Vous êtes sur la page 1sur 2

a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik umum pada kasus?

Sakit ringan
tensi 110/80 : Normal
RR 24x/menit : Cepat
Temp 38oC : Tinggi
Nadi 100x/menit : Normal

 Nadi
Bayi : 120-130 x/mnt
Anak : 80-90 x/mnt
Dewasa : 70-80 x/mnt
Lansia : 60-70 x/mnt
Catatan :
Normal 60-100 x/mnt
Takikardia (Nadi di atas normal) : Lebih dari 100 x/mnt
Bradikardia (Nadi dibawah normal) : Kurang dari 60x/mnt
 Tekanan Darah
Bayi : 70-90/50 mmHg
Anak : 80-100/60 mmHg
Remaja : 90-110/66 mmHg
Dewasa muda : 110-125/60-70 mmHg
Dewasa tua : 130-150/80-90 mmHg
Catatan :
Hipotensi : Kurang dari 90/60 mmHg
Normal : 90-120/60-80 mmHg
Pre Hipertensi : 120-140/80-90 mmHg
Hipertensi Stadium 1 : 140-160/90-100 mmHg
Hipertensi Stadium 2 : Lebih dari 160/100 mmHg
 Temperatur
Normal : 36,6oC – 37,2 oC
Sub Febris : 37 oC – 38 oC
Febris : 38 oC – 40 oC
Hiperpireksis : 40 oC – 42 oC
Hipotermi : Kurang dari 36 oC
Hipertermi : Lebih dari 40 oC
Catatan :
Oral : 0,2 oC – 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal
Axilla : 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral
 Laju Pernapasan
Bayi : 30-40 x/mnt
Anak : 20-30 x/mnt
Dewasa : 16-20 x/mnt
Lansia : 14-16 x/mnt

b. Bagaimana cara mendiagnosis infeksi pada kasus ini?


Sampai sekarang untuk menentukan diagnosa filariasis pada seseorang dengan memeriksa gejala
klinik dan pemeriksaan darah tepi. Gejala klinis akut dapat berupa pembengkakan kelenjar getah
bening yang nampak kemerahan dan panas di daerah lipatan paha dan ketiak, demam berulang
selama 3-5 hari, tetapi akan hilang dengan sendirinya dengan istirahat dan timbullagi apabila
bekerja keras. Sementara gejala klinis kronis dapat berupa pembesaran yang menetap
(elepantiasis) pada tungkai, kaki, lengan, buah zakar dan payudara. Hingga sekarang diognosa
parasitologi dengan pemeriksaan darah masih menjadi pilihan utama karena jelas ditemukan
mikroflaria dan diketahui spesiesnya. Penentuan spesies dari mikrofilaria didasarkan alas ada
tidaknya sarung dan letak dari inti pada spesimen yang dibuat pulasan. Selain dengan tehnik
sediaan darah tebal cara lain yang digunakan antara lain dengan tehnik filtrasi untuk menemukan
mikrofilaria, tehnik molekuler untuk melacak adanya DNA filaria dengan metode DNA probe dan
metode PCR serta melacak adanya antigen filaria dengan metode ELISA. Disamping diagnosa
parasitologi, dewasa ini dikembangkan juga diagnosa immunologis yang lebih canggih dan mudah
dilaksanakan yaitu lmmuno Chromatographi Test (ICT) dengan menemukan adanya zat anti
filaria yang dilakukan dengan tehnik ELISA. Namun hal ini baru dikembangkan untuk diagnosa
filariasis bancrofti.

Vous aimerez peut-être aussi