Vous êtes sur la page 1sur 27

249

17. PRINSIP-PRINSIP DOKTER YANG ISLAMI DAN KESEHATAN


HAJI

PENDAHULUAN

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para


nabi : “Sungguh, apa saja yang aku berikan kepadamu berupa
kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul
yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah
berfirman : “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-
Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab : “Kami
mengakui”. Allah berfirman : “kalau begitu saksikanlah (hai
para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”.
(Q.S.3/81).

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan


anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah
Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab : “Betul (Engkau Tuhan
kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : “Sesungguhnya
250

kami (bani Adam) adalah orang – orang yang lengah terhadap


ini (keesaan Tuhan)”.
(Q.S.7/172)
Kutipan kedua firman Allah di atas menunjukkan kedudukan yang
mulia dan terhormat Nabi Muhammad SAW. dihadapan para Nabi
sebelumnya, serta kemuliaan manusia (Anak Adam) dibandingkan
dengan semua makhluk ciptaan Allah yaitu diambil sumpah
dihadapan Allah SWT. sejak di alam arwah sebelum ditempatkan
calon manusia ini di dalam rahim sang ibu yang akan
mengandung dan melahirkannya.
Dalam konteks pelayanan dokter dan kesehatan haji, maka
seorang dokter (Muslim) tidak hanya dituntut pengamalan
profesinya yang sebaik-baiknya, tetapi juga harus memahami
masalah haji itu sendiri. Profesi kedokteran adalah profesi yang
luhur dan mulia yang berhubungan dengan tugas kemanusiaan,
lebih-lebih yang di hadapi adalah penderita yang sangat
mengharapkan pertolongan bagi kesembuhan penyakit yang di
deritanya. Seorang dokter akan berhadapan dengan sesama
manusia dengan berbagai karakter (watak) yang tidak hanya
mempunyai fisik (raga) tetapi juga jiwa dengan seluruh aspeknya
seperti emosi (perasaan) dan nilai-nilai keagamaan. Karenanya
tidak hanya di tuntut bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan,
tetapi juga sesuai dengan profesinya yang luhur dan mulia
251

memperhatikan hal-hal lain seperti tanggung jawab dan


kesungguhan kerja. Sebagai manusia tentu seorang dokter
memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan, yang tidak hanya
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semata, tetapi juga memerlukan aturan atau panduan yang
normatif dan payung hukum, lebih-lebih dalam melakukan
tindakan medis yang beresiko tinggi (high risk). Semakin tinggi
tingkat pendidikan masyarakat dapat berdampak positif
(menambah kepercayaan) atau negatif (berkurangya
kepercayaan) terhadap profesi kedokteran bahkan tidak sedikit
timbulnya tuntutan hukum yang dilakukan masyarakat yang di
indentikkan dengan kegagalan upaya penyembuhan oleh dokter.
Profesi Kedokteran dan dokter sebagai tenaga kesehatan secara
normatif dan hukum telah di atur dalam Undang-undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran. Dan lebih khusus lagi di atur dalam KODE
ETIK KEDOKTERAN INDONESIA DAN PEDOMAN PELAKSANAAN
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA OLEH MAJELIS
KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN (MKEK) IKATAN DOKTER
INDONESIA (IDI).
Seorang dokter Muslim, dalam menjalankan profesinya, ia terikat
oleh :
252

1. Norma-norma Akhlaqul karimah (perilaku yang mulia) yang


diletakkan dalam tatanan hukum Islam yaitu maqa-shidusy-
syari’ah (tujuan hukum Islam) dan qawa’idusy-syari’ah
(prinsip hukum Islam), yang pada intinya setiap tindakannya
bernilai ibadah kepada Allah SWT.
2. Sumpah dokter
3. Etika Kedokteran (Medical Ethics)
IBADAH HAJI, merupakan rukun Islam yang kelima, yang wajib
dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Dalam
hukum Islam perkataan mampu disebut dengan “Istitha’ah”.
Istitha’ah ini menurut sabda Rasulallah adalah Perbekalan
(harta), Kendaraan dan Keamanan.
Termasuk dalam lingkup perbekalan adalah
a. Takwa (Q.S. 2/197)
b. Kesehatan Jasmani dan Rohani
Dalam bidang kesehatan, upaya kesehatan haji meliputi usaha
promotif, preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan).
Dalam upaya untuk menjaga kondisi fisik yang prima bagi jema’ah
haji, maka pemerintah Indonesia menerapkan 4 disiplin,
mengingat ibadah haji banyak menguras tenaga (persiapan,
perjalanan pelaksanaannya dan lingkungan). Keempat disiplin
tersebut adalah
1. Disiplin dalam beribadah
253

2. Disiplin makan / minum


3. Disiplin beristirahat
4. Disiplin dalam kelompok.
Dalam konteks pelayanan dokter yang Islami dan kesehatan haji,
maka seorang dokter Muslim tentunya ia terikat dengan ajaran
Islam yang dianut dan diyakininya yang sekaligus merupakan jalan
hidup dan panduan dalam seluruh aktifitas amal karyanya (amal
saleh). Setiap Muslim senantiasa menempatkan dirinya atau
perilakunya dalam tiga kerangka dasar Islam yaitu : 1) Keimanan
yang tangguh (istiqamah), 2) Menata hubungan yang intens
dengan Allah (hablun minallah) dan 3) Menata hubungan yang
harmonis dengan sesama dan lingkungannya (hablun
minannas) (Q.S 41/30 : 3/112). Tiga kerangka dasar inilah yang
menjadi komitmen seorang Muslim dalam mewujudkan ajaran
Islam yang rahmatan lil’alamin. Untuk lebih memperkuat dan
kesungguhan serta tanggung jawab melaksanakan tugas
pengabdian maka di perkuat dengan Sumpah yang dalam
lingkungan pemerintahan di sebut sumpah jabatan. Sumpah atau
janji dalam Islam terkait erat dengan sifat amanah dan kejujuran
(shiddiq). Dan sebaliknya melanggar sumpah / janji atau sumpah
palsu adalah khianat dan kedustaan. Iman Ghazali k.a. dalam
Ihya’nya menempatkan sumpah palsu setara dengan sifat dusta,
yang merupakan karakteristik orang-orang munafik
254

PERILAKU DOKTER MUSLIM DALAM PELAYANAN


I. Mencermati Jema’ah Haji yang sakit.
1. Orang yang cacat fisik dapat mengendarai / menggunakan
alat bantu atau ditandu
2. Orang yang lemah dapat meninggalkan Muzdalifah lebih
awal
3. Orang yang lanjut usia (sangat tua) dan berpenyakit
chronis dapat meminta bantuan orang lain untuk
mewakilinya,
4. Jika penyakit terjadi pada masa haji, sisakit dapat ditandu
ke ‘Arafah,
5. Jika patah tulang maka Hajinya batal dan diulang tahun
depan.
II. Perilaku Pemberi Pelayanan (Dokter atau Perawat
Kesehatan lainnya)
(lihat juga BAB VII : Keperawatan Islam)
1. Tulus-ikhlas karena Allah
a. Allah SWT berfirman :
    
 
“Padahal mereka tidak disuruh  
 

  
  
kecuali supaya menyembah    

Allah dengan memurnikan


ketaatan kepada-Nya (ikhlas) dalam (menjalankan) agama.”
255

(Q.S.98/5)

“Dan mereka memberikan    


   
makanan yang
disukainya     
kepada orang miskin, anak     

yatim dan orang yang ditawan,
sesungguhnya kami memberi
makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu
dan tidak pula (ucapan) terima kasih“
(Q.S. 76/8-9)
b. Nabi Muhammad SAW ‫ل‬ ‫ممماَ ل ا ل‬
‫كمم ل‬ ‫ت وما ان ن م‬‫ل اباَلن ننيمماَ ا‬ ‫ممماَ ل‬ ‫ممماَ اعل مع ع م‬
‫ا ان ن م‬
bersabda : ‫خمممماَرايِي‬ ‫ مرمواه ل ال عب ل م‬. ِ‫وي‬ ‫ممممماَن م م‬ ‫ريِ م‬ ‫ممممم ا‬ ‫ا ع‬
“Sesungguhnya amal perbuatan ‫ممممممذ ايِي‬ ‫دا ولموالت لعر ا‬ ‫م وما ملبممممموع م‬ ‫سمممممل ا م‬ ‫م ع‬ ‫وم ل‬
‫ب‬ ‫ن‬
‫خطمماَ ا‬ ‫ع‬
‫ن ال م‬ ‫ممرعبمم ا‬‫ن عل م‬ ‫عمم ع‬ ‫ي م‬ ‫سمماَئ ا ن‬ ‫موالن ن م‬
itu hanyalah dengan Niat dan (10 ‫)التر غيب والتر هيب جاَص‬
sesungguhnya tia-tiap orang
mendapat sesuatu menurut niatnya”
(HR..Bukhari Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’I dari
Umar bin Chaththab r.a).
‫ل‬ ‫ن ال ععم م‬
‫ممم ا‬ ‫م م‬ ‫قب م ل‬
‫ل ا‬ ‫ل ملي م ع‬
‫ج ن‬
‫ن وم م‬
‫ه عم ن‬‫ن الل ل م‬
‫اا ن‬
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa ‫جهممه‬ ‫في بممها و ع‬ ‫ن ل مه م‬
‫خاَل اصاَواب عت ل ا‬ ‫ا انلماَ م‬
‫كاَ م‬
‫م ل ل‬ ‫م ا‬ ‫ص م‬ ‫ل‬ ‫م‬
‫م‬
Ja lla tidak menerima ‫جي لد د‬
‫سمناَد د م‬
‫ي ب ااَ ا ع‬
‫ساَئ ا ي‬
‫داولد م موالن ن م‬ ‫)مرمواه ل اب لوع م‬
‫ة( )الممترغيب والممتر‬ ‫ممم م‬
‫ماَ م‬ ‫ل‬
‫يا م‬ ‫ن ا مابمم ع‬
‫عمم ع‬
‫م‬
sesuatu amal perbuatan jika (14 ‫هيب ج اص‬
tidak disertai dengan
keikhlasan dan mengharapkan keridhaan-Nya”
(H.R.Abu Daud dan Nasa-i dari Abu Umamah)
256

“Sesungguhnya harapan itu ‫ي‬


‫مت ا ع‬‫ن الل لها ال ل ن‬ ‫م م‬
‫ة ا‬ ‫م م‬‫ح م‬ ‫ل مر ع‬‫م ل‬ ‫ماَ اعل م م‬‫ا ان ن م‬
‫دا وملم‬‫م ومل صم‬ ‫ت ا مل‬‫ضعم ع‬ ‫م‬
‫ماَ اعر م‬ ‫ل م‬‫م ل‬‫ل موعل م ال م م‬
‫ع‬
hanyalah rahmat dari Allah ‫س م‬
‫ )مرمواه ل‬.‫جصرا‬ ‫ش م‬ ‫س م‬ ‫غاَرا م‬ ‫غ ممر م‬
‫ك( )فيض‬ ‫ماَل ا د‬ ‫ن م‬ ‫ب عم ع م‬ ‫ال ع م‬
bagi ummatku, kalau tidak ‫س بع ا‬‫ن ان م ا‬ ‫خط اي ع ل‬
(559 ‫ص‬2 ‫القديرج‬
ada harapan tidaklah si ibu,
menanam sebatang pohon”
(H.R.Al-Khatib dari Anas bin Malik)

2. Penyantun
Sifat santun mencerminkan kehalusan budi pekerti, simpati
kesulitan sesama dan berusaha untuk membantunya penuh
kasih sayang.
a. Allah SWT berfirman :
    
“Sesungguhnya rahmat Allah     
     
amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat kebajikan

(Q.S.7/56)
“Perkataan yang baik dan      
     
pemberian maaf lebih baik dari 

sedekah yang diiringi dengan


sesuatu yang menyakitkan
(perasaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun
“.
257

(Q.S.2/263)

b. Nabi Muhammad SAW bersabda :


‫ارحممموا‬, ‫مالراحمون ير حمهم الرحمممن‬
Semua orang yang penyantun ‫ن ا ل ع م م ع ع م م ل ل ل ن ع ل ل ل ا ع م ل ع‬
‫ن افممي‬ ‫ممم ع‬‫م م‬ ‫مكمم ع‬ ‫ح ع‬
‫ض ي معر م‬
‫ن افممي العر ا‬ ‫ممم ع‬
‫م‬
‫م‬
disantun oleh Yang Maha (‫)مرمواه ل الت لعراممممذ ايِي ومالبممموعمداولد م‬.‫سممممماَاء‬
‫ال ن‬
(90 ‫ ص‬1 ‫)الترغيب والترهيب ج‬
Penyayang; santunilah orang
yang di bumi, niscaya yang di langit menyantuni kamu
(HR.Tirmidzi dan Abu Daud)
.‫ه‬ ‫ه الل لمم ل‬
‫ممم ل‬ ‫س ملي معر م‬
‫ح ع‬ ‫ن ملي معر م‬
‫حممم ا الن يمماَ م‬ ‫ممم ع‬
‫م‬
Orang yang tidak menyantuni (ِ‫خممماَريِ ومسمممل ام والت لراممممذ اي‬ ‫ب‬‫ع‬ ‫ل‬‫ا‬
‫ي‬ ‫م م ع‬ ‫ا ي م ل ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫)مر م ل‬
‫ه‬‫وا‬
manusia, tidak disantuni oleh (90 ‫ ص‬1 ‫)الترغيب والترهيب ج‬

Allah“
(H.R. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

3. Peramah
Menampilkan keakraban penuh dengan keramahan atau
bermuka manis
a. Allah SWT berfirman :
 
 
     
 
Maka disebabkan rahmat  
 
  
 
  
  
  
  
dari Allah-lah kamu berlaku      
       
lemah lembut terhadap
mereka; sekiranya kamu bersikap keras lagi kasar tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu“
258

(Q.S.3/159).

b. Nabi Muhammad SAW


‫م ذ ايِي‬ ‫ص د مقم م‬
‫)مرمواه ل الت لعر ا‬. ‫ة‬ ‫ك م‬ ‫جها ا م ا‬
‫خي ع م‬ ‫ك افي وم ع‬‫م م‬ ‫سل‬
‫ت مب م ي‬
bersabda : 183 ‫ص‬3 ‫ه( )الترغيب والترهيب ج‬ ‫سن م ل‬
‫ح ن‬‫وم م‬
(‫طبع دمثق‬
“Senyummu terhadap
saudaramu adalah sedekah (kebajikan)“
(H.R. Tirmidzi)
“Sesungguhnya kamu tidak ‫م‬
‫س ععهل ع‬ ‫م ومل لك ا ع‬
‫ن ل اي م م‬ ‫وال اك ل ع‬‫س ب ا اَ م ع‬
‫مم‬ ‫ن الن ناَ م‬ ‫م ملت م م‬
‫سعلوع م‬ ‫ا ان نك ل ع‬
‫)مرمواه ل اب لوعي مععملي‬.‫ق‬ ‫ن ال ع ل ل‬
‫خل ا‬ ‫س ل‬‫ح ع‬‫جها وم ل‬ ‫ط ال عوم ع‬ ‫س ل‬ ‫من عك ل ع‬
‫م بم ع‬ ‫ا‬
dapat melapangkan manusia ‫ي هلمري ع مرة م( )بلمموغ‬ ‫م‬
‫ن اب ا ع‬ ‫م عم ع‬ ‫ح اَك ا ل‬ ‫ع‬
‫ه ال م‬‫حل‬
‫ح م‬
‫ومضمم ن‬
(309 ‫المرام ص‬
dengan hartamu tetapi manis
muka dan baik budimulah
yang dapat melapangkan mereka“
(H.R. Abu Ya ‘la dari Abu Hurairah r.a)
4. Sabar
a. Allah berfirman:
    
Tetapi orang yang bersabar    
dan memaafkan
sesungguhnya (perbuatan)
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan “
(Q.S.42/43)
b. Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Seorang Muslim yang bergaul ‫ص ب الر ع مل م ي‬ ‫خ اَ ل اط صاَالن ناَ م‬
‫س ومي م ع‬ ‫م م‬ ‫ذاك م اَ م‬
‫ن ل‬ ‫م اا م‬
‫سل ا ل‬ ‫ا مل ع م‬
‫م ع‬
‫س‬
‫ط الن ن اَ م‬‫خاَ ل ا ل‬ ‫سل ام ا ال نذ ايِع ملي ل م‬
‫م ع‬ ‫ن ال ع ل‬ ‫م م‬
‫خي عمر ا‬
‫م م‬ ‫ذاهل ع‬‫ام م‬
dengan orang lain dan sabar ‫ي‬‫ن ا مب ا ع‬
‫م ذ ايِي ع م ع‬‫)مرمواه ل الت لعر ا‬. ‫م‬ ‫ذاهل ع‬ ‫صب الر ع مملي ا م م‬‫ومملي م ع‬
(52 ‫ ص‬5 ‫ة( )التاَج ج‬ ‫هلمري عمر م‬
menghadapi perbuatan
mereka yang menyakiti lebih
259

utama dari seorang Muslim yang tidak bergaul dan tidak


sabar “
(HR Tirmidzi Abu Hurairah r.a)
“Sebaik-baik senjata orang ‫)مرمواه ل‬. ‫ص ب علر موالممد يع ماَلء‬
‫ن ال ن‬
‫م ا‬ ‫ح ال ع ل‬
‫مممؤ ع ا‬ ‫سمممل ل‬
‫م ا‬
‫ن اععمم م‬
6 ‫س( )في ض الق ديرج‬
‫ن ع مب ناَ د‬
‫ن اب ع ا‬
‫ي عم ا‬ ‫الد ني عل م ا‬
‫م ي‬
beriman ialah sabar dan (288 ‫ص‬

do‘a
(H. R Ad. Dailami dari Ibnu Abbas r.a)

‫جل ص قم اَ م‬
“Abu Hurairah meriwayatkan ‫ل‬ ‫ه ام ن‬
‫ن مر ل‬ ‫ي الل ل ل‬
‫ه ع من ع ل‬ ‫ض م‬ ‫ن ا مب ا ع‬
‫ي هلمري عمرة م مر ا‬ ‫عم ع‬
‫ي قم اَ م‬
:‫ل‬ ‫م ا موع ا‬
‫ص نا ع‬ ‫س لن م‬
‫ه ع مل مي ع ها وم م‬‫ل الل ل ل‬‫ص ن‬‫ي م‬‫اللنبن ا ل‬
bahwa ada laki-laki datang ‫يِ( )الترغيب والترهيب‬ ‫خاَرا ي‬ ‫)مرمواهلاَلب ل م‬. ‫ب‬‫ض ع‬‫ملت مغع م‬
(194 ‫ ص‬2 ‫ج‬
kepada Nabi Muhammad
SAW meminta nasehat
berulang-ulang. Setiap kali dia meminta nasehat, Nabi tetap
menjawab : “jangan pemarah ”
(H.R.Bukhari)
“Barang siapa yang menahan
‫ه‬
‫ج ل‬ ‫)ا م ع‬. ‫ه‬
‫خمر م‬ ‫ه عم م‬
‫ذاب م ل‬ ‫ف الل ل ل‬
‫ه ع من ع ل‬ ‫ه كم ن‬‫ضب م ل‬ ‫ن كم ن‬
‫ف غم م‬ ‫م ع‬
‫م‬
‫وغ‬ ‫)بل‬ (‫س‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ن‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ط‬
‫ا‬ ‫س‬ ‫م‬
‫و‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫را‬ ‫ن‬
‫ال م م‬
‫ب‬ ‫ط‬
amarahnya ,pasti Allah ‫د‬ ‫ع‬ ‫ع م‬ ‫ي‬
( 305 ‫المرام ص‬
menghindarkannya dari siksa-
Nya”
(HR. Thabarani dari Anas bin Malik ra)
5. Tenang
Nabi Muhammad SAW ‫)رواه ل الط نب م را ن ا ي وال عب مي عهاق ي‬. ‫سك اي عن مةا‬
‫ي م م‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫ع مل مي عك ل ع‬
‫م ب ااَ ل ن‬
bersabda : 341 ‫ ص‬4 ‫سي( )فيض القديرج‬ ‫موع م‬ ‫ن ا مب ا ع‬
‫ي ل‬ ‫عم ع‬
(
260

a. Tetaplah kamu bersifat tenang


(H.R.Thabrani dan Bahaqi dari Abu Musa)
b. “Bila engkau hendak ‫قي‬ ‫ي موال عب مي عهم ا‬
‫)مرمواه ل الط نب م مرا ن ا ي‬. ‫سك اي عن مةا‬ ‫ع مل مي عك ل ع‬
‫م ب ااَ ل ن‬
341 ‫ ص‬4 ‫سي( )فيض القديرج‬ ‫موع م‬ ‫ن ا مب ا ع‬
‫ي ل‬ ‫عم ع‬
melakukan suatu pekerjaan, (
hadapilah dengan tenang,
hingga Allah menunjukkan
kepada engkau jalan keluar (dari kesulitan)
(HR.Bukhari dan Baihaqi).
6. Teliti
Nabi Muhammad SAW ‫ص م‬
‫ن‬‫مل ا ع‬ ‫حد ل ك لمم ع‬
‫م عم م‬ ‫ل ام م‬
‫م م‬‫ذا ع م ا‬ ‫باا م‬ ‫ح ي‬ ‫ه ت معماَ ملي ي ل ا‬ ‫ن الل ل م‬ ‫اا ن‬
bersabda : ‫س اَك امر‬
‫ن عم م‬ ‫ي وما مب ل ول ي مععل م ي وما اب ع ل‬
‫ق ي‬ ‫ه )مرمواه ل ال عب مي عهم ا‬ ‫قن م ل‬
‫ي لت ع ا‬
a. “Sesungguhnya Allah Ta’ala ‫ي الل لله ع من عهم اَ()في ض‬ ‫ض م‬ ‫ة مر ا‬ ‫ن ع ماَئ اث م م‬ ‫ومغ مي عمرهم اَ ع م ع‬
menyukai bila seseorang (286 ‫ ص‬2 ‫القدير ج‬
mengerjakan suatu
pekerjaan agar dilakukannya dengan teliti”
(H.R. Baihaiqi,Abu Ya’la, Ibnu ‘Asakir dari Siti ‘Aisyah
r.a)
‫س لل ع‬
‫ي‬ ‫م اَ ي ل م‬
‫م ن‬ ‫ه فم اَ ا م‬
‫ذا ا‬ ‫مصل فمل عي لت ع ا‬
‫قن ع ل‬ ‫م عم م‬ ‫ل ام م‬
‫حد لك ل ع‬ ‫م م‬
‫ذا ع م ا‬‫اا م‬
b. “Bila seseorang diantaramu (‫ن ع مط م اَاء‬ ‫س عماَد ا ع م ع‬ ‫ن م‬ ‫ب )مرمواه ل ا اب ع ل‬ ‫صاَ ا‬ ‫م م‬ ‫ع‬
‫س ال ل‬ ‫ف ا‬ ‫ب ان م ع‬
melakukan suatu pekerjaan, (405 ‫ ص‬2 ‫)فيض القدير ج‬
hendaklah dia
mengerjakannya dengan
teliti, karena yang demikian itu menyenangkan hati si
penderita“
(H.R.lbnu Sa‘ad dari ‘Atha’)
7. Tegas/Tidak Ragu
Nabi Muhammad SAW ‫ن‬‫م د ل ومب ع ل‬ ‫ه )مرمواه ل ا م ع‬
‫ح م‬ ‫ك فم د مع ع ل‬ ‫س م‬ ‫ف ا‬‫ي نم ع‬‫ك فا ع‬ ‫حاَ م‬
‫ذا م‬ ‫اا م‬
bersabda: ‫ة()فيض القدير ج‬ ‫مم‬ ‫ماَ م‬ ‫ل‬
‫يا م‬ ‫م‬
‫ن اب ا ع‬
‫م عم ع‬ ‫حاَك ا ل‬ ‫ع‬
‫ن موال م‬ ‫حب ناَ م‬‫ا‬
a. “Bila ada keraguan dalam (328 ‫ ص‬1
261

hatimu, maka tinggalkanlah“


(H.R.Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim dari Abu
Umamah)

‫سممل ن م‬
b. “Abu Sa ‘id meriwayatkan ‫م‬ ‫ه ع مل مي عها ول م‬
‫صنلي الل ل ل‬ ‫سعاي عد د ا من نب ا ن‬
‫ي م‬ ‫ن ا مب ا ع‬
‫ي م‬ ‫ع ع‬
bahwa ada seorang laki-laki ‫س صل‬
‫قها ع م م‬
‫س ا‬
‫لا ع‬ ‫ي ب مط عن م ل‬
‫ه فم م‬
‫قاَ م‬ ‫ي ي مث عت مك ا ع‬ ‫ل ام ا‬
‫خ ع‬ ‫فم م‬
‫قاَ م‬
‫س مل ث ل ن م‬ ‫م ا ممتي لث ناَن اي م م‬
‫ة فم م‬
‫ق اَ م‬ ‫ثل ن‬
mendatangi Nabi Muhammad ‫م ات م اَه ل‬ ‫قها ع م م‬
‫س ا‬
‫لا ع‬
‫ه ومك م ذ مب بط ع ن‬
‫صد مقم الل ل ل‬ ‫قاَ م‬
‫ل م‬ ‫ل فمعمل ع م‬
‫ت فم م‬ ‫فم م‬
‫قاَ م‬
SAW seraya berkata: ‫م م ل‬
‫ق اَه ل فمب م مرأ م )مرمواه ل ال عب ل م‬
َ‫خ ا‬ ‫سمل فم م‬
‫قها ع م م‬
‫سا‬
‫كا ع‬ ‫ام ا‬
‫خي ع م‬
“Saudaraku perutnya
(‫رايِي‬
sakit”.Nabi bersabda:
“Minumkanlah madu,”
Kemudian dia datang yang
kedua kali,”maka Nabi
bersabda: “Minumkan-lah madu!” Kemudian dia datang lagi
seraya berkata :“Sudah kukerjakan”. Nabi bersabda: “Benarlah
Allah dan berdustalah perut saudaramu; minumkanlah madu!”
Maka diminumkannyalah madu, dan lantas dia sembuh“.
(H.R.Bukhari)
8. Patuh pada peraturan / disiplin
Nabi Muhammad Bersabda SAW :
‫ل الل ل ها‬‫س وع ل‬ ‫ل مر ل‬ ‫ قم اَ م‬: ‫ل‬
‫ك قم اَ م‬ ‫ماَ ل ا د‬
‫ن م‬ ‫س بع‬ ‫ن ا من م‬ ‫عم‬
a. “Anas bin Malik ‫ ا اس معلوا واط اي ععل واو ا ان‬: ‫ص نعلي الل له ع مل مي عها وس ل نم‬
‫ا‬ ‫ا‬
‫ع م ا‬ ‫ع م ع م‬ ‫م م م‬ ‫ل‬ ‫م‬
( ِ‫ي‬ ‫ر‬َ‫ا‬ ‫خ‬
‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫ب‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ه‬‫وا‬ ‫ر‬
‫م م م ل‬) ‫ي‬ ‫ش‬
‫ا‬ ‫م‬ ‫ب‬‫ح‬
‫م‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ب‬
‫م‬ ‫ع‬ ‫م‬
‫ع‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ع‬ ‫م‬
‫ي‬ ‫ل‬‫م‬ ‫ع‬ ‫م‬
‫ل‬ ‫م‬
‫ا‬ ‫ع‬ ‫ع‬‫م‬ ‫ت‬‫س‬
‫ا ع‬
meriwayatkan bahwa ‫ا ي‬
(224 ‫ ص‬24 ‫)عمدة القاَريِ ج‬
Rasulullah SAW bersabda:
“Dengarkanlah dan patuhlah, walaupun dijadikan
262

pemimpinmu seorang budak hitam“


(H.R. Bukhari)

b. “Abdullah bin Umar ‫صنلي الل لله ع مل معيممها‬ ‫ي م‬ ‫ن النبن ا ل‬ ‫ممر ع م ا‬‫ن عل م‬ ‫داللها ب ع ا‬
‫ن ع مب ع ا ل‬ ‫عم ع‬
‫ع‬ ‫م‬
meriwayatkan bahwa Nabi ‫س عمعل موالطاَع م لة ع مل ي المم عراء‬ ‫ن‬ ‫ ال ن‬: ‫ل‬ ‫م قم اَ م‬ ‫ن‬
‫سل م‬ ‫وم م‬
‫م ي لؤ ع م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ب اوعك مراه م م‬ ‫م‬ ‫ال ع ل‬
Muhammad SAW bersabda : ‫صي مةد‬ ‫معع ا‬ ‫معر ب ا م‬ ‫ماَ ل ع‬ ‫ح ن‬
‫ماَ ا م‬ ‫مسل ام ا فاي ع م‬
‫ل‬ ‫ة )مرمواه‬ ‫معم ومملط ماَع م م‬ ‫ع‬ ‫ص ي مةد فممل م‬
‫س‬ ‫معع ا‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫م مر ب‬‫ذا ا ل ا‬
‫فم اَ ا م‬
“Mendengarkan dan ‫خاَريِ ومسل ام وا مب وداود()عمممدة القمماَريِ ج‬
‫ال عب ل م ا ي م ل ع م م ل ع م ل م‬
mematuhi wajib atas (225 ‫ ص‬24
seorang Muslim dalam hal-hal yang disukainya atau
tidak, selama dia tidak diperintahkan melakukan maksiat
(pelanggaran hukum); bila
‫داولد م()عمممدة‬ ‫م وما مب لمموع م‬‫سممل ا م‬ ‫م ع‬ ‫خمماَرايِي وم ل‬ ‫)مرمواه ل ال عب ل م‬
dia diperintahkan (225 ‫ ص‬24 ‫القاَريِ ج‬
melakukan ma’siat maka
tidak boleh dia
mendengar-kan dan
mematuhi-Nya”
(HR.Bukhari, Muslim dan Abu Daud).

9. Bersih,Suci dan Rapi


a. Allah SWT berfirman :    
“Allah menyukai orang-orang
yang bersih”
(Q.S.9/108)   
“Pakaianmu bersihkanlah
(QS.74/4)
b. Nabi Muhammad SAW ‫ب‬ ‫ح ي‬‫ف يل ا‬ ‫ ن مظ اي ع م‬, ‫ب‬ ‫ب الط ني ل م‬ ‫ح ي‬ ‫ب يل ا‬‫ه ت معماَملي ط مي ل م‬ ‫ن الل ل م‬
‫اا ن‬
bersabda : ‫ج وعد م‬ ‫ع‬
‫ب ال ل‬ ‫ح ي‬ ‫واد م ي ل ا‬
‫جم‬‫ م‬,‫م‬ ‫ع‬
‫ب الك ممر م‬ ‫ح م‬ ‫م يل ا‬ ‫ ك مراي ع م‬, ‫ة‬ ‫م‬
‫الن نظاَفم م‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu (‫س ععد ا‬ ‫ن م‬ ‫م ذ ايِي ع م ع‬ ‫م )مرمواه ل الت معر ا‬ ‫وا ا مفعن اي مت مك ل ع‬
‫فع‬‫ فمن مظ ل ل‬,
baik, menyukai kebaikan ; la (239 ‫ ص‬2 ‫)فيض القدير ج‬
bersih menyukai kebersihan; la
pemurah menyukai kemurahan,
263

la pemberi menyukai kedermawanan, maka bersihkan-lah


pekaranganmu“
(H.R. Tirmidzi dari Sa‘ad)
‫ل الل لها صنلي‬
‫ل ا مت ماَن ماَرسو ل‬
‫جاَب مري عن ع مب عد ا الل لها قماَ م‬
‫ع من م‬
“Dari jabir bin Abdillah, dia ‫ش لعا عث صاَ قم د ع ت ممف مرقم‬ ‫م‬
‫ص‬ ‫م‬ ‫ن‬
‫ا ا‬
‫م‬
‫ع‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ج‬
‫ل‬ ‫ر‬
‫م‬ ِ‫اي‬ ‫ر‬
‫م مع‬‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬
‫م‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫الل ل ل‬
‫ه‬
berkata:“kami datang kepada ‫ن ب ا ها‬ ‫س كا ل‬ ‫م اَ ي ل ع‬ ‫ذا م‬ ‫جد ل هل م‬ ‫ماَ ك ماَ م‬
‫ن يم ا‬ ‫ل ام م‬‫قاَ م‬ ‫شععلره ل فم م‬ ‫م‬
Rasulullah SAW dan kalian : ‫ل‬ ‫ة فم م‬
‫قاَ م‬ ‫خم‬ ‫س م‬
‫ب وم ا‬ ‫م‬
‫خمر ع ملي عها ث اي ماَ م‬ ‫ل‬
‫جل ا م‬ ‫ص‬ ‫م‬
‫شععمره ل وممرايِ مر ل‬ ‫م‬
melihat seorang laki-laki yang ‫ل ابممها مثمموعب اله‬ ‫سمم ل‬ ‫ممماَ ي مغع ا‬ ‫جممد ل م‬ ‫ذا ي م ا‬‫همم م‬ ‫ن ل‬ ‫ممماَ ك ممماَ م‬ ‫ام م‬
rambutyat kusut masai, lalu (176 ‫ ص‬2 ‫داولد م ج‬ ‫)مرمواهلاَ مب لوع م‬
beliau bersabda:“Apakah orang
ini tidak mempunyai sesuatu
untuk menyelesaikan
rambutnya ? dan belian melihat
laki-laki yang lain pakaianya kotor, lalu beliau bersabda;
“Apakah orang ini tidak mempunyai sesuatu untuk mencuci
pakaiannya ?”
(HR.Abu Daud)

10. Penyimpan Rahasia


a. Allah SWT berfirman :     
“Allah tidak menyukai       
ucapan buruk (yang    
diucapkan) dengan terus
terang kecuali oleh orang
yang dianiaya”
(Q.S.4/148)

“Sesungguhnya orang-orang     


yang ingin agar (berita)    
perbuatan yang amat keji     
itu tersiar dikalangan     
orang-orang yang beriman   
264

bagi mereka azab yang pedih didunia dan diakhirat


(Q.S.24/19).

b. Nabi Muhammad SAW


‫ي‬
‫ن النبن ا ل‬ ‫م اَ ع م ا‬ ‫ه ع من عهل م‬ ‫س مرضؤيِم الل ل ل‬ ‫ن ع مب ناَ د‬ ‫عن اب ع ا‬ ‫م‬
bersabda : ‫س ت ممر ع م وعمرة م‬ ‫ن م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ن‬
‫م ع‬ ‫ م‬: ‫م قاَل‬ ‫سل م‬ ‫ه ع ملي عها وم م‬‫صلي الل ل‬ ‫م‬
“Ibnu ‘Abbas r.a ‫ف‬ ‫م‬
‫ن كث م م‬ ‫م ع‬ ‫مةا وم م‬ ‫قي ماَ م‬ ‫ع‬
‫م ال ا‬ ‫ه ي موع م‬
‫ه ع موع مرت م ل‬ ‫ل‬
‫ست ممر الل ل‬ ‫خي عها م‬ ‫ام ا‬
meriwayatkan bahwa Nabi ‫حت ني‬ ‫ه م‬ ‫ه ع م وعمرت م ل‬ ‫ف الل ل م‬ ‫س ل ام ا ك مث م م‬ ‫م ع‬‫خي ع ها ال ع ل‬ ‫ع موعمرة م ا ا‬
Muhammad SAW bersabda: ‫س ن ماَد ا‬ ‫ه ب ااَ ا ع‬ ‫جع‬ ‫م اَ م‬
‫ن م‬ ‫ )مرمواه ل ا اب ع ل‬.‫ي ب مي عت اها‬ ‫ه ب اهماَ فا ع‬ ‫حل‬ ‫ض م‬
‫ف ل‬ ‫يل م‬
“Barangsiapa menyimpan (103 ‫ ص‬2 ‫ن()الترغيب والتر هيب ج‬ ‫س د‬ ‫ح م‬ ‫م‬
rahasia ( ke‘aiban)
temannya, Allah menyimpan
pula rahasianya di hari kiamat, dan barang siapa
membukakan rahasia temannya sesama Muslim, Allah
mem-bukakan pula rahasianya, hingga Allah memberi malu
dia dalam rumah tangganya “
(H.R.Ibnu Majah)

‫نم عم عم م ع م ا ع عا‬ َ‫من ستر ع مورة ص فمك ماَنماَ استحياَ موؤ لدة ص في قمبرهما‬
‫م ع م مم عم‬
“Barang siapa menyimpan ‫والمتر‬ ‫ي ()المترغيب‬
‫ساَ ئ ا ي‬ ‫ )مرمواه ل ا مب لوع م‬.
‫دا ولد موم الن ن م‬
rahasia (ke’aiban), seakan- (102 ‫ ص‬2 ‫هيب ج‬
akan dia menghidup-kan
kembali anak yang di kubur hidup-hidup“.
(H.R.Abu Daud dan Nasai)
‫ل‬ ‫ي‬ ‫م‬
”Bila seseorang menutupi ‫س مت ممره ل الل له ي م وعمم‬ ‫داافي ال د ين عي ماَ ا ال م‬ ‫ست للر ع مب ع د م ع مب ع ص‬
‫لي م ع‬
)(‫ي هلمري عمممرة م‬
‫ن اب امم ع‬‫م ع ممم ع‬ ‫سممل ا م‬
‫م ع‬
‫ )مرمواه ل ل‬. ‫مممةا‬ ‫ال ع ا‬
‫قي ماَ م‬
rahasia (ke‘aiban) orang lain (290 ‫ ص‬3 ‫صحيح مسللم ج‬
di dunia, pasti Allah
menutupi pula rahasianya
dihari kiamat”
(H.R. Muslim dari Abu Hurairah r.a)

11. Amanah / dapat dipercaya


    
a. Allah SWT berfirman :     
“Sesungguhnya     
    
    
     
   
    
265

beruntunglah orang-orang yang beriman,(yaitu)orang-


orangyang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang
menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat,
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang
mereka miliki, maka mereka dalam hal ini tiada tercela.
Barang siapa mencari yang dibalik itu, maka mereka
itulah orang-orang yang melampaui batas, Dan orang-
orang yang memelihara    
amanat-amanat (yang     
dipikulnya) dan     
janjinya,dan orang-orang    
    
yang memelihara    
shalatnya,mereka itulah     
orang-orang yang akan     
mewarisi, (yakni) yang
akan mewarisi surga
Firdaus. Mereka kekal
didalamnya”
(Q.S.23/1-11)

“Hai orang-orang yang    


beriman janganlah kamu    
   
mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan
(juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu sedang kamu mengetahui”
(Q.S.8/27)
    
“Sesungguhnya Allah   
menyuruh kamu
266

menyampaikan amanat-amanat kepada yang berhak


menerimanya”
(Q.S.4/58)
“Anas meriwayatkan bahwa ‫ل الل لله‬ ‫ل الل لها م‬
‫ص ن‬ ‫سوع ل‬ ‫خط مب من ماَ مر ل‬ ‫ماَ م‬ ‫ م‬:‫ل‬ ‫س قماَ م‬ ‫عم ع ل‬
‫ن ان م د‬
Rasulullah SAW dalam ‫ن مل ا ممماَن م مة ل م له‬
‫م ع‬ ‫ن لا م‬ ‫ مل ا اي ع م‬: ‫ل‬
‫ماَ م‬ ‫م ا انل قماَ م‬
‫سل ن م‬ ‫ع مل مي عها وم م‬
khatbahnya bersabda : ‫حمم د ل() خل ق‬ ‫ )مرمواهلاَ م ع‬. ‫ه‬ ‫ن مل ع مهع د مل م ل‬ ‫م ع‬ ‫ومملد اي ع م‬
‫ن لا م‬
(43 ‫المسلم ص‬
“Tak ada iman pada orang
yang tidak dipercayai,
tidak memelihara amanah dan tidak ada agama pada
orang yang tidak menepati janji”
(H.R.Ahmad selalu)
12. Bertanggung Jawab
        
a. Dan janganlah kamu    
    
mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggunganjawabnya.
(Q.S.I7 /36)

b. Nabi Muhammad SAW


‫س ت معرع ماَه ل‬
‫م اَ ا ع‬
‫ل مرادع ع م ن‬‫ل كل ن‬ ‫ه ت معماَ ملي م‬
‫ساَ ئ ا م‬ ‫ن الل ل م‬‫اا ن‬
bersabda: ‫ل‬ ‫م‬ ‫ج م‬ ‫م‬
‫سأ م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ن اهع ا‬ ‫ل عم ع‬ ‫ل النر ل‬ ‫حنتي ي م ع‬ ‫ه م‬ ‫ضي نعم ل‬
‫م م‬
‫فظ ا ع‬ ‫حا‬ ‫أ م‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala ‫ب مي عت اها‬
akan memeriksa setiap orang
tentang urusan yang
dipertanggungjawabkan
kepada-nya, apakah diurusnya dengan baik atau disia-
267

siakannya, sehingga pertanggungjawaban keluarganya


pun akan diperiksa juga”
(H.R. An-Nasai dan Ibnu Hibban dari Anas bin Malik
r.a)
“Tiap-tiap kamu adalah ‫ل‬ ‫س ؤل م‬ ‫م ع‬ ‫م م‬ ‫م مرادع ومك لل يك ل ع‬ ‫ك لل يك ل ع‬
pemimpin dan tiap-tiap kamu ‫ع‬ ‫م مرا د‬ ‫ممماَ ل‬ ‫ فماَ ع ل ا م‬: ‫عي نت اها‬ ‫ن مر ا‬ ‫عم ع‬
bertanggungjawab atas : ‫ن مرعي نت ا ها‬ ‫ل عم ع‬ ‫س ؤل م‬ ‫م ع‬ ‫ومهلوم م‬
oimpinan / urusannya ; ‫ل راع في ا مهعل اه و هلو‬
‫م‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ج ل م د ا‬ ‫موالنر ل‬
Kepala Negara adalah
, ‫عي ناتمممها‬ ‫ن مر ا‬ ‫عممم ع‬ ‫ل م‬ ‫سمممؤ ل م‬ ‫م ع‬ ‫م‬
pemimpin dan ‫م‬
bertanggungjawab atas ‫ت‬ ‫ي ب معيم ا‬ ‫ة افم ع‬ ‫عميم م‬‫ممعرأة ل مرا ا‬ ‫ومعال م‬
pimpinanya suami adalah ‫ن‬ ‫ة ع ممم ع‬ ‫سممؤ لل م م‬ ‫م ع‬ ‫ي م‬ ‫جمهاَ ومه امم م‬ ‫مزوع ا‬
pemimpin atas keluarganya ‫ي‬ ‫م مرادع فا ع‬ ‫خ اَد ا ل‬ ‫ ومل ع م‬, َ‫عي نت اهم ا‬ ‫مر ا‬
dan ia bertanggung-jawab
atas pimpinannya : istri
‫ا‬ ‫ل ا مب اعيممه‬ ‫ماَ ا‬‫ي م‬ ‫ل مرادع فا ع‬ ‫ج ل‬ ‫موالنر ل‬
adalah pengurus dalam
rumah tangganya, dan dia ,‫ه‬ ‫عي نت ا ا‬ ‫ن مر ا‬ ‫ل عم ع‬ ‫س لر م‬ ‫م ع‬ ‫ومهل وم م‬
bertanggungjawab atas ‫ل‬ ‫سممؤ ل م‬ ‫م ع‬ ‫م م‬ ‫م مرادع ومك لل يك ل ع‬ ‫فمك لل يك ل ع‬
urusannya, pelayan adalah . ‫عي نت اها‬ ‫ن مر ا‬ ‫عم ع‬
pengurus harta benda
majikannya dan dia bertanggungjawab atas urusannya, laki-
laki adalah pengurus harta benda orang tuanya dan dia
bertanggungjawab atas urusannya, maka (ringkasnya) tiap-tiap
kamu adalah pemimpin/ pengurus dan bertanggung-jawab
atas pimpinan-nya / urusannya”
(H.R. Ahmad Bukhori Muslim, Abu Daud, dan Tarmidzi
dari Ibnu Ilmar)

III. Pelayanan Terhadap Yang Sakit Ringan


1. Menganjurkan, mengingatkan dan memberi kesempatan
kepada si sakit agar senantiasa ingat kepada Allah dan
mengerjakan amal ibadah yang dapat mendekatkan diri
268

kepada Allah seperti shalat, membaca Al-Qur’an,berzikir dan


sebagainya.
2. Menyediakan :
a. Tempat Ibadah/Mushalla khusus
b. Bacaan ringan yang berjiwa keagamaan
c. Hiburan yang berjiwa keagamaan (radio, kaset,VCD,dsb)
d. Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman
3. Kewajiban Ibadah untuk orang sakit
IV. Kewajiban pemberi pelayanan terhadap yang sakit keras
dan sakratulmaut.
1. Menghadapkan si sakit kearah kiblat.
“Nabi Muhammad SAW
‫م‬‫س لن م‬ ‫ه ع مل مي ع ها وم م‬‫صنلي الل ل ل‬ ‫ي م‬ ‫ن الن مبن ا ن‬ ‫ي قمت ماَد مة م ا م ن‬ ‫ن ا مب ا ع‬‫عم ع‬
bersabda: ‫معع لروعرد‬ ‫ن م‬ ‫ن الب م مرااء ب ع ا‬
‫ع‬
‫ل عم ا‬ ‫سأ م‬ ‫ة م‬ ‫مد اي عن م م‬ ‫ع‬
‫م ال م‬ ‫ن قمد ا م‬ ‫حي ع م‬ ‫ا‬
‫ل الل ها‬‫ل‬ ‫سوع م‬ ‫ك ي ماَمر ل‬ ‫م‬
‫ماَل اها ل م‬ ‫ث م‬ ‫ل‬
‫صي ب اث لل ا‬ ‫ي وماوع م‬ ‫م‬ ‫وا ت لومفل م‬ ‫ل‬
‫قماَل ع‬
a. Abu Qatadah meriwayatkan ‫ل‬‫س وع ل‬ ‫ل مر ل‬ ‫ض مر قم اَ م‬ ‫حت م م‬ ‫ذا ع‬ ‫م‬
‫قب علةا ا ا م‬ ‫ع‬
‫ه ل ال ا‬ ‫جم‬‫ن ي لوم ن‬ ‫م‬
‫صي ا ع‬ ‫وما موع م‬
bahwa Nabi Muhammad . ‫فط ع مرة م‬ ‫ب ال ا‬ ‫ص اَ م‬ ‫م ام م‬ ‫س لن م‬ ‫ه ع مل مي ع ها وم م‬ ‫صنلي الل ل ل‬ ‫الل لها م‬
SAW ketika tiba di Madinah ‫ ص‬2 ‫م() س بل الس لم ج‬ ‫ح اَك ا ل‬ ‫ه ال ع م‬ ‫ج ل‬ ‫خمر م‬ ‫)ا م ع‬
menanyakan Bara’ ‘bin (149
Ma‘rur, lalu dijawab orang
“dia meninggal dunia dan
mewasiatkan sepertiga hartanya buat engkau ya Rasulullah,
dan dia telah mewasiatkan juga agar dia dihadapkan
keqiblat: bila dia sudah keadaan dekat wafat” maka nabi
bersabda “Wasiatnya itu sudah sesuai dengan fitrah (Islam)”
(HR. Hakim)
‫ص نلي‬
‫ل الل ل ها م‬ ‫س وع ا‬ ‫ت مر ل‬ ‫ة ب ان ع م‬‫ن فماَط ا م‬
‫مم‬ ‫ي ام ن‬‫سل ع م‬ ‫ن م‬‫عم ع‬
“Salma meriwayatkan bahwa ‫ت ال عاقب عل م مة ث ل م‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ن‬ ‫قب مل ا‬
‫س تم ع‬
‫موعت اهماَ ا ا ع‬
‫عن عد م م‬
‫م ا‬
‫سل م‬ ‫ه ع ملي عها وم م‬ ‫الل ل ل‬
Fathimah bin Rasulullah SAW ‫حممد ل() ني ل ال وط اَر‬ ‫ )مرمواه ل ا م ع‬. َ‫مي عن مهما‬
‫ت يم ا‬ ‫سد م ع‬
‫ت موم ن‬
di waktu dekat akan wafat ( 18 ‫ ص‬4 ‫ج‬
269

menghadapkan dirinya ke qiblat dan berbaring atas sisi


kanan”
(HR.Ahmad)

2. Mengingatkan dan mengajarinya untuk mengucapkan “La-


ila ha- illallah”
Nabi Muhammad SAW bersabda :
a. Abu Sa‘id meriwayatkan ‫م‬ ‫س لن م‬
‫ه ع مل مي ع ها وم م‬ ‫ل الل ل ل‬ ‫ص ن‬‫ي م‬ ‫ن النبن ا ل‬ ‫سعاي عد د ع م ا‬ ‫ي م‬ ‫ن ا مب ا ع‬‫عم ع‬
bahwa Nabi Muhammad .‫ه‬ ‫ل‬ ‫ن‬
‫ه ا ال الل ل‬ ‫ل‬ ‫م‬
‫م ل ا ال م‬ ‫موعت ماَ ك ل ع‬ ‫وا م‬ ‫قن ل ع‬ ‫م‬
‫ ل ل‬:‫ل‬ ‫قماَ م‬
SAW bersabda “Ajarilah
orang-orang kamu yang hampir mati, kalimah “La-ilaha-
illallah “
(HR.Jama‘ah kecuali Bukhari)
b. “Mu‘adz berkata bahwa ‫ص نلي الل ل له‬ ‫ل الل لها م‬ ‫سوع ل‬ ‫ت مر ل‬ ‫معع ل‬ ‫س ا‬ ‫ل م‬ ‫معماَذ د قماَ م‬ ‫ن ل‬ ‫عم ع‬
‫م ها لم‬ ‫خ لر ك مل م ا‬ ‫نا ا‬ ‫ل‬ ‫ن ك م اَ م‬ ‫م ع‬ ‫ م‬:‫ل‬ ‫قوع ل‬ ‫م يم ل‬ ‫ن‬
‫سل م‬ ‫ع مل مي عها وم م‬
dia mendengar Rasulullah
SAW bersabda :“Barang ‫مد ل وما مب لوع م‬
) ( ‫داولد م‬ ‫ح م‬ ‫ة ) مرمواه ل ا م ع‬ ‫جن ن م‬‫ل ال ع م‬ ‫خ م‬ ‫ه دم م‬ ‫ه ا انل الل ل ل‬ ‫ا ال ل م‬
(21 ‫ ص‬4 ‫سيل ال وطاَر ج‬
siapa akhir perkataannya
La-ila ha-ila llah, pastilah
dia masuk surga.”
(HR.Ahmad dan Abu Daud)

3. Menasihatinya agar dia bertobat dan berbaik sangka kepada


Allah dengan mengharapkan keampunan dan rahmat-Nya,
meskipun ia merasa banyak berdosa, namun Allah dapat
memberinya rahmat.

a. Allah SWT berfirman :    


    
     
    
 
‫‪270‬‬

‫‪Katakanlah“Hai hamba-hamba-KU yang melampaui batas‬‬


‫‪terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa‬‬
‫‪dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-‬‬
‫‪dosanya semuanya Sesungguh-nya Dia-lah Yang Maha‬‬
‫”‪Pengampun lagi Maha Penyayang‬‬
‫)‪(QS.39/53‬‬

‫‪b. Muhammad SAW bersabda :‬‬


‫ص نلي الل ل ل‬
‫ه‬ ‫ل الل لها م‬ ‫سوع م‬ ‫ت مر ل‬ ‫معع ل‬ ‫س ا‬ ‫ل م‬ ‫جاَب ارد قماَ م‬ ‫ن م‬ ‫ع ع‬
‫‪Jabir meriwayatkan bahwa‬‬ ‫ن‬
‫م ا ال ومهل وم‬ ‫ل‬
‫ح دل ك ع‬ ‫م‬
‫نا م‬ ‫م وعت م ن‬ ‫م‬
‫ل ‪ :‬ليم ل‬ ‫ق وع ل‬ ‫م يم ل‬ ‫ن‬
‫سل م‬ ‫ع مل مي عها وم م‬
‫‪dia mendengar Rasulullah‬‬ ‫ه‬
‫ف وم ع من ع ل‬
‫ه ومي معع ل‬
‫م ل‬
‫ح م‬ ‫ن ي م عر م‬ ‫ن ب ا اَلل لها ا م ع‬
‫ن الظ ن ن‬ ‫س ل‬ ‫ح ا‬ ‫يل ع‬
‫‪SAW bersab-da ”barang‬‬ ‫م ( ) سبللس لم ج ‪ 2‬ص ‪148‬‬ ‫سل ا م‬
‫م ع‬ ‫) مرمواه ل ل‬
‫‪siapa‬‬ ‫‪diantara‬‬ ‫‪kamu‬‬ ‫(‬
‫‪menghadapi‬‬ ‫‪maut‬‬
‫‪hendaklah ia‬‬ ‫‪berbaik‬‬
‫‪sangka bahwa Allah akan memberinya rahmat dan‬‬
‫”‪ampunan‬‬
‫)‪(H.R. Muslim‬‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫ن ‪“Abdullah bin Umar r.a‬‬ ‫م اَ ع م ا‬
‫قب ممم ل‬ ‫ل‬
‫ه ع من عهل م‬‫ي الل ل‬ ‫ض م‬
‫م قماَ م‬
‫ممر مر ا‬
‫ن‬
‫ن عل م‬
‫م‬
‫ن ع مب عد ا اللها ب ع ا‬
‫ل‬ ‫ن‬
‫عم ع‬
‫ل‬ ‫ه يم ع‬
‫ن الل م‬ ‫ل ‪ :‬اا ن‬ ‫سل م‬ ‫ه ع ملي عها وم م‬ ‫صلي الل ل‬ ‫ي م‬ ‫النبن ا ل‬
‫جله والت ل ر ‪menyatakan bahwa Nabi‬‬ ‫م‬ ‫ع‬
‫م اَ م م ع‬ ‫ن م‬‫م ي لغمعراغعر ) مرمواه ل ا اب ع ل‬ ‫ماَ ل ع‬ ‫ة العمب عد ا م‬‫ت موعب ا ل‬
‫ن( ) التر غي ب و ال تر ‪Muhammad SAW bersabda:‬‬ ‫س م‬‫ح م‬‫ث م‬ ‫حد اي ع م‬ ‫ل م‬‫مذ ايِي ومقماَ م‬ ‫ا‬
‫‪“Sesungguhnya‬‬ ‫‪Allah‬‬ ‫هيب ج ‪ 2‬ص ‪(221‬‬
‫‪menerima taubat hamba-Nya‬‬
‫‪selama ia belum berada‬‬
‫”‪dalam krisis mati‬‬
‫)‪(H.R.lbnu Majah dan Tirmidzi‬‬

‫‪“Anas meriwayatkan bahwa‬‬ ‫ل‬ ‫خمم م‬‫م دم م‬‫سل ن م‬


‫ه ع مل مي عها وم م‬ ‫صنلي الل ل ل‬ ‫ي م‬ ‫ن النبن ا ن‬ ‫س ام ن‬ ‫عم ع م‬
‫ن ان م د‬
‫‪Nabi Muhammad SAW‬‬ ‫ف‬ ‫ل ‪ :‬ك مي ع م‬ ‫ق اَ م‬ ‫ت فم م‬ ‫م وع ا‬ ‫ب ومهل وم فا ي ال ع م‬ ‫ع مملي م‬
‫شب ماَ د‬
‫‪mengunjungi‬‬ ‫‪seorang‬‬ ‫ف ذ ل ن ل وع ب ع ي ‪.‬‬ ‫خ اَ ل‬ ‫ه وما م م‬ ‫ج و الل ل م‬ ‫ل ‪ :‬ا معر ل‬ ‫ك قم اَ م‬ ‫جد ل م‬ ‫تم ا‬
‫ي‬‫ن افم ع‬ ‫ممعماَ ا‬ ‫جت م ا‬ ‫م‬
‫م ‪ :‬ليم ع‬ ‫سل م‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ه ع ملي عها وم م‬ ‫ل‬
‫صلي الل ل‬ ‫ن‬ ‫ل م‬ ‫قاَ م‬ ‫فم م‬
‫‪pemuda yang sedang dekat‬‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ن ا ال اع عط اَ ه ل‬ ‫م وع ط ا ا‬ ‫ذا ال م‬ ‫ل هل م‬ ‫مث ع ا‬ ‫ي ا‬ ‫ب ع مب عد د فا ع‬ ‫قمل ع ا‬
‫‪mati‬‬ ‫‪beliau‬‬ ‫‪bertanya:‬‬ ‫م ذا‬ ‫ف )مرمواه ل الت لعر ا‬ ‫خ اَ ل‬ ‫ماَ ي م م‬‫م ن‬ ‫ه ا‬ ‫من م ل‬
‫م‬
‫جوعوم أ ن‬ ‫ماَ ي معر ل‬‫ه م‬ ‫الل ل ل‬
‫يِي( )سبل السلم ج ‪ 2‬ص ‪(148‬‬
271

“Bagaimana perasaanmu “Dia menjawab: “Saya


mengharapkan ampunan dari Allah dan takut karena dosa-
dosaku, “maka Muhammad SAW bersabda: “Bila
berkumpul dua perasaan ini dalam hati seseorang disaat
yang seperti ini, niscaya Allah akan memberi apa yang
diharapkanya dan melindunginya dari apa yang
ditakutinya “
(HR.Tirmidzi)

4. Menjaga agar pakaian dan tempatnya senantiasa bersih dan


suci
Nabi Muhammad SAW bersabda :
‫ع‬ ‫م م‬ ‫ع‬ ‫م‬
a. “Abi Sa’id Al Khudri ketika dia ‫ت‬‫م وع ل‬
‫ض مره ل ال م‬ ‫ح م‬ ‫م اَ م‬‫هل ن‬ ‫خد عرايِل ان ن ل‬‫سعاي عد د ال ل‬
‫م‬
‫ي م‬‫ن اب ا ع‬ ‫عم ع‬
‫ت رسو م‬
‫ل‬ ‫معع ل‬ ‫س ا‬ ‫ م‬:‫ل‬ ‫م قماَ م‬ ‫جي علد د فملب ا م‬
‫سهماَ ث ل ن‬ ‫ب م‬‫د مع ماَ ب اث اي ماَ د‬
menghadapi maut, meminta ‫ت م ل ع‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫مي ل ل‬
‫ ال م‬: ‫ل‬ ‫قوع ل‬‫م يم ل‬‫سل م‬ ‫ه ع ملي عها وم م‬‫صنلي الل ل‬
‫ل‬ ‫الل لها م‬
pakaian yang baik / bersih dan
lalu dipakainya seraya berkata:
“ Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda: ”Orang yang mati akan dibangkitkan (di hari
kiamat)
"Dengan pakaian yang (‫ت فاي عهماَ )مرمواه ل اب لوعمداولد م‬
‫موع ل‬ ‫ي ث اي ماَب اها ال نت ا ع‬
‫ي يم ل‬ ‫ث فا ع‬
‫ي لب ععم ل‬
(56 ‫ ص‬2 ‫)سبل السلم ج‬
dipakainya waktu mati”
(HR Abu Daud)
5. Mendoakannya.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
a. “Ibnu ‘Abbas meriwayatkan ‫م‬ ‫سل ن م‬ ‫ه ع مل مي عها وم م‬ ‫صنلي الل ل ل‬ ‫ي م‬ ‫ن النبن ا ل‬‫س عم ا‬ ‫ن ع مب ناَ د‬ ‫ن اب ع ا‬‫عم ا‬
‫ه‬
‫جل ل‬ ‫ل‬ ‫م‬
‫ض عر ا م‬ ‫ح ل‬‫م يم ع‬ ‫م‬
‫ض اَ ل ع‬ ‫م را ي ع ص‬ ‫ن ع ماَد م م‬ ‫م ع‬ ‫ م‬:‫ل‬ ‫ه قماَ م‬ ‫ا من ن ل‬
bahwa Nabi Muhammad ‫م‬
SAW bersabda “Barang
‫ب‬ ‫م مر ن‬ ‫ه ال ععمظ اي عمم م‬ ‫ل الل ل م‬ ‫سأ ل‬ ‫ت ام ع‬ ‫منرا د‬ ‫سب ععم م‬
‫عن عد مه ل ل‬ ‫ل ا‬ ‫قاَ م‬‫فم م‬
‫ن‬‫م ع‬ ‫ه ا‬ ‫ل‬
‫ك ا ال ع ماَفماَه ل الل ل‬ ‫ن‬ ‫في ع م‬
‫شا‬ ‫ن يم ع‬ ‫م‬ ‫ع‬
‫ش العمظ اي عم ا ا ع‬ ‫ع‬
‫العمعر ا‬
siapa mengunjungi orang (‫ه‬ ‫س نم ل‬ ‫ح ن‬‫ي وم م‬ ‫ك ال ع م‬‫ذ لل ا م‬
‫ساَ ئ ا ي‬ ‫داولد م موالن ن م‬ ‫ض )مرمواه ل اب لوع م‬ ‫ممر ا‬
sakit, sedang ajalnya belum ( 16 ‫ ص‬4 ‫)سبل السلم ج‬
272

sampai, lalu ia berdo’a dekatnya tujuh kali yang artinya:


“Saya bermohon mudah-mudahan Allah yang Maha
Besar, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang agung
menyembuhkan engkau” niscaya Allah
menyembuhkannya dari penyakit itu”
(HR.Abu Daud dan Nasa’i)

b. ‘Abdullah bin Amr bin ‘Ash


meriwayatkan bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“Bila seseorang mengunjungi
orang sakit,maka hendaklah
ia berdoa, yang artinya:“Ya
Allah sembuhkanlah hamba-
Mu ini, agar dia dapat
membinasakan musuh atau
mengantarkan jenazah kepada-Mu”
(HR Muslim)
c. “Ummu Salamah ‫ص نلي‬ ‫ل الل لها م‬ ‫س وع ل‬ ‫ل مر ل‬ ‫ت قم اَ م‬ ‫ة قماَ ل م ع‬ ‫مم‬ ‫سل م م‬ ‫م م‬ ‫ن ال ل‬‫عم ا‬
meriwayatkan bahwa ‫ت‬ ‫ض ا موا ال ع م‬
‫مي ل م‬ ‫م ال ع م‬
‫مراب ع م‬ ‫ضعرت ل ل‬ ‫ح م‬ ‫ذا م‬ ‫ اا م‬: ‫م‬‫سل ن م‬
‫ه ع مل مي عها وم م‬ ‫الل ل ل‬
‫قو ل ل ون‬ ‫ماَت م ل‬
‫ن م‬ ‫ة ي لؤ م ل‬
‫من لوع م‬ ‫ممل ئ اك م م‬‫ن ال ع م‬ ‫خي عصرا فماَر ن‬ ‫وا م‬ ‫قوع ل ل ع‬ ‫فم ل‬
Rasulullah SAW bersabda:“Bila ‫ ع ( ع م‬239 ‫ ص‬1 ‫م( )لسلم ج‬ ‫سل ا م‬ ‫م ع‬ ‫)مرمواه ل ل‬
kamu berada pada orang sakit
atau mati, ucapkanlah do’a
yang baik-baik, maka
sesungguhnya para malaikat akan mengaminkan apa-apa yang
engkau katakan”
(HR Muslim)
6. Menjaga ketenangan lingkungan yang tidak mengganggu si
sakit
273

Nabi Muhammad SAW


bersabda:

Ubaidillah bin ‘Abdullah


meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas,
ketika Rasulullah SAW dekat
wafat di antara hadirin
terdapat Umar bin Khaththab
beliau bersabda: “Marilah saya
tuliskan satu surat (wasiat)
untuk kamu, yang kamu tidak
akan sesat jika kamu
mengikutinya” Umar lalu
berkata: “Sesunguhnya Nabi
SAW sudah sakit payah, sedang
kamu sudah mempunyai
Qur’an, maka cukuplah Qur’an
itu buat kita, ketika itu
timbullah pertikaian diantara
hadirin, sebagian menyatakan :
“dekatkanlah, supaya Nabi SAW
dapat menuliskan surat
(wasiat) yang kamu tidak akan
sesat jika mengikutinya”.
Sebagian lagi menyetujui
pendapat Umar. Diwaktu pertengkaran dan peselisihan
diantara mereka sudah memuncak maka Nabi SAW bersabda:
”menjauhlah kamu! “seterusnya Ubaidilah meriwayatkan
bahwa Ibnu Abbas berkata “Adalah satu keinginan
terhalangnya Rasulullah menuliskan satrat (wasiat) itu untuk
mereka disebabkan pertengkaran dan perselisihan mereka”
(H.R.Bukhari).
274

7. Membacakan Al Qur’an, diantaranya surat Yasin.


Nabi Muhammad SAW
bersabda :
a. “Ma‘qil bin Yasar
meriwayatkan bahwa
Muhammad SAW
bersabda: “Bacakanlah
kepada saudaramu yang sedang menghadapi maut surat
Yasin”
(H.R. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

“Dan bunyi lengkapnya


ialah :“Surat Yasin adalah
jantung Qur ‘an. Barang
siapa yang membacanya
karena mencari keridhaan
Allah dan kampung akhirat
niscaya Allah akan mengam-
puninya dan oleh karena itu maka bacakanlah surat yasin
pada saudara-mu yang sedang menghadapai maut”
(Nailul Authar).
b. “Abu Darda’ dan Abu Dzar
meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila dibacakan surat
yasin di dekat orang yang
sedang mengahadpai
maut, maka Allah akan meringankan kesakitan matinya”
(Subulus Salam)
275

Catatan :
Membaca surat Yasin ini diperselisihkan oleh para ahli hadits, ada
yang berpendapat mudhtharib (kacau);mauquf dan majhul (tidak
dikenal). Imam Dar Quthni berpendapat bahwa hadits ini
sanadnya dha’if matannya majhul, dan tidak ada hadits shahih
yang dapat dipakai sebagai alasan membaca Al Qur’an di dekat
orang yang sedang menghadapi maut.

Vous aimerez peut-être aussi