Vous êtes sur la page 1sur 7

OSTEOSARKOMA

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian
2. Klasifikasi
Sesuai dengan Enneking System, maka tingkatan dari osteosarkoma adalah:
a. IA Stadium tumor rendah, intrakompartmental
b. IB Stadium tumor rendah, ekstrakompartmental
c. IIA Stadium tumor tinggi,intrakompartmental
d. IIB Stadium tumor tinggi, ekstrakompartmental
e. III Stadium Tumor dengan metastasis

Menurut sistem klasifikasi AJCC Edisi 7:

a. IA derajat keganasan rendah , ukuran ≤ 8


b. IB derajat keganasan rendah, ukuran > 8 atau adanya diskontinuitas
c. IIA derajat keganasan tinggi, ukuran ≤ 8
d. IIB derajat keganasan tinggi, ukuran> 8
e. III derajat keganasan tinggi, adanya diskontinuitas
f. IVA metastasis paru
g. IVB metastasis lain
3. Epidemiologi
Osteosarkoma merupakan tumor ganas tulang primer non hemopoetik yang paling
sering ditemukan. Insiden osteosarkoma pada semua populasi menurut WHO sekitar 4-
5 per 1.000.000 penduduk. Perkiraan insiden osteosarkoma meningkat menjadi 8-11
per 1.000.000 penduduk per tahun pada usia 15-19 tahun. Di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo terdapat 219 kasus (16,8 kasus/tahun) dalam kurun waktu 13 tahun
(1995-2007) yang merupakan jumlah terbanyak dari seluruh keganasan tulang
(70,59%) dengan distribusi terbanyak pada dekade ke-2.
Osteosarkoma konvensional lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dengan
perbandingan 3:2. Hal ini bisa disebabkan masa pertumbuhan tulang pada pria lebih
lama daripada wanita. Tumor ini paling sering diderita oleh anak-anak usia dekade ke-
2 kehidupan, lebih dari 60% pada pasien kurang dari 25 tahun. Insiden osteosarkoma
dapat meningkat kembali pada usia di atas usia 60 thun.
Predileksi tersering pada daerah lutut yaitu distal femur, proksimal tibia, proksimal
humerus, osteosarkoma muncul terutama pada daerah metafisis tulang panjang dengan
rasio pertumbuhan yang cepat meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi
pada semua tulang (kanker.kemkes.go.id).

4. Anatomi Fisiologi
Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
a. Fungsi mekanik; menyokong tubuh, melekatnya jaringan, dan pergerakan.
b. Fungsi protektif: melindungi alat dalam
c. Fungsi metabolik: sintesis vitamin D dan metabolisme kalsium.
d. Fungsi hemopoetik: pembentukan dan perkembangan sel darah merah.

Adapun sel-sel tulang meliputi:

a. Osteoblas: memproduksi osteoid/matriks tulang, mengatur cairan ekstravaskular


pada proses mineralisasi. Osteoblas mempunyai reseptor estrogen, sitokin, PTH,
dan Vitamin D.
b. Osteoklas: merusak matriks tulang, memisahkan sel dengan matriks, berperan
dalam menurunkan pH menjadi asam sehingga melarutkan mineral dan merusak
matriks.
c. Osteosit: 90% dari sel tulang tersusun atas osteosit. Osteosit berasal dari osteoblast
yang berperan dalam pembentukan massa dan struktur tulang.
Berikut gambaran tulang yang terkena osteosarkoma:

5. Etiologipatologi
Penyebab osteosarkoma masih belum jelas diketahui. Adanya hubungan kekeluargaan
menjadi suatu predisposisi, begitu pula adanya herediter retinoblastoma. Agen virus
dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan. Radiasi ion dikatakan
menjadi 3% penyebab langsung sarkoma. Dua tumor supresor gene yang berperan
secara signifikan terhadap tumorigenesis pada osteosarkoma, yaitu protein p53
(kromosom 17) dan Rb (kromosom 13).
Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang memunculkan
adanya pengaruh dalam patogenesis sarkoma, di mana dapat mulai tumbuh di dalam
tulang atau pada permukaan tulang dan berlanjut pada jaringan lunak sekitar tulang.
Epifisis dan tulang rawan sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan tumor ke dalam
sendi. Osteosarkoma mengadakan metastasis secara hematogen, paling sering ke paru
atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15-20% telah mengalami metastase
saat diagnosis ditegakkan.

6. Manifestasi Klinis
Osteosarkoma sering terdapat di daerah lutut pada anak-anak dan dewasa muda,
terbanyak pada distal dari femur. Sangat jarang ditemukan pada distal tulang-tulang
kecil di kaki maupun di tangan. Begitu juga pada kolumna vertebralis. Apabila
terdapat di kaki, biasanya mengenai tulang besar pada kaki bagian belakang yaitu pada
tulang talus dan kalkaneus, dengan prognosis lebih jelek. Sering didapatkan adanya
riwayat adanya fraktur patologis.
Pada anamnesis, keluhan utama yang paling sering muncul adalah nyeri, deformitas,
dan hambatan mobilitas fisik. Kondisi dari keluhan dirasakan secara perlahan disertai
dengan adanya nyeri di sekitar lesi dan kesulitan menggerakkan ekstremitas yang
terlibat. Keluhan makin lama makin berat sampai klien terbangun saat tidur karena
adanya nyeri.
Keluhan biasanya sudah ada 3 bulan sebelumnya dan sering kali dihubungkan dengan
trauma. Terdapat benjolan pada daerah dekat sendi yang sering kali sangat besar, nyeri
tekan, dan tampak pelebaran pembuluh darah pada kulit di permukaannya. Tidak
jarang menimbulkan efusi pada sendi yang berdekatan. Sering kali ditemukan adanya
patah tulang patologis. Pada pengkajian regional biasanya akan didapatkan tanda dan
keluan seperti berikut ini:
Look Terlihat adanya nyeri (kesakitan), pembesaran jaringan dan tanda-tanda
peradangan. Adanya nyeri menunjukkan tanda ekspansi tumor yang cepat dan
penekanan pada jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi, pembesaran. Penting
untuk diperiksa letak pembesaran, jumlah benjolan/pembesaran jaringan dan seberapa
diameter ukuran dari benjolan/ pembesaran tersebut.
Tanda-tanda peradangan seperti kemerahan pada sisi lesi,pembengkakan atau benjolan
dengan sisi lesi yang tidak jelas dan tidak mudah bergerak, palpasi hangat pada pusat
lesi secara lokal, keluhan nyeri dan penurunan fungsi pergerakan ekstremitas yang
terlibat baik bagian distal maupun proksimal.
Pembentukan neovaskularisasi pada kulit atas lesi tumor dengan tanda terlihatnya
gambaran vena-vena pada permukaan dari massa.
Feel Keluhan nyeri tekan, jaringan tumor mudah bergerak atau masih bisa digerakkan
dan tumor ganas jaringan biasanya tidak mudah digerakkan atau bersifat kaku dan
tidak bergerak..
Move Keterbatasan pergerakan dan kelemahan fisik. Keterbatasan pergerakan
berhubungan dengan penurunan rentang gerak. Gangguan ini biasanya semakin
bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri dan
makin besarnya benjolan/pembengkakan pada klien.
Secara singkat manifestasi osteosarkoma dapat diliht dari:
a. Massa tulang (pada ekstremitas yang membesar dengan cepat, nyeri pada
penekanan)
b. Edema jaringan lunak
c. Fraktur patologis dapat terjadi pada 5-10% pasien
d. Keterbatasan gerak (ROM)
e. Penurunan BB
f. Anemia

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan alkalin fosfat dan laktik
dehydrogenase, yang mana ini dihubungkan dengan kepastian diagnosis dan
prognosis dari osteosarkoma tersebut.
b. Radiodiagnostik
Biasanya gambaran radiogram dapat membantu untuk menentukan keganasan
relatif dari tumor tulang. Gambaran lesi yang tidak tegas menandakan adanya
proses invasi tumor ke jaringan tulang yang berada di sekitarnya. Pada foto polos
menunjukkan adanya lesi yang agresif pada daerah metafise tulang panjang.
Rusaknya gambaran trabekule tulang dengan batas yang tidak tegas tanpa reaksi
endosteal.
Tampak juga campuran area radioofak dan radiolusen, oleh karena adanya proses
destruksi tulang (bone distrucsion) dan proses pembentukan tulang (bone
formation)
CT scan dan MRI dilakukan untuk mendeteksi adanya ekstensi dari tumor ke
jaringan sekitarnya, termasuk juga pada jaringan neurovascular atau invasinya
pada jaringan otot.
c. Pemeriksaan Biopsi
Biopsi tertutup dengan menggunakan jarum halus (fine needle aspiration /FNA)
dengan melakukan sitodiagnosis, merupakan salah satu cara biopsi untuk
melakukan diagnosis pada tumor. Biopsi terbuka adalah metode biopsi melalui
tindakan operatif.
8. Penatalaksanaan
a. Konservatif
Penangan kanker tulang metastasis adalah paliatif dan sasaran terapeutiknya
adalah mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamanan klien sebanyak mungkin.
Terapi tambahan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk menangani
kanker asal. Fiksasi internal fraktur patologi dapat mengurangi kecacatan dan
nyeri yang timbul. Bila perlu, tulang besar dengan lesi metastasis dapat diperkuat
dengan fiksasi internal profilaksis. Pembedahan dapat diindikasikan pada fraktur
tulang panjang. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan dapat dilakukan meliputi
hidrasi dengan pemberian cairan salin normal intravena, diuretika, mobilisasi, dan
obat-obatan seperti fosfat, mitramicin, kalsitonin, atau kortikosteroid.
b. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan suatu penatalaksanaan tambahan pada tumor ganas tulang
dan jaringan lunak. Obat-obatan yang dipergunakan adalah metotreksat,
andriamisin, siklofosfamid, vinkristin, dan sisplatinum. Pemberian kemoterapi
biasanya dilakukan pada pre/pasca operasi.
c. Radioterapi
Radiasi dengan energi tinggi merupakan suatu cara eradikasi tumor-tumor ganas
yang radiosensitif dan dapat juga sebagai penatalaksanaan awal sebelum tindakan
operasi dilakukan. Kombinasi radioterapi dapat juga diberikan bersama-sama
dengan kemoterapi. Radioterapi dilakukan pada keadaan-keadaan yang dapat
dioperasi, misalnya adanya metastasis atau keadaan lokal yang tidak
memungkinkan tindakan operasi.
d. Intervensi bedah
Oleh karena adanya bahaya metastasis pada tumor maligna, maka kombinasi
kemoterapi dimulai sebelum dan dilanjutkan setelah pembedahan sebagai usaha
mengeradikasi lesi mikrometastasis. Harapannya adalah kombinasi kemoterapi
mempunyai efek yang lebih tinggi dengan tingkat toksisitas rendah sambil
menurunkan kemungkinan resistensi terhadap obat.
Operasi radikal. Operasi radikal dilakukan seperti pada eksisi luas dan ditambah
dengan pengeluaran seluruh tulang, serta sendi dan jaringan sebagai suatu bagian
yang utuh. Cara ini biasanya berupa amputasi anggota gerak di atasnya dan
disertai pengeluaran sendi di atasnya.

9. Pencegahan
a. Pola hidup sehat (nutrisi sehat, hindari makanan berbahan pengawet)
b. Hindari bahan karsinogen, paparan sinar radioaktif

10. Komplikasi
a. Fraktur
b. Metastasis paru
c. Metastasis organ lain

Sumber:

Komite Penanggulangan Kanker Nasional Osteosarkoma, diakses dari kanker.kemkes.go.id

Noor, Zairin. (2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Vous aimerez peut-être aussi