Vous êtes sur la page 1sur 27

LAPORAN PENDAHULUAN

ASAM URAT (GOUT)

A. Definisi
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi
dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates
pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan
sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak
saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini,
gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit reumatik yang paling banyak
dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar kemungkinan berhasil.
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam
urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam
urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang
berhubungandengan defek genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia.
(Brunner &Suddarth. 2001;1810).
Artiritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristalasam urat di
daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Jadi, Gout atau
sering disebut ³asam urat´ adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
B. Klasifikasi
Gout terbagi atas 2 yaitu :
a. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,
dimanameningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang disintesis
dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat langsung dari
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi
asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau
gangguan ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya
karena kelainan genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim
HGPRT (hypoxantin guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan
aktifitas enzim PRPP (phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat
diidentifikasi hanya 1 % saja
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan
purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada pasien
leukemia Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit lain atau pemakaian obat
tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya jelas diketahui
akan menyebabkan hiperurisemia karena produksi yang berlebihan atau
penurunan ekskresi asam urat di urin.
C. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit
/ penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
- Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam
urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
- Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan
ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat seperti :
aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid dan
etambutol.
- Pembentukan asam urat yang berlebih
- Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana
penyakit lain, seperti leukimia.
- Kurang asam urat melalui ginjal
- Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang sehat.
Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan
ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

D. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah
produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam
urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan
(salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-
fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase
(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida
purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak
melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin,
guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor
nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin
guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase
(APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara
bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil
asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan
dikeluarkan melalui urin
E. Manifestasi Klinis
Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan rekuren
inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang
menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta
kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam
traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :
1. Hiperutisemia asimtomatik
2. Artiritis gout yang kronis
3. Gout interkritikal
4. Gout tofaseus yang kronik
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah
menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada
usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita
gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100
mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause
perubahan tersebut kurang nyata. Pada priahiperurisemia biasanya tidak
timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-
tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan
lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah
putihmeningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang
paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya
dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari,
lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout.
Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala
serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa
pengobatan.
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari
suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat
dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal
urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi
serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
(endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi
asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi
peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses pengeluaran
asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang
serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis
oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka
respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin
dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi
peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan memperbesar
diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter
kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik
timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri,
kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan
berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta
gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut
relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat serum.
Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon
Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan
helix telinga.
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid
nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering
dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat
hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara
memadai.

F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu
cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaaan fisik
G. Diagnosa
Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism
Association (ARA), yaitu:
1. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi
2. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,
3. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
a. Inflamasi maksimum pada hari pertama
b. Serangan artritis akut lebih dari 1 kali
c. Artritis monoartikular
d. Sendi yang terkena bewarna kemerahan
e. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1
f. Serangan pada sendi tarsal unilateral
g. Adanya tofus
h. Hiperurisemia
i. Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris
j. Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi
k. Kultur bakteri cairan sendi negatif
H. Penalaktasanaan medis dan keperawatan
1. Pengobatan Fase akut
Kolkisin merupakan obat pilihan untuk mengatasi artritis gout akut.
Obat ini mempunyai efek penghambat motilitas dan asadesi netrofil,
mengurangi pelepasan eikasinoid, PGE2, dan LTB4 oleh monosit dan netrofil
dengan cara menghambat fosfolipase-A2, mengubah kemotaksis fagosit.
Kolkisin diberikan 0,5mg/jam sampai tercapainya perbaikan nyeri dan
inflamasi, atau timbul toksisitas gastrointestinal seperti muntah dan diare,
atau tercapai dosis maksimal per hari 8 mg. Pada orang dengan gangguan
fungsi ginjal kolkisin harus diturunkan.
2. Pengobatan hiperurisemia
Diet rendah purin memegang peranan penting. Obat yang dapat
menurunkan kadar asam urat darah dibagi dua, yaitu golongan urikosurik dan
golongan penghambat xantine-oksidase. Obat golongan urikosurik yang
penting adalah probenesid. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
reabsorpsi asam urat di tubulus secara kompetitif, sehingga eksresi asam urat
melalui ginjal ditingkatkan. Dosis awalnya adalah 0,5mg/hari dan secara
berkala dapat ditingkatkan menjadi 1-3 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3 kali
sehari. Obat golongan ini tidak boleh diberikan bila produksi urin kurang dari
1400ml/24 jam. Pemberian ini dikontraindikasikan bila terdapat produksi dan
eksresi asam urat berlebih, riwayat batu ginjal, volume urin berkurang, dan
hipersensitif terhadap probenesid.
Obat golongan inhibitor xantine-oksidase (alopurinol) merupakan
obat yang poten untuk mencegah konversi hipoxantine dan xantin menjadi
asam urat. Akibatnya kadar kedua zat tersebut akan meningkat dan akan
dibuang melalui ginjal.
Indikasi pemberian alopurinol adalah:
1. Penderita yang tidak memebri respon adekuat terhadap gol. Urikosurik,
misalnya pada gg. Fungsi ginjal.
2. Penderita yang hipersensitif terhadap gol.urikosurik
3. Penderita dengan batu urat di ginjal.
4. Penderita dnegan tofus yang besar, yang memerlukan perawatan
kombinasi alopurinol dengan urikosurik.
5. Hiperurisemia sekunder karena penyakit mieloproliperatif, dapat
diberikan alupurinol sebelum pemberian sitostatika.
Dosis rata-rata 300mg/hari, tetapi pada orang tua dan penderita dengan GFR
di bawah 50m/menit, dapat dimulai dnegan dosis 100mg/hari.
3. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal,
gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar
10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat
pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam,
kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari
penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada
duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan
gangguan ginjal kronik.7
I. Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis danulkus
peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasinonsteroid
(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifyingantirhematoid
drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas danmortalitas utama
pada arthritis reumatoid

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga


sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungandengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis
J. Asuhan keperwatan pada klien gout
a. Pengkajian Identitas Klien
b. Anamnesa
- Identitas Klien
- Riwayat kesehatan klien
- Keluhan utama
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan masa lalu
- Riwayat kesehatan keluarga
- Head to toe terdiri dari:
Pemeriksaan dilakukan mulai dari kepala sampai kaki (menggunakan Data
fokus) dengan menggunakan teknik inspeksi (gerakan dada yang tidak
simetris), palpasi (terdapat getaran yang tidak simetris), perkusi, dan
auskultasi
c. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
- Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa
yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan ureua dan kratinin
2. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
3. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

d. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri behubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout ditandai
dengan pasien mengunkapkan ketidak nyamanan, merintih,melindungi sisi yang sakit,
meringis
Tujuan intervensi rasional
Nyeri berkurang 1. Pantau kadar asam 1.untuk mengevaluasi
urat serum keekfetifan terapi

2. Berikan istirahat dengan 2.Peninggian dan


kaki ditnggikan dan berikan pemberian kantung
kantung es. dingin membantu
mengurangi bengkak.

3. Berikan obat anti gout 3.Obat anti gout bekrja


yang diresepkan dan dengan menghambat
evaluasi rabsorsi asam urat di
keefektipannya. tubulus ginjal

4. Berikan pasien untuk


minum 2 ± 3 liter cairan
setiap hari dan
meningkatknmasukan
makanan pembuatan
alkalin

2. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah.


Tujuan Intervensi Rasional
Pasien dan keluarga· Jelaskan pada pasien· Memberikan
dapat memahami tentang asal mula pengetahuan pasien
penggunaan obat dan penyakit sehingga pasien dapat
perawatan menghindari terjadinya
dirumah.Kriteria : · Berikan Jadwal obat serangan berulang.
· Pasien dan keluarga yang harus di gunakan· Penjelasan ini dapat
menunjukkan meliputi nama obat, meningkatkan koordinasi
pemahaman tentang dosis, tujuan dan efek dan kesadaran pasien
kondisi prognosis dan samping terhadap pengobatan
perawatan. yang teratur.
· Mengembangkan
rencana untuk perawatan .
diri, termasuk modifikasi
gaya hidup yang
konsisten dengan
mobilitas dan atau
pembatasan aktifitas.

3. Gangguan mobilitas fisik burhungan dengan nyeri persendian


Tujuan Intervensi Rasional
Pasien dapat· Evaluasi pemantauan· Tingkat aktifitas /
meningkatkan aktifitas tingkat inflamasi atau latihan tergantung dari
sesuai kemampuan. rasa sakit pada sendi. perkembangan atau
Kriteria: · Pertahankan istirahat resolusi dan proses
· Pasien dapat tirah baring/duduk jika inflamasi
mempertahankan fungsi diperlukan. Jadwal· Istirahat yang sistemik
posisi dengan tidak aktifitas untuk selama eksaserbasi akut
adanya pembatasan memberikan periode dan seluruh fase penyakit
kontraktur. istirahat yang terus yang penting untuk
· Pasien dapat menerus dan tidur mencegah kelelahan,
mempertahankan atau malam hari yang tidak mempertahankan
meningkatkan kekuatan terganggu. kekuatan.
dan fungsi dari· berikan lingkungan· Menghindari cedera
kokompensasi bagian yang aman misalnya akibat kecelakaan atau
tubuh. menggunakan pegangan jatuh
· Pasien dapat tangga pada bak atau
mendemonstrasikan pancuran dan toilet
tehnik atau perilaku yang
memungkinkan
melakukan aktfitas
PATWAYS
DAFTAR PUSTAKA

Brunney & suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal – bedah. EGC. Jakarta.


Compiement, Tim, 2002. Kumpulan Makalah Keperawaan Medikal Bedah. UGM.
Yogyakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
Carpito, Lynda juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit :
EGG, jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. S DENGAN GOUT
ARTRITIS

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Nama lansia (inisial) : Ny. S
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Agama : Islam
d. Usia : 82 tahun
e. Status perkawinan : Janda
f. Pendidikan terakhir : SD
g. Pekerjaan :-
h. Alamat : Demak

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Klien mengtakan bahwa dirinya mempunyai penyakit asam urat tetapi
klien tidak tahu mengenai penyakit asam urat tersebut, ketika penyakit
kambuh klien pergi ke mantra, klien juga mengatakan bahwa klien
mempunyai gngguan penglihatan ketika melihat tulisan.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien mengatakan mengetahui bahwa dirinya mempunyai penyakit
asam urat sejak 3 tahun yang lalu, ketika klien merasakan penyakitnya
kambuh klien membeli obat warung. Keluarga klien mengatakan sejak
dulu klien suka mengkonsumsi jeroan ayam bahkan sampai saat ini klien
kadang masih mengkonsumsi jeroan ayam.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sudah mengalami keluhan yang dirasakan saat ini
sejak 1 minggu yang lalu. Klien mengatakan sudah berobat ke mantri 2
minggu yang lalu dan diberi obat allopurinol 100 mg 3x1.

d. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarganya tidak ada
yang mengalami asam urat.
3. KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Biologis :
1) Pola makan
Klien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi yang cukup, dan
klien juga mengatakan suka nyemil ketela pohon.
2) Pola minum
Klien mengatakan minum dengan gelas kecil +- 250 cc, sehari klien
bisa minum 8-12 gelas perharinya.
3) Pola tidur
Klien mengatakan tidur jam 21.00 dan bangun jam 03.00 WIB, klien
terbangun jika merasakan ingin BAK dan sholat tahajut.
4) Pola eliminasi
Klien mengatakan saat dikaji BAB sudah 2x dan BAK sering dengan
volume sedikit tapi sering.
5) Aktivitas dan istirahat
Klien mengatakan melakukan aktivitas mulai jam 05.00-20.00 WIB,
istirahat jam 11.00 WIB lalu tidur siang jam 14.00 WIB.
6) Rekreasi
Klien mengatakan ziarah jika ada yang mengajak.
b. Psikologis :
1) Keadaan emosi
Kilen sering marah jika ada pekerjaan yang kurang bersih. Klien
berhenti marah jika pekerjaan yang diinginknnya selesai.
2) SPMSQ
No Pertanyaan Jawaban
1 Tanggal berapa hari ini Tidak tahu
2 Hari apa sekarang Sabtu
3 Apa nama tempat ini Di Rumah
4 Berapa nomor telepon Anda ? Tidak tau, Demak
dimana alamat Anda?
5 Berapa umur Anda? Sekitar 80 an
6 Kapan Anda lahir? Tidak tau
7 Siapa presiden Indonesia sekarang Jokowi
8 Siapa nama Ibu Anda? Ny.S
9 Berapa 20-3? 17
10 Siapa nama presiden sebelumnya? SBY
Keterangan :
1. Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 : kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 : kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10: kerusakan intelektual berat

Jadi, score klien yang benar adalah 8 dan yang salah adalah 2. Jadi
kesimpulanya fungsi intelektual klien utuh.
c. Hubungan sosial :
1) Hubungan dengan anggota kelompok
Klien dengan anggota kelompok lansianya paling kooperatif, sering
membuat suasana ramai
2) Hubungan dengan keluarga
Klien dengan keluarga baik, dari anak-anaknya, menantunya dan
cucunya.
d. Spiritual/kultur :
1) Pelaksanaan ibadah
Klien sholat 5 waktu berjamaah di mushola, dan melaksanakan
sunahnya.
2) Keyakinan terhadap kesehatan
Klien menganggap dirinya sakit, namun sakitnya tidak menjadi
beban hidupnya.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tingkat kesadaran : composmentis
b. Tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,8 °C
RR : 22x/menit
c. Pengukuran BB dan TB
BB : 55 kg
TB : 158 cm
IMT: BB/(TB)2
: 55/(1,58x1,58)
: 22,1 Artinya BB ideal
d. Pemeriksaan dan kebersihan perorangan
1) Periksa pandang
2) Hasil dari pemeriksaan
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala :
a) Mata
- Konjungtiva : Tidak anemis
- Sklera : Tidak ikterik
- Strabismus : Tidak
- Penglihatan : Penglihatan menurun dibuktikan
dengan klien tidak bisa membaca tulisan kecil dengan
jelas jika tidak memakai kacamata
- Peradangan : Tidak terdapat peradangan
- Riwayat katarak : Tidak ada katarak
- Pandangan kabur : Ya, pandangan klien terhadap objek
kabur
- Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan pada klien
- Keluhan : Klien mengatakan pandangannya
kabur saat membaca Al-Quran dan melihat tulisan kecil
jika tidak memakai kacamata.
- Penggunaan kacamata : Ya, klien menggunakan alat bantu
kaca mata
b) Rambut
- Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak
ada kutu rambut
- Warna : Rambut klien berwarna putih,
panjang dan lurus
- Kerontokan rambut : Rambut klien tidak rontok
c) Telinga
- Kebersihan : Bersih, tidak ada kotoran
- Peradangan : Tidak terdapat peradangan
pada telinga klien
- Pendengaran :Pendengaran klien terganggu
- Jika terganggu, jelaskan : Ketika diajak berbicara
dengan volume suara yang pelan kadang klien tidak bisa
mendengar pertanyaan yang diajukan sehingga harus
mengulangi pertanyaan dengan volume suara agak keras.
d) Hidung
- Bentuk : Simetris
- Peradangan : Tidak ada peradangan pada
hidung klien
- Penciuman : Tidak ada gangguan pada
penciuman klien
- Pernafasan cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping
hidung
- Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan pada
hidung
- Keluhan : Tidak ada keluhan
-
e) Mulut
- Kebersihan : Bersih tidak ada kotorang, karena
klien sering membersihkan area mulutnya.
- Mukosa mulut : Lembab
- Stomatitis : Tidak ada somatis
- Gigi geligi : Klien sudah tidak memiliki gigi
- Radang gusi : Tidak ada peradangan gusi
- Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitas mengunyah,
karena klien makanannya yang halus-halus
- Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan dalam menelan
makanan
2) Dada :
- Bentuk dada : Normal chest
- Retraksi : Tidak ada retraksi pada dada
klien
- Wheezing : Tidak wheezing pada klien
- Ronchi : Tidak ada ronchi pada klien
- Suara jantung tambahan : Tidak ada suara jantung
tambahan
- Ictus cordis : (+), tidak ada pelebaran
- Keluhan : Tidak ada keluhan pada dada
klien
3) Abdomen
- Bentuk : Normal
- Nyeri tekan : Tidak ada nyeri
- Perkusi : Tympani
- Supel : Ya
- Bising usus : Ada
- Frekuensi : 18 x/menit
- Massa : Tidak ada
4) Genitalia
- Kebersihan : Tidak terkaji
- Hemoroid : Tidak ada
- Keluhan : Tidak ada keluhan
5) Ekstremitas
-
f. Therapi medis
- Allopurinol 100 mg 3x1
g. Pemeriksaan Penunjang
Kadar asam urat 4,2 mg/dl
B. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: Penurunan Resiko cedera
 Klien mengatakan pandangannya penglihatan
kabur saat membaca Al-Quran dan
melihat tulisan kecil jika tidak
memakai kacamata.
DO:
 Penglihatan menurun dibuktikan
dengan klien tidak bisa membaca
tulian kecil dengan jelas jika tidak
memakai kacamata
 Usia 82 tahun
 Lantai rumah bersih dan tidak licin
namun lantai kamar mandi sedikit
licin.
2. DS: Kurangnya Kurangnya
 Klien mengatakan tidak tahu kenapa informasi pengetahuan
bisa asam urat dan tidak tahu mengenai mengenai
bagaimana cara memilih makanan penyakit gout kondisi dan
yang boleh dan tidak boleh dimakan atritis pengobatan
agar nyerinya tidak kambuh lagi
 Klien mengatakan ketika merasakan
penyakitnya kambuh klien hanya
membeli obat di warung.
 Keluarga klien mengatakan sejak
dulu klien suka mengkonsumsi
jeroan ayam bahkan sampai saat ini
klien kadang masih mengkonsumsi
jeroan ayam.

DO:
 Sering bertanya mengenai makanan
apa yang boleh dimakan untuk
mengurangi linu serta cara-cara untuk
mengurangi linu
 Klien bertanya mengenai pencegahan
agar nyerinya tidak kambuh lagi
 Klien terlihat bingung dan
menggeleng saat ditanya diit yang baik
untuk asam urat serta saat ditanya klien
tidak bisa menjawab
 Usia 82 tahun
 Kadar asam urat: 4,2 mg/dl

C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko cedera b.d faktor penurunan penglihatan
2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan b.d kurangnya
informasi mengenai penyakit gout atritis

D. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Resiko cedera Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan kepada keluarga untuk
b.d faktor keperawatan selama 1x30 menyediakan lingkungan yang
penurunan menit, cedera tidak terjadi aman untuk klien.
penglihatan pada klien dengan kriteria : 2. Identifikasi kebutuhan
1. Klien terbebas dari cedera keamanan pasien, sesuai dengan
kondisi fisik dan fungsi kognitif
2. Klien mampu pasien dan riwayat penyakit
menjelaskan cara untuk terdahulu klien.
mencegah cedera 3. Ajarkan kepada keluarga dan
3. Klien mampu klien untuk menghindarkan
menjelaskan manfaat lingkungan yang berbahaya
senam mata (misalnya memindahkan
4. Klien mampu perabotan berbahaya, kebersihan
mendemonstrasikan lantai rumah dan kamar mandi)
senam mata 4. Ajarkan kepada keluarga untuk
memberikan penerangan yang
cukup di dalam rumah
5. Jelaskan manfaat senam mata
6. Ajarkan gerakan senam mata
2. Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaksan tanda dan gejala yang
pengetahuan keperawatan selama 1x30 biasa muncul pada penyakit
mengenai menit, klien mengerti dan 2. Jelaskan tentang proses penyakit
kondisi dan memahami mengenai 3. Identifikasi kemungkinan
pengobatan b.d penatalaksanaan penyakit penyebab penyakit
kurangnya gout atritis dengan kriteria: 4. Diskusikan perubahan gaya
informasi 1. Klien memahami tanda hidup yang mungkin diperlukan
mengenai gejala, penyebab, proses untuk mencegah komplikasi di
penyakit gout penyakit, serta masa yang akan datang dan atau
atritis penatalaksanaan penyakit proses pengontrolan penyakit
seperti pengobatan dan 5. Diskusikan tentang rencana diet
diet yang sesuai yang sesuai dengan kondisi klien
2. Klien mampu 6. Jelaskan tentang penggunaan
menjelaskan kembali apa obat
yang telah dijelaskan. 7. Tanyakan kembali tentang
penjelasan yang telah diberikan
untuk mengetahui pemahaman
klien tentang penjelasan yang
telah diberikan
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
13/11/2018 1. Mengajarkan kepada keluarga untuk S :
menyediakan lingkungan yang aman Klien mengatakan sudah jelas,
untuk pasien nanti kalau ada waktu luang
2. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan klien peragakan kembali senam
pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan mata tadi biar mata klien
fungsi kognitif pasien dan riwayat menjadi lebih jelas saat melihat
penyakit terdahulu pasien nanti.”
3. Mengajarkan kepada keluarga dan klien
untuk menghindarkan lingkungan yang O :
berbahaya (misalnya memindahkan 1. Klien terbebas dari cedera
perabotan berbahaya, kebersihan lantai 2. Klien mampu menjelaskan
rumah dan kamar mandi) cara untuk mencegah cedera
4. Mengajarkan kepada keluarga untuk 3. Klien mampu menjelaskan
memberikan penerangan yang cukup di manfaat senam mata
dalam rumah 4. Klien mampu
5. Menjelaskan manfaat senam mata mendemonstrasikan senam
6. Mengajarkan gerakan senam mata mata.

A:
Masalah teratasi

P:
Hentikan intervensi.

Discharge planning :
Motivasi klien untuk tetap
melakuakn senam mata secara
rutin untuk mencegah cedera
karena penurunan penglihatan

14/11/2018 1. Menjelaskan tanda dan gejala yang biasa S :


muncul pada penyakit Klien mengatakan sudah cukup
2. Menjelaskan tentang proses penyakit jelas dengan penjelasan yang
3. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab diberikan tentang penyakit asam
penyakit urat, klien baru tahu jika
4. Meniskusikan perubahan gaya hidup yang makanan tersebut ternyata yang
mungkin diperlukan untuk mencegah membuat kaki klien semakin
komplikasi di masa yang akan datang dan nyeri. Jadi mulai sekarang klien
atau proses pengontrolan penyakit akan membatasi makanan
5. Diskusikan tentang rencana diet yang tersebut.
sesuai dengan kondisi klien
6. Jelaskan tentang penggunaan obat O:
7. Instruksikan pasien mengenai tanda dan 1. Klien terbebas dari cedera
gejala untuk melaporkan pada pemberi 2. Klien mampu menjelaskan
perawatan kesehatan, dengan cara yang cara untuk mencegah
tepat. cedera
3. Klien mampu menjelaskan
manfaat senam mata
4. Klien mampu
mendemonstrasikan senam
mata

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi.

Discharge planning :
Motivasi keluarga untuk
membantu klien dalam
memberikan diit yang tepat
untuk asam urat.

Vous aimerez peut-être aussi