Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diajukan untuk memenuhi laporan kasus untuk syarat dalam menempuh Program
Pendidikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Radiologi
Disusun oleh :
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. J
Tanggal lahir : 8 Agustus 1959
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pucangan 1/12 Pucangan, Kartasura-Sukoharjo
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Bangsal : Ahmad Dahlan II G
No. RM : 228996
Tanggal Masuk RS : 1 April 2018
Tanggal Pemeriksaan : 3 April 2018
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di bangsal Ahmad Dahlan IIG, tanggal 3 April
2018 pukul 14.00 WIB secara autoanamnesis.
Pulmo
Dextra Sinistra
Pulmo Depan
Inspeksi
Bentuk dada Normal Normal
Hemithorax Simetris Simetris
Warna Sama seperti kulit sekitar Sama seperti kulit sekitar
Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Stem fremitus Mengeras Mengeras
Perkusi Redup Redup
Auskultasi
Suara dasar Vesikuler melemah Vesikuler melemah
Suara tambahan
- Wheezing (-) (-)
- Ronki kasar (-) (-)
- RBH (+) (+)
- Stridor (-) (-)
PulmoBelakang
Inspeksi
Bentuk dada Normal Normal
Hemithorax Simetris Simetris
Warna Sama seperti kulit sekitar Sama seperti kulit sekitar
Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Stem fremitus Melemah Melemah
Perkusi Redup pada basal paru Sonor
Auskultasi
Suara dasar Vesikuler melemah Vesikuler melemah
Suara tambahan
- Wheezing (-) (-)
- Ronki kasar (-) (-)
- RBH (+) (+)
- Stridor (-) (-)
p. Abdomen
1) Inspeksi : datar, warna sama dengan sekitar, massa (-),
sikatrik (-)
2) Auskultasi : bising usus (+) normal
3) Perkusi : pekak sisi (+), Pekak alih (-)
4) Palpasi : nyeri tekan (-), Hepar dan Lien : dalam batas
normal, undulasi (-), nyeri ketok ginjal (-)
q. Ekstremitas
Superior Inferior
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Lengkap (1 April 2018)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Gol. Darah B
Rhesus faktor +
Deskripsi :
- Corakan vaskuler meningkat
- CTR > 0,5
Kesan :
- Edema pulmo grade 1
- Cardiomegali
E. ASSESSMENT
a) Diagnosis : CHF
b) Faktor resiko : Usia
Hipertensi
c) Komplikasi : Edema pulmo
Efusi pleura
F. INITIAL PLAN
1. Diagnosis kerja : CHF
a. Differential diagnosis : serangan asma pertama kali, edema paru
dan PPOK
2. Terapi :
a. Non farmakoterapi :
i. Kontrol tekanan darah secara rutin
ii. Membatasi konsumsi garam, lemak, dan gula
iii. Melalukan olahraga rutin yang sederhana
iv. Mengurangi stress
b. Farmakoterapi :
i. Injeksi furosemid 1A/12 jam
ii. Isosorbid dinitrat 20 mg 3-4 kali/hari
iii. Captopril 12,5 mg 3 x 1 tab
3. Monitoring :
a. Keadaan umum
b. Tanda-tanda vital
c. Monitoring cairan dan elektrolit
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga :
a. Memberitahukan mengenai penyakit pasien, penyebab dari penyakit
pasien, faktor resiko.
b. Memberitahukan mengenai penatalaksanaan dari penyakit pasien baik
itu secara nonfarmako dan farmako serta komplikasi
c. Mengedukasi pasien dan keluarga untuk mengatur pola makan dan
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
d. Memberitahukan mengenai prognosis dari penyakit pasien
e. Merujuk kepada dokter spesialis penyakit dalam untuk dilakukan
penatalaksanaan lebih lanjut.
G. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam : dubia ad malam
2. Quo ad sanam : dubia ad malam
3. Quo ad fungsionam : dubia ad malam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi Jantung
a. Anatomi Jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang
terletak dirongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke
sebelah kiri sternum.Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Rata-rata pada orang dewasa dengan bentuk tubuh yang normal, rasio itu
berkisar antara 45-50%. Rasio ini tidak selalu bermakna patologik,
seseorang dengan rasio yang normal masih ada kemungkinan menderita
penyakit jantung. Rasio yang lebih dari 50% sering dijumpai pada orang
yang gemuk dan pendek, karena letak jantung mendatar (horizontal), tanpa
ada kelainan pada jantungnya.
Pulmonary edema secara khas didiagnosa dengan foto thorax. Radiograph
(foto thorax) yang normal terdiri dari area putih terpusat yang menyinggung
jantung dan pembuluh-pembuluh darah utamanya plus tulang-tulang dari
vertebral column, dengan bidang-bidang paru yang menunjukan sebagai
bidang-bidang yang lebih gelap pada setiap sisi, yang dilingkungi oleh
struktur-struktur tulang dari dinding dada. Foto thorax yang khas dengan
pulmonary edema mungkin menunjukan lebih banyak tampakan putih pada
kedua bidang-bidang paru dari pada biasanya. Kasus-kasus yang lebih parah
dari pulmonary edema dapat menunjukan opacification (pemutihan) yang
signifikan pada paru-paru denganvisualisasi yang minimal dari bidang-
bidang paru yang normal. Pemutihan ini mewakili pengisian dari alveoli
sebagai akibat dari pulmonary edema, namun mungkin memberikan
informasi yang minimal tentang penyebab yang mungkin mendasarinya.
E. Pemeriksaan penunjang
Rontgen dada, foto polos dada merupakan pemeriksaan laboratorium
yang praktis untuk mendeteksi edema paru. Kerugiannya adalah kurang
sensitif dalam mendeteksi perubahan kecil cairan paru dan hanya bersifat
semikuantitatif.
Gambaran radiologi yang ditemukan : Pelebaran atau penebalan hilus
(pelebaran pembuluh darah di hilus); Corakan paru meningkat (lebih dari 1/3
lateral); Kranialisasi vaskuler; Hilus suram (batas tidak jelas); fibrosis
(gambaran seperti granuloma-granuloma kecil atau nodul milier); gambaran
air bronchogram terlihat pada beberapa kasus edema paru.
Analisa gas darah, meskipun kurang spesifik, PO2, PCO2, dan pH
merupakan penunjuk yang informatif dalam menilai fungsi paru pada edema.
Analisa gas darah tidak sensitif pada fase awal edema. PO2 arteri meningkat
pada stadium awal dari peningkatan tekanan edema karena peningkatan
tekanan pembuluh darah. PCO2 arteri, pada stadium awal cenderung rendah.
Perubahan PCO2 menandakan terjadinya penurunan ventilasi alveolar.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan edema paru terlebih dahulu kita
cari penyakit yang mendasari terjadinya edema. Karena merupakan faktor
yang sangat penting dalam pengobatan, sehingga perlu diketahui dengan
segera penyebabnya.
Karena terapi spesifik tidak selalu dapat diberikan sampai penyebab
diketahui, maka pemberian terapi suportif sangatlah penting. Tujuan umum
adalah mempertahankan fungsi fisiologik dan seluler dasar. Yaitu dengan
cara memperbaiki jalan napas, ventilasi yang adekuat, dan oksigenasi.
Pemeriksaan tekanan darah dan semua sistem sirkulasi perlu ditinjau, infus
juga perlu dipasang.
1. Posisi ½ duduk.
2. Oksigen (40 – 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan masker. Jika
memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ronchi bertambah, PaO2 tidak
bisa dipertahankan ≥ 60 mmHg dengan O2 konsentrasi dan aliran tinggi,
retensi CO2, hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan edema
secara adekuat), maka dilakukan intubasi endotrakeal, suction, dan
ventilator.
3. Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor EKG, oksimetri bila ada.
4. Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis
ditingkatkan tiap 4 jam atau dilanjutkan drip continue sampai dicapai
produksi urine 1 ml/kgBB/jam.
5. Nitrogliserin sublingual atau intravena. Nitrogliserin peroral 0,4 – 0,6 mg
tiap 5 – 10 menit. Jika tekanan darah sistolik > 95 mmHg bisa diberikan
Nitrogliserin intravena mulai dosis 3 – 5 ug/kgBB. Jika tidak memberi
hasil memuaskan maka dapat diberikan Nitroprusid IV dimulai dosis 0,1
ug/kgBB/menit bila tidak memberi respon dengan nitrat, dosis dinaikkan
sampai didapatkan perbaikan klinis atau sampai tekanan darah sistolik 85 –
90 mmHg pada pasien yang tadinya mempunyai tekanan darah normal
atau selama dapat dipertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital
(10)
.
6. Morfin sulfat 3 – 5 mg iv, dapat diulang tiap 25 menit, total dosis 15 mg
(sebaiknya dihindari).
7. Bila perlu (tekanan darah turun / tanda hipoperfusi) : Dopamin 2 – 5
ug/kgBB/menit atau Dobutamin 2 – 10 ug/kgBB/menit untuk menstabilkan
hemodinamik. Dosis dapat ditingkatkan sesuai respon klinis atau
keduanya.
8. Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard.
9. Intubasi dan ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis/tidak
berhasil dengan oksigen.
DAFTAR PUSTAKA