Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audit Sosial


Audit sosial pada dasarnya adalah sebuah metode untuk mengetahui
keadaan sosial suatu bentuk organisasi, keadaan perwujudan dari tingkah laku
anggata – anggota suatu organisasi atau perusahaan berkaitan dengan aturan yang
diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan. Konsep – konsep yang berkenaan
dengan audit sosial yang telah dilakukan.
1. Social Enterprise Partnership (SEP)
Audit sosial adalah sebuah metode yang dilakukan berkenaan dengan
sebuah organisai (perusahaan, lembga dan sebagainya), dalam merencanakan,
mengatur dan mengukur aktivitas nn finansial serta untuk memantau (memonitor)
konsekuensi secara eksternal dan internal sekaligus dari sebuah organisasi atau
perusahaan yang bersifat komersial’.
2. The New Economics Foundation (NEF)
Audit sosial adalah suatu proses dimana sebuah organisasi dapat
menghitung untuk keadaan sosial, laporan pada danmeningkatkan keadaan sosial
tersebut. Audit sosial bertujuan menilai dampak sosial yang ditimbulkan oleh
organisasi dan tingkah laku anggota – anggota yang beretika dari sebuah
organisasi dalam hubungannya dengan tujuan organisasi tersebut serta
hubungannya dengan keseluruhan stakeholderyang terkait dengannya’. Konsep ini
menggambarkan bahwa audit sosial lebih merupakan suatu penilaian dampak
sosial dari adanya program atau social impact assessment.
3. The Northern Ireland Co-operative Development Agency (NICDA)
Audit sosial adalah sebuah proses yang dapat dilakukan oleh sebuah
organisasi dan agen – agennya untuk menilai dan mewujudkan keuntungan sosial
mereka, keuntungan komunitas dan keuntungan lingkungan serta keterbatasannya.
Sehingga audit sosial adalah sebuah cara untuk mengukur keluasan dari sebuah

1
organisasi untukdapat hidup dalam berbagai nilai dan sasaran yang sudah disetujui
untuk bekerja sama’.
Audit sosial adalah sebuah proses dimana sebuah oganisasi atau
perusahaan dapat menilai dan mendemonstrasikan segi keuntungan sosial,
ekonomi dan lingkungannya dan dengan segala keuntungannya. Dalam sebuah
perusahaan, audit sosial secara tidak langsung merupakan metode dalam sebuah
komunitas perusahaan (organisasi) untuk memantau bekerjanya kebudayaan
perusahaan yang bersangkutan, apakah nilai – nilai, aturan, pengetahuan (moral)
dan norma yang ada dalam perusahaan sudah diterima sebgai bagian dalam
kebudayaan para karyawan, para stakeholdr luar atau juga sasaran dari
perusahaan yang bersangkutan.
Sehingga audit sosial mencakup tidak hanya gambaran dari kondisi sosial
anggota kmunitas perusahaan saja akan tetapi juga penilaian terhadap sanksi-
sanksi dan juga reward yang telah diterapkan. Audit sosial menyediakan sebuah
penilaian dari dampak sebuah sasaran non financial dari sbuah organisasi melalui
cara yang sistematis dan memantau secara regular pada perwujudannya dan
pandangan-pandangan dari stakeholdernya.

Audit sosial potensial digunakan untuk :

1) Memonitor dampak sosial dan kinerja organisasi serta melihat dampaknya


terhadap stakeholder
2) Menentukan seberapa baik aktifitas sebuah organisasi untuk menjalankan
misi
3) Memberikan dasar untuk membentuk strategi manajemen dalam sebuah
tanggung jawab sosial, akuntabel dan untuk mengidentifikasi peluang dan
potensi masalah sebelum mereka muncul.
4) Memfasilitasi organisasi itu belajar tentang cara meningkatkan kinerja
sosial
5) Ini memfasilitasi pengelolaan strategis organisasi, termasuk kepedulian
terhadap pengaruh dan dampak pada organisasi sosial dan masyarakat.

2
6) Menginformasikan ke masyarakat, organisasi dan lembaga lain tentang
alokasi sumber daya mereka.
7) Ini meningkatkan akuntabilitas organisasi untuk kelompok-kelompok yang
dilayani.

2.2 Latar Belakang Munculnya Audit Sosial

Konsep atau istilah audit sosial mulai dikenal tahun 1960 oleh The Social
Economic Agency (Irlandia Utara) saat mengadakan pelatihan kepada in
organisasi untuk melatih para auditor lembaga maupun konsultan eksternal agar
dapat menerapkan dan memanfaatkan metode audit sosial ini.

Beberapa pakar mendefinisikan pengertian audit sosial, antara lain:

1) Social auditing is a process that enables an organization to assess and


demonstrate its social, economic, and environmental benefit and
limitations. It is a way of measuring the extent to which an organization
lives up to the shared values and objective it has committed it self to.
Social auditing provides an assessment of the impact of an organization’s
non financial objectives through systematically and regularly monitoring,
each performance and the views of its stakeholders (Boyd, 1998).
2) Social auditing is the process whereby an organization can account for its
social performance, report on and improve that performance. Social
auditing assesses the social impact and behaviour of an organization in
relation to its aims (Pierce and Kays, 2001 dalam Anonim, 2005).
3) The social audit process provides a tool for organizations to use, if they
choose so, to measure how well they are achieving their social objectives.
It is a way of more accurately describing what you as an organization are
achieving. It allows you to demonstrate to others what you are and what
you do (Pierce and Kays,2001 dalam Anonim, 2005).

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat ditegaskan bahwa konsep


audit sosial mengandung pengertian sebagai proses untuk memahami dan

3
mengukur institutional performances dari aspek sosial (non finansial). Audit sosial
dapat memperlihatkan hasil nyata (outcome), dampak dan manfaat lembaga
terhadap lingkungan sosial yang muncul sebagai akibat pelaksanaan pencapaian
tujuan lembaga melalui pemantauan yang sistematik dan pandangan stakeholders
secara demokratis. Boyd (1998) menyatakan: “social auditing requires the
involvement of stakeholders because it has been shown to increase accountability
of the organization to its stakeholders and to enhance democratic practice”.

Berdasarkan kerangka ketatanegaraan, ada tiga jenis akuntabilitas yaitu


democratic accountability, professional accountability dan legal accountability.
Audit sosial merupakan upaya untuk menjawab akuntabilitas berdasarkan
kepuasan stakeholders dan staf, selain dari aspek finansial, aspek operasi kegiatan
internal, dan aspek waktu.

Institusi dan organisasi sosial dalam mengadakan audit sosial, biasanya


didasarkan pada beberapa alasan, antara lain:

1) Keinginan membentuk community enterprise yang menyediakan


pelayanan masyarakat sehingga perlu menetapkan performance seperti apa
yang diinginkan;
2) Dapat menguji opini orang lain sehingga dapat membantu perencanaan
selanjutnya;
3) Dapat memberikan data kualitatif dan kuantitatif untuk menuntun
organisasi sehingga memberikan performance terbaik;
4) Memberikan gambaran obyektif kegiatan yang dilakukan lembaga dan
memaparkan keunikan dan keberhasilan lembaga tersebut sebagai bukti
pertanggungjawaban kepada lembaga donor maupun kepada masyarakat
sebagai penerima manfaat program; keinginan untuk menerapkan nilai
sebagai agent of change di dalam masyarakat serta mencari ide atau cara
baru.

4
2.3 Manfaat dan Tujuan Audit Sosial

Audit sosial sebagai penilaian perwujudan perusahaan dalam aktivitasnya


di komunitas dan ini digambarkan oleh sejauh obyek-obyek sosial yang diminati
termasuk di dalamnya informasi dan opini, yang menyatakan keadaan perusahaan
secara keseluruhan dan bagaimana bentuk dari perusahaan itu sendiri.

Audit sosial menghasilkan sejumlah potensial manfaat yang berasal dari


berbagai penggunaannya. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

1) Dapat meningkatkan reputasi organisasi. Dengan menunjukkan kinerja


sosial dan komitmennya untuk tujuan sosial, meningkatkan reputasinya di
antaranya mendapatkan keuntungan modal politik dari para stakeholder
2) Audit sosial mempengaruhi perubahan organisasi yang positif . Informasi
mengenai kinerja sosial memungkinkan manajemen untuk mengambil
tindakan yang konstruktif untuk memperbaikinya
3) Meningkatkan akuntabilitas. Audit sosial memerlukan lebih dari sekadar
menilai kinerja sosial. Ini jugamemerlukan proses untuk pelaporan kinerja
sosial kepada stakeholder dan menanggapi kepentingan mereka.
4) Audit sosial membantu dalam re-orientasi dan re-fokus prioritas. Informasi
mengenai kinerja sosial yang berguna untuk membantu organisasi
mengelola ketegangan antara keuangan dan tujuan sosial atau sebaliknya
ketegangan antara tujuan-tujuan sosial.
5) Audit sosial memberikan peningkatan kepercayaan diri dalam bidang
sosial. Audit sosial menawarkan road map tentang bagaimana untuk
meningkatkan produktifitas mengenai isu-isu sosial dan untuk menangani /
mengelola kepentingan stakeholder
6) Proses audit sosial dan informasi sosial yang dihasilkan mengembangkan
kapasitas organisasiuntuk mengelola beragam kebutuhan stakeholder dan
mengidentifikasi ancaman dan peluang, sementara melengkapi organisasi
dengan informasi untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan sinergi antara
keuangan dan sosial

5
7) Audit sosial memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memiliki
hak suara dalam pengambilan kebijakan-kebijakan organisasi.
8) Hal ini memungkinkan organisasi untuk melaporkan prestasi didasarkan
pada bukti diverifikasi bukan pada klaim anekdot dan tidak berdasar

Tujuan utama dari audit sosial adalah untuk menentukan bagaimana


stakeholder yang beragam (misalnya, manajemen, dewan direktur, staf,
pelanggan, pemasok, anggota masyarakat, pembuat kebijakan, dll) melihat kinerja
organisasi sosial.

Hambatan dalam audit sosial :

1) Resistansi dari pemerintah


2) Unverifiable records (data yang dibutuhkan tidak tersedia atau disediakan
dalam format yang susah dipahami oleh masyarakat)
3) Apathy, Tingakat partisipasi forum publik rendah
4) Perbedaan kepentingan socio-ekonomi (perbedaan kepentingan antara
kelompok suku, agama, gender, social class)
5) Forum Publik dikuasai oleh kelompok dominan atau beberapa individu
yang lebih vocal
6) Ongkos pelaksanaan audit sosial (sumberdaya manusia dan keuangan).

2.4 Tahap-tahap Audit Sosial

1) Identifikasi lingkup audit


 Mengidentifikasi program dan istansi
 Seleksi program yang dipilih
 Tentukan jumlah periode
2) Memahami manajemen program
 Pelajari model pengelolaan program
 Siapa pengambil keputusan tertinggi
 Bentuk-bentuk pelaksanaanya

6
 Berapa jumlah dananya
 Bagaimana tahap pelaksanaan program
3) Memperoleh informasi tentang program yang diaudit
 Mengenali dokumen apa saja yang diperlukan
 Mendeteksi siapa saja pemegang informasi
 Mendapatkan seluruh dokumen dengan segala cara
4) Menyusun informasi
 Memilih informasi yang penting
 Mengolah menjadi informasi yang mudah dibaca /
menyederhanakan
5) Penyebaran informasi
 Menyebarkan informasi melalui media massa dan media publikasi
 Mengundang masyarakat dan menyampaikan informasi
6) Gelar pendapat publik
7) Tindak lanjut terhadap dengar pendapat

Ada sepuluh langkah untuk mengkaitkan audit sosial dengan perusahaan


sebagai berikut;

Langkah 1 ;

Mengumpulkan informasi tentang pemeriksaan sosial dan mencari


kesempatan mengapa kita harus melakukan salah satu cara yang dapat dilakukan.

Langkah 2 ;

Jelaskan sasaran sosial dari korporasi, tuliskan dan rangkaikan seluruh hal
yang sudah dilakukan yntuk mencapai sasaran.

Langkah 3 ;

Daftarkan stakeholder yang ada dan terkait dengan perusahaan.

Langkah 4 ;

7
Untuk setiap sasaran dalam korporasi yang telah didaftar pada tahap
kedua, akan dirangking secara angka.

Langkagh 5 ;

Buat sistem pemegang buku sosial.

Langkah 6 ;

Pada akhir tahun dilakukan pengumpulan informasi secara kulititatif dan


kuantitatif.

Langkah 7 ;

Perusahaan sudah harus merancang untuk auditor sosial untuk


memverifikasikan seluruh informasi dalam pemeriksaan sosial dan melakukan
beberapa interview dengan stakeholder lainnya.

Langkah 8 ;

Menuliskan laporan audit sosial dan kemudian melakukan suatu tindakan


sebagai respon berkaitan dengan penemuan yang dapat dari laporan tersebut.

Langkah 9 ;

Melakukan kegiatan pemantauan terhadap strategi yang diterapkan.

Langkah 10 ;

Menuliskan segala apa yang dipantau tersebut dalam sebuah buku catatan
sosial dan hendaknya si pencatat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Audit sosial pada dasarnya adalah sebuah metode untuk mengetahui
keadaan sosial suatu bentuk organisasi, keadaan perwujudan dari tingkah
laku anggata – anggota suatu organisasi atau perusahaan berkaitan dengan
aturan yang diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan.
2) Konsep atau istilah audit sosial mulai dikenal tahun 1960 oleh The Social
Economic Agency (Irlandia Utara) saat mengadakan pelatihan kepada in
organisasi untuk melatih para auditor lembaga maupun konsultan eksternal
agar dapat menerapkan dan memanfaatkan metode audit sosial ini.
3) Tujuan utama dari audit sosial adalah untuk menentukan bagaimana
stakeholder yang beragam (misalnya, manajemen, dewan direktur, staf,
pelanggan, pemasok, anggota masyarakat, pembuat kebijakan, dll) melihat
kinerja organisasi sosial.
4) Tahapan audit sosial
a) Identifikasi lingkup audit
b) Memahami manajemen program
c) Memperoleh informasi tentang program yang diaudit
d) Menyusun informasi
e) Penyebaran informasi
f) Gelar pendapat publik
g) Tindak lanjut terhadap dengar pendapat

9
DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK. 2010. Manajemen Audit Prosedur dan Implementasi. Jakarta :


Salemba Empat.

http://mcw-malang.org/wp-content/uploads/2014/09/panduan-audit-sosial1.pdf

http://www.academia.edu/5100430/AUDIT_SOSIAL_SOSIAL_AUDIT_Mekanis
me_Pengawasan_Tingkah

http://www.slideshare.net/pwypindonesia/alur-dan-langkah-audit-sosial-52323166

http://keuanganlsm.com/audit-sosial-secara-umum/

10

Vous aimerez peut-être aussi