Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
S DI
RUANG GARDENA RUMAH SAKIT DAERAH
dr. SOEBANDI JEMBER
Oleh:
Akhmad Miftahul Huda, S.Kep
NIM 122311101061
I. Identitas Pasien
Nama : Nn. I No. RM :
Umur : 16 tahun Pekerjaan : Pelajar
Jenis : Perempuan Status : Belum awin
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 10-10-2016
Pendidikan : SMP Tanggal : 10-10-2016
Pengkajian
Alamat : Jln Imam Bonjol 65 B Sumber : wawancara,
Jember Informasi observasi, dan
rekam medis
2. Keluhan Utama:
saat MRS : pasien mengeluhkan nyeri kepala
saat pengkajian : pasien mengatakan nyeri kepala
Genogram:
Keterangan :
= Tinggal serumah
= Laki-laki
= Pasien Ny. M
= Meninggal
= Menikah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien dan pasien mengatakan sehat adalah keadaan mampu
melaksanakan aktivitas seperti biasanya terutama bersekolah. Pasien
menyatakan bila sakit dibawa ke layanan kesehatan. Pasien mengatakan
tidak pernah melkukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan Persepsi kesehatan & pemeliharaan
kesehatan
Biomedical sign :
Hemoglobin 12,7 12,0-16 gr/dl
Leukosit 29,7 4,5-13,0 10/L
Hematokrit 36,5 36-46 %
Trombosit 342 150-450 10/L
Clinical Sign :
Anemis (-), ikterik (-), badan lemas, kontur kulit normal
Interpretasi :
Tidak ada kelainan pada tanda-tanda klinis pasien
BAB
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 1x/hari tidak BAB sejak 1 hari
yang lalu
2 Jumlah tidak dikaji tidak dikaji
3 Konsistensi tidak dikaji tidak dikaji
3 Warna Kecoklatan tidak dikaji
4 Bau Bau khas feses tidak dikaji
5 Karakter Padat tidak dikaji
6 Bj tidak dikaji tidak dikaji
7 Alat bantu tidak ada tidak ada
8 Kemandirian Mandiri dibantu
9 Lain-lain - -
4. Pola aktivitas & latihan(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
SMRS : Pasien mengatakan SMRS setiap hari bersekolah
MRS : pasien hanya bisa tidur di tempat tidur saat MRS dan tidak
bersekolah
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi :
Pasien tidak menggunakan alat bantu pernafasan, RR = 20x/ menit, tidak
terlihat retraksi dada dan tidak ada pernafasan cuping hidung.
Fungsi kardiovaskuler :
TD = 110/80 mmHg, N = 88 x/menit, status kardiovaskuler normal
Terapi oksigen :
Pasien tidak menggunakan terapi oksigen
Interpretasi :
pola aktivitas dan latihan tidak normal
5. Pola tidur & istirahat(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Durasi
No Pola tidur Sebelum MRS Setelah MRS
1 Durasi malam (± 8 jam) malam (± 8 jam dan
siang (jarang tidur, kalau sering terbangun), siang
tidur ± 1 jam) (tidak menentu
Identitas diri :
Pasien mengatakan sebagai seorang pelajar, dia ingin menjadi anak sekolah
yang baik..
Harga diri :
Pasien mengatakan tidak merasa malu dengan penyakitnya sekarang.
Ideal Diri :
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya saat ini
Peran Diri :
Selama sakit pasien dapat meaksanakan peran sebagai pelajar
Interpretasi :
Gangguan pola persepsi diri akibat sakit yang diderita
Interpretasi :
Pola peran dan hubungan baik.
3. Telinga
In : telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak ada cairan yang
keluar seperti nanah atau darah, tidak ada bloody otorhea
Pal : tidak ada nyeri tekan pada area telinga
4. Hidung
In : hidung simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, persebara silia merata,
tidak menggunakan pernafasan cuping hidung, tidak ada bloody rhinorhe
Pal : tidak ada nyeri tekan pada area hidung
5. Mulut
In : mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah, lidah terlihat bersih, jumlah
gigi merata
Pal : tidak ada nyeri tekan pada area mulut
6. Leher
In : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar thyroid, tidak ada
deviasi bentuk trakea, tidak ada kaku kuduk, tidak ada jejas
Pal : tidak ada nyeri tekan pada area leher, teraba pulsasi nadi karotis, tidak
ada bendungan di vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
7. Dada
Paru
In : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak terlihat retraksi dada
Pal : integritas baik, tidak ada nyeri tekan, traktil fremitus seimbang,.
Per : sonor dari ICS 1-6 dekstra, suara sonor dari ICS 1-4 sinistra
Aus : suara nafas normal vesikuler
Jantung
In : ictus cordis tidak terlihat
Pal : ictus cordis teraba di ICS V
Per : pekak
Aus : terdengar bunyi S1 dan S2
8. Abdomen
In : tidak ada lesi, bentuk simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada acites
Aus : peristaltik usus 6x /menit, tidak ada jejas
Pal : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba hepatomegali, tidak teraba
splenomegali
Per : timpani
9. Urogenital
Pasien memakai kateter urin hari ke dua, produksi urin 1000 cc/24 jam
10. Ekstremitas
Pergerakan sendi sesuai jenis, ROM baik, terpasang infus RL pada tangan
kanan
Kekuatan otot:
D S
5 5
5 5
V. Terapi
NO Jenis terapi Dosis dan Indikasi dan Efek samping Implikasi
rute Kontra keperawatan
pemberian Indikasi
1 Antrain 1 ampul Indikasi ruam pada Sebagai
melalui IV pasien nyeri kulit. Risiko tindakan
kolaborasi
hebat, penggunaan
menangani nyeri
kontraindik metamizole pasien
asi pasien yang
dengan berbahaya
hipersensiti adalah
vitas agranulositos
metamizole, is atau
wanita pemecahan
hamil dan sel darah
menyusui, putih non-
pasien granul, risiko
bertekanan ini meningkat
darah dengan
rendah penggunaan
(sistolik < jangka
100 panjang.
mmHg), Mengkonsum
pasien bayi si metamizole
di bawah 3 dan alcohol
bulan atau secara
bayi dengan bersamaan
berat badan dapat
kurang dari menimbulkan
5 kg, pasien lelah/fatigue
dengan yang muncul
gangguan dengan cepat
ginjal dan dan bertahan
hati berat, lama.
serta Pemberian
gangguan p natrium
embekuan metamizole
darah/kelain pada pasien
an darah yang
mengkonsum
si
Chlorpramazi
ne harus
diberikan
secara
seksama
karena dapat
menimbulkan
hipotermia.
2. Cairan infus 500 ml Indikasi Panas, infeksi Tindakan
Ringer Laktat melalui IV Mengembal pada tempat kolaborasi
pemberian
ikan penyuntikan,
nutrisi dan obat
keseimbang trombosis tambahan untuk
an elektrolit vena atau pasien
Jember, 2016
Pengambil Data,
ANALISA DATA
DO: Intoleransi
aktivias
1. pasien terlihat lemas
2. pergerakan sendi
terbatas
TTV
-T : 100/50 mmHg
-N : 65 x/mnt
-RR: 20 x/mnt
-S:370C
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan 1. Kaji keluhan nyeri dengan 1. Mengetahui data awal
tindakan menggunakan skala nyeri dengan tentang nyeri
keperawatan PQRST 2. Memenuhi kebutuhan
selama 1x24 jam 2. Atur posisi sesuai kebutuhan anak kenyamanan pasien
diharapkan pasien untuk mengurangi nyeri. 3. Mengurangi penyebab nyeri
akan merasa 3. Kurangi rangsangan. 4. Penurun nyeri
nyaman dengan 4. Pemberian obat analgetik antrain. 5. Lingungan yang nyaman
kriteria hasil: 5. Ciptakan lingkungan yang nyaman dapat menurunkan nyeri
pasien tidak termasuk tempat tidur. 6. Menurunkan nyeri dengan
mengeluh nyeri, 6. Berikan sentuhan terapeutik, non farmakologi
dan tanda-tanda lakukan distraksi dan relaksasi.
vital dalam batas
normal.
3 Setelah dilakukan 1. Kaji intake dan out put. 1. Menentukan balance cairan
tindakan 2. Kaji tanda-tanda dehidrasi: turgor 2. Turgor kulit menurun,
keerawatan selama kulit, membran mukosa, dan mukosa bibir kering dan mata
2x24 jam ubun-ubun atau mata cekung dan cekung merupakan tanda
diharapkan tidak out put urine. dehidrasi
ditemukan tanda- 3. Ajarkan pentingnya cairan 3. Memberikan pengetahuan
tanda kekurangan 4. Berikan cairan intra vena sesuai pentingnya cairan
volume cairan atau program. 4. Memberikan bantuan asupan
dehidrasi dengan cairan
kriteria hasil:
membran mukosa
lembab, integritas
kulit baik, dan nilai
elektrolit dalam
batas normal.
4. Setelah dilakukan 1. Monitor dan catat status 5. Refleks membuka mata
tindakan neurologis dengan menggunakan menentukan pemulihan
keperawatan metode GCS. tingkat kesadaran. Respon
selama 2x24 jam 2. Monitor tanda-tanda vital tiap 30 motorik menentukan
diharapkan pasien menit. kemampuan berespon
dapat 3. Pertahankan posisi kepala yang terhadap stimulus eksternal
mempertahankan sejajar dan tidak menekan. dan indikasi keadaan
dan memperbaiki 4. Perubahan kepala pada satu sisi kesadaran yang baik. Reaksi
tingkat kesadaran dapat menimbulkan penekanan pupil digerakan oleh saraf
fungsi motorik pada vena jugularis dan kranial oculus motorius dan
dengan kriteria menghambat aliran darah otak, untuk menentukan refleks
hasil : tanda-tanda untuk itu dapat meningkatkan batang otak.
vital stabil, tidak tekanan intrakranial. 6. Peningkatan sistolik dan
ada peningkatan 5. Hindari batuk yang berlebihan, penurunan diastolik serta
intrakranial. muntah, mengedan, pertahankan penurunan tingkat kesadaran
pengukuran urin dan hindari dan tanda-tanda peningkatan
konstipasi yang berkepanjangan. tekanan intrakranial. Adanya
6. Observasi kejang dan lindungi pernapasan yang irreguler
pasien dari cedera akibat kejang indikasi terhadap adanya
7. Berikan oksigen sesuai dengan peningkatan metabolisme
kondisi pasien. sebagai reaksi terhadap
infeksi.
7. Untuk mengetahui tanda-
tanda keadaan syok akibat
perdarahan.
8. Pergerakan mata membantu
menentukan area cedera dan
tanda awal peningkatan
tekanan intracranial adalah
terganggunya abduksi mata.
9. Dapat mencetuskan respon
otomatik penngkatan
intrakranial.
10. Kejang terjadi akibat
iritasi otak, hipoksia, dan
kejang dapat meningkatkan
tekanan intrakrania.
11. Dapat menurunkan hipoksia
otak.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx Implementasi Evaluasi Paraf
1 1. Mengkaji keluhan nyeri dengan
menggunakan skala nyeri dengan S:
PQRST 1. pasien mengatakan nyeri kepala
Hasil : nyeri karena benturan di terasa berkurang
kepala, nyeri seperti ditekan, nyeri di
kepala, skala nyeri 5, waktu nyeri O:
tidak menentu 1. Pasien masih terlihat meringis
2. Skala nyeri 4
2. Mengatur posisi sesuai kebutuhan
A:
anak untuk mengurangi nyeri.
Masalah nyeri akut teratasi
Hasil : pasien nyaman dengan posisi
sebagian
supinasi 180 derajat
P:
3. Mengurangi rangsangan.
Lanjutkan intervensi
Hasil : keluarga asien mengerti untuk
mengurangi rangsangan pada pasien
4. Memberikan obat analgetik antrain.
Hasil : antrain diberikan 3x1 mg