Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Beranda
Ilmu _Komputer dan Blogg_er
Puisi
STANDAR OPERASIONAL KEPERAWATAN
Kalimat Motivasi
Gusri Wahyudi
PEMBAHASAN
ECG HT
Anamnesis
Dari penderita ( auto anamnesis ) atau keluarga penderita (allo anamnesis ), kita
berharap mendapat keterangan tentang keadaan pasien sebagai manifestasi
kelainan yang berkaitan dengan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu : 2
- Identitas pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama/suku, warga
negara, bahasa yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah untuk data
rekam medis.
- Keluahan Utama
Dalam mendapatkan anamnesis dari pasien yang kolaps, penting untuk menentukan
adakah kehilangan kesadaran atau tidak.
Penjelasan terinci mengenai kolaps harus didapatkan dari pasien dan setiap saksi
yang ada.Yang perlu kita tanyakan pada pasien atau saksi mata yang melihat pasien
kolaps adalah :
· Kapan dan dimana pasien kolaps?
· Apa yang sedang dilakukan pasien?
· Apa yang dirasakannya tepat sebelum episode?
· Adakah gejala prodromal?
· Apakah terjadi setelah berdiri, batuk hebat, mual?
· Berapa lama yang dibutuhkan pasien untuk pulih?
· Apakah pasien tidak sadar?
· Selama berapa lama dia tidak sadar?
· Adakah gejala yang menunjukkan kehilangan darah?
Ingatan yang baik mengenai episode tersebut menunjukkan bahwa pasien tidak
mengalami penurunan kesadaran.Cedera yang signifikan menandai tak adanya
peringatan dan seringkali disertai penurunan kesadaran. Adakah gejala lain
misalanya mual, berkeringat, palpitasi, nyeri dada, sesak napas dan sebagainya?
Adakah gerakan konvulsif?Menggigit lidah. Inkontinensia urin?2
Carilah observasi terperinci dari saksi mengenai peristiwa sebelum, selama, dan
setelah kolaps, anamnesis yang perlu kita tanyakan adalah :2
· Apa warna tubuh pasien sebelum, selama, dan sesudah serangan?
· Apakah pasien tampak pucat, kemerahan, kebiruan, berkeringat?
· Apakah denyut nadi pasien selama serangan teraba?
Pemeriksaan
v Pemeriksaan fisik
Yang perlu diperhatikan saat kita melakukan pemeriksaan fisik pada pasien adalah : 3
- Apakah pasien tampak sakit ringan atau berat?
- Sudahkah pasien pulih sempurna?
- Adakah syok, hipotensi, atau deficit neurologis yang berlanjut?
Selain itu, Pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan dengan perhatian khusus pada
denyut nadi, TD termasuk pengukuran postural, adanya murmur jantung, dan setiap
tanda neurologis.3
v Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis dari ventrikel takikardi adalah :1
a. EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakantipe/sumber gangguan irama jantung dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
b.Monitor Holter : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana gangguan irama jantung timbul. Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
c. Rontgen dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup.
d. Scan pencitraan miokard : Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan
dinding dan kemampuan pompa.
e. Tes stress latihan : Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan gangguan irama jantung.
f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
menyebabkan gangguan irama jantung.
g.Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan
atau dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.
h.Pemeriksaan tiroid : Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan /meningkatnya gangguan irama jantung.
i. Laju Sedimentasi : Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif,
contoh endokarditis sebagai faktor pencetus untuk gangguan irama jantung. 1
VT
Diagnosis Kerja
Takikardia ventrikel adalah disritmia ventrikel yang terjadi ketika kecepatan denyut
ventrikel mencapai 160-250 kali per menit. Dengan tingkat waktu pengisian yang
terbatas ini, volume sekuncup akan berkurang atau tidak ada.1-4
Sebelum melanjutkan pembahasan tentang takikardia ventrikel, pada kesempatan
ini akan dibahas dahulu mengenai aritmia.
Kriteria Irama sinus normal:
· Irama : interval P-P teratur, interval R-R teratur.
· Frekuensi : 60 – 100 kali/menit
· Gelombang P : normal, setiap P selalu diikuti gelombang QRS, T
· Interval PR : normal (0,12 – 0,20 detik)
· Kompleks QRS : normal (0,06 – 0,10 detik).
Secara umum aritmia adalah irama yang berasal bukan dari nodus SA, irama yang
tidak teratur sekalipun ia berasal dari nodus SA (misalnya sinus aritmia),
frekuensinya kurang dari 60x/menit (sinus bradikardia) atau lebih dari
100x/menit(sinus takikardia), serta ada hambatan impuls supra atau
intraventrikular. Sehingga jelaslah bahwa untuk membaca irama jantung, disamping
frekuensi dan teratur atau tidaknya, harus dilihat juga tempat asal (fokus) irama
tersebut. Nodus SA merupakan focus irama jantung yang paling dominan, sehingga
pada umumnya irama jantung adalah irama sinus. Bila nodus SA tidak dapat lagi
mendominasi focus lainnya, maka irama jantung akan ditentukan oleh focus lainnya
itu. Focus irama ini menjadi dasar dari klasifikasi aritmia.3
Beberapa sifat sistem konduksi jantung dan istilah-istilah yang penting untuk
pemahaman gangguan irama jantung :
- Periode refrakter
Dari awal depolarisasi hingga awal repolarisasi sel-sel miokard tidak dapat
menjawab stimulus baru yang kuat sekalipun.Periode ini disebut periode refrakter
mutlak.Fase selanjutnya hingga hampir akhir repolarisasi, sel-sel miokard dapat
menjawab stimulus yang lebih kuat.Fase ini disebut fase refrakter relatif.
- Blok
Blok ialah perlambatan atau penghentian penghantaran impuls.
- Pemacu ektopik atau focus ektopik
Pemacu ektopik atau fokis ektopik ialah suatu pemacu atau focus di luar sinus.
Kompleks QRS yang dipacu dari sinus disebut kompleks sinus. Kompleks QRS yang
dipacu dari focus ektopik disebut kompleks ektopik, biasa berupa kompleks atrial,
kompleks penghubung –AV atau kompleks ventricular.
- Konduksi tersembunyi
Hal ini terutama berhubungan dengan simpul AV yaitu suatu impuls yang melaluinya
tak berhasil menembusnya hingga ujung yang lain, tetapi perubahan-perubahan
akibat konduksi ini tetap terjadi, yaitu terutama mengenai periode refrakter.
- Re-entri.
Suatu keadaan dimana suatu impulas yang sudah keluar dari suatu jalur konduksi,
melalui suatu jalan lingkar masuk kembali ke jalur semula. Dengan demikian bagian
miokard yang bersangkutan mengalami depolarisasi berulang.
- Mekanisme lolos.
Suatu kompleks lolos ialah kompleks ektopik yang timbul karena terlambatnya
impuls yang datang dari arah atas.Kompleks lolos paling sering timbul di daerah
penghubung AV dan ventrikel, jarang di atria. Jelas bahwa mekanisme lolos ialah
suatu mekanisme penyelamatan system konduksi jantung agar jantung tetap
berdenyut meskipun ada gangguan datangnya impuls dari atas.1
Klasifikasi aritmia
Pada umumnya aritmia dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu (Pratanu, 2000):3
Gangguan pembentukan impuls
Gangguan ini dapat terjadi secara aktif atau pasif.Bila gangguan rangsang terbentuk
secara aktif sering menimbulkan gangguan irama ektopik, dan bila terbentuk secara
pasif seringmenimbulkan irama lolos.
Gangguan pembentukan impuls meliputi:
· Gangguan pembentukan impuls di sinus
1. Takikardia sinus
2. Bradikardia sinus
3. Aritmia sinus
4. Henti sinus
· Pembentukan impuls di atria
1. Ekstrasistol atrial
2. Takikardia atrial
3. Gelepar atrial
4. Fibrilasi atrial
5. Pemacu kelana atrial
· Pembentukan impuls di penghubung AV (Aritmia penghubung)
1. Ekstrasistol penghubung
2. Takikardia penghubung
3. Irama lolos penghubung
· Pembentukan impuls di ventrikel (Aritmia Ventrikuler)
1. Ekstrasistol ventrikuler(denyut ventrikel prematur)
Secara umum, ekstrasistol yang sering terjadi tetapi tidak berlandaskan penyakit
jantung tertentu, prognosisnya baik dan risiko kematian mendadak kecil.
2. Takikardia ventrikuler
Disebut takikardia ventrikel bila dijumpai 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel berturut-
turut (denyut nadi >100 /menit)
3. Gelepar ventrikuler
4.Fibrilasi ventrikuler
5.Henti ventrikuler
6. Irama lolos ventrikuler
- Berdasarkan keparahannya
a. Aritmia minor – tidak memerlukan penanganan segera dan umumnya tidak
mempengaruhi sirkulasi. Mereka hanya mencerminkan iritabilitas dari jantung.
b. Aritmia major – mengurangi efisiensi dari jantung atau tanda dari ancaman bahaya
dan memerlukan pengobatan yang cepat.
c. Aritmia yang mematikan atau lethal arrhythmias- memerlukan resusitasi segera
untuk mencegah ancaman kematian seperti ventrikel takikardia, ventrikel fibrilasi,
ventrikuler asistol, Pulseless Electrical Activity(PEA), Torsade de Pointes (Latief,
2005).
Etiologi
Penyebab dari gangguan irama jantung secara umum adalah sebagai berikut :
- Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, miokarditis karena infeksi. Adanya
peradangan pada jantung akan berakibat terlepasnya mediator-mediator radang
dan hal ini menyebabkan gangguan pada penghantaran impuls
- Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner, spasme arteri koroner, iskemi
miokard, infark miokard). Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang
menyuplai oksigen untuk sel otot jantung. Jika terjadi gangguan sirkulasi koroner,
akan berakibat pada iskemi bahkan nekrosis sel otot jantung sehingga terjadi
gangguan penghantaran impuls.
- Karena intoksikasi obat misalnya digitalis, obat-obat anti aritmia. Obat-obat anti
aritmia bekerja dengan mempengaruhi proses repolarisasi sel otot jantung. Dosis
yang berlebih akan mengubah repolarisasi sel otot jantung sehingga terjadi
gangguan irama jantung.
- Gangguan keseimbangan elektrolit (hiper atau hipokalemia). Ion kalium menentukan
potensial istirahat dari sel otot jantung. Jika terjadi perubahan kadar elektrolit, maka
akan terjadi peningkatan atau perlambatan permeabilitas terhadap ion kalium.
Akibatnya potensial istirahat sel otot jantung akan memendek atau memanjang dan
memicu terjadinya gangguan irama jantung.
-Gangguan pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama
jantung. Dalam hal ini aktivitas nervus vagus yang meningkat dapat memperlambat
atau menghentikan aktivitas sel pacu di nodus SA dengan cara meninggikan
konduktansi ion kalium.
- Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat. Peningkatan aktivitas simpatis
dapat menyebabkan bertambahnya kecepatan depolarisasi spontan.
- Gangguan endokrin (hipertiroidisme dan hipotirodisme). Hormon tiroid
mempengaruhi proses metabolisme di dalam tubuh melalui perangsangan sistem
saraf autonom yang juga berpengaruh pada jantung.
- Akibat gagal jantung. Gagal jantung merupakan suatu keadaan di mana jantung tidak
dapat memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh.Pada gagal jantung, fokus-
fokus ektopik (pemicu jantung selain nodus SA) dapat muncul dan terangsang
sehingga menimbulkan impuls tersendiri.
- Akibat kardiomiopati. Jantung yang mengalami kardiomiopati akan disertai dengan
dilatasi sel otot jantung sehingga dapat merangsang fokus-fokus ektopik dan
menimbulkan gangguan irama jantung.
- Karena penyakit degenerasi misalnya fibrosis sistem konduksi jantung. Sel otot
jantung akan digantikan oleh jaringan parut sehingga konduksi jantung pun
terganggu.1
Penyebab dari ventrikel takikardia adalah biasanya berasosiasi dengan kelainan pada
jantung, yang meliputi:
· Penyakit jantung koroner
· Kardiomiopati
· Prolaps katup mitral
· Kelainan pada katup jantung
Penyebab lain dari ventrikel takikardia adalah :
· Sarcoidosis (suatu inflamasi yang mengenai kuloit dan jaringan tubuh lainnya)
· Medikasi/obat-obatan seperti digitalis dan obat antiaritmia
· Perubahan postur, exercise, emosional (stress) atau stimulasi vagal.4
Patofisiologi
Ada beberapa mekanisme terjadinya aritmia ventrikel, yaitu:
· Automaticity terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi
jantung. Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity biasanya tercetus pada
keadaan infark miokrd akut, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam
basa dan tonus adrenergic yang tinggi
· Reentry merupakan mekanisme aritmia ventrikel tersering dan biasanya disebabkan
oleh kelainan kronis seperti infark miokard lama atau kardiomiopati dilatasi.
Jaringan parut yang terbentuk akibat infark miokard yang berbatasan dengan
jaringan sehat menjadi keadaan yang ideal untuk terbentuknya sirkui reentry. Bila
sirkui ini sudah terbentuk maka eritmia ventrikel reentrant dapat timbul setiap saat
dan menyebabkan kematian mendadak.
· Triggered activity memiliki gambaran capuran dari kedua mekanisme diatas.
Mekanismenya adalah adanya kebocoran ion positif ked lam sel sehingga terjadi
lonjakan potensial pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari potensial aksi jantung.3
Manifestasi klinik
Pasien dengan VT dapat menunjukkan manifestasi klinik yang merupakan dampak
dari gangguan hemodinamik yang signifikan dan aritmia yang terjadi yaitu berupa
dispneu, angina, hipotensi, oliguria, dan sinkop.
Jika laju ventrikel <160/menit, pasien mungkin tidak menunjukkan gejala atau gejala
yang ringan seperti kelelahan dan pusing. Simptom yang berat terjadi saat
diakibatkan oleh infark miokard.5
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat adanya gangguan irama jantung adalah
sinkop (pingsan), hipo atau hipertensi, sesak napas, dan lain-lain. Namun komplikasi
yang paling buruk adalah mati mendadak dan terbentuknya trombo-emboli yang
dapat menyebabkan stroke dan gangguan pada pembuluh darah lainnya. 1,3,5
Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, terapi bertujuan untuk :
a. Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control)
b Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control)
c Mencegah terbentuknya bekuan darah.1
Pencegahan
Terapi farmakologi dapat mencegah terjadinya rekurensi. Menurut kardioversi,
pasien harus diberikan profilaksis lidokain intravena, 1-4 mg/menit, namun jika tidak
efektif harus diberikan suplemen dengan kuinidin 0,2-0,6 g peroral 3-5 kali/hari,
atau prokainamid 250-500mg peroral setiap 4 jam. Yang perlu diingat bahwa harus
dihindari penggunaan lidokain dosis besar selama periode yang lama karena dapat
menyebabkan penglihatan kabur, pusing, dan excitement.5
Prognosis
Ventrikel takikardi/fibrilasi merupakan penyebab kematian mendadak
terbanyak.Adanya gejala-gejala awal dan fraksi ejeksi ventrikel, mungkin,
merupakan penentu prognosis terpenting. Pingsan akibat ventrikel takikardi
biasanya memiliki prognosis yang buruk.1,3,5
Kesimpulan
Pasien dengan penurunan kesadaran dan memiliki riwayat serangan jantung
menderita ventrikel takikardia.Langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis yaitu
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang perlu diperhatikan dengan seksama
untuk mengetahui penyebab penurunan kesadaran pada pasien.Pada kasus ini
diagnosis pasti ditegakkan dengan gambaran EKG pada 12 sadapan.
Ventrikel takikardia merupakan suatu aritmia pada ventrikel yang mengakibatkan
volume sekuncup berkurang bahkan tidak ada akibat kecepatan denyut ventrikel
yang cepat yaitu 160-250 kali/menit.VT adalah duatu keadaan gawat darurat karena
kapan saja bisa terjadi mati mendadak pada pasien yang menderitanya terutama
pada pasien dengan berbagai penyakit jantung yang menyertainya seperti infark
miokard.Oleh karena itu tindakan pengobatan pada pasien VT adalah dengan
medikamentosa, ablasi kateter, dan ICD.
Daftar Pustaka