Vous êtes sur la page 1sur 3

a.

Asidosis metabolik
Definisi
Asidosis metabolik adalah gangguan keseimbangan asam-basa akibat
adanya ketidakseimbangan antara konsentrasi H+ dan HCO3- dalam plasma.
Paramaeter laboratorik asidosis metabolik meliputi penurunan konsentrasi
HCO3- kurang dari 22 mmol/L atau pH dengan konsentrasi kurang dari 7.35.
Klasifikasi
Pembagian asidosis metabolik berdasarkan perhitungan anion-gap,
yang dihitung berdasarkan perbedaan antara kation utama, Na+, dengan
jumlah anion utama yaitu Cl- dan HCO3-.
Nilai normal anion gap adalah 3 – 11 mEq/L. Pembagian asidosis
metabolik berdasarkan ada atau tidaknya peningkatan anion-gap.
Asidosis Metabolik Dengan Peningkatan Anion-Gap (HAGMA)
HAGMA atau High Anion-Gap Acidosis Metabolic terjadi apabila konsentrasi
HCO3- kurang daeri 22 mmol/L dengan anion-gap lebih dari 11 mEq/L
Asidosis Metabolik Dengan Anion-Gap Normal (NAGMA)
NAGMA atau Normal Anion-Gap Acidosis Metabolic terjadi apabila
konsentrasi HCO3- kurang dari 22 mmol/L dengan anion-gap kurang dari 11
mEq/L
Etiopatogenesis
Asidosis Metabolik Dengan Peningkatan Anion-Gap (HAGMA).
Peningkatan anion-gap menggambarkan adanya peningkatan produksi
asam organik didalam tubuh yang tidak diimbangi dengan pengeluaran asam
melalui ginjal. Hal ini terjadi pada kondisi :
Ketoasidosis diabetik
Alkoholisme
Penderita kelaparan
Gagal ginjal
Asidosis laktat
Toksin eksogen yang memicu asidosis laktat : sianida, CO, ibuprofen,
isoniazid, besi, dan toluena
Toksin eksofen yang dimetabolisme menjadi asam : aspirin, metanol, etilen
glikol, dan paraldehida
Asidosis Metabolik Dengan Anion-Gap Normal
Normalisasi anion-gap disebabkan oleh hilangnya bikarbonat disertai
peningkatan konsentrasi klorida. Penyebab NAGMA hiperkloremik
dikelompokkan berdasarkan konsentrasi kalium serum.Pada kondisi
hipokalemia dapat disebabkan oleh :
Diare
Fistula pankreas atau usus halus
Diversi ureter
Obstruksi atau usus yang terlalu panjang
Asidosis tubular renal tipe I
Carbonic Anhydrase Inhibitor
Sedangkan pada kondisi hiperkalemia dapat disebabkan oleh :
Gagal ginjal tahap awal
Asidosis tubular renalis tipe IV
Hidronefrosis
Penyakit tubulointersisial ginjal
Hipoaldosteronisme
Penyebab lain asisdosis metabolik dengan anion-gap normal adalah
pemberian normal saline secara cepat atau pasca pengobatan ketoasidosis
diabetik.
Sumber asidosis metabolik dengan anion-gap normal dapat ditentukan
dengan menghitung anion-gap urine (UAG), yang merupakan selisih antara
jumlah konsentrasi Na+ dan K+ dengan konsentrasi Cl-. Jika UAG bernilai
negatif, NAGMA hipokalemia berasal dari sumber gastrointestinal. Jika UAG
bernilai positif, NAGMA berasal dari sumber ginjal
Manifestasi Klinik
Gejala yang muncul pada asidosis metabolik bervariasi. Gejala yang
muncul dapar berupa hiperventilasi sebagai kompensasi dari asidosis. Sebagai
hasilnya, pasien akan merasakan dispnea. Pasien juga dapat merasakan adanya
nyeri dada, palpitasi, nyeri kepala, konfusi, kelemahan otot, dan nyeri tulang.
Pada anak-anak, dapat terjadi mual, muntah, dan penurunan nafsu makan
Diagnosis
Penegakkan diagnosis secara umum sejalan dengan melakukan penanganan
kegawatdaruratan, yang meliputi :
Transfer pasien ke pusat pelayanan kegawatdaruratan untuk monitoring
Resusitasi jika diperlukan. Lakukan pemeriksaan pada pasien, meliputi
anamnesis dan pemeriksaan laboratorium, meliputi analisis gas darah dan
kadar elektrolit tubuh
Terapi
Beberapa langkah terapi yang dapat dilakukan untuk pasien asidosis
metabolik meliputi :
Terapi utama ditujukan pada penyakit yang mendasari. Misalnya :
o Ketoasidosis diabetik diterapi dengan hidrasi, insulin, dan suplementasi
elektrolit bila diperlukan.
o Syok diterapi dengan hidrasi, inotropik, dan pengobatan sepsis.
o Gagal ginjal diterapi definitf dengan dialisis
o Ingesti metanol diterapi dengan pemberian etanol
o Lakukan perbaikan fungsi respirasi dan kardiovaskular pasien.
Koreksi asidosis dengan pemberian natrium bikarbonat per IV ,
terutama bila pH pasien sudah jatuh dibawah 7,1. Perhitungan dosis HCO3-
yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Pemberian awal adalah setengah dari dosis yang terhitung, kemudian


dilakukan pengecekan HCO3- serum dan pH untuk pemberian lanjutan. Dosis
yang diberikan tidak boleh melebihi 5 – 10 mEq/L dalam sekali pemberian.
Hati-hati dalam pemberian HCO3- per IV, karena dapat menyebabkan
peningkatan cairan tubuh berlebihan, hipokalemia, penurunanan kalsium
terionisasi, asidosis CSS, dan alkalosis serum

Vous aimerez peut-être aussi