religius : Spiritualitas dari keluarga Violet nampak juga ketika


pemakaman suaminya (Baverly) dengan kerabat – kerabat dekatnya
menyempatkan datang saat pemakaman berlangsung. Selain hal itu
sipiritualitasnya juga namapak saat acara makan malam pemakaman dimana
semua anggota keluarga berkumpul makan bersama dengan memanjatkan doa
bersama untuk Baverly.

Status Kelas Sosial : Keluarga Violet merupakan keluarga dengan status sosial
yang cukup tinggi. Terlihat dari kondisi rumah, fasilitas yang dimilikinya dan
memiliki pengasuh untuk merawat Violet. Namun terkait pekerjaan anak-anaknya
tidak terkaji.

Aktivitas rekreasi atau waktu luang :


a. Keluarga Violet ini tidak pernah meluangkan waktu untuk sekedar rekreasi
dengan kelurga besarnya. Setiap anggota keluarganya sibuk dengan
aktivitasnya masing-masing
b. Violet biasanya mendengarkan music dan menari saat sedang stress
c. Baverly mengisi waktu luangnya dengan membaca novel kesukaanya
d. Jean (cucu) suka menonton tv kesukaannya

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahapan perkembangan dari Film ini adalah tahap usia lanjut. Tugas
perkembangan pada tahap ini tidak tercapai dimana Violet dan Barvely selalu
bertengkar. Selain itu ikatan dengan anggota keluarganya juga sangat renggang
dan selalu kontra mengenai pendapat satu sama lain.
Sebelumnya keluarga ini memang sudah tidak harmonis. Terlihat ketiga anak
Violet yang tinggal jauh darinya, padahal Violet dan Barvely sudah lansia dan
kondisi kesehatan biologis dan psikologis dari keduanya juga terganggu. Sampai
suatu titik Barvaly bunuh diri tanpa sebab yang jelas. Sehingga menambah
stressor bagi Vuolet sendiri. Meninggalnya Baverly membuat emosi Violet tidak
dapat dikontrol dan selalu bertengkar dengan anaknya. Baverly bukan pertama
kalinya merasakan kondisi seperti ini, sejak kecil ia sudah banyak mendapatkan
stressor dari kedua orang tuanya dan kebawa pola asuhnya terhadap anaknya
sekarang. Apalagi Violet terdiagnosa mengalami penurunan fungsi otak dan
kanker mulut.

3. Data Lingkungan
Karakteristik Rumah : Violet dan Baverly tinggal di Oklahoma-Amerika Serikat
yang saat bulan Agustus cuacanya panas. Terlihat lingkungan sekitar rumahnya
gersang. Rumah yang ditinggali kelurga Violet cukup besar. Ada halaman yang
sangat luas, interior dan eksterior yang klasik. Didalam rumahnya ada kamar tidur,
kamar mandi, dapur, ruang makan, ruang menonton TV, ruang membaca buku
sekaligus menulis syair bagi Barvely. Namun, ventilasi yang terdapat pada rumah
Violet cukup buruk, ditandai dengan jendela dan kelambu yang tidak pernah
dibuka membuat kondisi rumahnya gelap dan pengap. Apalagi yang tinggal di
rumahnya lansia. Setiap ruangan terisi barang-barang yang memadai. Mengenai
privasi dirumah keluarga Violet cukup terbuka.

Karakteristik lingkungan dan komunikasi tempat tinggal yang lebih luas :


Film ini tidak menggambarkan keluarga Violet berinterkasi dengan lingkungan
sekitarnya. Komunikasi hany berfokus antar anggota keluarganya.

Mobilitas geografis keluarga : Film ini tidak menggambarkan mobilitas tertentu


pada keluarga Violet.

Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas : Film ini tidak


menggambarkan keluarga Violet berinterkasi dengan lingkungan sekitarnya.
Komunikasi hanya berfokus antar anggota keluarganya.
System pendukung atas jaringan sosial keluarga : Dukungan anggota keluarga
tidak terlihat pada keluarga Violet, khususnya saat Violet mengalami candu pada
obat sampa penurunan fungsi otak. Dukungan keluarga mulai muncul ketika
Baverly hilang meninggalkan rumahnya sampai ditemukan meninggal bunuh diri
di danau. Ditunjukkan saat anggota keluarga yang jauh pulang demi menemukan
Baverly.

4. Struktur Keluarga
Pola-pola komunikasi : Komunikasi yang terjadi pada keluarga Violet adalah
komunikasi disfungsional. Terlihat saat Violet berkomunikasi dengan ketiga
anaknya selalu dengan penuh amarah satu sama lain. Kata-kata kasar yang
diucapkan Violet kepada ketiga anaknya adalah sering mencaci mereka, sehingga
ketiga anaknya tersebut sering merasakan sakit hati atas perkataan ibunya. Hal
tersebut yang kemudia menyulut emosi dari ketiga anak Violet terutama Barbara
yang tidak tahan mendengar perkataan ibunya sehingga mengungkapkan
pendapatnya juga dengan emosi. Hal ini kemudian membuat masalah tidak dapat
teratasi dengan baik, bahkan menjadi kerenggangan hubungan ibu dan anak.
Selain itu pada adegan ketika Ivy putri bungsu Violet bercerita bahwa ia terlah
melakukan Histerektomi tanpa persetujuan dari keluarga, bahkan keluarga tidak
mengetahui jika Ivy menderita kanker rahim sehingga semakin menggambarkan
kurang kuatnya pola komunikasi dalam keluarga. kata-kata kasar dan pengharapan
tinggi Violet terhadap anak-anaknya menjadikan pola komunikasi antaranggota
keluarga tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pola komunikasi
disfungsional juga terjadi pada ketiga anak Violet yang memiliki rahasia masing-
masing tanpa menceritakan pada saudaranya, mereka merasa bahwa hubungan
mereka bukan saudara karena tidak terlalu dekat dan kurangnya komunikasi satu
sama lain.
Struktur kekuasaan ; Pengambilan keputusan awalnya masih dipegang oleh
Baverly, terlihat saat Baverly mempekerjakan Johnna. Namun ketika Baverly
sudah meninggal kekuasan di keluarga Baverly dipegang oleh Barbara (anak
pertamanya). Namun sifat keras yang dimiliki ibunya membuat Barbara sulit
untuk mengambil keputusan secara bijak. Jadi, di keluarga Baverly dalam
mengambil keputusan selalu bertolakbelakang dengan pendapat Violet, membuat
Barbara mengambil keputusan secara sepihak tanapa memperdulikan Violet.
Struktur peran ;
a. Baverly sebagai seorang suami dan ayah sudah bereperan selayaknya kepala
rumah tangga. Terlihat ketika ia mempekerjakan Johnna untuk mengasuh
Violet. Namun tanggung jawab yang dipegang oleh Baverly hilang ketika ia
memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
b. Violet sebagai seorang istri dan ibu tidak dapat melakukan peran keduanya
karena kondisi kesehatan yang Violet alami. Pengalaman sekaligus gangguan
penurunan fungsi otak yang dialami Violet menjadikan pola asuh sebagai
orang tua yang diterapkan terhadap ketiga anaknya sangat keras.
c. Barbara sebagai anak pertama yang sudah berkeluarga dan memiliki anak
terlihat tidak berhasil dalam menjalankan perannya sebagai seorang istri dan
ibu. Suaminya meninggalkan Barbara karena sifatnya yang keras dan perilaku
anaknya yang masih berusia 14 tahun sudah tidak wajar (merokok dan
menghisap ganja)
d. Karen sebagai anak kedua yang belum berkeluarga tidak bisa menjalankan
perannya sebagai seorang anak yang seharusnya menjaga kedua orang tuanya
yang sudah lanjut usia.
e. Ivy sebagai anak ketiga yang belum berkeluarga bisa menjalankan perannya
sebagai seorang anak. Hanya Ivy yang rumahnya dekat dengan kedua orang
tuanya sehingga ia masih menjalankan perannya sebagai anak yang merawat
orang tuanya meskipun tidak seutuhnya.

Nilai-nilai keluarga : Nilai-nilai yang terlihat dalam keluarga Violet adalah


sesuai dengan budaya barat yang bebas dalam gaya hidup. Merokok menjadi hal
yang biasa,bahkan ketika dilakukan oleh seorang anak berusia 14 tahun. Keluarga
membebaskan gaya yang dilakukan pada anak-anaknya dalam memilih kegiatan
hidupnya. Tidak adanyanya ketegasan dan batasan-batasan hubungan dalam
keluarga, hal ini terlihat dari hubungan rahasia antara Balvery dan Mattie Fie
sebagai adik dari Violet. Selain itu batasan juga tidak diterapkan pada anak-anak
Violet, terlihat dari hubungan Ivy dan Little Charles yang juga merupakan
sepupunya. Begitupula pada anak Barbara, jean yang tidak ada batasan dalam
gaya hidupnya sehingga lebih mudah untuk terpengaruh dalam hal-hal yang
kurang baik.

5. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif : Kehangatan dan kasih sayang dalam keluarga tidak terlihat mulai
awal film dimainkan hingga akhir dari film. Hubungan yang kurang dekat
antaranggota keluarga menjadi masalah dalam fungsi afektif keluarga. Tidak
adanya bantuan dari keluarga ketika tahu bahwa ada anggota keluarga yang
mengalmai keretakan dan bahkan sikap tutup mata yang dilakukan Violet padahal
tahu bahwa anaknya mengalami hubungan yang kurang baik dengan suaminya.
Ibunya yang selalu bersikap keras terhadap anaknya menjadikan keputusan anak-
anaknya kurang dihargai, perkataan kasar yang terus dilontarkan kepada anak-
anaknya karena dinilai tidak sukses dalam karir mereka. Hal ini kemudian
menumbuhkan perilaku kurang menghormati kehidupan yang dijalani ketiga
anaknya dan cenderung menyakiti perasaan mereka. Luapan emosi yang sering
dinampakkan antaranggota keluarga memperlihatkan hubungan dan proses
penyelesaian keluarga kurang baik dalam menyelesaikan persoalan dalam
keluarga.

Fungsi sosialisasi : Cara Violet dan Baverly membesarkan ketiga anaknya dengan
keras membuat ketiga anaknya, membuat Barbara mengasuh ananya dengan pola
asuh yang sama. Dan dalam bersosialisasi juga sangat minim etika, terlihat ketika
Barbara kepada dokter Violet.

Fungsi perawatan kesehatan : Kesadaran keluarga Violet dalam hal


pemeliharaan dan mempertahankan kesehatan kurang. Terlihat saat Violet sakit,
Violet candu terhadap obat, namun keluarganya tidak tahu. Keluarga tahu saat
kondisi Violet sudah parah dan mengambil keputusan dengan membuang semua
obat yang dimiliki Violet. Selain itu Barbara membawa Violet ke dokter yang
melakukan perawatan terhadap Violet. Barbara meluapkan semua emosinya
kepada dokter tersebut. Kondisi Violet yang semakin parah didukung dengan
kondisi rumah yang gelap karena kurang ventilasi membuat kondisinya semakin
parah.

6. Koping Keluarga
Stresor yang dialami oleh keluarga Violet dan Baverly ini sangat banyak, dimualai
dari stressor dari diri sendiri, anggota keluarga, dan pengasuhnya. Stressor jangka
pendek yang dialami dalam keluarga ini adalah kematian Baverly yang
meninggalkan keluarga secara mendadak. Sedangkan stressor jangka panjangnya
adalah kondisi kesehatan Violet sendiri dan kerasnya didikan Violet terhadap
ketiga anaknya. Cara untuk mengatasi stressor jangka pendek tersebut keluarga
lebih mengikhlasan dan cara untuk mengatasi stressor jangka panjang, keluarga
lebih sering meluapkan emosi antar anggota keluarga. Terkadang jika terjadi suatu
masalah keluarga Violet mengatasinya dengan cara berdiskusi antar anggota
keluarga. Namun saat prses diskusi pasti berujung emosi satu sama lain dan ahir
pemecahan masalah tidak ditemukan. Diatambah lagi banyak rahasia yang
tersimpan dalam anggota keluarga.
7. Gambaran Ecomap Keluarga Tersebut
Fasilitas kesehatan

Ex: Dokter Burke


D D

Ex: Johnna
D (pengurus rumah)
Charles Mattie Beverly Violet
n n
Little Charles Nilai keyakinan agama
Divorce

Laki-laki Barbara Karen Ivy


Bill
Perempuan n
Jean
Hubungan Renggang
n
Hubungan Normal
D
Mati
Divorce
Hubungan Kuat

Menikah
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KELUARGA

Data Maladaftif Diagnosa Rencana Keperawatan Tindakan Keperawatan/ Jurnal


Keperawatan Terapi Keluarga Rujukan
a. Barbara (anak Disfungsi proses Setelah dilakukan asuhan a. Bantu anggota keluarga The Efficacy of
pertama) keluarga b.d strategi keperawatan 4 kali berkomunikasi lebih efektif. Group Logo Therapy
menyalahkan Violet koping tidak efektif pertemuan diharapkan b. Bantu anggota keluarga untuk on Reducing
(ibu) atas kematian d.d Barbara (anak normalisasi keluarga merubah bagaimana mereka Depression Among
Beverly (ayah). pertama) dapat dilakukan dengan berhubungan dengan anggotaa People Addicted to
b. Barbara , Karen, Ivy menyalahkan Violet criteria hasil : keluarga yang lain Drugs (2016) Dan
dan Violet saat (ibu) atas kematian c. Berikan penilaian mengenai Spiritualilty in
berkumpul tidak Beverly (ayah), 1. Mengatur perilaku dampak dari situasi kehidupan Logotherapy (2017)
pernah akur. Barbara , Karen, Ivy keluarga pasien terhadap peran dan
c. Setiap anggota 2. Menciptakan hubungan (yang ada)
dan Violet saat
keluarga memiliki lingkungan dimana d. Fasilitasi komunikasi yang
berkumpul tidak
rahasia dan tidak anggota keluarga terbuka antar anggota keluarga
pernah akur, Setiap
saling terbuka antar secara terbuka dapat
anggota keluarga
anggota keluarga. mengungkapkan
memiliki rahasia dan
d. Violet kecanduan perasaannya
tidak saling terbuka 3. Anggota keluarga bisa
obat.
antar anggota melakukan peran
e. Violet selalu berkata
keluarga,Violet yang diharapkan
buruk pada anggota
kecanduan obat, 4. Kesulitan
keluargnya
f. Barbara selalu berkata Violet selalu berkata mempertahankan
buruk pada anggota
buruk kepada violet keluargnya, Barbara penampilan peran
selalu berkata buruk
kepada violet

a. Barbara dan violet Ketegangan peran Setelah dilakukan asuhan a. Diskusikan strategi untuk The Efficacy of
selalu bertengkar. pemberi asuhan b.d keperawatan 4 kali menormalkan kehidupan Group Logo Therapy
b. Violet terkadang penerima pertemuan diharapkan keluarga dengan seluruh on Reducing
memuji anak-anaknya asuhan(gangguan normalisasi keluarga keluarga. Depression Among
namun, violet juga fungsi kognitif) d.d dapat dilakukan dengan b. Fasilitasi diskusi mengenai People Addicted to
sering memaki anak- Barbara dan violet criteria hasil : bagaimana adaptasi peran Drugs (2016) Dan
anaknya selalu bertengkar, keluarga untuk dapat Spiritualilty in
c. Setiap anggota violet terkadang 1. Mengunakan strategi mengkompensasi peran Logotherapy (2017)
keluarga violet memuji anak- untuk mengendalikan anggota keluarga yang sakit.
memiliki stressor anaknya namun, juga amarah c. Identifikasi stressor situasional
masing-masing 2. Melibatkan keluarga lainnya untuk anggota
sering memaki anak-
dalam pemecahan keluarga lainnya.
anaknya, setiap
masalah
anggota keluarga 3. Penampilan perilaku
violet memiliki peran keluarga
stressor masing-
masing.
C. TERAPI KELUARGA
Judul Film : August Osage
Masalah Keluarga Keluarga dengan anggota keluarga terkena kanker mulut (mengakibatkan depresi dan krisis pada
:
anggota keluarga)
Terapi Keluarga : Logoterapi
Pengertian Terapi Keluarga Logoterapi merupakan suatu metode konseling atau pengobatan dengan cara menemukan atau
:
mencari makna dari suatu peristiwa/kejadian.
Tujuan 1. Untuk membantu lansia membangkitkan motivasi melalui pengalaman nyata sehari-hari.
:
2. Untuk menemukan menemukan makna hidup lansia melalui kegiatan yang telah dlakukan.
Indikasi Terapi Keluarga Keluarga dengan anggota keluarga terkena kanker mulut (mengakibatkan depresi dan krisis pada
anggota keluarga)
1. Tidak memiliki semangat
2. Tidak memiliki tujuan
: 3. Penurunan aktivitas
4. Sikap terhadap diri yang negative
5. Putus asa
6. Tidak berdaya
7. Merasa kehidupannya tidak berarti
Kontraindikasi Terapi Keluarga : -
Persiapan Terapi Keluarga :
1. Prainteraksi : 1. Alat tulis
2. Riwayat keluarga
2. Orientasi : 1. Perkenalan perawat
Persiapan anggota keluarga : 1. Pastikan identitas masing-masing anggota
2. Kaji kondisi keluarga
3. Jaga privasi keluarga
4. Jelaskan maksud dan tujuan
2. Validasi keadaan keluarga
3. Kontrak tempat dan waktu
3. Kerja : Teknik terapis meliputi:
1. Teknik intensi paradoksal
a. Sesi 1 : Membina hubungan yang baik dan nyaman
b. Sesi 2 : Mengidentifikasi reaksi klien terhadap maslah yang dirasakan
c. Sesi 3 : Mendiskusikan pola reaksi klien dan mengajarkan cara yang sesuai
d. Sesi 4 : Evaluasi
2. Teknik Direfleksi
a. Sesi 1 : Membina hubungan yang baik dan nyaman
b. Sesi 2 : Paradoxical Intention : klien diminta untuk berpikir atau membayangkan hal-
hal yang tidak menyenangkan, menakutkan, atau memalukan baginya.
c. Sesi 3 : de-Reflection : memotivasi klien untuk mengembangkan dan mempraktekkan
emampuan dan potensinnya tersebut.
d. Sesi 4 : Evaluasi
3. Teknik Bimbingan Rohani
(Metode khusus yang digunakan pada individu yang menderita penyakit yang tidak dapat
disembuhkan, memiliki kondisi buruk sehingga individu tidak lagi mau berusaha selain
menghadapi penderitaan itu).
4. Teknik Logo Philosophy
Mengajarkan kepada individu untuk adaptif terhadap respon nyeri, perasaan bersalah dan
kematian.
5. Teknik Kesadaran terhadap Nilai (Value Awarness Technique)
1. Sesi 1 : Pengkajian (Perubahan dan maslah yang dialami lansia)
2. Sesi 2 : Menstimulasi imajinasi yang kreatif
3. Sesi 3 : Memproyeksikan nila-nilai pribadi
4. Sesi 4 : Evaluasi dan terminasi
6. Terminasi : 1. Evaluasi Objektif : Meminta salah satu anggota keluarga dapat mengulangi contoh yang telah
dilakukan pada fase kerja.
2. Evaluasi Subjektif : Menanyakan bagimana perasaan setelah dilakukan kegiatan pada fase
kerja.
3. RTL : Memberikan rencana tindak lanjut untuk pertemuan kedepannya.
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
7. Evaluasi terapi keluarga : 1. Evaluasi dilakukan tiap selesai pertemuan dengan keluarga dan catat perkembangan terbaru
2. Evaluasi secara keselurahan berhasil atau tidak disesuaikan dengan terlaksananya semua
domain di fase kerja.
8. Dokumentasi : 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan pada catatan keperawatan.
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
9. Sumber Refrensi 1. Arzani, M. 2016. World id Scientific News. The Efficacy of Group Logo Therapy on Reducing
Depression Among People Addicted to Drugs. 44 : 181-191
2. Nauli, F.A. 2011. PENGARUH LOGOTERAPI LANSIA DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA
TERHADAP DEPRESI DAN KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP PADA LANSIA DI
KELURAHAN KATULAMPA BOGOR TIMUR. Depok : FIK UI
3. Okan, N. dan Eksi, H. 2017. Spiritual Psychology and Counseling. Spiritualilty in
Logotherapy. 2(2) : 143-164
D. CRITICAL APPRAISAL

ASPECT OF THE REPORT CRITIQUING QUESTIONS


Title The efficacy of group logo therapy on reducing depression among people addicted to drugs
Year, Volume and Number Tahun 2016 181-191
Author Mohamad Arzani
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemanjuran terapi logo kelompok untuk
mengurangi depresi di antara orang yang kecanduan obat-obatan. Penelitian ini bersifat
eksperimental berdasarkan pretest dan posttest dengan kelompok kontrol. Populasi yang
diteliti termasuk pecandu mengacu pada pusat perawatan metadon untuk kecanduan obat di
kota Ghorveh (Niko Salamat) pada tahun 2013. Ukuran sampel dari 60 pecandu mengacu
pada klinik kecanduan obat dipilih berdasarkan sampling acak sederhana. Kemudian
berdasarkan skor kuesioner, sebanyak 20 orang yang mendapat skor tertinggi dalam
Abstract
kuesioner depresi dipilih dan ditempatkan secara acak di bawah kelompok kontrol dan
eksperimental. Kelompok eksperimen ditempatkan di bawah 10 sesi (1,5 jam) terapi logo
kelompok sementara kelompok kontrol ditempatkan di bawah tidak ada perawatan (analisis
kovarian) dan statistik deskriptif digunakan. Temuan mengungkapkan bahwa skor depresi
rata-rata dalam posttest kelompok eksperimental secara signifikan lebih rendah daripada
kelompok kontrol. Atas dasar temuan penelitian, dapat dikatakan bahwa terapi logo grup
efektif dalam mengurangi depresi pada pecandu.
Method Penelitian ini bersifat eksperimental berdasarkan pretest dan posttest dengan kelompok
kontrol. Populasi yang diteliti termasuk pecandu mengacu pada pusat perawatan metadon
untuk kecanduan obat di kota Ghorveh (Niko Salamat) pada tahun 2013. Ukuran sampel
dari 60 pecandu mengacu pada klinik kecanduan obat dipilih berdasarkan sampling acak
sederhana. Kemudian berdasarkan skor kuesioner, sebanyak 20 orang yang mendapat skor
tertinggi dalam kuesioner depresi dipilih dan ditempatkan secara acak di bawah kelompok
kontrol dan eksperimental. Kelompok eksperimen ditempatkan di bawah 10 sesi (1,5 jam)
terapi logo kelompok sementara kelompok kontrol ditempatkan di bawah tidak ada
perawatan (analisis kovarian) dan statistik deskriptif digunakan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemanjuran jika terapi logo kelompok
pada mengurangi depresi di kalangan pecandu dimana informasi deskriptif dari skor depresi
disediakan dalam pretest dan posttest dalam kelompok eksperimen dan kontrol, dan juga,
hasil dari uji asumsi homogenitas dan hasil analisis kovarian pada skor rata-rata pretest dan
posttest dari dua kelompok. Skor skala yang digunakan diperoleh dari jumlah skor setiap
skala. Oleh karena itu, skala yang digunakan adalah jarak minimum. Berdasarkan data dari
Tabel 1, rata-rata dan standar deviasi dalam variabel depresi dalam kelompok eksperimen
adalah 40/4 dan 4/57 di masing-masing pretest sementara mereka masing-masing 32/7 dan
Findings
3/74 di posttest. Angka yang sama untuk kelompok kontrol adalah 37/6 dan 5/06 di pretest
dan 37/77 dan 6/9 di posttest masing-masing. Homogenitas lereng tidak signifikan untuk
depresi dengan nilai F (1,16)=2/92, dengan demikian, asumsi homogenitas kemiringan
regresi didukung untuk variabel depresi. Mengingat temuan di atas, untuk menyelidiki
hipotesis yang bersangkutan, analisis kovarian digunakan. Sehingga menunjukkan bahwa
nilai F (F = 22/26) dan tingkat signifikansi (0/001) dalam variabel grup adalah indikasi
perbedaan antara kedua kelompok dalam posttest. Dengan demikian, terapi logo kelompok
efektif pada pengurangan depresi.
Summary Ringkasan dari penelitian ini adalah bahwa menjadi sadar berdasarkan metode konseling;
seseorang dapat mengurangi tingkat masalah pada kecanduan dan mengurangi bahaya
kecanduan yang sedang meningkat. Ini berarti kita mendidik orang-orang yang bermasalah
untuk tidak menjadi korban propaganda negatif dan kecanduan dan tujuannya adalah bahwa
kecanduan yang dianggap sebagai penghalang dapat dihindari. Hasil penelitian ini
bermanfaat untuk pencegahan kecanduan dan konselor keluarga dan terapis dan psikiater
dan pejabat akademis. Disimpulkan terapi logo efektif dalam mengurangi depresi. Karena,
depresi adalah salah satu faktor pribadi yang efektif dalam kecanduan dan dianggap sebagai
penghambat terhadap pengabaian kecanduan, sehingga cara untuk mengurangi depresi dan
meningkatkan harapan hidup sangat penting. Terapi logo grup akan membuat dalam
mencapai makna dan asumsi tanggung jawab serta mencapai tujuan, memimpin semua jalan
ke penurunan depresi.
DAFTAR PUSTAKA

Arzani, M. 2016. World id Scientific News. The Efficacy of Group Logo Therapy
on Reducing Depression Among People Addicted to Drugs. 44 : 181-191
Dochterma, J. M., & Bulechek, G. M. 2004. Nursing Interventions Classification
(NIC) (5th ed). Amerika: Mosby Elsever.
Moorhead, S., Jhonson, M,. Maas, M., & Swanson, L. 2008. Nursing Outcome
Classification (NOC) (5th ed). United states of Amerika: Mosby Elsevier
Nanda Internasional. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2018-2020 Edisi 11. Jakarta : EGC
Nauli, F.A. 2011. Pengaruh Logoterapi Lansia Dan Psikoedukasi Keluarga
Terhadap Depresi Dan Kemampuan Memaknai Hidup Pada Lansia Di
Kelurahan Katulampa Bogor Timur. Depok : FIK UI
Okan, N. dan Eksi, H. 2017. Spiritual Psychology and Counseling. Spiritualilty in
Logotherapy. 2(2) : 143-164

Vous aimerez peut-être aussi