Vous êtes sur la page 1sur 3

ANAK

1. Bayi 4 bulan timbul bintil-bintil (papula) berwarna kemerahan di lipatan leher dan dada,
punggung pasien sering berkeringat dan memakai baju berlapis-lapis. Lesi multiple berupa
vesikel milier. Diagnosa:
a. Folikulitis
b. Milia
c. Miliaria (b)
d. Steatokistoma
e. Trichoepitelioma

39. Anak 5 tahun diperiksakan karena gigi kecoklatan. Sejak umur 3 tahun mempunyai riwayat batuk
pilek dan diterapi oleh dokter puskesmas. Manakah obat yang dapat menimbulkan gejala tersebut?
a. Streptomisin
b. Siprofloksasin :
c. Tetrasiklin :gigi kuning
d. Kotrimoksasol :
e. Eritromisin :
Pembahasan :
Efek terhadap kalsifikasi jaringan. Deposit dalam tulang dan pada gigi timbul selama kalsifikasi
pada anak yang berkembang. Hal ini menyebabkan pewarnaan dan hipoplasi pada gigi dan
menganggu pertumbuhan sementara.

40. Seorang bayi perempuan berumur 8 bulan datang diantar orang tuanya ke IGD RS dengan keluhan
kejang. Kejang timbul tiba-tiba dan setelah kejang dia sadar kembali. Bayi tersebut baru pertama
kali mengalami kejang. Pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan. Pada observasi bayi
tidak kejang lagi.
Apakah terapi yang paling tepat apabila terjadi kejang lagi?
a. Luminal 10 mg/kgBB
b. Diazepam 10 mg/kgBB
c. Luminal 5 mg/kgBB
d. Dizepam 5 mg/kgBB
e. Diazepam per rektal 10 mg/kgBB
 Bila BB < 10 kg : per rectal 0,3-0,5/kgBB
 Luminal diberikan untuk maintenance/ bila tidak ada diazepam/ pada perinatal atau setelah
digunakan 2x diazepam masih kejang.

133. Anak laki-laki usia 4 tahun datang dengan keluhan sering buang air besar disertai lendir dan
berbau sangat busuk sejak 5 hari lalu, disertai nyeri pada perut. Tinja terlihat seperti berminyak tapi
tidak berdarah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang dan tidak demam. Apakah
diagnosis yang paling mungkin?
a. Amubiasis
b. Askariasis
c. Balatidiasis
d. Enterobiasis
e. Giardiasis
Tinja terlihat seperti berminyak tapi tidak berdarahGiardiasis,, disebabkan Giardia Lambia
41. Seorang anak berusia 18 bulan, kejang tiba-tiba seluruh tubuh, sebelumnya demam 1 hari. Setelah
diobservasi, tidak mengalami kejang lagi. Sebelumnya pasien tidak pernah kejang. Bila anak
tersebut mengalami kejang lagi, maka penanganan :
a. Diazepam 10 mg
b. Diazepam 5 mg
c. Diazepam per rektal
d. Luminal 5 mg
e. Luminal 10 mg
Pembahasan :
a) Pengobatan profilaksis terhadap terulangnya kejang demam
Pencegahan terhadap terulangnya kejang demam sangat perlu oleh karena kejang
berulang dan lama dapat menyebabkan kerusakan otak menetap. Ada 3 cara pengobatan
proliferasi yaitu :
1) Profilaksis intermiten pada waktu demam
2) Profilaksis terus menerus dengan anti konvulsan tiap hari
3) Pencegahan kejang lama dengan pemberian anti konvulsan pada waktu kejang (Good
Ridge, 1987; Soetomenggolo, 1989)
1) Profilaksis intermiten
Profilaksis intermiten diberikan pada waktu penderita sedang demam, dapat
diberikan oleh orang tua penderita atau pengasuh anak tersebut. Obat anti kejang yang
diberikan pada saat penderita kejang adalah diazepam 5 mg untuk penderita umur 3
tahun, dan 7,5 mg untuk penderita berumur di atas 3 tahun secara supositoria tiap jam
(Soetomenggolo, 1989; Hassan & Alatas, 1985; Haslam, 1996). Bila diberikan per oral
dosis 0,5 mg/kgBB pada waktu kejang (Goodrige, 1987; Hassan & Alatas, 1985;
Haslam, 1996).
2) Profilaksis terus menerus dengan anti konvulsan tiap hari
Untuk profilaksis terus menerus dengan anti konvulsan dapat digunakan
fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari, namun diperhatikan efek samping dari fenobarbital berupa
timbul kelainan watak yaitu iritabel, hiperaktif, pemarah, dan agresif. Untuk menurunkan
efek samping yang mungkin timbul, dosis fenobarbital dapat diturunkan. Obat lain yang
sekarang mulai banyak dipakai dengan efek lebih baik dan efek samping yang minimal
adalah asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kgBB/hari (Soetomenggolo, 1995).
3) Pencegahan kejang lama dengan pemberian anti konvulsan pada waktu kejang
Penanganan penderita dengan kejang lama yaitu dengan pemberian
fenitoin/difenilhidantoin loading dose dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari, ditunggu 2-4
jam, bila masih kejang penderita dirawat di ICU dan berikan anastesi umum. Bila kejang
berhenti, maka diberikan dosis rumatan fenitoin dengan dosis 5-8 mg/kgBB/hari atau
fenobarbital dengan dosis 5-8 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis (Sunartini, 1991;
Ongkie, 1980).

Vous aimerez peut-être aussi