Vous êtes sur la page 1sur 46

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI


DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER

Disusun oleh :

Arananda Dwi Putri (061540411570)

Ayu Purnama Sari (061540411571)

Dedek Aguspina (061540411573)

Djiquwatan Abrar (061540411574)

Dona Wulandari (061540411575)

Fatimi Umaira (061540411576)

Fherycia Oktin Anggraini (061540411577)

Kelompok : I (Satu)
Kelas : 7 EGB
Instruktur : Ir. Mustain, M.si

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018
PENUKAR KALOR
(DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER)

1 TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, diharapkan mahasisawa dapat:
- Mengoperasikan alat double pipe heat exchanger
- Mengetahui prinsip kerja alat double pipe heat exchanger
- Mengetahui unjuk kerja alat penukar kalor jenis pipa ganda (double pipe
HE) dengan menghitung:
o koefisien perpindahan panas
o faktor kekotoran
o efektivitas
o perbandingan untuk aliran searah (co-current) dan berlawanan arah
(counter current)
- Mempelajari karakteristik yang dihasilkan dari perpindahan kalor antara
fluida panas dan fluida dingin.

2 ALAT DAN BAHAN


- Seperangkat alat double pipe heat exchanger
- Cooler
- Pompa

3 DASAR TEORI
Heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sangat penting dalam
proses industri. Prinsip kerja heat exchanger adalah perpindahan panas dari fluida
panas menuju fluida dingin. Heat exchanger dapat digunakan untuk memanaskan
dan mendinginkan fluida. Sebelum fluida masuk ke reaktor, biasanya fluida
dimasukan terlebih dahulu ke dalam alat penukar kalor agar suhu fluida sesuai
dengan spesifikasi jenis reaktor yang digunakan. Di dunia industri, heat
exchanger merupakan unit alat yang berperan dalam berbagai unit operasi,
misalnya dalam industri obat-obatan farmasi, industri perminyakan, industri
makanan-minuman dan lain-lain.
Percobaan dalam skala kecil (skala laboratorium) ini dimaksudkan agar
praktikan lebih memahami tentang kecepatan transfer panas, keefektifan, jenis
dan berbagai macam hal yang menyangkut heat exchanger agar ilmu
pengetahuan ini dapat diterapkan pada skala yang lebih besar, yaitu skala industri.
Dalam industri proses kimia masalah perpindahan energi atau panas adalah
hal yang sangat banyak dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa panas dapat
berlangsung lewat tiga cara, dimana mekanisme perpindahan panas itu sendiri
berlainan adanya. Adapun perpindahan itu dapat dilaksanakan dengan:
1 Secara molekular, yang disebut dengan konduksi
2 Secara aliran yang disebut dengan perpindahan konveksi.
3 Secara gelombang elektromagnetik, yang disebut dengan radiasi.
Pada heat exchanger menyangkut konduksi dan konveksi (Sitompul,
1993). Heat exchanger yang digunakan oleh teknisi kimia tidak dapat
dikarakterisasi dengan satu rancangan saja, perlu bermacam-macam peralatan
yang mendukung. Bagaimanapun satu karakteristik heat exchanger adalah
menukar kalor dari fase panas ke fase dingin dengan dua fase yang dipisahkan
oleh solid boundary (Foust, 1980).

Concentric Tube Heat Exchanger (Double Pipe)


Double pipe heat exchanger atau consentric tube heat exchanger yang
ditunjukkan pada gambar 1 di mana suatu aliran fluida dalam pipa seperti pada
gambar 1 mengalir dari titik A ke titik B, dengan space berbentuk U yang
mengalir di dalam pipa. Cairan yang mengalir dapat berupa aliran cocurrent atau
countercurrent. Alat pemanas ini dapat dibuat dari pipa yang panjang dan
dihubungkan satu sama lain hingga membentuk U. Double pipe heat exchanger
merupakan alat yang cocok dikondisikan untuk aliran dengan laju aliran yang
kecil (Geankoplis, 1983).

Gambar 1 Aliran double pipe heat exchanger


Gambar 2 Hairpin heat exchanger
(source : Kern, “Process Heat Transfer”, 1983)

Exchanger ini menyediakan true counter current flow dan cocok untuk extreme
temperature crossing, tekanan tinggi dan rendah untuk kebutuhan surface area yang
moderat (range surface area: 1 – 6000 ft2). Hairpin heat exchanger tersedia dalam :
- Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin shell
(multitube),
- Bare tubes, finned tube, U-Tubes,
- Straight tubes,
- Fixed tube sheets
Double pipe heat exchanger sangatlah berguna karena ini bisa digunakan dan
dipasang pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas permukaan panas
yang besar. Ukuran standar dari tees dan return head diberikan pada tabel 1.

Tabel 1 double Pipe Exchanger fittings


Outer Pipe, IPS Inner Pipe, IPS
3 1¼
2½ 1¼
3 2
4 3
(source : Kern, “Process Heat Transfer”, 1983)

Double pipe exchangers biasanya dipasang dalam 12-, 15- atau 20-ft Panjang
efektif, panjang efektif dapat membuat jarak dalam each leg over di mana terjadi
perpindahan panas dan mengeluarkan inner pipe yang menonjol melewati the
exchanger section. (Kern, 1983).
Susunan dari concentric tube ditunjukan pada gambar di bawah ini. Aliran dalam
type heat exchanger dapat bersifat cocurrent atau counter current dimana aliran fluida
panas ada pada inner pipe dan fluida dingin pada annulus pipe.

Gambar 3 Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter current

Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner tubes)
maupun yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa cabang.
Sedangkan pada aliran counter current, di dalam tube sebelah dalam dan fluida di
dalam annulus masing-masing mempunyai cabang seperti terlihat pada gambar 4 dan
gambar 5.

Gambar 4 Double-pipe heat exchangers in series

Gambar 5 Double-pipe heat exchangers in series–parallel


Keuntungan dan kerugian penggunaan double pipe heat exchanger:
a Keuntungan
 Penggunaan longitudinal tinned tubes akan mengakibatkan suatu heat
exchanger untuk shell sides fluids yang mempunyai suatu low heat transfer
coefficient.
 Counter current flow mengakibatkan penurunan kebutuhan surface area
permukaan untuk service yang mempunyai suatu temperature cross.
 Potensi kebutuhan untuk ekspansi joint adalah dihapuskan dalam kaitan
dengan konstruksi pipa-U.
 Konstruksi sederhana dalam penggantian tabung dan pembersihan.
b Kerugian
 Bagian hairpin adalah desain khusus yang mana secara normal tidak
dibangun untuk industri standar dimanapun selain ASME code.
 Bagian multiple hairpin tidaklah selisih secara ekonomis bersaing dengan
single shell dan tube heat exchanger.
 Desain penutup memerlukan gasket khusus.

Hal-hal yang mempengaruhi rancangan suatu heat exchanger, yaitu:


1 Panas Konduksi Melalui Dinding Plat
Transfer panas di antara dua fluida melalui sebuah dinding pemisah secara
umum dapat ditulis:

Gambar 10 Konduksi Panas Melalui Dinding


2 Transfer Panas Konveksi
Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan benda yang bersuhu
tinggi ke fluida yang bersuhu rendah (Gambar 2.10) bisa dihitung dengan
persamaan berikut:

Fluid

T∞
hc qc
Gambar 11 Konveksi dari Permukaan ke Fluida
3 Koefisien Transfer Panas Overall, U (Dinding Plat Datar)
Kecepatan transfer panas antara dua fluida melalui dinding pemisah yang datar,
dapat dihitung dengan persamaan:

4 Fouling Factor (Faktor Pengotor)


Koefisien transfer panas overall heat exchanger sering berkurang akibat adanya
timbunan kotoran pada permukaan transfer panas yang disebabkan oleh scale,
karat, dan sebagainya. Pada umumnya pabrik heat exchanger tidak bisa
menetapkan kecepatan penimbunan kotoran sehingga memperbesar tahanan heat
exchanger.
Fouling factor dapat didefinisikan sebagai berikut:

Tabel 2 Fouling factors (coefficients), typical values

(source : Coulson, “Chemical Engineering”, vol 6, page : 640)


5 Transfer Panas antara Dua Fluida Melalui Sebuah Dinding

Gambar 12 Transfer Panas dari Fluida a ke b


Jika Ta > Tb , panas akan mengalir dari fluida a ke permukaan dinding
sebelah kiri dengan cara konveksi. Di dalam dinding, panas mengalir secara
konduksi dari permukaan sebelah kiri ke permukaan sebelah kanan. Heat transfer
rate konveksi dari fluida a bersuhu Ta ke permukaan dinding sebelah kiri Tb.
Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.

Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan dinding sebelah kanan ke


fluida b.

Penjumlahannya adalah:

6 Log Mean Temperature Difference (LMTD)


Sebelum menentukan luas permukaan panas alat penukar kalor, maka ditentukan
dulu ΔT . nilai dari ΔT dihitung berdasarkan temperature dari fluida yang masuk
dan keluar. Selirih temperatur rata-rata logaritmik (Tlm) (logaritmic mean
overall temperature difference –LMTD) depat dihitung dengan formula berikut
:
Untuk aliran counter current ;

Gambar 13 LMTD untuk aliran countercurrent

Untuk aliran cocurrent;

Gambar 14 LMTD untuk aliran concurrent

7 Keefektifan
Keefektifan heat exchanger adalah ratio/ perbandingan transfer panas aktual
dengan transfer panas maksimum yang mungkin terjadi. Keefektifan heat
exchanger (ε) :
Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa
menentukan kecepatan transfer panas:

q = qact = ε.qmax
q = ε.(mcp )min (Th,in - Tc,in )

4. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Percobaan Aliran Searah (co-current)


1. Aliran uap air: buka penuh semua aliran di bawah ini secara berurutan: 1, 8, 10,
12, 13.
2. Aliran air: buka penuh semua aliran di bawah ini secara berurutan: 4, 6 dan buka
kran 14 sebanyak 1/5 putaran.
3. Amati dan catat T3, T4, T2, T1 setelah suhu tersebut konstan.
4. Amati dan catat kecepatan alir air pada flow meter.
5. Dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch ukurlah laju uap air, dengan
mengukur kondensat yang terjadi.
6. Lakukan percobaan ini untuk 3 macam bukaan kran 14.

B. Percobaan Aliran Berlawanan (counter-current)


1. Aliran uap air: buka penuh semua aliran di bawah ini secara berurutan: 1, 8, 11,
9, 13.
2. Aliran air: buka penuh semua aliran di bawah ini secara berurutan: 4, 6 dan buka
kran 14 sebanyak 1/5 putaran.
3. Amati dan catat T3, T5, T2, T1 setelah suhu tersebut konstan.
4. Amati dan catat kecepatan alir air pada flow meter.
5. Dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch ukurlah laju uap air, dengan
mengukur kondensat yang terjadi.
6. Lakukan percobaan ini untuk 3 macam bukaan kran 14.
5. DATA PENGAMATAN
5.1. Aliran berlawanan arah
Valve T3 T4 T5 T6 VAIR VSTEAM
1/5 28 35 96 62 62 2.4
2/5 27 32 97 52 142 3
3/5 27 31 97 45 168 3.3
4/5 27 30 97 43 228 3.4
5/5 27 30 97 40 236 3.6

5.2. Aliran searah


Valve T1 T2 T3 T4 VSTEAM VAIR
1/5 80 41 36 93 3.26 81
2/5 56 38 34 94 4.2 140
3/5 44 35 33 93 2.8 212
4/5 42.5 34 33 93 3.2 256
5/5 39 23 32 93 3.4 274

6. PERHITUNGAN

6.1. Aliran Berlawanan Arah


Identifikasi Data

(𝐷2 2 − 𝐷1 2 ) 0,0252 − 0,0142


𝐷 = 𝐷𝑒 = = = 0,03064 𝑚
𝐷1 𝐷1
𝐷ℎ = 𝐷2 − 𝐷1 = 0.025 − 0.014 = 0.011

Valve 𝑻𝒂𝒗𝒆 𝑺𝒕𝒆𝒂𝒎 𝑻𝒂𝒗𝒆 𝒂𝒊𝒓 𝑸𝒔𝒕𝒆𝒂𝒎 𝑸𝒂𝒊𝒓 ∆𝑻𝑳𝑴𝑻𝑫


.𝟎 𝑪 .𝟎 𝑪 𝒎𝟑 /𝒔 𝒎𝟑 /𝒔 .𝟎 𝑪
1/5 65.5 45 2.4E-06 6.2E-05 17.08374
2/5 64.5 39.5 3.0E-06 1.4E-04 18.20478
3/5 64 36 3.3E-06 1.7E-04 18.71382
4/5 63.5 35 3.4E-06 2.3E-04 17.64479
5/5 63.5 33.5 3.6E-06 2.4E-04 18.33966

Dimana :
 Suhu rata-rata Steam
𝑇5 + 𝑇4
𝑇𝑎𝑣𝑒 𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 =
2
 Suhu rata-rata air
𝑇3 + 𝑇6
𝑇𝑎𝑣𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
2
 ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
(𝑇5 − 𝑇6 ) − (𝑇4 − 𝑇3 )
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑇 − 𝑇6 )
ln 5
(𝑇4 − 𝑇3 )
Dari identifikasi di atas selanjutnya dianalisa karakteristik dari setiap aliran dengan
merujuk pada “buku Holman ApendixTabel A-9” yang diadaptasi dari A.I.Browndan
S.M. Marco, “Introduction to Heat Transfer”, 3rd ed., McGraw-Hill Book
Company,New York, 1958.

VALVE SUHU Cp ρ μ k
Pr
(bukaan kran) (0C) (kJ/kg.0C) (kg/m3) (kg/m.s) (W/m0C)
1/5 Tavg air = 45 4,174 989.52 5.94.10-4 0,646 3,76
Tavg steam = 65.5 4.183 980.6 4,33.10-4 0.659 2,73
2/5 Tavg air = 39.5 4.174 991.5 6.35.10-4 0,635 4.24
Tavg steam = 64.5 4.182 982.06 4,4.10-4 0,657 2,81
3/5 Tavg air = 36 4.174 993.5 7.04.10-4 0,628 4.72
Tavg steam = 64 4.182 982.66 4,45.10-4 0,650 2,87
4/5 Tavg air = 35 4.174 994.1 7.25.10-4 0,625 4,81
Tavg steam = 63.5 4.180 981.6 4,53.10-4 0.657 2,85
5/5 Tavg air = 33.5 4.174 994.5 7.51. 10-4 0,624 4.95
Tavg steam = 63.5 4.182 981.4 4,45.10-4 0,658 2,83

Perhitungan
a. Menghitung 𝒉𝟎 (aliran air diantara pipa annulus)
i. Aliran dengan valve 1/5 bukaan
𝑘𝑔 −5
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 989.52 3
. 6.2 .10 = 0,06135
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷ℎ 4𝑤
𝑅𝑒 = 𝐷ℎ = [ ]
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷2 − 𝐷1 2 )
2

0.011 4 . 0,06135
= −4
[ ] = 3373.8
5.94. 10 𝜋(0.0252 − 0.0142 )
Re < 10.000 maka aliran LAMINER
1
𝐷𝑒 3 𝑘
ℎ0 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr. ] .
𝐿 𝐷𝑒
1
0,014 3 0,646
= 1,86 . [9397.434 . 3,76 . ] .
1,62 0,014
𝑊
= 410.76
𝑚2 . ℃

ii. Aliran dengan valve 2/5 bukaan


𝑘𝑔 −4
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 991.5 3
. 1.4. 10 = 0.1387
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷ℎ 4𝑤
𝑅𝑒 = 𝐷ℎ = [ ]
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷2 − 𝐷1 2 )
2

0.011 4 . 0,0726
= [ ] = 7134.9
6.35. 10−4 𝜋(0.0252 − 0.0142 )
Re < 10.000 maka aliran LAMINER
1
𝐷𝑒 3 𝑘 𝑊
ℎ0 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr. ] . = 454.5 2
𝐿 𝐷𝑒 𝑚 .℃

iii. Aliran dengan valve 3/5 bukaan


𝑘𝑔 −4
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 993.5 3 . 1,7. 10 = 0,169
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷ℎ 4𝑤
𝑅𝑒 = 𝐷ℎ = [ ]
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷2 − 𝐷1 2 )
2

0.011 4 . 0,1016
= −4
[ ] = 7841.5
7.04. 10 𝜋(0.0252 − 0.0142 )
Re < 10.000 maka aliran LAMINER
1
𝐷𝑒 3 𝑘 𝑊
ℎ0 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr. ] . = 570.6 2
𝐿 𝐷𝑒 𝑚 .℃

iv. Aliran dengan valve 4/5 bukaan


𝑘𝑔 −4
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 994.1 3
. 2.3. 10 = 0,2286
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷ℎ 4𝑤
𝑅𝑒 = 𝐷ℎ = [ ]
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷2 − 𝐷1 2 )
2

0.011 4 . 0,1159
= −4
[ ] = 10159.5
7.25. 10 𝜋(0.0252 − 0.0142 )
Re > 10.000 maka aliran TURBULEN
𝑘
ℎ0 = 0,023 . 𝑅𝑒 0,8 . 𝑃𝑟 0,3 .
𝐷𝑒
0.625
= 0,023. 28298.930,8 . 4.810,3 .
0.03064
𝑊
= 1206.32
𝑚2 . ℃

v. Alirandengan valve 5/5 bukaan


𝑘𝑔 −4
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 994.5 3 . 2.4. 10 = 0,2386
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷ℎ 4𝑤
𝑅𝑒 = 𝐷ℎ = [ ]
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷2 2 − 𝐷1 2 )
0.011 4 . 0,1341
= [ ] = 10378.05
7.51. 10−4 𝜋(0.0252 − 0.0142 )
Re > 10.000 maka aliran TURBULEN
𝑘
ℎ0 = 0,023 . 𝑅𝑒 0,8 . 𝑃𝑟 0,3 .
𝐷𝑒
0,624
= 0,023. 28907.570,8 . 4.950,3 .
0.03064
𝑊
= 1235.66
𝑚2 . ℃

b. Menghitung 𝒉𝒊 (aliran steam pada pipa dalam)


i. Aliran dengan valve 1/5 bukaan
𝑘𝑔 −6
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 980.6 3
. 2,4. 10 = 0,00235
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷𝑖 4𝑤 0.014 4 . 0,00235
𝑅𝑒 = 𝐷𝑖 = [ 2 ]= [ ] = 493.8114
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷𝑖 ) 4,33. 10−4 𝜋(0.0142 )
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
1
𝐷𝑖 3 𝑘
ℎ𝑖 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr . ] .
𝐿 𝐷𝑖
1
0,014 3 0,659
= 1,86 . [493.8114 . 2,73 . ] .
1,62 0,014
𝑊
= 198.5
𝑚2 . ℃

ii. Aliran dengan valve 2/5 bukaan


𝑘𝑔 −6
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 982,06 3
. 3. 10 = 0,00304
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷𝑖 4𝑤 0.014 4 𝑥 0,00304
𝑅𝑒 = 𝐷𝑖 = [ 2 ]= [ ] = 628.64
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷𝑖 ) 4,33. 10−4 𝜋(0.0142 )
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
1
𝐷𝑖 3 𝑘
ℎ𝑖 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr . ] .
𝐿 𝐷𝑖
1
0,014 3 0,657
= 1,86 . [628.64 . 2,81 . ] .
1,62 0,014
𝑊
= 216.53
𝑚2 . ℃

iii. Aliran dengan valve 3/5 bukaan


𝑘𝑔 −6
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 982.66 3
. 3.3. 10 = 0,00324
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷𝑖 4𝑤 0.014 4 𝑥 0,00324
𝑅𝑒 = 𝐷𝑖 = [ 2 ]= [ ] = 662.47
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷𝑖 ) 4,33. 10−4 𝜋(0.0142 )
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
1
𝐷𝑖 3 𝑘
ℎ𝑖 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr . ] .
𝐿 𝐷𝑖
1
0,014 3 0,65
= 1,86 . [662.47 . 2,87 . ] .
1,62 0,014
𝑊
= 219.54
𝑚2 . ℃
iv. Aliran dengan valve 4/5 bukaan
𝑘𝑔 −6
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 981,6 3 . 3,4. 10 = 0,00334
𝑚 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷𝑖 4𝑤 0.014 4 𝑥 0,00334
𝑅𝑒 = 𝐷𝑖 = [ 2 ]= [ ] = 670.85
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷𝑖 ) 4,33. 10−4 𝜋(0.0142 )
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
1
𝐷𝑖 3 𝑘
ℎ𝑖 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr . ] .
𝐿 𝐷𝑖
1
0,014 3 0,657
= 1,86 . [608,72 . 2,85 . ] .
1,62 0,014
𝑊
= 222,32
𝑚2 . ℃

v. Aliran dengan valve 5/5 bukaan


𝑘𝑔 −6
𝑚3 𝑘𝑔
𝑤 = 𝜌. 𝑄 = 981,4 . 3.6. 10 = 0,00353
𝑚3 𝑠 𝑠
𝐺𝑒 𝐷𝑖 4𝑤 0.014 4 𝑥 0,00304
𝑅𝑒 = 𝐷𝑖 = [ 2 ]= [ ] = 721,74
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷𝑖 ) 4,33. 10−4 𝜋(0.0142 )
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
1
𝐷𝑖 3 𝑘
ℎ𝑖 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr . ] .
𝐿 𝐷𝑖
1
0,014 3 0,658
= 1,86 . [721,74 . 2,83 . ] .
1,62 0,014
𝑊
= 227.62
𝑚2 . ℃

c. Menghitung nilai 𝑼𝒄
Dari tabel A-2 buku Holman, diperoleh bahwa nilai KCumurni (T = 20oC) = 386
W/moC
1
𝑈𝑐 = 𝑟
𝐴𝑖 ln ( 𝑟𝑜 )
1 𝐴 1
+ 2𝜋𝐾𝐿𝑖 + 𝐴 𝑖
ℎ𝑖 𝑜 ℎ𝑜

dimana :
𝑟𝑖 = 0,007 𝑚
𝑟𝑜 = 0,01465 𝑚
𝐴𝑖 = 𝜋 𝐷𝑖 𝐿 = 3,14 (0,014) (1.62) = 0,0712 𝑚2
𝐴𝑜 = 𝜋 𝐷𝑜 𝐿 = 3,14 (0,0293) (1.62) = 0,1272 𝑚2

Untuk perhitungan aliran valve 1/5


1
𝑈𝑐 = 𝑟0
1 𝐴1 ln (𝑟1 ) 𝐴1 1
+ 2𝜋𝐾𝐿 + 𝐴 .
ℎ𝑖 0 ℎ0
1
=
0.0125
1 0,0712 ln ( 0.007 ) 0,0712 1
+ + .
198.48 2𝜋(386)(1,62) 0,1272 577.945
𝑊
= 166.18
𝑚2 . ℃

Dengan cara yang sama didapatkan :

ho (W/m2.oC) hi (W/m2.oC) Uc (W/m2.oC)


198.4795 410.76 155.9688
216.5328 454.4926 170.6383
219.5423 570.5956 180.2958
222.3202 1206.318 201.104
227.6192 1235.656 205.896

d. Menentukan nilai 𝑼𝒅
Menghitung NilaiUd (koefisien perindahan panas total dalam keadaan kotor)
𝑞
𝑈𝑑 =
𝐴 (𝐿𝑀𝑇𝐷)
dimana :
 A = 0,0712 m2
 𝑞 = 𝑊. 𝐶𝑝 . ∆𝑇𝑖𝑛 + 𝑊𝜆
dimana λ adalah panas laten (asumsi saturated steam) = 334,994 dan Cp =
Cpsteam dari tabel A-9 Holman.
Untuk perhitungan q pada aliran denganbukaan valve 1/5 adalah sebagai
berikut :
𝑞 = 𝑊. 𝐶𝑝 . ∆𝑇𝑖𝑛 + 𝑊𝜆
𝑞 = 0,00235 . 4,183 . (96 − 35) + 0,00235(334,994)
𝑞 = 1,38𝐽/𝑠

Selanjutnya dengan cara yang sama didapatkan :


Perhitungan q
Valve T T w Steam Lambda Cp q
out in (kg/s) (J/kg) (kJ/kgoC)
(J/s)
1/5 35 96 0.00235 335 4.183 1.386883
2/ 5 32 97 0.00304 335 4.182 1.844763
3/5 31 97 0.00324 335 4.182 1.979679
4/ 5 30 97 0.00334 335 4.18 2.0543
5/ 5 30 97 0.00353 335 4.182 2.171635

Setelah mengetahui nilai LMTD, A dan q, maka dapat dilakukan perhitungan


mencari nilai Ud. Berikut ialah perhitungan untuk valve 1/5 :
𝑞
𝑈𝑑 =
𝐴 . 𝐿𝑀𝑇𝐷
1,38
𝑈𝑑 =
0,0712 . 17,83
𝑊
𝑈𝑑 = 1,201
𝑚2 . ℃
Dengan cara yang sama untuk aliran lain diperoleh :
Perhitungan 𝑈𝑑
Valve q A LMTD 𝑈𝑑
1/5 1.386883 0.0712 17.08374 1.140189
2/ 5 1.844763 0.0712 18.20478 1.42323
3/5 1.979679 0.0712 18.71382 1.485772
4/ 5 2.0543 0.0712 17.64479 1.635187
5/ 5 2.171635 0.0712 18.33966 1.663089

e. Menentukan Nilai 𝑹𝒅
Untuk menghitung factor pengotor digunakan persamaan :
1 1
𝑅𝑑 = −
𝑈𝑑 𝑈𝑐
Berikut ialah tabulasi hasil perhitungan yang menggunakan persamaan diatas
Perhitungan 𝑹𝒅
Ud Uc 1/Ud 1/Uc Rd
1.140189 155.9688 0.877047 0.006412 0.870636
1.42323 170.6383 0.702627 0.00586 0.696767
1.485772 180.2958 0.673051 0.005546 0.667504
1.635187 201.104 0.611551 0.004973 0.606578
1.663089 205.896 0.601291 0.004857 0.596434

f. Menentukan ɛ (nilai keefektifan) dan NTU


i. Aliran dengan valve 1/5 bukaan
 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
 𝜀 (nilai kefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout 𝜺 NTU
Steam 0.00983 Fluida Min 0.0383 96 35 0.89705 2.58173
Air 0.25607 FluidaMak 8 28 62 9 6
5 s

ii. Alirandengan valve 2/5 bukaan


 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
 𝜀 (nilai kefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥

Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :


fluida C ket C* Tin Tout e NTU
Steam 0.01271 Fluida Min 0.0219 97 32 0.92857 2.91126
3 6 1 7
Air 0.57893 FluidaMak 27 52
4 s

iii. Aliran dengan valve 3/5 bukaan


 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
 𝜀 (nilai kefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout e NTU
Steam 0.01355 Fluida Min 0.01920 97 31 0.94285 3.18224
Air 0.70540 FluidaMak 8 27 45 7 4
6 s
iv. Alirandengan valve 4/5 bukaan
 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
 𝜀 (nilai kefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout e NTU
Steam 0.013961 Fluida Min 0.014632 97 30 0.957143 3.494428
Air 0.954176 FluidaMaks 27 43

v. Aliran dengan valve 5/5 bukaan


 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
 𝜀 (nilai kefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout e NTU
Steam 0.014762 Fluida Min 0.014823 97 30 0.957143 3.500043
Air 0.995916 FluidaMaks 27 40

Ringkasan Hasil Perhitungan

Tabel. Ringkasan Hasil Olah data


Aliran Fluida Q h Uc Ud Rd e NTU
(m3/s) W/m2.oC W/m . C W/m2.oC
2o 2o
m . C/W

1/5 Steam 2.40E-06 198.47946 155.9688 1.1402 0.8706 0.8971 2.5817


Air 6.20E-05 410.75996
2/5 Steam 3.00E-06 216.5328 170.6383 1.4232 0.6968 0.9286 2.9113
Air 1.42E-04 454.49256
3/5 Steam 3.30E-06 219.5423 180.2958 1.4858 0.6675 0.9429 3.1822
Air 1.68E-04 570.59562
4/5 Steam 3.40E-06 222.3202 201.1040 1.6352 0.6066 0.9571 3.4944
Air 2.28E-04 1206.3179
5/5 Steam 3.60E-06 227.6192 205.8960 1.6631 0.5964 0.9571 3.5000
Air 2.36E-04 1235.6563

1.1. Aliran Searah


Identifikasi Data
(𝐷2 2 − 𝐷1 2 ) 0,0252 − 0,0142
𝐷 = 𝐷𝑒 = = = 0,03064 𝑚
𝐷1 𝐷1

Valve 𝑻𝒂𝒗𝒆 𝑺𝒕𝒆𝒂𝒎 𝑻𝒂𝒗𝒆 𝒂𝒊𝒓 𝑸𝒔𝒕𝒆𝒂𝒎 𝑸𝒂𝒊𝒓 ∆𝑻𝑳𝑴𝑻𝑫


.𝟎 𝑪 .𝟎 𝑪 𝒎𝟑 /𝒔 𝒎𝟑 /𝒔 .𝟎 𝑪
1/5 38.5 86.5 3.3E-06 8.1E-05 47.89
2/5 36 75 4.2E-06 1.4E-04 36.39
3/5 34 68.5 2.8E-06 2.1E-04 28.27
4/5 33.5 67.75 3.2E-06 2.6E-04 27.104
5/5 27.5 66 3.4E-06 2.7E-04 27.36

Dimana :
 Suhu rata-rata Steam
𝑇1 + 𝑇4
𝑇𝑎𝑣𝑒 𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 =
2
 Suhu rata-rata air
𝑇3 + 𝑇2
𝑇𝑎𝑣𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
2
 ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
(𝑇4 − 𝑇2 ) − (𝑇1 − 𝑇3 )
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑇 − 𝑇2 )
ln 4
(𝑇1 − 𝑇3 )

Dari identifikasi di atas selanjutnya dianalisa karakteristik dari setiap aliran dengan
merujuk pada “buku Holman Apendix Tabel A-9” yang diadaptasi dari
A.I.Browndan S.M. Marco, “Introduction to Heat Transfer”, 3rd ed., McGraw-Hill
Book Company,New York, 1958.

Cp
VALVE SUHU ρ μ K
(kJ/kg.0C Pr
(bukaan kran) (0C) (kg/m3) (kg/m.s) (W/m0C)
)
1/5 Tavgair = 86.5 4.198 967.503 3.32.10-4 0.674 2.059
Tavg steam = 38.5 4.174 992.690 6.73.10-4 0.631 4.467
2/5 Tavg air= 75 4.189 974.787 3.81.10-4 0.667 2.390
Tavg steam = 36 4.174 993.609 7.08.10-4 0.627 4.719
3/5 Tavg air= 68.5 4.185 978.707 4.15.10-4 0.662 2.634
Tavg steam = 34 4.174 994.292 7.38.10-4 0.625 4.931
4/5 Tavg air= 67.75 4.184 979.112 4.19.10-4 0.661 2.651
Tavg steam = 33.5 4.174 994.463 7.46.10-4 0.625 4.984
5/5 Tavg air= 66 4.183 980.057 4.28.10-4 0.659 2.714
Tavg steam = 27.5 4.178 995.666 8.46.10-4 0.615 5.741

Perhitungan
a. Menghitung 𝒉𝟎 (aliran air diantara pipa annulus)
i. Aliran valve 1/5 bukaan
Oleh karena aliran annulus merupakan aliran fluida inkompressibel, maka
untuk menentukan nilai Reh dibutuhkan nilai Rh = S/Z (luas area/keliling
terbasahi). Dalam pipa, luas penampang nya adalah lingkaran. Jadi mencari
nilai Rh dengan membagi antara luas lingkaran dengan keliling terbasahi
(Buku Transport Phenomena Bird Edisi 1)
D2 = 0.025 m ; D1 = 0.014 m
𝑆 1
𝑅ℎ = = (𝑅 − 𝑅1 )
𝑍 2 2
1
𝑅ℎ = (0.0125 − 0.007)𝑚 = 2.75 × 10−3 𝑚
2
𝑄 𝑄𝑎𝑖𝑟
〈𝑣̅ 〉 = =
𝐴 𝐴2 − 𝐴1
3
8.1 × 10−5 𝑚 ⁄𝑠
〈𝑣̅ 〉 = 𝜋 = 0.241 𝑚⁄𝑠
2 2 2
4 (0.025 − 0.014 )𝑚
−3 𝑚 𝑘𝑔
4𝑅ℎ 〈𝑣̅ 〉𝜌 4 × 2.75 × 10 𝑚 × 0.241 ⁄𝑠 × 989.52 ⁄𝑚3
𝑅𝑒ℎ = =
𝜇 𝑘𝑔
3.32 × 10−4 ⁄𝑚𝑠
= 7710.1884
Re < 10.000 makaaliran LAMINER
(𝐷2 2 − 𝐷1 2 ) 0.0252 − 0.0142
𝐷 = 𝐷𝑒 = = = 0.03064 𝑚
𝐷1 𝐷1

1
𝐷𝑒 3 𝑘
ℎ0 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr. ] .
𝐿 𝐷𝑒
= 1,86
1
0.03064 3 0,674
× [7710.1884 × 2.059 . ] .
0.81 0.03064
W
= 345.19 2
m .℃

ii. Aliran dengan valve 2/5 bukaan


𝑆 1
𝑅ℎ = = (𝑅 − 𝑅1 )
𝑍 2 2
1
𝑅ℎ = (0.0125 − 0.007)𝑚 = 2.75 × 10−3 𝑚
2
𝑄 𝑄𝑎𝑖𝑟
〈𝑣̅ 〉 = =
𝐴 𝐴2 − 𝐴1
3
1.4 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
〈𝑣̅ 〉 = 𝜋 = 0.241 𝑚⁄𝑠
2 2 2
4 (0.025 − 0.014 )𝑚
4𝑅ℎ 〈𝑣̅ 〉𝜌
𝑅𝑒ℎ =
𝜇
𝑘𝑔⁄
4 × 2.75 × 10−3 𝑚 × 0.415 𝑚⁄𝑠 × 974.787 𝑚3
=
𝑘𝑔⁄
3.81 × 10−4 𝑚𝑠
= 11699.8024
Re > 10.000 maka aliran TURBULEN
𝑘
ℎ0 = 0,023 . 𝑅𝑒 0,8 . 𝑃𝑟 0,3 .
𝐷𝑒
0,667
= 0,023. 11699.80240,8 . 2.390,3 .
0.03064
W
= 808.8125
m2 . ℃
𝑘
Jika aliran turbulen: ℎ0 = 0,023 . 𝑅𝑒 0,8 . 𝑃𝑟 0,3 . 𝐷𝑒

1
𝐷 3 𝑘
Jika aliran turbulen : ℎ0 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr. 𝐿𝑒] . 𝐷
𝑒

Selanjutnya dengan cara yang sama, akan diperoleh hasil sebagai berikut ini:
Water
Valve Rh miu v Reh Jenisaliran Pr k ho
1 per 5 0.003 0.000332 0.241 7710.188 Laminer 2.059 0.674 345.190
2 per 5 0.003 0.000381 0.416 11699.802 Turbulen 2.390 0.667 808.813
3 per 5 0.003 0.000415 0.630 16330.752 Turbulen 2.634 0.662 1168.496
4 per 5 0.003 0.000419 0.760 19539.977 Turbulen 2.651 0.661 1559.146
5 per 5 0.003 0.000428 0.814 20493.865 Turbulen 2.714 0.659 1800.540

b. Menghitung 𝒉𝒊 (aliran steam pada pipa dalam)


Dalam perhitungan ini, pipa yang terlibat hanyalah pipa steam (bagian dalam). Jadi,
praktikan menghitung nilai Re di dalam pipa tersebut kemudian mengkategorikan
termasuk jenis aliran manakah, apakah laminar atau turbulen.

Jika aliran turbulen:


𝑘
ℎ0 = 0,023 . 𝑅𝑒 0,8 . 𝑃𝑟 0,3 .
𝐷𝑒
Jika aliran laminar:
1
𝐷𝑒 3 𝑘
ℎ0 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr. ] .
𝐿 𝐷𝑒

i. Alirandengan valve 1/5 bukaan


𝑄 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 3.26 × 10−6
〈𝒗
̅〉 = = = 𝟎. 𝟎𝟐𝟏𝟐 𝒎/𝒔
𝐴 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 1.54 × 10−4
𝜌〈𝑣̅ 〉𝐷 992.69 × 0.0212 × 0.014
𝑹𝒆 = = = 𝟒𝟑𝟕. 𝟓𝟒𝟎𝟕𝟑
𝜇 0.000673
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
1
𝐷𝑖 3 𝑘
𝒉𝒊 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr . ] .
𝐿 𝐷𝑖
1
0,014 3 0,631
= 1,86 . [437.54073 . 4.467 . ] .
0.81 0,014
W
= 271.0023
m2 . ℃

Dengan langkah yang sama, akan diperoleh hasil sebagai berikut:


Steam
Valve D miu v Re Jenisaliran Pr k h1
1/5 0.014 0.000673 0.0211881 437.5407334 Laminer 4.467 0.631 271.0023
2/5 0.014 0.000708 0.0272975 536.3321818 Laminer 4.719 0.627 293.5131
3/5 0.014 0.000738 0.0181984 343.25583 Laminer 4.931 0.625 255.8565
4/5 0.014 0.000746 0.0207981 388.152232 Laminer 4.984 0.625 267.5092
5/5 0.014 0.000846 0.022098 364.1032359 Laminer 5.741 0.615 270.1124

c. Menghitung nilai 𝑼𝒄
Dari tabel A-2 buku Holman, diperoleh bahwa nilai KCumurni (T = 20oC) =
386W/moC
1
𝑈𝑐 = 𝑟
𝐴𝑖 ln ( 𝑟𝑜 )
1 𝐴 1
+ 2𝜋𝐾𝐿𝑖 + 𝐴 𝑖
ℎ𝑖 𝑜 ℎ𝑜

dimana :
𝑟𝑖 = 0,007 𝑚
𝑟𝑜 = 0,0125 𝑚
𝐴𝑖 = 𝜋 𝐷𝑖 𝐿 = 3,14 (0,014) (0.81) = 0.0356𝑚2
𝐴𝑜 = 𝜋 𝐷𝑜 𝐿 = 3,14 (0,025) (0.81) = 0.0635𝑚2
Untuk perhitungan aliran valve 1/5
1
𝑼𝒄 = 𝑟0
𝐴 ln (
1 1 𝑟) 𝐴 1
+ 2𝜋𝐾𝐿1 + 𝐴1 .
ℎ𝑖 0 ℎ0
1
=
0.0125
1 0.0356 ln ( 0.007 ) 0.0356 1
198.48 + 2𝜋(386)(0.81) + 0.0635 . 345.19
W
= 187.8705
m2 . ℃

Dengan cara yang sama didapatkan :

HitungUc
1/hi 1/h0 Ai Ai/A0 ro/ri Uc
0.004 0.003 0.036 0.560 1.786 187.870
0.003 0.001 0.036 0.560 1.786 243.315
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 227.365
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 243.435
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 248.528

d. Menentukan nilai 𝑼𝒅
Menghitung Nilai Ud (koefisien perindahan panas total dalam keadaan kotor)
𝑞
𝑈𝑑 =
𝐴 (𝐿𝑀𝑇𝐷)
dimana :
 A = 0,0712 m2
 𝑞 = 𝑊. 𝐶𝑝 . ∆𝑇𝑖𝑛 + 𝑊𝜆
dimana λ adalah panas laten (asumsi saturated steam) = 334,994 dan Cp = Cpsteam
dari tabel A-9 Holman
Untuk perhitungan q pada aliran dengan bukaan valve 1/5 ialah sebagai berikut :
𝑞 = 𝑊. 𝐶𝑝 . ∆𝑇𝑖𝑛 + 𝑊𝜆
𝑞 = 0,003 . 4.174 . (93 − 80) + 0,003(335.00)
𝑞 = 0.909𝐽/𝑠
Selanjutnya dengan cara yang sama didapatkan :
Hitung q
Valve T1 (out) T2 (in) w steam lambda Cp Q
1 per 5 80 93 0.003 335.000 4.174 0.909
2 per 5 56 94 0.004 335.000 4.174 0.736
3 per 5 44 93 0.003 335.000 4.174 0.363
4 per 5 42.5 93 0.003 335.000 4.174 0.395
5 per 5 39 93 0.003 335.000 4.178 0.370

Setelah mengetahui nilai LMTD, A dan q, maka dapat dilakukan perhitungan


mencari nilai Ud. Berikut ialah perhitungan untuk valve 1/5 :
𝑞
𝑈𝑑 =
𝐴 . 𝐿𝑀𝑇𝐷
0.909
𝑈𝑑 =
0.036 . 47.889
𝑊
𝑈𝑑 = 0.533 2
𝑚 .℃
Dengan cara yang sama untuk aliran lain diperoleh :
Ud
Valve q A steam LMTD Ud
1 per 5 0.909 0.036 47.889 0.533
2 per 5 0.736 0.036 36.391 0.568
3 per 5 0.363 0.036 28.270 0.361
4 per 5 0.395 0.036 27.105 0.410
5 per 5 0.370 0.036 27.361 0.380

e. Menentukan Nilai 𝑹𝒅
Untuk menghitung faktor pengotor digunakan persamaan :
1 1
𝑅𝑑 = −
𝑈𝑑 𝑈𝑐
Berikut ialah tabulasi hasil perhitungan yang menggunakan persamaan diatas :
Rd
Ud Uc 1/Ud 1/Uc Rd
0.533 187.870 1.877 0.005 1.872
0.568 243.315 1.760 0.004 1.756
0.361 227.365 2.771 0.004 2.767
0.410 243.435 2.442 0.004 2.438
0.380 248.528 2.631 0.004 2.627
f. Menentukan ɛ (nilai keefektifan)dan NTU
i. Aliran dengan valve 1/5 bukaan
 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
 𝜀 (nilai kefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
1 per Steam 0.00324 4.174 0.0135 fluida 0.041059 93 80 0.22807 0.260376
5 min
Air 0.07837 4.198 0.3290 fluida 36 41
max

ii. Aliran dengan valve 2/5 bukaan


 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
 𝜀 (nilai kefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
2 per Steam 0.00417 4.174 0.0174 fluida 0.03047 94 56 0.633333 1.026102
5 min
Air 0.13647 4.189 0.5717 fluida 34 38
max

iii. Aliran dengan valve 3/5 bukaan


 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
 𝜀 (nilai keefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
3 per Steam 0.0028 4.174 0.0116 fluida 0.013383 93 44 0.816667 1.734699
5 min
Air 0.2075 4.185 0.8683 fluida 33 35
max

iv. Aliran dengan valve 4/5 bukaan


 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
 𝜀 (nilai kefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥

Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :


Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
4 per Steam 0.0032 4.174 0.0133 fluida 0.012666 93 42.5 0.841667 1.888831
5 min
Air 0.2507 4.184 1.0487 fluida 33 34
max

v. Aliran dengan valve 5/5 bukaan


 Penentuan fluida minimum
𝐶 = 𝐶𝑝 × 𝑤
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
 𝜀 (nilai keefektifan)
∆𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑛
𝜀=
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
 NTU
−𝑙𝑛[1 − (1 + 𝐶 ∗ )𝜀]
𝑁𝑇𝑈 =
1 + 𝐶∗
Dengan :
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶∗ =
𝐶𝑚𝑎𝑥
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
5 per 5 Steam 0.0034 4.178 0.0141 fluida 0.01259 93 39 0.77143 1.50044
min
Air 0.2685 4.183 1.1233 fluida 32 23
max
RingkasanHasil Perhitungan

Aliran Fluida Q h Uc Ud Rd e NTU


(m3/s) (W/m . C) (W/m . C) (W/m . C) (m .oC/W)
2 o 2 o 2 o 2

1/5 Steam 3.26E-06 345.1900 187.8705 0.5328 1.8716 0.2281 0.2604


Air 8.10E-05 271.0023
2/5 Steam 4.20E-06 808.8125 243.3155 0.5681 1.7562 0.6333 1.0261
Air 1.40E-04 293.5131
3/5 Steam 2.80E-06 1168.4956 227.3655 0.3609 2.7668 0.8167 1.7347
Air 2.12E-04 255.8565
4/5 Steam 3.20E-06 1559.1459 243.4349 0.4096 2.4375 0.8417 1.8888
Air 2.56E-04 267.5092
5/5 Steam 3.40E-06 1800.5397 248.5278 0.3801 2.6269 0.7714 1.5004
Air 2.74E-04 270.1124

7. Analisis Percobaan
Dona Wulandari
Pada percobaan ini, kami melakukan percobaan heat exchanger (alat
penukar kalor) dengan arah aliran yang berbeda, yaitu searah dan berlawanan dan
laju alir air sebagai fluida dingin melalui variasi laju alir (0.2,0.4,0.6,0.8.1)L/Min.
Selain itu, praktikan juga menghitung laju alir keluaran berupa kondensat sebagai
fluida panas. Dengan variasi laju alir yang masuk (sebagai fluida dingin), maka
dapat diketahui efektivitas atau efisiensi suatu alat penukar kalor. Dalam
percobaan ini digunakan HE konsentris atau double pipe heat exchanger (DPHE).
HE tipe ini hanya membutuhkan area perpindahan kalor yang kecil dan mudah
diamati suhu masukan dan keluarannya.
Fluida yang dialirkan dalam alat penukar kalor adalah air agar kalor dari
steam dapat diserap oleh air. Hal ini dikarenakan kalor cenderung bersifat menuju
arah lingkungan sehingga pemakaian steam diatur agar aliran kalor tidak menuju
langsung ke dinding pipa karena selain akan merusak dinding pipa juga akan
meningkatkan pemakaian steam sehingga pemakaian steam menjadi lebih boros
dan mahal karena steam harus dibuat terlebih dahulu dengan steam generator.
Saat steam panas baru melewati pipa-pipa HE (sebelum bertemu dengan
air), pipa tersebut terasa panas. Hal ini dikarenakan adanya proses perpindahan
kalor dari steam menuju lingkungan juga terjadi pressure drop sepanjang aliran
pipa yang mengakibatkan proses perubahan fasa steam menjadi embun meskipun
suhu belum mencapai 100oC. Adapun steam dialirkan di dalam pipa yang lebih
kecil agar tidak merusak alat karena tekanan steam yang sangat tinggi juga untuk
menghindari transfer panas ke pipa bagian luar yang dapat membahayakan
praktikan apabila tersentuh. Selain itu, steam dialirkan ke dalam pipa yang lebih
kecil untuk menghemat penggunaannya karena harga steam lebih mahal.
Berdasarkan data yang didapatkan, ditunjukkan bahwa laju alir steam
meningkat seiring dengan laju alir air. Karena besarnya laju alir air yang mengalir,
maka bisa dikatakan fluida pendingin (air) yang digunakan banyak sehingga
kemampuan mendinginkan fluida panas (steam) lebih besar. Suhu steam yang
keluar semakin rendah.pada aliran berlawanan arah dibandingkan pada aliran
searah, hal ini dikarenakan perbedaan suhu awal pada titik-titik tertentu akan lebih
besar sehingga menghasilkan driving force yang mendorong steam dan air untuk
saling bertukar panas.
Nilai hi dan h0 banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
Bilangan Reynold, bilangan Prandtl, serta termal konduktivitas. Bilangan Prandtl
dan termal konduktivitas didasarkan oleh kondisi steam sedangkan bilangan
Reynold adalah didasarkan jenis aliran dari fluida. Jika dilihat berdasarkan
persamaan, bilangan Reynold sangat dipengaruhi oleh laju alir. Semakin besar laju
alirnya maka semakin besar nilai bilangan Reynoldnya sehingga h0 dan hi dan laju
alir berbanding lurus.
Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa nilai efisiensi dari aliran
berlawanan arah lebih besar dikarenakan suhu keluaran air dari aliran berlawanan
arah lebih besar. Dengan kata lain, nilai efisiensi ini tergantung dari suhu masukan
serta keluaran dari fluida dingin dan steam. Sesuai dengan hasil perhitungan yang
ada, nilai NTU memiliki hubungan berbanding lurus dengan efektifitas.
Adapun kesalahan yang terjadi yaitu, adanya kesalahan paralaks yang
mengakibatkan kesalahan pencatatan volume air dan kondensat. Terjadinya
kemacetan pada keluaran dari pipa dan valve yang memungkinkan terjadinya
perubahan nilai pada suhu sehingga suhu yang tercatat tidak sesuai dengan yang
seharusnya. Proses pembukaan valve yang kurang sesuai sehingga volume air dan
steam serta suhu tidak optimal.

Fatimi Umaira
Dalam percobaan ini, melakukan prosedur terkait dengan heat exchanger
(alat penukar kalor) dengan variasi arah aliran (searah dan berlawanan) dan laju
alir air sebagai fluida dingin melalui variasi laju alir (0.2,0.4,0.6,0.8.1)L/Min.
Selain itu, praktikan juga menghitung laju alir keluaran berupa kondensat sebagai
fluida panas. Dengan variasi laju alir yang masuk (sebagai fluida dingin), maka
dapat diketahui efektivitas atau efisiensi suatu alat penukar kalor.

Dalam percobaan ini digunakan HE jenis pipa ganda tubular. Jenis pipa
ganda tubular digunakan karena lebih efektif mempertukarkan kalor pada skala
kecil dibanding jenis HE lain seperti jenis shell and tube. HE tipe ini hanya
membutuhkan area perpindahan kalor yang kecil dan mudah diamati suhu masukan
dan keluarannya.
Untuk aliran searah, praktikan mengatur bukaan valve dan menutup valve tertentu
agar aliran fluida menjadi searah. Ketika kedua aliran dimasukkan secara searah,
perpindahan kalor mulai terjadi. Data yang diambil berupa suhu yang terbaca pada
sensor dan juga laju alir fluida dingin dan kondensat didapatkan saat perubahan
suhu fluida dingin dan kondensat yang keluar sudah konstan. Hal yang sama juga
dilakukan untuk aliran berlawanan arah sehingga praktikan juga mengambil data
suhu serta laju alir air dan kondensat setelah suhu fluida telah konstan. Pengambilan
data setelah suhu konstan ini dimaksudkan agar data lebih akurat. Adapun suhu
fluida di awal dianggap konstan karena belum dialirkan kalor.
Fluida yang dialirkan terlebih dahulu dalam alat penukar kalor adalah air
agar kalor dari steam dapat diserap oleh air. Hal ini dikarenakan kalor cenderung
bersifat menuju arah lingkungan sehingga pemakaian steam diatur agar aliran kalor
tidak menuju langsung ke dinding pipa karena selain akan merusak dinding pipa
juga akan meningkatkan pemakaian steam sehingga pemakaian steam menjadi
lebih boros dan mahal karena steam harus dibuat terlebih dahulu dengan steam
generator.
Saat steam panas baru melewati pipa-pipa HE (sebelum bertemu dengan
air), pipa tersebut terasa panas. Hal ini dikarenakan adanya proses perpindahan
kalor dari steam menuju lingkungan juga terjadi pressure drop sepanjang aliran pipa
yang mengakibatkan proses perubahan fasa steam menjadi embun meskipun suhu
belum mencapai 100oC. Adapun steam dialirkan di dalam pipa yang lebih kecil
agar tidak merusak alat karena tekanan steam yang sangat tinggi juga untuk
menghindari transfer panas ke pipa bagian luar yang dapat membahayakan
praktikan apabila tersentuh. Selain itu, steam dialirkan ke dalam pipa yang lebih
kecil untuk menghemat penggunaannya karena harga steam lebih mahal.

7.1. Analisis Hasil dan Perhitungan


 Aliran Berlawanan Arah
 Aliran Searah
𝑻𝒂𝒗𝒆 𝑺𝒕𝒆𝒂𝒎 𝑻𝒂𝒗𝒆 𝒂𝒊𝒓 𝑸𝒔𝒕𝒆𝒂𝒎 𝑸𝒂𝒊𝒓 ∆𝑻𝑳𝑴𝑻𝑫
Valve 𝑻𝒂𝒗𝒆 𝑺𝒕𝒆𝒂𝒎
𝟎 𝑻𝒂𝒗𝒆𝟎𝒂𝒊𝒓 𝑸𝟑𝒔𝒕𝒆𝒂𝒎 𝑸𝒂𝒊𝒓 ∆𝑻𝑳𝑴𝑻𝑫
Valve 𝑪 𝑪 𝒎 /𝒔 𝒎𝟑 /𝒔 𝟎
𝑪
𝟎 𝟎
1/5 𝑪
65.5 45𝑪 𝒎𝟑 /𝒔
2.4E-06 𝒎𝟑 /𝒔
6.2E-05
𝟎
𝑪
17.08374
1/5
2/5 38.564.5 86.5
39.5 3.3E-06
3.0E-06 8.1E-05
1.4E-04 47.89
18.20478
2/5
3/5 36 64 75
36 4.2E-06
3.3E-06 1.4E-04
1.7E-04 36.39
18.71382
3/5
4/5 3463.5 68.5
35 2.8E-06
3.4E-06 2.1E-04
2.3E-04 28.27
17.64479
4/5
5/5 33.563.5 67.75
33.5 3.2E-06
3.6E-06 2.6E-04
2.4E-04 27.104
18.33966
5/5 27.5 66 3.4E-06 2.7E-04 27.36
Berdasarkan data di atas, ditunjukkan bahwa laju alir steam meningkat seiring
dengan laju alir air. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kalor yang terpakai
untuk mengubah air menjadi steam. Karena besarnya laju alir air yang mengalir,
maka bisa dikatakan fluida pendingin (air) yang digunakan banyak sehingga
kemampuan mendinginkan fluida panas (steam) lebih besar. Dampaknya, suhu
steam yang keluar semakin rendah.Pada aliran berlawanan arah, suhu keluaran
steam lebih rendah dibandingkan pada aliran searah, hal ini dikarenakan perbedaan
suhu awal pada titik-titik tertentu akan lebih besar sehingga menghasilkan driving
forceyang mendorong steam dan air untuk saling bertukar panas.

Analisis h0 dan hi
 Aliran Berlawanan Arah

ho hi Uc
(W/m2.oC) (W/m2.oC) (W/m2.oC)
198.4795 577.9452 166.1864
216.5328 1700.708 201.6989
219.5423 2223.399 207.5893
222.3202 2737.655 212.1791
227.6192 2804.236 217.2292
 Aliran Searah

Water
Valve Rh miu v Re Jenis aliran Pr k ho
1 per 5 0.003 0.000332 0.241 7710.188 Laminer 2.059 0.674 345.190
2 per 5 0.003 0.000381 0.416 11699.802 Turbulen 2.390 0.667 808.813
3 per 5 0.003 0.000415 0.630 16330.752 Turbulen 2.634 0.662 1168.496
4 per 5 0.003 0.000419 0.760 19539.977 Turbulen 2.651 0.661 1559.146
5 per 5 0.003 0.000428 0.814 20493.865 Turbulen 2.714 0.659 1800.540

Steam
Valve D miu V Re Jenisaliran Pr k h1
1 per 5 0.014 0.000673 0.0211881 437.5407334 Laminer 4.467 0.631 271.0023
2 per 5 0.014 0.000708 0.0272975 536.3321818 Laminer 4.719 0.627 293.5131
3 per 5 0.014 0.000738 0.0181984 343.25583 Laminer 4.931 0.625 255.8565
4 per 5 0.014 0.000746 0.0207981 388.152232 Laminer 4.984 0.625 267.5092
5 per 5 0.014 0.000846 0.022098 364.1032359 Laminer 5.741 0.615 270.1124

Untuk persamaan h0 karena alirannya cenderung turbulen, persamaannya adalah :

𝑘
ℎ0 = 0,023 . 𝑅𝑒 0,8 . 𝑃𝑟 0,3 .
𝐷𝑒

Untuk persamaan hi (koefisien panas dari steam) adalah sebagai berikut:

hi = NuD . k/D

Karena aliran steam dalam alat penukar kalor bersifat laminar ditinjau dari bilangan
Reynold, maka persamaan yang dipakai untuk bilangan Nusselt adalah :

1
𝐷𝑖 3 𝑘
ℎ𝑖 = 1,86 . [𝑅𝑒 . Pr . ] .
𝐿 𝐷𝑖

Persamaan Bilangan Reynold adalah :


𝐺𝑒 𝐷𝑒 4𝑤
𝑅𝑒 = 𝐷𝑒 = [ ]
𝜇 𝜇 𝜋(𝐷2 − 𝐷1 2 )
2

Nilai hi dan h0 banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain Bilangan
Reynold, bilangan Prandtl, serta termal konduktivitas. Bilangan Prandtl dan termal
konduktivitas didasarkan oleh kondisi steam sedangkan bilangan Reynold adalah
didasarkan jenis aliran dari fluida. Jika dilihat berdasarkan persamaan, bilangan
Reynold sangat dipengaruhi oleh laju alir. Semakin besar laju alirnya maka semakin
besar nilai bilangan Reynoldnya sehingga h0 dan hi dan laju alir berbanding lurus.

Analisis Uc,Ud, dan Rd


 Aliran Berlawanan Arah

ho hi Uc
(W/m2.oC) (W/m2.oC) (W/m2.oC)
198.4795 577.9452 166.1864
216.5328 1700.708 201.6989
219.5423 2223.399 207.5893
222.3202 2737.655 212.1791
227.6192 2804.236 217.2292

Perhitungan𝑼𝒅
Valve q A LMTD 𝑈𝑑
1/5 1.386883 0.0712 17.08374 1.140189
2/ 5 1.844763 0.0712 18.20478 1.42323
3/5 1.979679 0.0712 18.71382 1.485772
4/ 5 2.0543 0.0712 17.64479 1.635187
5/ 5 2.171635 0.0712 18.33966 1.663089

 Aliran Searah
Uc
1/hi 1/h0 Ai Ai/A0 ro/ri Uc
0.004 0.003 0.036 0.560 1.786 187.870
0.003 0.001 0.036 0.560 1.786 243.315
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 227.365
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 243.435
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 248.528

Ud
Valve q A steam LMTD Ud
1 per 5 0.909 0.036 47.889 0.533
2 per 5 0.736 0.036 36.391 0.568
3 per 5 0.363 0.036 28.270 0.361
4 per 5 0.395 0.036 27.105 0.410
5 per 5 0.370 0.036 27.361 0.380

𝑅𝑑𝑑(searah)
Perhitungan𝑅 (berlawanan arah)
Ud Ud Uc Uc 1/Ud
1/Ud 1/Uc
1/Uc Rd Rd
1.140189
0.533 166.1864
187.870 0.877047
1.877 0.006017
0.005 1.8720.87103
1.42323
0.568 201.6989
243.315 0.702627
1.760 0.004958
0.004 1.7560.697669
1.485772
0.361 207.5893
227.365 0.673051
2.771 0.004817
0.004 2.7670.668233
1.635187
0.410 212.1791
243.435 0.611551
2.442 0.004713
0.004 2.4380.606838
1.663089
0.380 217.2292
248.528 0.601291
2.631 0.004603
0.004 2.6270.596687

Penyebab yang memengaruhi faktor kekotoran secara langsung adalah Uc dan


Ud. Secara teoritis, nilai Uc > Ud sehingga nilai dari Rd selalu positif.

Analisis Efektifitas dan NTU


 Aliran Berlawanan Arah
Aliran Fluida Q h Uc Ud Rd e NTU
(m3/s) W/m2.oC W/m2.oC W/m2.oC m2.oC/W

1/5 Steam 2.40E-06 198.4795 166.1864 1.1402 0.8710 0.8971 2.5817


Air 6.20E-05 577.9452
2/5 Steam 3.00E-06 216.5328 201.6989 1.4232 0.6977 0.9286 2.9113
Air 1.42E-04 1700.7079
3/5 Steam 3.30E-06 219.5423 207.5893 1.4858 0.6682 0.9429 3.1822
Air 1.68E-04 2223.3994
4/5 Steam 3.40E-06 222.3202 212.1791 1.6352 0.6068 0.9571 3.4944
Air 2.28E-04 2737.6546
5/5 Steam 3.60E-06 227.6192 217.2292 1.6631 0.5967 0.9571 3.5000
Air 2.36E-04 2804.2359
 Aliran Searah
Aliran Fluida Q h Uc Ud Rd e NTU
3 2o 2o 2o 2o
(m /s) (W/m . C) (W/m . C) (W/m . C) (m . C/W)
1/5 Steam 3.26E-06 345.1900 187.8705 0.5328 1.8716 0.2281 0.2604
Air 8.10E-05 271.0023
2/5 Steam 4.20E-06 808.8125 243.3155 0.5681 1.7562 0.6333 1.0261
Air 1.40E-04 293.5131
3/5 Steam 2.80E-06 1168.4956 227.3655 0.3609 2.7668 0.8167 1.7347
Air 2.12E-04 255.8565
4/5 Steam 3.20E-06 1559.1459 243.4349 0.4096 2.4375 0.8417 1.8888
Air 2.56E-04 267.5092
5/5 Steam 3.40E-06 1800.5397 248.5278 0.3801 2.6269 0.7714 1.5004
Air 2.74E-04 270.1124

Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai efisiensi dari aliran
berlawanan arah lebih besar dikarenakan suhu keluaran air dari aliran berlawanan
arah lebih besar. Dengan kata lain, nilai efisiensi ini tergantung dari suhu masukan
serta keluaran dari fluida dingin dan steam. Sesuai dengan hasil perhitungan yang
ada, nilai NTU memiliki hubungan berbanding lurus dengan efektifitas.
Analisis Kesalahan
 Adanya kesalahan paralaks yang mengakibatkan kesalahan pencatatan
volume air dan kondensat.
 Terjadinya kemacetan pada keluaran dari pipa dan valve yang
memungkinkan terjadinya perubahan nilai pada suhu sehingga suhu yang
tercatat tidak sesuai dengan yang seharusnya.
 Proses pembukaan valve yang kurang sesuai sehingga volume air dan steam
serta suhu tidak optimal.
8. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :
1. Double Pipe Heat Exchanger berfungsi mempertukarkan suhu antara dua
fluida dengan melewati dua bidang batas. Bidang batas pada alat penukar kalor
ini berupa pipa yang terbuat dari berbagai jenis logam sesuai dengan
penggunaan dari alat tersebut.
2. Beberapa faktor yang menjadi parameter unjuk kerja dari alat Double Pipe
Heat Exchanger adalah faktor kekotoran (dirt factor), luas permukaan
perpindahan kalor, koefisien perpindahan kalor, beda temperatur rata-rata,
jenis aliran (bilangan reynold) dan arah aliran (co-current atau counter
current).
3. Faktor pengotoran akan memperkecil efisiensi HE. Parameter faktor kekotoran
pada alat ini sangat mempengaruhi unjuk kerja alat tersebut. Hal ini terlihat
dari koefisien perpindahan panas menyeluruh antara alat saat bersih (UC)dan
saat kotor (UD) yang akan berpengaruh pada temperatur akhir yang diperoleh.
4. Aliran fluida berlawanan akan mempunyai selisih suhu uap dan air awal yang
relatif sama dengan selisih suhu uap dan air pada kondisi akhir.
5. Aliran fluida searah akan memberikan selisih suhu uap dan air awal jauh lebih
besar daripada selisih suhu uap dan air pada kondisi akhir.
6. Aliran counter current lebih efektif daripada aliran co current. Perpindahan
panas yang terjadi pada aliran berlawanan lebih menyeluruh, fluida panas dan
fluida dingin saling bertukar panas pada titik-titik yang memiliki perbedaan
suhu yang besar sehingga jarak suhu steam dan air keluar cukup dekat.
7. Untuk kedua aliran, laju air meningkat  Re meningkat  h0 dan hi meningkat
 Uc meningkat  Rd meningkat  UD menurun  LMTD meningkat ɛ
meningkat  NTU meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Proses Operasi Teknik I, Teknik Gas dan Petrokimia UI.

Holman,J.P. 1997. Perpindahan Kalor. Jakarta:Erlangga.

Kern,D.Q. 1981. Process Heat Transfer.Mc-Graw Hill International Company Book,


GAMBAR ALAT

Seperangkat alat Penukar Kalor Heat Exchanger Type Double Pipe


DIAGRAM ALIR DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER

COCURRENT

Keterangan :

- Cw : cold water
- Hw : hot water
DIAGRAM ALIR DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER

COUNTER CURRENT

Keterangan :
- Cw : cold water
- Hw : hot water

Vous aimerez peut-être aussi