Vous êtes sur la page 1sur 29

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Seiring meningkatnaya teknologi pada semua bidang dijaman


sekarang diikuti kemajuan dalam bidang tyrasportasi hal ini ternyata
meningkatkan angka kecelakaan.
Akibat kecelakaan akan bisa mengakibatkan :
- Trauma kepala
- Fraktur
- Kecacatan
- Meninggal
Perawatan perlu bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan biologis,psikologis sosiologis,dan spiritual sehingga
diperelukan pendekatan yang baik dalam upaya pemulihgan kesehatan
pasien fraktur femur perawatan berperan dalam memberikan pelayanan
Angka kematian yang menningkat di indonesia sekarang ini
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya gizi yang buruk, sosial ekonomi
yang rendah, tingkat pengetahuan yang kurang dan juga saran dan prasarana
yang kurang memadai yg mengakibatkan berbagai macam penyakit yang
salah satunya adalah penyakit yang menyerang paa sisiten hematologi yang
dintara salah satu penyaki\tnya adalah anemia.
Perawat perlu bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan pda klien yang mempunyai kebutuhan
biologis,psikologis, sosiologis,dan spiritual sehingga diperlukan pendekatan
yang baik dalam upaya pemulihan kesehatan klien anemia perawat berperan
daam dalam memberikan pelayanan kesehatan sebagai sistem pelayanan
kesehatan untuk mencapai tujuan bersama. kelompok kami tertarik
mengankat masalah dengan gangguan pad a sistem hematologi yaitu Asuhan
Keparawatan pada jklien dengan Anemia Grafis Hemel.
2

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit anemia
grafis hemel
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian kepeda klien untuk mengumpulkan
data-data yang berhubungan dan mendukung masalah klien
b. Mampu melakukan analisa data dari hasil pengkajian kemudian
menyusun diagnosa berdasarkan prioritas masalah
c. Mampu melakukan asuhan keperawatan berdasarkan analisa data dan
diagnosa keperawatan
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana
asuhan keperawtan .
e. Mampu melakukan evaluasi dari hasil tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan sesuai dengan criteria evaluasi.
f. Mampu melaksanakan pendokumentasian keperawatan
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang diambil oleh penulis dalam kasus ini adalah
menggunakan metode pemecahan masalah dengan pendekatan asuhan
keperawatan dengan studi kepustakaan.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang diambil penulis dalam menyusun
makalah ini adalah :
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang, tujuan penulis, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis
Berisi tentang konsep dasar dan pendekatan proses keperawatan
3

BAB III: Tinjauan kasus


Berisi tentang asuhan keperawatan pada klien dari mulai pengkajian sampai
catatan perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Anemia adalah suatu keadaan dimana kada Hb ? hitung jenis


eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dan dikatakan anemia bila Hb < 14
g/dl dan Ht <41 % pada pria Hb < 12g/dl dan HT < 37 % pada wanita.
2. Etiologi
- Disebabkan oleh pendarahan kronik yang disebabkan oleh cacing
tambang
- Diet yang tidak mencukupi
- Absorpsi yang menurun
- Pendarahan pada saluran cerna,menstruasi,donor darah dan
hemoglobinuria
- Penyimpanan besi yang kurang,seferti pada hemisiderosisi paru
3. Patofisiologi
ibu hamil

4

Defisiensi Fe

Mempengaruhi kadar Hb dalam darah

Anemias defisiensi besi
4. Tanda Dan Gejala
- Cepat lelah
- Takikardi
- Palpitasi
- Takipneu pada latihan fisik
5. Manifestasi klinis
Selain gejala-gejala umum anemia,defisiensi Fe yang berat akan
mengakibatkan perubahan kulit dan mukosa yang progresif,seprti lidah
yang halus,keilosis dan sebagainya didafatkan tanda – tanda malnutrisi.
6. Jenis- jenis Anemia
- Anemia pada penyakit kronik
- Anemia pernisiosa
- Anemia defisiensi asam folot
- Anemia pendarahan
- Anemia hemolitik autoimun
- Anemia aplstik
7. Pemeriksa penunjang
Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan lambat pada tahap pertama
terjadi adalah : simpanan Fe terjadi anemia tetapi belum terjadi perubahan
pada ukuran seldarash merah. Fenitin serum menjadi rendah, urang dari 30
mg/l, sementara total; iron painding capacity meningkat dan stelah
simpanan Fe habis, produksi sel darah merah tetap dilakukan Fe serum
akan mulai mmenurun kurang dari 30 mg/ldl dan saturasi transferin
menurun sehungga kurang dari 15 %.
5

Pada tahap awal MCV tetap normal dan pada keadaan lanjut MCV muulai
menurun dan ditemukan gambaran sel-sel mikrosisitikhipokrom,kemudian
menjadi anoisostitrtrosisi diikuti poikilositosis.
Didapatkan sel darah merah yang mikrosisitik hipokrom serum iron
menurun,sedangkan IBC bertanbah tanda patokmonik adalah tidak
ditemukan nya hemosioderin dalam sum-sum tulang /serumfenitin < 12
mg/dl.Diagnosa ditegakkan berdasarkan pembuktian keadaan defisiensi Fe
? evaluasi dari hasil terafi suplemen FE
Untuk mendiagnosis ankilotomiasis perlu pemeriksaan tinja untuk
mengetahui beratnya infeksi perlu di hitung telur pergram tinja.
8. Penatalaksanaan
1. Mengatasi penyebab pendarahan kronik misalnya pada ankilostomiasis
diberikan anteminitik yang sesuai.
2. Pemberian preparat Fe :
- Fero glukorat 3x 500 mg secara oral sehabis makan bila terdapat
intolransi terhadap pemberian obat preparat Fe oral gangguan
pencernaan sehingga tidak dapat diberikan oral dapat diberikan secara
parenteral dg dosisi 250 mg Fe ( 3 mg/kg BB ) untuk tiap 9 %
penurunan kadar Hb dibaweah normal.
- Fero sulfat 3x325 mg secara oral dalam keadaan perut kosong dapat
dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan bertahap pada pasien yg
tidak kuat dapat diberikan melalui makanan.
- Iron dekstran mengandung Fe 50 mg/ml,diberikan sencara im mula –
mula 50 mg kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai dosis total
sesuai perhitungan dapat pula diberikan IV mula -–mula 0,5
sebagaidosis percobaan bila dalam 3-5 menit tidak menimbulkan
reaksi boleh diberikan 250-500mg.
B. Pendekatan proses keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
- Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubung
dengan mual dan muntah
6

- Intoleransi aktivitas berhubung dengan kelemahan fisik


- Perubahan perfusi jaruingan berhubung dengan perubahan tekanan
darah.
2. intervensi
 DX I
- Timbang BB tiap hari
- Kaji riwatar nutrisi termasuk makanan yang disukai
- observasi dan catat masukan makan pasien
- berikan makan sedikit dan frekuensi sering
 Dx II
- Awasi TD,N,RR selama dan sesudah qaktifitas
- Berikan lngkungan tenang
- Gunakan tehnuik penghematan energi
 DX III
- Awasi TD, kaji tingkat pengisian kapiler warna kulit membran
mukosa, dasar kuku.
- Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
- Awasi upaya pernafasan :auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi adventisius.
7

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tgl masuk : 17 januari 2005


Ruang/kelas : Zamrud/III
Nomor reg : 695
Diagnosa medis : Anemia Grafis hemel
A. Identitas klien
Nama : Tn. K
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pegawai perkebunan
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : JL Dayeuh manggung, Cilawu,Garut
Agama : Islam
Bahasa yng digunakan : sunda
Sumber biaya : Dari keluarga
8

Sumber informasi : Dari pasien sendiri,keluarga, status


dan timkesehatan
B. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama klien mengatakan sejak  3 hari klien muntah darah dab
BAB darah timbulnya keluhan secara mendadak  3 hari upaya mengatasi
langsung dibawa kerumah sakit.
2. Riwayat kesehatam masa lalu
Klien tidak mempunyai alergi obat ,makanan, binatang atau lingkungan
klien belum pernah mengalami kecelakaan sebelumnya dan baru pertama
kali dirawat di rumah sakit , klien tidak ada riwayat pemakaian obat
apapun.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Diantara keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan
klien dan juga tidak mempunyai penyakit keturunan.

Ket :

4. Riwayat psikososial dan spiritual


Orang yang terdekat dengan klien adalah istri polakomunikasi terbuka
pembuat keputusan adalah klien sendiri biasanya kegiatan kemasarakatan
yang diiuti klie adalah pengajian dan arisan dampak penyakit klien
terhadap keluarga yaitu keluarga menjadi sangat khawatir dan sedih sebab
pasien adalah kepala keluarga yang harus memberi nafkah kepada anggota
keluarga.
Biasanya mekanisme kopinh terhadap stres dengan cara pemecahan
masalah dan cari pertolongan klien mmemikirkan penyakitnya dan ingin
9

cepat sembuh perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit byaitu klien
tidak bisa melaksanakan kegiatan sehari-hari saat ini tugas perkembangan
adalah bekerja.
5. Kondisi lingkungan rumah
Rumah klien dekat dengan jalan raya.
6. Pola kebiasaan sehari –hari sebelum sakit
a. Pola nutrisi
Frekuensi makan 3x/hari,nafsu makan baik,jenis makanan nasi,lauk pauk
dan sayuran,kebiasaan sebelum makan berdoa dan cuci tangan. BB 60
kg,TB 1162 cm.
b. Pola eliminasi
Frekuensi BAK 4-5x/hari warna kuning jernih,dan tidak ada keluhan
yang berhubungan dengan BAK kebiasaan BAB 1x/hari waktu tidak
tentum,warna kining,bau khas,konsistensi setengah padat,kadang padat.
c. Pola personal hygiene
Biasanya mandi 2x/hari menggunakan sabun,oral hygiene 2x/hari waktu
pagi dan sore,biasanya cici rambut 2-3x/minggu dengan shampo.
d. Pola istirahat tidur
Klien tidurt malam  8jam/hari dan sering tidur siang.

e. Pola aktivitas lain


Klien biasanya mengurus runah tangga,tidak ada kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan ,tidak merokok,minum alkoholatau obat.
7. Pola kebiasaan di rumah sakit
a. Pola nutrisi
Frekuensi 3x/hari BB 60 kg TB 162 cm diit bubur saring.
b. Pola personal hygiene
Mandi 1x/hari tidak menggunakan sabun oral hygiene 1x/hari (pagi )
belumpernah cuci rambut.
c. Pola istirahat tidur
Klien tidur malam 6jam dan tidur siang
10

C. Pengkajian fisik
1. Sistem penglihatan
Posisi simetris,kelopak mata dan pergerakan bola mata normal,kongjungtiva
merah muda, sklera ikterik, tidak ada kelainan dengan oto mata fungsi mata
baik tidak memakai kaca marta atau lensa.
2. Sistem pendengaran
Fungsi pendengaran baik dan tidak ada gangguan pada sistem pedengaran
tidak ada cairan dari telinga kondisi telinga normal.
3. Sistem wicara
Tidak ada gangguan wicara
4. Sisten pernafasan
Jalan nafas sesak frekuensi 29x/menit,tidak ada batuk,suara nafas whezing.
5. Sistem kardiovakular
Nadi 96x/menit,irama kuat.TD : 110/70mmhg,tidak ada tekanan vena
junggularis,temperatur kulit dingin.
6. Sistem hematologi
Hb 5-8 gr/dl.
7. Sstem syaraf pusat
Tingkat kesadaran compos mentis,GCS E= ,M = ,V = ,tidak ada
peningkatan tekanan intra kranial.
8. Sistem pencernaan
Tidak ada caries,tidak menggunakan gii palsu,tidak stomatitits,salifa
normal,klien muntah mual,tidak nafsu makan,klien nyeri tekan abdomen
siseelah tengah setempat,kebiasaan baba 1x/hari dgn BAB darah konsistensi
cair.
9. Sistem endokrin
Tidak ada data yang menunjang.
10. Sistem urogenital
BAK 4-5 x/hari jumlah  2000cc/24jam,warna hitam kecoklatan klien
nyeri saat BAK.
11. Sistem integumen
11

Turgor kulit kering,warna kulit pucat,keadaan rambut baik


12. Sistem muskuloskeletal
Tidak ada kesulitan atau kelainan bentuk tulang.
13. Sistem kekebalan tubuh
Suhu :-
BB sebelum sakit :
BB sesudah sakit :
Tidak ada kelainan kelenjar getah bening.
D. Data penunjang
1. Laboratorium
Hb 5,8 gr/dl
2. Penatalaksanaan
3. Resume
12

DATA FOKUS
13

DO DS
Tanggal 17 Januari 2005  Klien mengatakan tidak napsu
 Klien tampak pucat makan.
 Keadaaan umum lemah  Kluarga klien mengatakan klin
 Klien terpasang infus RL 20 mual-mual dan muntah.
tts/menit.  Keluarga klien mengatakan klien
 Klien terpasang O2 3 liter sesak sejak masuk RS.
 Klien tidak banyak bicara  Klien dan keluarga mengatakan
 TTV pukul 06.00 klien tidak dapat BAK( keluar tp,
TD : 120/80 mm sedikit disertai nyeri,)
S : 370 C
RR : 24x/ menit
N : 96x/ menit
 Abdomen kembung karna, sulit
BAK.
 Muntah 100 cc

Tanggal 18 Januari 2005  Keluarga klien mengatakan klien


sesak
 Keadaaan umum lemah
 Klien terpasang inpus RL 20 tts /  Kelarga klien mengatakan klien
menit ingin BAK tp sulit
 Klien terpasang 02 3 liter.  Keluarga klien mengatakan klien
 Klien tidak banyak bicara semakin lama semakin lemah.
 Klien terpasang inpus RL Nacl 20
tetes / menit
 Abdomen kembung ; sulit bak
 TD ;pkl 06 00 TD 110/70 mmHg
Pkl 11 00 TD 110/70 mmHg
Pkl 15 00 TD 110/70 mmhg
Pkl 21 00 TD 110/70 mmhg
 Pkl 22 00 : - klien terpasang infus
fladex
 Pkl 23 00 : keadaan klien semakin
lemah

Tanggal 19 Januari 2004  Keluarga klien mengatakan kl;ien


 Klien terpasang infus Nacl 20 semakin melemah
tts/menit  Keluarga klien mengatqakan klien
 Observasi TTV : semakin sesak
Pkl 24 00 TD : 100/70 mmhg
 Keluarga klien mengatakan klien
P : 120x/menit
RR ; 26x/menit BAB bercampur darah.
 Klien terpasang O2 3 liter
14

 Pkl 02 00 TD : 80/50 mmhg


RR : 26x/menit
 Melena bertambah pkl 02 00 ( k/u
gelisah )
 Pkl 03 00 TD : 70/50 mmhg
N : 118x/menit
RR : 28x/menit
 Pkl 03 00 klien terpasang ngt dan
keluar darah melalui NGT 400 cc.
 Pkl 04 00 TD : 60/palpasi
 Pkl 05 00 TD : 60/palpasi
 Pkl 06 00 TD : klien meninggal

ANALISA DATA

Nama : Tn K
No kmr/Ruangan : III/Zamrud
No Data Fokus Masalah Etiologi
1 17 jan 05 Gangguan pemenuhan Mual dan muntah
Do : kebutuhan nutrisi
- Klien terpasang kurang dari kebutuhan
infus 20 tts/menit tubuh
- Klien tampak
lemah
- Klien tidak banyak
bicara
- Klien tampak
pucat
- TTV : TD : 120/80
mmhg
N : 96x/menit
S : 37 oC
RR : 24x/menit
Ds :
- BB sebelum masuk
rs : 60 kg
- BB setelah masuk
rumah sakit : 56 kg
- Klien mengatakan
tidak nafsu makan.
- Klien mengatakan
sering mual dan
muntah.
2 18 jan 05 Perubahan perfusi Penurunan haluaran
15

Do : jaringan urine
- Klien pucat
- Mual muntah
- Klien tampak
kembung
- Penurunan haluan
urine
- TTV :
TD : 110/70
mmhg
N : 96x/menit
S : 36oC
RR : 29x/menit
- Ekstrimitas dingin
- Klien terpasang
kateter
Ds :
- Klien mengatakan
menggigil
- Keluarga klien
mengatakan klien
mual muntah
sehabis makan
- Klien mengatakan
nyeri tekan
dibagian abdomen
3 Do :
- Klien tampak
lemah
- Klien tampak
gelisah
16

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

sehubungan dengan adanya asupan nutrisi yang tidak adekuat yang di

tandai dengan

Ds : - klien mengeluh mual

- Klien mengeluh badannya lemas

Do : - Klien tampak mual

- Klien tampak lemah

2. Gangguan pola aktivitas sehari-hari sehubungan dengan adanya

kelemahan dan keletihan yang ditandai dengan :

Ds : - Klien mengeluh badannya lemas.

Do: - Klien tampak lemas

- Klien tampak tidak bisa beraktifitas

3. Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan

yang ditandai dengan :

Ds : - Klien serimg menanyakan tentang penyakitnya

Do : - Klien tampak cemas


17

J. Proses keperawatan

PROSES KEPERAWATAN

Nama : Tn. R No CM : 758937

Umur : 22 tahun DX : Hepatitis B

Jenis kelamin : Laki-laki Ruang : Mutiara

No Diagnosa PERENCANAN IMPLEMENTASI EVALAUASI


Tujuan Intervensi Rasionalisasi
keperawatan
1 DP I Kebutuhan nutrisi  Observasi  Dengan mengobservasi  Jam 08.00  Jam 11.30
terpenuhi dengan TTV TTV dapat membantu WIB WIB
criteria : mengetahui Mengobservasi T : 130/90 mmHg
 Mual hilang perkembangan kesehatan TTV klien P : 84 x/menit
 Badan segar klien. R : 27 x/menit
 Porsi makan  Porsi makan habis
habis  Dengan menyajikan ½ porsi
 Sajikan makanan yang hangat dan  Jam 08.15  Glukosa
makanan yang menarik akan mengurangi WIB 20tts/menit
hangat dan rasa mual sehingga Menyajkan terpasang
menarik timbulnya nafsu makan makanan yang
manarik
 Dengan mamberikn porsi
makan sedikit tapi sering
 Berikan mendorong klien untuk  Jam 08.15
porsi makan menghabiskan porsi WIB
sedikit tapi makan yang di sajikan Memberikan
18

sering sehinga mengurangi rasa makan sedikit tapi


mual dan memenuhi sering
kebututhan nutrisi

 Dengan memberikan obat


sesuai terapi akan
mepercepat proses
 Berikan penyembuahn  Jam 09.00
obat sesuai WIB
therapi Memberikan
obat sesuai therpi:
o Acran
o Tyason
o Hepasil

2 DP II Pola aktivitas  Bantu klien  Dengan membantu  Jam 09.10 WIB Klien belum bisa
terpenuhi dengan dalm beraktifitas. klien dalam beraktivitas Membantu klien beraktifitas
kriteria : maka klien akan merasa dalam beraktifitas.
 Badan ada dorongan untuk
klien segar sembuh dan berupaya
 Klien bisa unutk melekukan untuk
beraktifitas aktifitas yang sedikit
sehingga aktifitas klien
terpenuhi

 Dekatkan  Jam 09.15 WIB


alat-alat yang  Dengan membantu Mendekatkan alat-
diperlukan klien mendekatkan alat-alat alat yang
dalam aktivitas. yang diperlukan klien saat diperlukan klien
beraktivitas akan
19

membantu memudahkan
aktifitas klien dan
membantu melancarkan
otot-otot klien selama
bedrest
 Beri  Jam 10.00 WIB
motivasi klien  Dengan memberi Meberikan motifasi
untuk cepat motivasi pada klien maka pada klien bahwa
sembuh kesembuhan klien akan penyakitnya itu bisa
terdorong serta akan disembuhkan
mematuhi semua therpi
yang di anjurkan untuk
kesembuhannya
3 DP III Rasa aman  Berikan  Dengan memberikan  Jam 10.30 Jam 10 40 WIB
terpenuhi dengan penjelasan penjelasan tentang WIB Klien menuturkan
criteria : tentang panyakitnya maka klien Memberikan bahwa mengerti
 Klien tampak penyakitnya akan memahami penjelasan tentang tentang penyakitnya
tenang keadaanya sekarang dan kondisi penyakitnya
 Klien tidak menimbulkan rasa aman
menanyakan
tentang  Berikan suport  Dengan memberikan
penyakitnya mental dorongan dan motipasi  Jam 10.45
maka klien akan merasa WIB
tenang dan mampunyai Memberikan suport
keyakinan atas mantal
kesembuhannya dan
percaya diri akan timbul
kembali

 Anjurkan klien  Dorongan spiritual akan


20

untuk selalu membantu klien untuk


berdoa sabar dan tabah dalam  Jam 10.55
menghadapi penyakit WIB
yang di deritanya Menganjurkan klien
untuk berdoa
21

J. Catatan Perkambangan.

Diagnosa

No keperawatan Tanggal Catatan perkembangan paraf


10 juli 2004

1 DP I S:

- klien mengeluh mual dan

muntah.

O:

- Klien tampak mual

- Porsi makan tidak habis

A:

- Masalah belum teratasi

P:

-Observasi TTV klien

-Beriporsi makan hangat dan

menarik

- Beri porsi makan sedikit

tapi sering

-Memberi obat sesuai

therapy

I:

- Mengobsevasi TTV klien

-Memberikan porsi hangat

dan menrik
22

-memberikan porsi makan

sadikit tapi sering

-memberikan obat sesuai

therapi

E:

-Klien mash tampek lemah

-Infus glukosa 20 tts/menit

-porsi makan habis ¼ porsi


2 DP II S:

- Klien mengeluh badan

terasa mules

O:

- Klien tampak lemas

- Klien tampak tidak bisa

beraktifitas

A:

- Masalah belum teratasi

P:

- Klien belum teratasi

. - Dekatkan alat- alat yang di

perlukan klian

10.00 - Beri motivasi agar cepat

sembuh

I:
23

- Membantu klien dalam

beraktifitas

- Mendekatkan alat-alat yang

di perlukan klien

- Memberi motifasi agar

cepat sembuh

E:

- Klian belumbisa

beraktifitas
3 DP III S:

- Klien selalu menanyakan

tentang penyakitnya

O:

- Klien tampk cemas

- Klien selalu menanyakan

tentang panyakitnya

A:

- masalah teratasi

BAB IV
PEMBAHASAN
24

Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal asuhan keperawatan

tentang penyakit hepatitis B yang telah dibahas pada BAB II dan BAB III dan

untuk menemukan penyelesaian antara ketidak sesuaian menurut teori dan praktek

dilapangan untuk memperoleh bukti-bukti yang meyakinkan agar sampai kepada

tujuan.

Bertitik tolak pada uraian diatas maka dalam BAB IV penulis

menguraikan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pembahasan ini adalah

sebagai berikut :

A Pengkajian

B Perencanaan

C Pelaksanaan

D Evaluasi

A. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian, penulis tidak menemukan hambatan

dalam pengumpulan data karena klien memberikan respon yang sangat positif

dan mau diajak bekerja sama.

Selain itu juga bimbingan dan arahan serta dukungan dari perawat

ruangan yang banyak memberi kemudahan bagi penulis sehinggan dapat

memberikan asuhan keperawatan dengan lancar. Adapun hasil analisa data

yang didapatkan dan beberapa diagnosa keperawatan yang didapatkan sesuai

dengan BAB II yaitu :

1. Intoleransi aktivitas berhubung dengan adanya kelemahan otot


25

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubung adaanya mual dan

muntah

3. Resiko tinggi terhadap integritas kulit berhubung adfanya bedrest

4. Kurangnya pengetahuan klien mengenai penykit yang dideritanya

Sedangkan diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan BAB II yaitu :

1. Gangguan pemenuhan istirahat tidur sehubungan dengan adanya sakit

kepala

2. Gangguang personal higene sehubungan dengan ketidak berdayaan untuk

melakukan kebersihan diri.

Diagnosa diatas muncul dan ditunjang oleh data-data baik objektif

maupun subjektif karena data masalah sangat penting untuk memenuhi

kebutuhan klien adapun beberapa diagnosa keperwatan yang sesuai dengan

teori tetapi tidak muncul pada BABIII yaitu :

1. Ganguan konsep diri harga diri rendah sehubungan dengan terisolasi

2. Ganguan infeksi penularan sehubungan dengan adanya infeksi virus

3. Resiko tinggi keseimbangan cairan dan elektroli sehubungan dengan

adanya anoreksia.

Dianosa keperawatan di atas tidak muncul disebabkan karena tidak

adanya data baik objektif maupun subjektif yang menunjang timbulnya

diagnosa keperawatan diatas

B. Perencanaan

Pada tahap perencanaan tidak mengalami kesulitan hal ini disebabkan

kerena tersedianya beberapa sumber yang memudahkan tenatang rencana


26

keperawatan untuk beberapa masalah keperawatan pada klien selain itu juga

adanya kerjasama dan dukungan dari keluarga dan perawat ruangan yang

membentu dan mempermudah proses keperawatan terutama dalam tahap

perencanaan. Dan perencanaan yang sesuai dengan BAB II yaitu :

1. Intoleransi aktifitas berhubung dengan adanya kelemahan otot

2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubung dengan mual dan muntah

3. Kurangnya pengetahuan dan kurang mengerti tentang keadaan

penyakitnya

Ketiga diagnosa diatas dalam perencanaannya dapat dilakukan sesuai

dengan rencana sedangkan pada perencanaan keperawatan yang tidak sesuai

dengan BAB II yaitu pada diagnoa keperawatan tentang gangguan personal

higine berhubung ketidak berdayaan melakukan kebersihan diri.

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan keperawatan selama empat hari di mulai dari

tanggal 8-9 juni 2004. pada pelaksanaan penulis mendapat arahan dan

dukungan dari perawat ruangan yang memberi banyak kemudahan sehingga

dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan lancar, tapi walaupun begitu

penulis mesih mendapat kesulitan diantaranya :

Adanya keterbatasan waktu dari penulis itu sendiri sehingga

menyebabkan perawatan terhadap klien tidak dapat dilakukan sepenuhnya oleh

penulis sendiri sehingga penulis melakukan operan tugas pada perawat ruangan
27

Adanya keterbatasanj ilmu dari penulisTapi walaupun keterbatasan

ilmu penulistetap berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien.

C. Evaluasi

setelah penulis melakukan asuhan keperawtan tentang pentyakit

hepatitis B kepada klien selama 2 hari mulai tantgal 8 juni –9 juni2004 dan

bertitik tolak pada pengkajian ,perencaaan dan pelaksanaan.

Asuhan keperawatan juga dimasukan dan perkembangan klien selama

melaksanakan asuhan keperawatan maka penuklis dapat ngevaluasi hasil

keperawatan yang telah dilaksanakan

Dari masalah yang muncul pada klien ada beberapa yang sudah

teratasi diantaranya adalah rasa man cemas. Dan beberapamasalah yang

belum teratasi diantaranya :

1. Ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan sngan mual dan

muntah

2. Gangguan polaaktifitas sehubungan dnganadnya kelemahan otot

Masalah yang belum teratasi tersebut disebabkan karena klien masih

dalam perawtan yang cukup lama untuk mengatasi masalah tersebut . maka

penulis menyerahkan pada perawat ruangan untuk melakukan perawatan

selanjunya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
28

Dalam bab terakhir ini penulis mencoba menyimpulkan beberapa masalah

tentang asuhan keperawatan penyakit hepatitis B dan meberikan beberapa saran

dalam melakukan proses keperawatan pada penyaki hepatitis B .

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan BAB IV maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. :Pengkajian merupakan langkah awal yang sangat penting untuk proses

selanjutnya dari proses kaparawatan pada system pencernaan ( penyaki

hati ) . di tuntut keterampilan khusus dalam mengkaji adanya kaji kelainan

hati sehingga dapat menganaliasa secara tepat dan permasalahan yang ada

pada klien dapat terungkapkan.

2. Perencanaan tindakan keperawatan terhadap suatu masalah harus dapat

mengacu pada penyelesaian masalah yang ada pada klien tersebut

3. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien penyakit hepatitis maka

perawat memerlukan ilmu dan keterampilan khusus dalam menangani

penyaki hati (hepatitis B)

B. Saran

1. Untuk perawat

a. Perwat dituntut untuk menguasi ilmu pengetahuan yang luas mengenai

hepatitis sehingga mampu mengungkapkan permasalahan langsung pada

klien

b. perawat hendaknya tidak hanya berperan sebagai pelaksana perawatan

saja tetapi harus malaksanakan perawatan secara kompherensip.


29

c. perawat harus lebih meningkatkan kerjasama antara tim kesehatan dan

keluarga klien

2 .Untuk rumah sakit

Agar menyediakan paralatan yang lebih lengkap dan menyediakian

SDM yang propesional

3. untuk keluarga

a. perlu motipas yang kuat dan perlu kesabaran dalam meraat klien baik di

rumah saki atau sesudah pulang kerumah

b. keluarga hendaknya mampunyai bekal keterampilan sdalam melakukan

kepada klien

Vous aimerez peut-être aussi