Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
ALFIAN MUSA
G3A017217
2
B. Resume Asuhan Keperawatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri epigastric, sesak napas, pusing dan demam ± 3
hari
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan nyeri pada ulu hati, dada terasa penuh, sesak napas,
pusing, terasa perut berputar-putar disertai mual dan muntah 1x di IGD
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien punya riwayat vertigo, Hipertensi, klien punya riwayat operasi
usus buntu dan kista.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: baik
Tingkat kesadaran: compos mentis
Sistem respirasi:I: simetris statis dinamis
P: SF kanan dan kiri
P: sonor SLP
A: SDV (+/+) ST (-/-)
3
Hasil laborat:
Pemeriksaa
Hasil Satuan Nilai Normal Ket.
n
Hematologi
Hemoglobin 12.8 g/dL 12.7 – 15.5
Leukosit 38.1 10^3/uL 3.6-11
Hematokrit 38.8 % 35-47
Eritrosit 4.30 10^6/uL 3.8 – 5.2
MCH 90.0 pg 27.00-32.00
MCV 29.9 fL 76.00-96.00
MCHC 33.1 g/dL 29.00-36.00
Trombosit 300 10^3/uL 150-440
RDW 12.3 % 11,60-14,80
MPV 7.8 fL 4.00 – 11.00
Albumin 2.9 g/dl 3.5-5.9
Hitung Jenis
Eosinofil 4.9 % 2-4 H
Basofil 0.7 % 0-1
Neutrofil 58.6 % 50-70
Limfosit 25.8 % 25-40
Monosit 10.0 % 2-8 H
4
5. Data Fokus
DS:
Klien mengatakan nyeri pada ulu hati, mual, muntah 1x
o P : Nyeri saat beraktivitas
o Q: Seperti perih dan tertusuk-tusuk
o R: bagian epigastric
o S: 4
o T: Hilang timbul selama 5 menit
Klien mengatakan kepala terasa pusing dan berputar-putar, semakin
pusing jika klien berdiri mau ke toilet.
Klien sebelum sakit BB 46 kg, dan setelah dirawat BB 42 kg.
DO:
Klien tampak meringis
Klien sulit tidur dan gelisah
TTV: TD=165/100 mmHg, N=95x/menit, RR=24x/menit S=36,50C
Tampak sesekali klien mual-mual
Antropometri: Sebelum sakit: BB 46 kg, TB 153 cm, IMT 19,6
Setelah sakit: BB 42 kg, TB 153 cm, IMT 17,9
Biomekanik: Albumin: 2.9 g/dL
Clinical: kulit tampak kering, mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis
Diit: sebelum sakit klien mengatakan nafsu makan baik, sehari
makan 3x dengan porsi habis, setelah sakit klien mendapatkan diet
lunak, klien mengatakan tidak pernah menghabiskan makannya
karena setiap makan mual dan muntah dan hanya makan ¼ porsi
dari yang diberikan.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronik b/d agen cedera fisiologis
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor biologis
5
4. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
keperawatan selama 3x24 2. Lakukan pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri secara komprehensif meliputi
hilang/berkurang dengan lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan factor
1. Klien melaporkan nyeri presipitasi
berkurang (skala 1) 3. Ajarkan teknik non
2. Klien mampu menggunakan farmakologi (Relaksasi nafas
teknik non farmakologi dalam)
3. Tidak menunjukkan 4. Kolaborasi pemberian obat
ekspresi muka karena nyeri analgesik
6
5. Implementasi
No Waktu Tindakan Respon Klien
Dx
1. Rabu 1. Memonitor TTV S:-
12/12/18 O : TD = 160/100 mmHg
07.30 N = 95 x/menit
RR= 20 x/menit
S= 36,50C
08.15 2. Melakukan S: Klien mengatakan nyeri
pengkajian nyeri perut bagian atas
secara P: nyeri saat beraktivitas
komprehensif Q : seperti perih, panas
R : epigastric
S:4
T: hilang timbul 5 menit
O: - Klien tampak meringis
Klien sulit tidur dan gelisah
7
Peroral 1 tab/24
jam
2. 08.45 1 Monitor mual dan S: klien mengatakan mual tapi
muntah tidak muntah setiap makan.
O: klien tampak mual dan
sesekali mau muntah
09.00 2 Monitor kalori dan S: klien mengatakan makan
intake nutrisi 1/3 porsi makananannya
O: klien tidak menghabiskan
makanannya
09.15 3 Monitor kadar S: -
albumin dan Hb O: albumin= 2,9 g/dL
Hb= 12,8 g/dL
09.30 4 Anjurkan makan S: -
sedikit tapi sering O: klien kooperatif
09.45 5 Kolaborasi dengan S: -
ahli gizi untuk O: diet tinggi serat 1900 kkal
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan klien
6. Evaluasi
No Hari/ Tanggal Evaluasi TTD
1 Rabu S: Klien mengatakan nyeri di perut Alfian
12-12-2018 sebelah kiri bagian atas
14.00 P : Nyeri saat beraktivitas
Q: Seperti perih dan tertusuk-tusuk
R: pada epigastric
S: 4
8
T: Hilang timbul selama 5 menit
O:
Klien tampak kesakitan
TTV:
TD = 160/100 mmHg
N = 95 x/menit
RR= 20 x/menit
S= 36,50C
A: Masalah nyeri akut b/d agen cedera
fisiologis belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi
Ajarkan teknik non farmakologi
(Relaksasi nafas dalam)
Kolaborasi pemberian obat
analgesik
9
anemis
Diit: klien mendapatkan diet tinggi
serat, klien mengatakan tidak pernah
menghabiskan makannya karena
setiap makan mual.
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor mual dan muntah
Monitor kalori dan intake nutrisi
Monitor kadar albumin dan Hb
Anjurkan makan sedikit tapi sering
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan klien
10
fisiologis belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi
Ajarkan teknik non farmakologi
(Relaksasi nafas dalam)
Kolaborasi pemberian obat
analgesik
2 S: Klien mengatakan mual dan muntah
O:
Antropometri:
BB 42 kg, TB 153 cm
IMT 17,9
Hb: 12,2 g/dL
Albumin: 2,9 g/dL.
Clinical: kulit tampak kering,
mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis
klien mengatakan tidak pernah
menghabiskan makannya hanya 1/3
porsi yang dihabiskan karena setiap
makan mual.
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor mual dan muntah
Monitor kalori dan intake nutrisi
Monitor kadar albumin dan Hb
11
Anjurkan makan sedikit tapi sering
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan klien
1 Jumat S: Klien mengatakan nyeri di perut
14-12- 2018 sebelah kiri bagian atas
21.00 P : Nyeri saat beraktivitas
Q: Seperti perih dan tertusuk-tusuk
R: pada epigastric
S: 3
T: Hilang timbul selama 5 menit
O:
Klien tampak kesakitan
TTV:
TD = 150/90 mmHg
N = 80 x/menit
RR= 20 x/menit
S= 36,50C
A: Masalah nyeri akut b/d agen cedera
fisiologis belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi
Ajarkan teknik non farmakologi
(Relaksasi nafas dalam)
Kolaborasi pemberian obat
analgesik
12
2 S: Klien mengatakan mual dan muntah
O:
Antropometri:
BB 42 kg, TB 153 cm
IMT 17,9
Hb: 12,2 g/dL
Albumin: 2,9 g/dL.
Clinical: kulit tampak kering,
mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis
Diit: klien mendapatkan diet tinggi
serat, klien mengatakan tidak pernah
menghabiskan makannya hanya ½
makanan bisa dihabiskan.
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor mual dan muntah
Monitor kalori dan intake nutrisi
Monitor kadar albumin dan Hb
Anjurkan makan sedikit tapi sering
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan klien
13
6 Pengelolaan Pasien Baru
1. Proses penerimaan pasien baru
Klien datang ke IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah pada
tanggal 12 desember 2018 pukul 20.00 WIB dengan keluhan tekanan
darah tinggi (HT emergency),mual (+), muntah 1x, dan pusing (+),
setelah diperiksa klien harus menjalani perawatan di ruang rawat inap
kemudian keluarga ke TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap)
untuk daftar. Setelah menandatangani formulir persetujuan rawat inap
dan terpasang gelang identitas, klien dan keluarga lalu diantar oleh
petugas pramuruang ke ruang Ismail 2 dengan menggunakan kursi roda.
Klien diantar oleh pramuruang karena level transfer pasien yaitu derajat
0 (pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa
dan hemodinamik stabil) klien dan keluarga tiba di ruang Ismail 2 pukul
20.20 WIB dan diterima oleh perawat penanggung jawab. Kondisi klien
saat tiba di ruangan, klien tampak baik namun sedikit pusing, mual (+),
muntah (-), nyeri pada bagian epigastric dengan kesadaran
composmentis dengan skore GCS 15 (E4-M6-V5).
Sistem penerimaan pasien dari petugas pramuruang kepada
perawat penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar
formulir transfer pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut
terdapat poin-poin seperti . tanggal dipindah, ruang rawat tujuan yaitu
Ismail 2, kondisi pasien saat transfer (kondisi pasien sebelum transfer,
selama transfer dan sesudah transfer), klasifikasi pasien, petugas
transfer dan standar peralatan transfer.
Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien:
14
Nama: Ny. S, umur 59 tahun, No.RM: 32-78-49, DPJP: Dr. dr. Muchlis
Sp. PD. KPTI, diagnosa medis Vertigo, HT, Dyspnea masuk pada
tanggal 12 desember 2018 jam 20.20 WIB.
16
3. Tingkat ketergantungan pasien
Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
17
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 2 2 2 : berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
1 1 1
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 14 14 14 Ketergantungan ringan
20
serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup
baik, hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir. Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi
terkait pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6
langkah cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di
ruangan.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien
dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur resiko
jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny. S:
21
Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)
22
6 Status Mental
(Resiko
sedang)
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)
> 45 :Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. S didapatkan hasil skore 35
(beresiko sedang), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh
pada Ny. S yaitu:
23
3. Kebutuhan waktu keperawatan pasien
Jenis tindakan keperawatan
Hari/ Tindakan keperawatan
tanggal yang dilaksanakan Tidak
Langsung Kolaborasi
langsung
Memberikan edukasi
tentang cuci tangan 6
5 menit
langkah dan 5 moment
cuci tangan
12/12/
2018 Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV
Total 50 menit
Memposisikan klien
5 menit
13/12/ semifowler
2018
Mengajarkan tekhnik
relaksasi nafas dalam 5 menit
saat nyeri timbul
24
Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV
Total 50 menit
Melakukan pemeriksaan
5 menit
14/12/ TTV
Total 40 menit
25
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
1 Pagi 50 menit
2 Malam 50 menit
3 Siang 40 menit
4. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal
27
Amlodipin 5mg 5 614 3.070
tablet
Total Biaya Rp
28
6. Edukasi pasien dan keluarga
Perawat memberikan edukasi kepada Ny. S dan keluarga mengenai
pencegahan penyebaran infeksi yaitu dengan cuci tangan 6 langkah
menggunakan handscrub dan handwash yang tersedia di dekat washtafel,
mengedukasi cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam
ketika nyeri timbul.
7. Discharge planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga
juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari unit
perawatan agar transisi dari ruang Ismail 2 ke rumah dapat efektif.
Beberapa elemen dari pengkajian discharge planning diantaranya
adalah :
1. Data Kesehatan.
Diagnosa klien HT emergency + febris H3, klien pertama
pengkajian mengeluh nyeri pada perut sebelah kiri bagian atas.
Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri kronis.
2. Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3. Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada klien saat
ini adalah nyeri akut.
29
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik
untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD,
yaitu:
1. Medication (obat).
Amlodipine 1x5 mg.
Omeprazole 1 tablet/ 12 jam.
Sucralfat syyr 3x1 sendok.
Disflatil 2x1 (punya sendiri).
Donperidon 2x1 tab.
2. Environment (Lingkungan).
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal pasien
aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika klien
memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke tempat
pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3. Treatrment (pengobatan).
Perawat menjelaskan gambaran tindakan medis/keperawatan yang
akan diperoleh klien ketika sudah pulang nantinya, pasien harus
kontrol dengan dokter penanggung jawab klien saat dirumah sakit
dan tanggal kontrol 20 desember 2018 jam 20.00 WIB.
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan).
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat, memotivasi
untuk melakukan relaksasi nafas dalam kalo nyeri muncul.
5. Outpatient referral.
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6. Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan nutrisi
klien diet tinggi serat, rendah garam.
30
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja
proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.
8. Kepuasan pasien dan keluarga
Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Ismail 2 dinilai dari hasil
kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan keluarga
menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat di ruang Ismail 2. Berikut merupakan hasil
pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan quisioner
tingkat kepuasan:
31
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah
dalam melayani saya di ruangan
9. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi Ny. S dengan
32
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga
klien juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi
klien dan perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
10. Hambatan dan pendukung proses keperawatan secara manajerial
a. Hambatan.
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai
dan mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai
waktu dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi.
Untuk penanda tangananan discharge planning pada saat pertama
masuk sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap
tindakan dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien.
b. Pendukung.
Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.
11. Hambatan, pendukung, dan solusi penyelesaian dalam pengelolaan
pasien.
a. Hambatan
Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit.
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL
pasien dan keluarga pasien yang siap ikut membantu
2) Pasien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang
dirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan
kondisi klien
3) Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan
SOP yang berlaku di rumah sakit
4) Pemberian obat-obatab baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip 6 pemberian obat dengan benar.
33
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan pasien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
pasien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang dialami dan
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul
kembali.
34