Vous êtes sur la page 1sur 19

Marita Kumala D

• Lansia ?
 Proses akhir dalam siklus kehidupan, ditandai dengan berbagai
perubahan biopsikososial dan spiritual. Pengertian usia lanjut
adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum
ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan
terlalu banyak pendapat tentang batasan umur lanjut usia.

 Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadi tidak bisa
dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk
menghambat kejadiannya.
• Menurut WHO, Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 tahun,
Usia lanjut (elderly) : 60 – 74 tahun, Usia lanjut tua (old age) :
75 – 90 tahun, Usia sangat tua (very old) : > 90 tahun.

• Undang-Undang No.13/th. 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia


yang berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi “ Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60
(enam puluh) tahun keatas.
Teori Proses Menua

1 Teori Biologi

2 Teori Sosial

5
• Teori Biologi

Secara keturunan dan mutasi (somatic mutatic theory) setiap


sel pada saatnya akan mengalami mutasi, Pengumpulan dari
pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi
dari produk sisa, sebagai contoh adanya pigment upo fructine di
sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada orang lanjut
usia yang mengakibatkan mengganggu fungsi sel itu sendiri.
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.Tidak ada
perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.
Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory).
• Lanjutan .....

Teori Genetik Clock, menurut teori ini menua telah terprogram


secara genetic untuk spesies-spesies tertentu tiap 3 spesies
yang telah berputar menurut replikasi sel bila jam kita akan
meninggal dunia. Meskipun tanpa disertai kecelakaan
lingkungan atau penyakit. Teori genetika mengasumsikan bahwa
rentang hidup (life span) dan laju proses menua dikontrol oleh
informasi di dalam molekul DNA di dalam gen. Teori akumulasi
kerusakan menyatakan bahwa laju proses menua ditentukan
oleh kerusakan dalam molekul DNA, RNA, dan sintesis protein
spesifik, enzim, dan juga mutasi somatik akibat terpajan
terhadap berbagai pengaruh yang merusak seperti radiasi ion.
• Lanjutan .....

Berdasarkan teori biologik tersebut , perubahan fisik pada usia


lanjut akibat kehilangan atau penurunan secara bertahap.
Kehilangan tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak awal usia
muda, tetapi pada sebagian besar sistem organ, kehilangan
tersebut baru bermakna secara fungsional setelah terjadi
kehilangan yang besar.
• Teori Sosial

1. Teori interaksi sosial (Sosial Exchange Theory) menjelaskan


mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu yaitu atas
dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
2. Teori penarikan diri (Disagagement Theory) dengan bertambahnya
usia, seseorang berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosial, keadaan ini meningkatkan proses interaksi sosial
lanjut usia menurun.
3. Teori aktifitas (Activity Theory) dikembangkan oleh Palerma (1965)
yang mengatakan bahwa penuaan tergantung dari bagaimana
seseorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktifitas.
• Lanjutan

4. Teori kesinambungan
Pokok-pokok teori kesinambungan lansia tidak disarankan untuk
dilepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan akan
tetapi ada pengalamannya dimasa lalu, dipilih peran apa yang
harus dipertahankan atau yang dihilangkan. Peran lansia yang
tidak perlu diganti, lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai
macam adaptasi.
5. Teori perkembangan ( Development Theory )
Pokok-pokok teori perkembangan : masalah lanjut usia adalah
merumuskan seluruh masa kehidupan. Masa tua merupakan masa
penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu
pensiun dan menduda.
Kesehatan Jiwa Lansia
(Depkes, 2008)

Departemen kesehatan telah merumuskan berbagai kebijakan,


program dan kegiatan yang dapat menunjang derajat kesehatan
dan mutu kehidupan lanjut usia.
Program pokok kesehatan menanamkan pola hidup sehat
dengan lebih memprioritaskan upaya pencegahan penyakit
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif), tanpa
mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan rehabilitatif

Pelayanan bagi para lanjut usia yang tergolong miskin


diupayakan untuk dapat diberikan secara gratis melalui
prosedur yang berlaku. Adapun tujuan Program Kesehatan
Lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia
agar tetap sehat, mandiri dan berdaya guna sehingga tidak
menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat
Asuhan Keperawatan Lansia dengan Demensia

• Masalah demensia sering terjadi pada pasien lansia yang berumur


diatas 60 tahun dan sampai saat ini diperkirakan kurang lebih
500.000 penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami demensia
dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranya adalah
alzeimer.
• Demensia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa
adanya penurunan fungsi kesadaran. Demensia atau kepikunan
seringkali dianggap wajar terjadi pada lanjut usia karena merupakan
bagian dari proses penuaan yang normal. Faktor ketidaktahuan,
baik dari pihak keluarga, masyarakat maupun pihak tenaga
kesehatan mengenai tanda dan gejala demensia, dapat
menyebabkan demensia sering tidak terdeteksi dan lambat
ditangani. Seiring dengan meningkatnya jumlah usia lanjut di
Indonesia, masalah demensia ini semakin sering dijumpai.
Pemahaman yang benar tentang penyakit ini penting dimiliki agar
penyakit demensia dapat dideteksi dan ditangani sedini mungkin.
Tanda – tanda Demensia
1. Sukar melaksanakan
kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang kata-kata
4. Tidak mengenal waktu,
ruang dan tempat, misalnya
tidur di ruang makan
5. Cepat marah dan sulit di
atur.
6. Daya ingat hilang
7. Sulit belajar dan mengingat
informasi baru
8. Kurang konsentrasi
9. Kurang kebersihan diri
10. Risiko kecelakaan: jatuh
11. Tremor
12. Kurang koordinasi gerakan.
• Membina hubungan saling percaya dengan lansia
Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan demensia, pertama-tama
saudara harus membina hubungan saling percaya dengan melakukan hal-hal
sebagai berikut:
 Selalu mengucapkan salam, perkenalkan nama
 Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
 Jelaskan tujuan dan bersikap empati
 Gunakan kalimat yang singkat, jelas, sederhana dan mudah dimengerti
(hindari istilah yang tidak umum)
 Bicara lambat, tanya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang
pertanyaan dengan kata-kata yang sama.
 Volume suara ditingkatkan dengan nada rendah jika ada gangguan
pendengaran.
 Komunikasi verbal disertai dengan non verbal yang baik
 Sikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks
dan terbuka
 Ciptakan lingkungan yang terapeutik pada saat berkomunikasi dengan pasien
• Mengkaji Lansia dengan Demensia
Untuk mengkaji pasien lansia dengan demensia, saudara dapat
menggunakan tehnik mengobservasi prilaku pasien dan wawancara
langsung dengan pasien dan keluarganya. Observasi yang saudara lakukan
terutama untuk mengkaji data objektif demensia:
 Kurang konsentrasi
 Kurang kebersihan diri
 Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
 Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
 Tremor
 Kurang kordinasi gerak
 Aktiftas terbatas
 Sering mengulang kata-kata.
 Aspek psikososial yang perlu dikaji adalah: apakah lansia
mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afek yang
labil/ datar/ tidak sesuai.

 Data subjektif didapatkan melalui wawancara dengan


menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE).

 MMSE dilakukan untuk mengkaji fungsi kognitif yang mencakup:


orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi serta mengingat dan
bahasa.
• Tindakan Keperawatan untuk Klien
 Tujuan : agar pasien mampu mengenal waktu, orang dan tempat, melakukan
aktiftas sehari-hari secara optimal.
 Tindakan
 Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya.
 Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal waktu dengan
menggunakan jam besar, kalender yang mempunyai lembar perhari dengan
tulisan besar.
 Beri kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggota
keluarga terdekat
 Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal dimana dia berada.
 Berikan pujian jika pasien dapat menjawab dengan benar.
 Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
 Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yg dapat
dilakukannya.
 Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilihnya
 Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
 Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
 Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
• Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
– Tujuan : mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempat,
menyediakan sarana yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitas,
membantu pasien dalam melakukan aktiftas sehari-hari.
 Tindakan
 Diskusikan dengan keluarga cara-cara mengorientasikan waktu, orang dan
tempat pada pasien
 Anjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar, kalender dgn tulisan besar
 Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasien
 Bantu keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini.
 Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang
masih dimiliki oleh pasien
 Anjurkan keluarga untuk membantu lansia melakukan kegiatan sesuai
kemampuan yang dimiliki dan memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat.
 Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.
 Menjelaskan pd keluarga tentang obat antidepresi, antipsikotik dan anti
ansietas.
• Tindakan Keperawatan Lansia Demensia dengan Resiko Cedera
 Tujuan untuk Pasien : terhindar dari cedera dan mampu mengontrol aktifitas
yang dapat mencegah cedera.
 Tindakan :
 Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan cedera dengan bahasa
yang sederhana
 Ajarkan cara-cara untuk mencegah cedera: bila jatuh jangan panik tetapi
berteriak minta tolong, bila akan ke kamar mandi jangan terburu-buru
 Berikan pujian terhadap kemampuan pasien menyebutkan cara-cara
mencegah cedera.
 Tujuan untuk Keluarga : mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
menyebabkan cedera pada pasien dan menyediakan lingkungan yang aman
untuk mencegah cedera.
 Tindakan :
 Diskusikan dgn keluarga faktor-faktor yg dapat menyebabkan cedera pd
pasien.
 Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang aman.
 Anjurkan keluarga agar selalu menemani pasien di rumah serta memantau
aktivitas harian yang dilakukan.
Terimakasih

Vous aimerez peut-être aussi