Candidiasis (Candida Albicans) Infeksi Kulit Infeksi Fungsi Invasiv Histoplasmosis (Histoplasma capsulatum) Coccidioidomycosis (Coccidioides immitis) Cryptococcosis (Cryptococcus neoformans) Blastomycosis (Blastomyces dermatitidis) Paracoccidoidomycosis Sporotrichosis Candidiasis Disebabkan oleh jamur Candida albicans Biasanya menginfeksi kulit dan selaput mukosa Candida albicans merupakan flora normal manusia tetapi dalam kondisi tertentu dapat membahayakan Faktor Resiko?? Candida albicans dapat menyebabkan infeksi pada kulit,mulut (Oropharyngeal & Esophogeal Candidiasis), GI, maupun vagina (Vulvovaginal Candidiasis) VULVOVAGINAL CANDIDIASIS Jamur paling banyak pada dinding vagina penyebab VVC adalah Candida albicans flora normal pada vagina Koloni Candida albicans ditemukan pada 10-20% wanita usia reproduktif Faktor resiko : Kontrasepsi Diafragma dengan spermisida, sponge, IUD Penggunaan antibiotik
Faktor Resiko : Penggunaan steroid dan antibiotik HIV/AIDS Diabetes Malignanci (leukimia, dll)
Tanda & Gejala :
Terdapat plaq putih pada mucosa oral/pharyngeal Infeksi Jamur Pada Kulit Terjadi pada kulit, dapat dimana saja dari tubuh Manifestasi bervariasi dari yang ringan hingga terjadi dermatitis Ruam kemerahan, gatal, muncul bintik-bintik kecil Daerah yang umum terjadi infeksi adalah pada kaki (tinea pedis) – Athlete’s foot kuku (tinea unguium), pangkal paha (tinea cruris), kulit kepala (tinea capitis) Obat anti jamur Golongan azol memiliki cincin azol dengan 2Nitrogen (imidazol) dan 3 Nitrogen (triazol) mekanismenya menghambat sintesis ergosterol. Triazol lebih baik dari segi distribusi/efek samping dibanding golongan yang lain. Golongan polien mekanismenya mengikat ergosterol pada dinding jamur sehingga menyebabkan membran sel jamur bocor dan lisis. Golongan lain mekanismenya menghambat sintesis ergosterol (terbinafin) sedangkan griseofulvin mengikat keratin sehingga kulit resisten terhadap infeksi jamur. Obat anti jamur A. Golongan Azol : 1. Imidazol Topikal - Clotrimazol - Econazol - Sulconazol Topikal dan sistemik - Ketokonazol - Mikonazol 2. Triazol Sistemik - Flukonazol - Itrakonazol B. Golongan Polien - Amfoterisin B (bersifat nefrotoksik) - Nistatin (topikal, peroral, per vaginal) C. Golongan lain - Flusitosin - Griseovulfin - Terbinafin - Povidon iodin gel dengan aplikator atau povidon iodin douche - Asam salisilat 5-10% tinea unguium