Vous êtes sur la page 1sur 8

ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

Model Integrasi Simpus Dalam Skema BPJS Kesehatan


(Studi Kasus Aplikasi SISFOMAS dan P-Care)

Sunandar Hariyanto1, Eko Nugroho2, Silmi Fauziati3


1
Mahasiswa Pascasarajana Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik UGM
2,3
Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik UGM
sunandarharry.cio.8b@mail.ugm.ac.id1, ekonugroho@ugm.ac.id2, silmi.fauziati@ugm.ac.id3

Abstract—In the era of national health insurance (JKN) untuk mengatasi pencatatan data ganda oleh petugas
utilization of P-Care application on primary health care is PUSKESMAS, penelitian ini dipastikan berhasil
a duty that must be executed. Whereas in general most melakukan uji coba sesuai dengan skenario quality
have a health record system called Simpus, where the assurance (QA) yang ditetapkan oleh divisi teknologi
functions and features between the two applications have informasi BPJS.
similarities, resulting in multiple records that cause Kata Kunci : SOA, Integrasi, Bridging, interoperabilitas,
ineffectiveness in work for officers. In this thesis, the Web Services, JSON, API
researcher makes the model of integration model using
I. PENDAHULUAN
web service with service oriented architecture approach
(SOA) through JSON (Javascript Object Notation) data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
format. Application of SOA to perform service-based diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
integration with Task Centered System Design method in Sosial (BPJS) telah resmi diberlakukan kepada seluruh
interoperability between P-Care applications with masyarakat Indonesia sejak 1 Januari 2014. JKN
Simpus. The result of this research is to build an dicetuskan pertama kali oleh presiden Megawati
interoperability model by creating a library class which is Soekarno Putri saat mensahkan UU No.40 tahun 2004
used as Simpus connection with web service which has tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)[1].
been provided for application developer access through Munculnya UU SJSN ini dipicu oleh UUD 1945 dan
browser with one of the features to check eligible perubahannya tahun 2002 dalam pasal 5 ayat (1), pasal
membership of Social Security Administering Board 20, pasal 28H ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), serta pasal
(BPJS). In addition, to overcome the input of multiple 34 ayat (1) dan ayat (2) yang mengamanatkan untuk
data officers in PUSKESMAS, it is confirmed by dilakukannya pengembangan Sistem Jaminan Sosial
successfully conducting the test in accordance with Nasional[2].
quality assurance (QA) scenario set by BPJS information Dimulainya pelaksanaan JKN dibarengi dengan
technology division. penerapan aplikasi P-Care, peneliti mengamati adanya
Keywords : SOA, Integration, Bridging, interoperability, Web sebuah proses pencatatan ganda yang ada di pelayanan
Services, JSON, API kesehatan primer seperti PUSKESMAS, dimana pada
umumnya sudah memiliki sistem pencatatan yang di sebut
Intisari—Pada era jaminan kesehatan nasional (JKN) Simpus (Sistem Informasi Manajemen PUSKESMAS)
pemanfaatan aplikasi P-Care pada pelayanan kesehatan sehingga menyebabkan ketidakefektifan dalam pelayanan
primer merupakan kewajiban yang harus dijalankan. terhadap pasien, kemudian ditambah belum adanya suatu
Sedangkan pada umumnya sebagian besar telah memiliki format standar integrasi data antar layanan kesehatan
primer di PUSKESMAS, klinik dokter. PUSKESMAS
sebuah sistem pencatatan pelayanan kesehatan yang
merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang menjadi
disebut Simpus, dimana fungsi dan fitur antara kedua
bagian dari terselenggaranya program JKN. Keberadaan
aplikasi memiliki kesamaan, sehingga terjadi pencatatan PUSKESMAS sebagai penyedia pelayanan kesehatan
ganda yang menyebabkan ketidakefektifan dalam bekerja (PPK) tingkat I menjadi tempat pertama yang wajib
bagi petugas. Pada tesis ini, peneliti membuat rancangan dikunjungi oleh pasien yang akan berobat. Oleh karena
model integrasi menggunakan web service dengan itu, PUSKESMAS diharapkan memiliki sistem informasi
pendekatan service oriented architecture (SOA) melalui (Simpus) yang handal dalam mengelola seluruh data dan
format data JSON(Javascript Object Notation). informasi yang dapat didapatkan dari pasien, mulai dari
Penerapan SOA untuk melakukan integrasi berbasiskan tahap pendaftaran, tahap anamnesis (keluhan pasien),
layanan dengan metode Task Centered System Design hasil pemeriksaan, diagnosis, hingga pemberian
dalam interoperabilitas antar aplikasi P-Care dengan obat[2][3]. Untuk itu format sebuah data komunikasi
Simpus. Hasil penelitian ini adalah membangun sebuah antar berbagai pelayanan kesehatan perlu dibuat agar
model interoperabilitas dengan cara membuat sebuah memudahkan pengembang ataupun pusat data dan
kelas library yang digunakan sebagai koneksi Simpus informasi dalam menerima data transaksi pelayanan
dengan web service yang telah disediakan untuk diakses kesehatan yang ada di PUSKESMAS sebagai pemberi
pengembang aplikasi melalui browser dengan salah satu pelayanan kesehatan primer[3].
fitur untuk pengecekan eligible kepesertaan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Selain itu juga

218 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM


CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

II. STUDI LITERATUR menyatukan skema antar data dan mengartikan


Interoperabilitas Sistem Informasi yang baik dan handal elemen-elemen data.
harus melalui proses dengan perencanaan yang matang 2. Integrasi pesan, penekanannya pada pertukaran pesan
dan tepat sesuai dengan kaidah-kaidah yang jelas untuk aplikasi antar aplikasi. Integrasi pada level ini
menghasilkan sistem yang dibutuhkan untuk diterapkan menghadapi masalah bagaimana mengkonversi data
dalam suatu organisasi seperti PUSKESMAS. Penelitian kedalam pesan yang disepakati dan tranformasi dalam
model integrasi Simpus SISFOMAS dan P-Care dengan berbagai format yang dimengerti oleh aplikasi.
pendekatan SOA menggunakan web service ini dilandasi 3. Integrasi komponen, menekankan pada membungkus
dari beberapa penelitian yang telah dilakukan legacy system menggunakan teknologi komponen
sebelumnya. (CORBA, .NET atau J2EE) dan menggabungkan
Tarigan[4] melakukan penelitian tentang komponen melalui interface. Masalah yang dihadapi
perancangan basis data dengan basis SOA untuk Dinas adalah integrasi antar model komponen yang berbeda.
Kesehatan Kabupaten Sleman. Pada penelitian tersebut 4. Integrasi aplikasi, mengintegrasikan aplikasi
bertujuan untuk membuat rancangan basis data dan akses menggunakan API yang dipublikasikan, format pesan,
data berbasiskan SOA untuk mengintegrasikan data skema basis data, atau teknik lainnya. Masalah
transaksional PUSKESMAS pada Server Dinas utamanya adalah penyatuan model data yang antar
Kesehatan Sleman. Pada perancangan tersebut aplikasi.
diharapkan dapat membantu stake holder yang terkait 5. Integrasi layanan, ditekankan pada pembuatan layanan
dengan data pelaporan PUSKESMAS untuk membuat bisnis abstrak yang tidak terikat pada basis data, model
sebuah kebijakan kesehatan pada wilayahnya. Pada komponen atau paket aplikasi tertentu. Masalah
penelitian ini mencoba mengintegrasikan 3 macam utamanya adalah kesiapan arsitektur integrasi sehingga
aplikasi yang dibangun oleh 3 macam vendor, peneliti interface layanan dapat benar-benar dipisahkan dari
membangun sebuah service yang mana berfungsi untuk implementasi.
menerima data transaksional yang berasal dari variabel 6. Integrasi proses, penekanannya pada pembentukan
yang berbeda, namun memiliki konten yang sama, pada proses bisnis baru dengan mengintegrasikan aset yang
level service yang berada di Dinas Kesehatan berfungsi sudah ada (data, komponen, aplikasi dan layanan).
secara searah, hanya menerima data yang dikirimkan Masalah utamanya adalah membutuhkan kesepakatan
PUSKESMAS ke basis data Dinas Kesehatan antar organisasi mengenai proses bisnis dan kesiapan
Kabupaten Sleman yang sebelumnya sudah diidentifikasi infrastrukturnya.
sesuai dengan metode SOA, pada akhirnya menjadi 7. Integrasi antar muka, salah satu pendekatannya adalah
sebuah laporan yang terintegrasi dan bersifat agregasi. dengan memuat portal sebagai layer presentasi
Purba [5] melakukan penelitian mengenai aplikasi utama. Masalah di level ini adalah pendekatan
integrasi data (bridging) Simpus dengan aplikasi P-Care portal hanyalah menyelesaikan sebagian antar muka
BPJS yang diimplementasikan di Puskesmas Bogor dari masalah integrasi yang lebih besar.
Timur di Kota Bogor provinsi Jawa Barat. Penelitian
tersebut bertujuan membuat perancangan integrasi data Integrasi B2B, ditekankan pada otomasi proses dan
Simpus dengan P-Care BPJS, perancangan aplikasi layanan bisnis antar dua organisasi atau lebih.
dengan menggunakan metode RAD (Rapid Application Masalahnya adalah ketika semakin banyak organisasi
Development), tujuan penelitian adalah menghasilkan yang terlibat maka akan semakin komplek.
sebuah metode layanan berbasis SOA untuk mengatasi B. Service Oriented Architecture
ketidakefektifan pelayanan di PUSKESMAS. Erl[8] mendefinisikan SOA sebagai sebuah pemodelan
Pada Penelitian ini memiliki kelebihan daripada perangkat lunak yang dibangun dengan pendekatan
penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki service oriented. Service Oriented sendiri merupakan
kesamaan dalam hal interoperabilitas Simpus dengan P- sebuah pendekatan yang memiliki visi ideal dimana setiap
Care yaitu secara teknis dilakukan real langsung resource dari perangkat lunak terpartisi secara bersih satu
menggunakan API dan server milik BPJS yang resmi, sama lainnya. Setiap resource ini disebut dengan service.
sehingga bukan berupa konsep semata. Service ini mempresentasikan sebuah business logic atau
automation logic dalam sebuah sistem besar. Setiap
III. LANDASAN TEORI service memiliki otonomi sendiri yang membuatnya tidak
A. Integrasi Sistem tergantung satu sama lain. Setiap service dapat
berkomunikasi satu sama lain melalui sebuah protokol
Khun [6] mendefinisikan integrasi sistem sebagai yang sudah terstandarisasi sehingga memudahkan untuk
usaha menggabungkan fungsi-fungsi dari sub sistem, melakukan integrasi service baru dan penyusunan ulang
software/hardware, dengan tujuan menghasilkan sistem kumpulan service disebabkan proses bisnis yang berubah.
terpadu untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan suatu
organisasi. Proses integrasi menurut Eric Newcomer dan C. Konsep SOA
Greg Lomow[7] dikategorikan menjadi beberapa Service-oriented merupakan sebuah pendekatan dalam
tingkatan : penyelesaian masalah besar dengan membaginya menjadi
1. Integasi Data, penekanannya pada integrasi data dan sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan
biasanya berupa sinkronisasi konten dari berbagai permasalahan spesifik. Istilah ini telah ada cukup lama
basis data. Permasalahannya adalah bagaimana dan telah digunakan untuk berbagai macam konteks

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 219


ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

permasalahan dan tujuan tertentu[8]. Contoh dari 2. Service contract, yaitu setiap service memiliki
dekomposisi permasalahan menjadi sekumpulan service kesepakatan mengenai cara untuk komunikasi.
ini dapat dilihat dalam kasus pemesanan di restoran. 3. Autonomy, yaitu service tidak memiliki hak penuh
Misalkan seseorang pelanggan ingin memesan makanan, terhadap semua logika yang dienkapsulasi.
maka ia akan memanggil pelayan di restoran tersebut 4. Abstraction, yaitu service tidak memperlihatkan
untuk mencatat pesanan, lalu pelayan tersebut bagaimana logika dimplementasi didalamnya.
memberikan pesanan kepada dapur untuk dimasak. 5. Reusabilty, yaitu logika dibagi menjadi sekumpulan
Setelah makanan yang dimasak telah jadi, makanan service yang dapat memudahkan reuse.
tersebut akan diantar ke pelanggan oleh pelayan. Dengan
6. Statelessness, yaitu service tidak memiliki status
pendekatan service-oriented, penyelesaian masalah itu
tertentu terkait dengan aktivitas yang dilakukannya.
dapat dibagi menjadi sekumpulan service berupa
pemesanan makanan, pengantaran pesanan ke dapur, 7. Discoverability, yaitu service didesain untuk deskriptif
pembuatan makanan di dapur, dan pengantaran makanan sehingga bisa ditemukan dan diakses melalui
ke pelanggan. mekanisme pencarian tertentu.
Service sendiri dapat dipandang sebagai enkapsulasi
IV. METODE
logika dari satu atau sekumpulan aktivitas tertentu. Bila
dicontohkan dalam sebuah otomasi bisnis, service dapat Metode penelitian yang dilakukan menggunakan
dilihat pada Gambar 1. Otomasi bisnis merupakan metode task centered system design (TCSD), focus group
sekumpulan aktivitas yang disusun dalam langkah- discussion (FGD), dokumentasi dan simulasi. FGD
langkah sebagai implementasi proses bisnis. Lingkup dari merupakan suatu cara pengumpulan data informasi suatu
service tidak terbatas, service dapat mengenkapsulasi masalah yang sangat spesifik dengan cara diskusi
sebuah proses besar atau hanya satu langkah proses kecil. kelompok. Kemudian simulasi adalah proses peniruan
Hal ini dapat disesuaikan tergantung kebutuhan. Misalkan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya
bila dicontohkan dalam kasus pemesanan makanan (state of affarirs).
sebelumnya, sebuah service pembuatan makanan didapur Task Centered System Design (TCSD) merupakan
dapat didekomposisi lagi menjadi beberapa langkah. metode dalam Human Computer Interaction (HCI) yang
Misalkan penyediaan bahan, pemeriksaan keberadaan digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna
bahan, proses masak, dan sebagainya. dan kebutuhan task [11]. Hasil identifikasi digunakan
Setelah seluruh permasalahan dapat dibagi dalam
sebagai dasar perbaikan interface Simpus yang didukung
beberapa service, solusi dari permasalahan tersebut harus
bisa diselesaikan dengan memungkinkan seluruh service dengan observasi dan wawancara langsung pada
berpartisipasi dalam sebuah orkestrasi. Untuk itu ada pengguna. Pengembangan interface Sistem Informasi
beberapa permasalahan yang harus dimiliki oleh service, Manajemen Puskesmas (Simpus) berfokus pada
yaitu bagaimana service berhubungan, bagaimana service penambahan modul layanan interoperabilitas pada P-
berkomunikasi, bagaimana service dikembangkan, dan Care. Metode TCSD meliputi 4 tahap, yaitu
bagaimana pesan antar service didefinisikan[8]. Identification, User Centered Requirements Analysis,
Design as Scenario, dan Walthrough Evaluate.
process
1. Identifikasi (Identification)
step Pada tahapan pertama berpusat pada
pengidentifikasi masalah dari pengguna dari sistem
service dan mengartikulasikan tugas-tugas yang realistis.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan gambaran
service
pengidentifikasian masalah pengguna dan tugas yang
memberikan cakupan yang realistis dalam
sub-process
menggunakan sistem serta jenis tugas apa yang akan
dilakukan.
2. User Centered Requirements Analysis
process Tahap berikutnya dalam TCSD adalah
menganalisis permasalahan yang ada serta untuk
service memutuskan apakah hasil dari analisis akan
disertakan atau dikecualikan dari desain. Daftar ini
Gambar 1 Enkapsulasi Business Process dengan Service[8]
akan menjadi dasar dalam memfokuskan analisis
persyaratan desain sistem.
Pembagian berdasarkan service ini sesungguhnya 3. Desain Melalui Skenario (Design as Scenario)
bukan sesuatu yang baru, karena telah banyak diterapkan. Tahap yang menentukan desain sistem proses
Namun hal baru dari pendekatan service-oriented ini dan data yang diperlukan oleh sistem baru dan
terkait dengan sifat-sifat yang dimilikinya, yaitu[8] : mengembangkan desain untuk menyesuaikan
1. Loosely coupled, yaitu setiap service berdiri sendiri pengguna dan tugas tertentu. Membuat desain secara
secara independen dan tidak tergantung service lain simulasi, dimana desain alternatif tersebut
untuk berjalan. Ketergantungan diminimalisir dikembalikan pada pengguna sehingga diperoleh satu
sehingga hanya butuh mekanisme komunikasi satu alternatif desain yang sesuai dengan kebutuhan
sama lain. pengguna.

220 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM


CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

4. Walkthrough Evaluate dipenuhi dan ada didalam aplikasi interoperabilitas


Pada tahap ini melakukan evaluasi akhir dapat diringkas seperti pada Tabel 1.
terhadap desain system kemudian dimana desain
sistem dibentuk dan dibangun menjadi suatu kode Tabel 1 Ringkasan Layanan Petugas di PUSKESMAS
dengan Sistem Informasi
(program) yang siap untuk dioperasikan.
No. Fungsi/Unit Proses Kerja
Pengujian hasil penelitian ini menggunakan template 1 Pendaftaran 1. Pengecekan eligible
yang ditetapkan oleh divisi teknologi informasi BPJS pasien
pusat yang berupa quality assurance (QA) yang diadopsi 2. Pendaftaran Pasien
dari pengujian black box test yang bertujuan untuk 2 Poli 1. Anamnesa dan
pengecekan validitas fungsi-fungsi yang dikembangkan Mendiagnosa pasien
sudah sesuai dengan apa yang dirancang dan diharapkan 2. Melakukan Treatment
fungsinya. Tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada pasien
Gambar 2. 3. Merujuk Pasien ke
faskes tingkat 1
3 Laborat 1. Melakukan pelayanan
penunjang Pasien

4 Farmasi 1. Memberikan resep


obat sesuai anjuran
yang diberikan
dokter/medis
5 Kasir 1. Pelayanan keuangan
Pasien
6 Administrator 1. Manajemen Data
Sistem

B. Analisis Service Oriented


Pada tahapan analisis service oriented adalah
menganalisis permasalahan dan mengidentifikasi
layanan dan logika apa saja yang akan dienkapsulasi
menjadi sebuah service library dalam penelitian ini.
Kegiatan yang dilakukan setiap unit di PUSKESMAS
menggunakan SISFOMAS secara umum diringkas
dalam Tabel 1 dan kondisi yang akan dicapai
ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 2 Tahapan Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian ini adalah sebuah konsep SOA
dengan menggunakan metode web service atau API untuk
mengatasi permasalahan pemasukan ganda pada petugas
PUSKESMAS yang menggunakan aplikasi SISFOMAS
dan P-Care. Adapun hasil ditentukan oleh pengecekan
validitas fungsi-fungsi standar yang telah di tentukan
dalam quality assurance (QA) BPJS. Berikut adalah hasil
dan pembahasan sesuai dengan tahapan penelitian seperti
Gambar 2. Gambar 3 Kondisi yang Sebelum bridging

A. Analisis Kebutuhan Sistem


Analisis kebutuhan sistem dalam penelitian ini
dibuat untuk memenuhi kebutuhan pertukaran data
antara SISFOMAS dan P-Care agar tidak terjadi
pemasukan ganda yang mana diketahui kedua aplikasi
memiliki similaritas data yang diinputkan sehingga
menyebabkan ketidakefektifan bagi petugas di
PUSKESMAS, untuk itu analisis kebutuhan sistem
langsung dikaitkan kepada kebutuhan pengguna dan
pemangku kepentingan terhadap data kesehatan yang
ada di PUSKESMAS. Kebutuhan sistem yang wajib
Gambar 4 Kondisi yang ingin dicapai setelah bridging

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 221


ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

C. Model Arsitektur Interoperabilitas


Model arsitektur interoperabilitas SISFOMAS
dan P-Care secara umum dijelaskan pada Gambar 5.

Gambar 7 DAD Proses Bisnis Bridging SISFOMAS dan P-


Gambar 5 Model Arsitektur Interoperabilitas SISFOMAS Care
dan P-Care
D. Perancangan Layanan (service) dan Library
Gambar 6 mendeskripsikan kebutuhan arsitektur SOA
LAN di PUSKESMAS untuk mendukung implementasi Dalam penelitian ini fokus pada permasalahan
aplikasi SISFOMAS bridging P-Care secara ideal integrasi aplikasi SISFOMAS dan P-Care, dalam
berdasarkan pengalaman-pengalaman penulis dalam proses pengembangan modul service, BPJS melalui
implementasi sistem. divisi teknologi informasinya sudah membuat sebuah
website dokumentasi yang sangat baik dengan url
http://dvlp.bpjs-kesehatan.go.id:9080/pcare-rest-dev/,
semua dokumentasi teknis sudah disediakan dalam
laman page tersebut, setiap pengembang yang ingin
melakukan bridging harus mengikuti langkah-langkah
dan format yang distandarkan dari sisi pengembangan
modul service. Berikut Gambar 8 adalah sebuah
library class yang dikembangkan untuk bahasa
pemograman web based.

<?php
Class Bridgingpcare {
var $consId;
var $secretKey;
var $username;
var $password;
var $mainUrl;
var $codeprovider;
var $kodeaplikasi = "095";
Gambar 6 Rancangan Arsitektur Network Bridging
var $timestamp;
SISFOMAS dengan P-Care
var $signature;
var $authorization;
Dalam rancangan Gambar 6, beberapa hal yang harus di
persiapkan oleh manajemen PUSKESMAS untuk function __construct() {
date_default_timezone_set('UTC');
melakukan implementasi SISFOMAS yaitu dengan $CI =& get_instance();
menyediakan sebuah server dengan spesifikasi tertentu, $varPcare = $CI->db->get('ref_profiles')->row();
koneksi internet yang stabil, perlengkapan kebutuhan $this->consId=$varPcare->cons_id;
$this->secretKey=$varPcare->secret_key;
LAN dan jumlah personal komputer menyesuaikan $this->username=$varPcare->username_pcare;
dengan jumlah poli atau pengguna yang ada. $this->password=$varPcare->password;
Tahapan selanjutnya adalah membuat $this->mainUrl=trim($varPcare->mainurl);
$this->codeprovider=$varPcare->code_provider;
perancangan proses bisnis menggunakan DAD pada level $this->timestamp = strval(time()-strtotime('1970-01-01 00:00:00'));
1 seperti ditunjukkan pada Gambar 7, dalam proses $signature = hash_hmac('sha256', $this->consId."&".$this->timestamp,
$this->secretKey, true);
melibatkan 4 entitas dan 2 proses utama untuk proses $this->signature = base64_encode($signature);
interoperabilitas antara SISFOMAS dan P-Care BPJS. $this->authorization = base64_encode('\"'.$this-
>username.'\"'.":".$this->password.":".$this->kodeaplikasi);
}

222 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM


CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

function getPesertaByNomorPeserta($nopeserta) { Pengujian


// $url = "v2/peserta/" . $nopeserta;
No. Skenario Pengujian Hasil Keterangan
$url = "v1/peserta/" . $nopeserta;
$opts = array( 'http'=>array( Kondisi valid
'method'=>"GET", referensi Kesadaran
'header'=>"X-cons-id: ".$this->consId."\r\n" .
"X-Timestamp: ".$this->timestamp."\r\n" . Menampilkan
"X-Signature: ".$this->signature."\r\n" .
4 BERHASIL SESUAI
referensi Obat
"X-Authorization:Basic".$this- >authorization."\r\n"));
Menampilkan
//print_r($opts); die(); 5 BERHASIL SESUAI
$context = stream_context_create($opts); referensi Poli FKTP
//print_r($context); die(); Menampilkan
$result = file_get_contents($this->mainUrl . trim($url),
6 BERHASIL SESUAI
referensi Poli FKTL
false, $context);
Menampilkan
return $result;
} 7 referensi Provider BERHASIL SESUAI
Rayonisasi
public function execute($param=array()) Menampilkan
{ 8 referensi Status BERHASIL SESUAI
$url = $this->mainUrl.$param['url'];
$opt = array('http'=>array(
Pulang RITP
'method'=>'POST', Menampilkan
'header'=>"X-cons-id: ".$this->consId."\r\n" . 9 referensi Status BERHASIL SESUAI
"X-Timestamp: ".$this->timestamp."\r\n" . Pulang RJTP
"X-Signature: ".$this->signature."\r\n" .
"X-Authorization: Basic ".$this->authorization."\r\n".
Melakukan
"Content-type: application/json"."\r\n",'content'=>$param['postData'] pendaftaran lalu
)); melakukan pelayanan
$context = stream_context_create($opt); Kesehatan RJTP
$result = file_get_contents($url, false, $context); 10 BERHASIL SESUAI
dengan status pulang
return $result;
}
Rujuk lanjut ke
} FKTP termasuk
?> rayonisasi.
Gambar 8 Library Komponen SOA untuk SISFOMAS Melakukan
pendaftaran lalu
Library komponen SOA yang dikembangkan melakukan pelayanan
sebagai modul layanan untuk dapat berkomunikasi antara Kesehatan RJTP
11 BERHASIL SESUAI
SISFOMAS dengan P-Care, ditelaah lebih jauh yang dengan status pulang
perlu diperhatikan oleh pengembang adalah menyediakan Rujuk lanjut ke
4 variabel konstan untuk digunakan sebagai parameter FKTP tidak termasuk
rayonisasi.
keamanan komunikasi yang diletakkan setiap header
Melakukan
modul service, empat variabel yaitu X-cons-id, X- pelayanan di FKTP
Timestamp, X-Signature, X-Authorization dan untuk dengan status RITP
variabel X-Authorization digunakan untuk mengenkripsi 12 lalu mendambahkan BERHASIL SESUAI
data dan parameter yang dikirimkan ke web service obat, tindakan &
dengan kombinasi beberapa variabel utama seperti penunjang
usernamePcare, passwordPcare, kodeAplikasi dengan diagnostic.
nilai default “95” kemudian digabungkan dengan pola Melakukan
Base64 Basic, 4 variabel tersebut diparsing melalui http pelayanan RJTP
13 BERHASIL SESUAI
lebih dari satu di hari
header setiap url service. yang sama
Melakukan
E. Pengujian pelayanan RITP lebih
Service bridging setelah selesai dikembangkan, 14 BERHASIL SESUAI
dari satu dihari yang
dilanjutkan dengan uji coba menggunakan template sama
quality assurance (QA) yang sudah disusun secara resmi Melakukan
oleh divisi teknologi informasi BPJS, daftar pengujian penghapusan data
15 BERHASIL SESUAI
seperti pada Tabel 2. Tahapan ini bertujuan untuk pendaftaran yang
memastikan skenario yang dirancang sudah sesuai belum dilayani
kebutuhan fungsional tertentu[9]. Melakukan
penghapusan data
Tabel 2 Hasil Uji Fungsi Secara Real [10] 16 BERHASIL SESUAI
pendaftaran yang
Pengujian sudah dilayani
No. Skenario Pengujian Hasil Keterangan Melakukan
Kondisi valid 17 penghapusan data BERHASIL SESUAI
Menampilkan obat pada pelayanan
1 BERHASIL SESUAI
referensi Diagnosa Melakukan
Menampilkan penghapusan data
2 BERHASIL SESUAI 18 BERHASIL SESUAI
referensi Dokter PPK penunjang diagnostic
3 Menampilkan BERHASIL SESUAI pada pelayanan

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 223


ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

Pengujian
No. Skenario Pengujian Hasil Keterangan
Kondisi valid
Melakukan
penghapusan data
19 BERHASIL SESUAI
tindakan pada
pelayanan
Di Zoom akan tampil seperti
Melakukan Gambar 11
20 perubahan data BERHASIL SESUAI
pelayanan
Melakukan
21 BERHASIL SESUAI Gambar 11 Modul pendaftaran di P-Care
perubahan data obat
Melakukan
22 perubahan data BERHASIL SESUAI
penunjang diagnostik
Melakukan pencarian
23 BERHASIL SESUAI
data peserta
Melakukan
24 penghapusan data BERHASIL SESUAI Gambar 12 List Pasien di Modul Pendaftaran P-Care
penunjang diagnostic
Melakukan Gambar 9-12 merupakan hasil pengujian
25 penghapusan data BERHASIL SESUAI
interoperabilitas SISFOMAS dengan P-Care, dimana
obat
Melakukan
skenarionya adalah petugas PUSKESMAS mendaftarkan
26 penghapusan data BERHASIL SESUAI pasien atas nama Sunandar hariyanto ke poli umum
tindakan melalui SISFOMAS kemudian sukses, sekian detik data
pendaftaran pasien akan otomatis muncul di P-Care, dari
hasil ujicoba tersebut artinya sukses dilakukan dan sesuai
Pada Tabel 2 menjelaskan bahwa modul layanan yang dengan list ujicoba QA BPJS pada Tabel 2 nomor 10.
dikembangkan telah sesuai dengan minimal requirement
berdasarkan quality assurance yang telah ditetapkan, VI. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
validitas mulai dari masukan, proses dan keluaran telah
sesuai. Prosedur diawali dengan pengecekan pendaftaran Penelitian ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan
pasien, pelayanan oleh paramedis sampai dengan pasien dalam lingkup subjek yang diteliti, adapun beberapa hal
pulang sudah sesuai dan memenuhi data yang diharapkan yang peneliti temukan dan tuliskan selama melakukan
oleh pihak BPJS. penelitian.
1. Kelebihan
▪ Penelitian dilakukan fokus pada skema SOA milik
BPJS yang sudah berjalan secara live atau
digunakan secara langsung di PUSKESMAS yang
menjadi pengguna SISFOMAS yang ada di
Indonesia. Secara teknis dilakukan sesuai
dokumentasi resmi BPJS [10]
▪ Pengembangan aplikasi SISFOMAS berdasarkan
prinsip-prinsip rekammedis yang sesuai dengan
Data P-Care yang di
ambil (Get) library peraturan pemerintah melalui menteri kesehatan.
Class method
GetPesertaPcare
Hal tersebut diatas didukung oleh sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi di bidang
Gambar 9 Modul Pendaftaran di Simpus SISFOMAS rekammedis dan juga berdasarkan sudut pandang
seorang klinisi atau dokter dalam penanganan
seorang pasien.
▪ Penelitian dilakukan berdasarkan kebutuhan
pengguna SISFOMAS pada era JKN wajib
menggunakan P-Care, dimana sesuai dengan
permasalahan yang ditemukan pada pokok
penelitian yaitu menghilangkan input ganda yang
Gambar 10 List Pendaftaran Pasien Di SISFOMAS dilakukan oleh petugas-petugas di PUSKESMAS.
2. Kekurangan
▪ Penelitian interoperabilitas ini hanya bersifat
bottom up dan searah belum bersifat dua arah
antara SISFOMAS dan P-Care.
▪ Belum berfokus pada hal optimasi sebuah aplikasi
penunjang petugas PUSKESMAS, dilihat dari
sudut pandang kecepatan, biaya maupun waktu

224 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM


CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

yang dibutuhkan. DAFTAR PUSTAKA


[1] P. R. Indonesia, “Sistem Jaminan Sosial Nasional
VII. KESIMPULAN
(SJSN),” Pemerintah RI, no. 40, 2004.
Dari penelitian perancangan model integrasi Simpus [2] Presiden Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah
dengan skema JKN menghasilkan beberapa kesimpulan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014,” no. 46, 2014.
utama yang dirangkum seperti berikut ini: [3] Kemenkes RI, “PP Menteri Kesehatan Indonesia No. 92
1. Penelitian implementasi SOA dengan menggunakan tahun 2014,” pp. 1–19, 2014.
web service dalam aplikasi SISFOMAS yang ada di [4] I. Y. S. (MTI U. Tarigan S, “Perancangan Database dan
Layanan Akses Berbasis Service Oriented Architecture
PUSKESMAS dapat melakukan komunikasi data (SOA) untuk data transaksional puskesmas pada Dinas
(pengiriman data) secara searah ke aplikasi P-Care Kesehatan Kab. Sleman,” Gadjah mada, 2010.
BPJS. Proses bridging ini merupakan langkah yang [5] H. Purba and K. N. Siregar, “Perancangan Integrasi
tepat dalam mengatasi masalah pencatatan ganda Primary Care BPJS Kesehatan dan Simpus di Puskesmas
yang terjadi selama ini, sehingga dapat membantu Bogor Timur , Kota Bogor Tahun 2014,” pp. 1–21, 2014.
petugas di PUSKESMAS untuk lebih memanfaatkan [6] D. R. Khun, “On the Effective Use of Software Standards
waktunya dalam peningkatan pelayanan terhadap in System Integration, Proceeding of the First
pasien. International Conference on System Integration, New
2. Setelah dilakukan uji coba secara online aplikasi Jersey.,” 1990.
[7] G. LOMOW And Newcomer, “Understanding SOA with
SISFOMAS yang sudah menggunakan modul web web Service Addison Wesley Profesional.,” 2004.
service dapat berjalan sesuai dengan skenario (quality [8] T. Erl, “Service-Oriented Architecture: Concepts,
assurance) milik BPJS dan hasil penelitian sesuai Technology, and Design, Prentice Hall PTR, Upper
dengan yang diharapkan oleh pemangku kepentingan Saddle River, New Jersey 07458,” 2005.
dan end user di PUSKESMAS. [9] L. Williams, “‘Testing Overview and Black Box testing
3. Saat ini kondisi di PUSKESMAS yang telah meng- Techniques’.,” 2006.
upgrade versi SISFOMAS dapat melakukan proses [10] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, “Panduan Teknis
pekerjaan input data hanya sekali entri saja tanpa Web Service P-Care BPJS,” 2015. [Online]. Available:
harus login dan input data ke aplikasi P-Care BPJS. http://dvlp.bpjs-kesehatan.go.id:9080/pcare-rest-
dev/#pengguna. [Accessed: 23-Sep-2016].
VIII. SARAN [11] Lewis & Reiman (1993) Task Centered User Interface
Design: A Practical Introduction. University of Colorado,
1. Setelah adanya proses bridging sistem ini, Boulder. Shareware book available from
diperlukannya sebuah koneksi internet yang cukup ftp.cs.colorado.edu/pub/cs/distribs/clewis/HCIDesign-
stabil, agar proses pengiriman data tidak mengalami Book/.
kendala atau bahkan kegagalan dalam pengiriman ke
database P-Care melalui web service.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat
memfokuskan pada optimasi library dan query
proses pengiriman data ke server P-Care BPJS.

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 225

Vous aimerez peut-être aussi