Vous êtes sur la page 1sur 10

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Marselino Widhi Leksono Taralandu

NIM : 15.1349

Program Studi : D-III Keperawatan

Institusu : Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang

Menyatakan bahwa studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien Dewasa yang

Mengalami Demam Tifoid dengan masalah Hipertermia” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain

baik sebagaian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak

benar saya bersedia menerima sanksi akademik.

Malang, 18 oktober 2018


Yang membuat pernyataan,

Marselino Widhi Leksono Taralandu


NIM.15.1349

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DEWASA DEMAM TIFOID DENGAN
MASALAH HIPERTERMIA DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG
Marselino Widhi Leksono Taralandu, Sr. Felisitas A Sri S, Wibowo
Prodi D-III Keperawatan, Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang
Email : widhytaralandu@gmail.com

ABSTRAK

Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh
sehingga klien mengalami hipertermia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan
pada klien dewasa demam tifoid dengan masalah hipertermia. Penelitian ini menggunakan metode
studi kasus terhadap 2 klien dewasa yang diagnosa medis demam tifoid (Typhoid fever). Dan waktu
penelitian masing-masing klien dilakukan selama 3 hari pada bulan Agustus 2018 di Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan Malang. Berdasarkan pengkajian kedua klien memiliki masalah keperawatan
hipertermia dan dilakukan intervensi serta implementasi. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil
pada klien 1 peningkatan suhu tubuh naik turun pada pagi dan sore hari dan berlangsung selama
seminggu sedangkan pada klien 2 peningkatan suhu tubuh naik turun pada pagi dan sore hari dan
berlangsung selama 2 minggu. Berdasarkan hasil penelitian ini maka klien dewasa demam tifoid
dengan masalah hipertermia perlu mendapatkan bantuan secara umum perawat ataupun keluarga
dalam melakukan pencegahan peningkatan suhu tubuh, dengan tetap memperhatikan tindakan
kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

Kata Kunci : Demam, Tifoid, Hipertermia

ABSTRACT

Typhoid fever is an infectious disease that causes an increase in body temperature so that the client
has hyperthermia. This study aims to conduct nursing care in adult clients of typhoid fever with
hyperthermia problems. This study used a case study method for 2 adult clients who were diagnosed
with typhoid fever. And the research time of each client was carried out for 3 days in August 2018 at
Panti Waluya Sawahan Hospital in Malang. Based on the assessment, both clients have hyperthermia
nursing problems and intervention and implementation. Based on this study, the results obtained in the
client 1 increased body temperature up and down in the morning and evening and lasted for a week
while the client 2 increased body temperature up and down in the morning and evening and lasted for
2 weeks. Based on the results of this study, adult clients of typhoid fever with hyperthermia problems
need to get general assistance from nurses or families in preventing the increase in body temperature,
while still paying attention to collaborative actions with other medical personnel.

Keywords:Typhoid,Fever,Hyperthermia

2
PENDAHULUAN yang di dapatkan peneliti pada saat praktik
Demam tifoid merupakan masalah kesehatan klinik keperawatan medikal bedah (KMB) I
yang penting di berbagai negara, terutama pada bulan Agustus Tahun 2017 di Ruang kelas
negara berkembang. Penyakit demam tifoid I, dan II Rumah Sakit Panti Waluya Malang.
merupakan suatu penyakit sistemik akut yang Terdapat 2 klien dewasa yang terdiagnosa
disebabkan oleh infeksi kuman salmonella demam tifoid dengan keluhan panas tinggi,
tyhpi. Salmonella tyhpi mampu hidup dalam sakit kepala, menggigil, dan mempunyai
tubuh manusia, karena manusia sebagai natural riwayat demam yang lebih dari 1 minggu. Saat
reservoir. Manusia yang sudah terinfeksi dilakukan pengkajian di ruang rawat inap, di
salmonella tyhpi mampu mengeskresikan dapatkan data klien 1 mengalami peningkatan
melewati sekret saluran pernapasan, urin dan suhu yaitu >37,5ºC yang diukur melalui aksila,
tinja dalam jangka waktu yang sangat dan suhu naik turun pada waktu pagi dan sore
bervariasi (Sodikin, 2012). Penyakit ini erat hari. Sedangkan saat dilakukan pengkajian di
kaitannya dengan sanitasi lingkungan, seperti ruang rawat inap, di dapatkan data klien 2 juga
kepadatan penduduk, urbanisasi, sumber air mengalami peningkatan suhu yaitu >37,5ºC
bersih, standar kehidupan, higiene makanan yang diukur melalui aksila, dan suhu naik turun
dan minuman, lingkungan yang kumuh, pada waktu pagi dan sore hari.
kebersihan tempat-tempat umum yang kurang
serta perilaku masyarakat yang tidak Demam tifoid dan malaria dapat timbul secara
mendukung untuk hidup sehat (Cita, 2011). bersamaan pada satu penderita. Sakit kepala
hebat yang menyertai demam tinggi dapat
Di Jawa Timur angka kejadian demam tifoid menyerupai gejala meningitis, di sisi lain
menurut Kementrian Kesehatan Jawa Timur S.typhi juga dapat menembus sawar darah otak
(2012), sebanyak 483 kasus, sedangkan dan menyebabkan meningitis. Manifestasi
prevalensi demam tifoid menurut Departemen gejala mental kadang mendominasi gambaran
Kesehatan Jawa Timur (2013), di Kota Malang klinis, yaitu konfusi, stupor, psikotik, atau
sebanyak 1,2% dari 10.966 sampel pada tahun koma. Nyeri perut kadang tak dapat dibedakan
2012. Menurut data yang didapatkan dari dengan apendisitis. penderita pada tahap lanjut
rekam medik di Rumah Sakit Panti Waluya dapat mucul gambaran peritonitis akibat
Malang selama bulan april 2017 sampai bulan perforasi usus (Sudoyo A.W.2010).
mei 2018 didapatkan 62 klien dewasa yang Gejala klinis yang biasa ditemukan yaitu :
terdiagnosa demam tifoid, dimana terdapat 35 1. Demam
klien dewasa terdiagnosa demam tifoid dan 27 Pada kasus-kasus yang khas, demam
klien dewasa yang terdiagnosa dengan penyakit berlangsung 3 minggu dan bersifat febris
yang disertai diagnosa medis lain. Fenomena remiten. selama minggu pertama, suhu

3
tubuh berangsur-angsur meningkat setiap pengaturan suhu di otak supaya tidak
hari. biasanya menurun pada pagi hari dan meningkatkan pengaturan suhu tubuh lagi dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga
Dalam minggu kedua, penderita terus mempermudah pengeluaran panas dari dalam
berada dalam keadaan demam. Dalam tubuh (Eny, 2015). Berdasarkan latar belakang
minggu ketiga suhu tubuh berangsur- di atas, peneliti tertarik untuk penelitian karya
angsur turun dan normal kembali pada tulis ilmiah dengan study kasus yang berjudul
akhir minggu ketiga. “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dewasa
2. Gangguan pada saluran pencernaan Demam Tifoid Dengan Masalah Hipertermia di
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak Rumah Sakit Panti Waluya Malang”.
sedap. Bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden). Lidah ditutupi selaput putih METODE PENELITIAN
kotor (coated tongue), ujung dan tepinya Pada penelitian ini menggunakan desain studi
kemerahan, jarang disertai tremor. Pada kasus yang bertujuan untuk mengeksplorasi
abdomen mungkin ditemukan keadaan masalah asuhan keperawatan pada klien
perut kembung (meteorismus). Hati dan dewasa demam tifoid dengan masalah
limpa membesar disertai nyeri pada hipertermia di ruang Santa Ana Bawah Rumah
perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi, Sakit Panti Waluya Sawahan Malang yang
akan tetapi mungkin pula normal bahkan memiliki kriteria sebagai berikut :
dapat terjadi diare. a) Klien dengan diagnosa medis Typhoid fever
3. Gangguan kesadaran b) Klien dengan tanda-tanda demam tyfoid
Umumnya kesadaran penderita menurun yaitu : demam selama lebih dari 1 minggu,
walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis suhu naik turun pada pagi dan sore hari,
sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, lidah kotor, bibir kering dan pecah-pecah.
koma atau gelisah (Sudoyo, A. W., 2010). c) Klien dengan atau tanpa hasil test Widal
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila +1/320 atau IgM Salmonella +6 sampai +10
(ketiak) efektif karena pada daerah tersebut (indikasi kuat adanya infeksi S.typhi)
banyak pembuluh darah besar dan banyak d) Suhu aksila > 37,5 oC.
terdapat pembuluh darah yang mempunyai e) Sakit kepala
banyak vaskuler sehingga akan memperluas f) Menggigil
daerah yang mengalami vasodilatasi yang akan g) Kulit kemerahan
memungkinkan percepatan perpindahan panas h) Akral terasa hangat
dari dalam tubuh kekulit hingga 8x lipat lebih i) Takikardi (nadi cepat)
banyak. Lingkungan luar yang hangat akan j) Klien yang dirawat di ruang rawat inap
membuat suhu tubuh menurunkan kontrol dewasa

4
k) Klien yang berumur > 21 tahun. di IGD RSPW didapatkan data keluhan klien
Partisipan pada penelitian ini yang menjadi badan panas, nyeri di perut, pusing terasa
partisipan peneliti adalah 2 klien demam tifoid berputar-putar dan mual. Kesadaran
yaitu klien 1 Ny. Y umur 48 tahun dan klien 2 composmentis, GCS E4 V5 M6, TD:110/90
Tn. M umur 25 tahun dengan asuhan mmhg, nadi:85x/menit, RR: 18x/menit,
keperawatan pada klien demam tifoid dengan suhu:38,2 0C . di IGD klien diberikan posisi
masalah hipertermia dan sedang dirawat di head up 300, cairan infus RL 20 tpm, santagesik
ruangan Santa Ana Bawah di Rumah Sakit 1 amp, ondansentron 4 mg, serta dilakukan
Panti Waluya Malang dengan lama perawatan pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan
selama 3 hari. Lama penelitian selama 3 hari uji Widal.
terhadap masing-masing pada klien 1 Ny. Y Saat pengkajian di ruangan didapatakan data :
dilakukan penelitian pada tanggal 20-22 keluhan klien badan panas, lemas, mual, pusing
Agustus 2018 dan klien 2 Tn. M dilakukan terasa berputar-putar dan nyeri di perut.
penelitian pada tanggal 22-24 Agustus 2018 Demam sudah berlangsung selama seminggu.
dengan menggunakan teknik pengumpulan data TTV TD 110/80 mmhg, N : 80 x/menit, RR:
berupa wawancara, observasi, pemeriksaan 18x/menit, S: 37,80c.
fisik, dan studi dokumen. Dicantumkan etika Klien 2 mengatakan demam naik turun pada
yang mendasari penyusunan karya tulis ilmiah, pagi hari dan sore hari sudah berlangsung
terdiri dari: selama 2 minggu yang lalu. disertai, sakit
1) Informed Consent (persetujuan menjadi kepala, menggigil pada malam hari dan nyeri
klien) pada perut, sehingga keluarga khawatir dan
2) Anonimity (tanpa nama) membawa klien ke Rumah sakit panti waluya.
3) Confidentiality (kerahasiaan) Sesampainya di IGD Didapatkan data : keluhan
klien nyeri di perut dan badannya lemas,
HASIL kesadaran composmentis, GCS E4V5M6, TD:
Pada studi kasus ini didapatkan hasil sebagai 130/80 mmHg, nadi : 83x/menit, RR:
berikut: 20x/menit, suhu:37,70C. Di IGD klien
1. Pengkajian diberikan posisi head up 300, injeksi ranitidin
Klien 1 mengatakan demam naik turun pada 50 mg, cairan NS 20 tpm, serta dilakukan
pagi dan sore hari sudah berlangsung selama pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan
seminggu yang lalu, demam tak kunjung turun IgM Salmonella.
disertai mual, pusing terasa berputar-putar serta Saat pengkajian di ruangan didapatkan data :
klien mengeluh nyeri pada perut, akhirnya keluhan klien badan panas, sakit kepala,
keluarga memutuskan untuk membawa klien ke badannya lemas dan nyeri di perut. Demam
IGD Rumah Sakit Panti Waluya. Sesampainya sudah berlangsung selama dua minggu. TTV

5
TD 120/90 mmhg, N : 85 x/menit, RR: implementasi yang dilakukan selama 3 hari
20x/menit, S: 37,7 0c. dangan perencanaan yang sama yaitu
mengukur dan mencatat temperatur Suhu
2. Diagnosa Keperawatan 37,8oC, menganjurkan klien pakaian yang tipis
Berdasarkan data pada klien 1 dan klien 2 sebagai manajemen demam, melakukan
ditegakkan diagnosa keperawatan hipertermia kompres air hangat menggunakan waslap,
berhubungan dengan proses infeksi salmonella Anjurkan klien untuk tidak menggunakan
typhi karena berdasarkan hasil pengkajian selimut yang tebal, Memberikan cairan
menunjukan kondisi klien mengalami intravena infus RL 20 tpm, kolaborasi dalam
peningkatan suhu tubuh dengan tanda dan pemberian obat antipiretik norages, kolaborasi
gejala kenaikan suhu tubuh diatas 37,5oC, dalam pemberian obat antibiotik ceftriaxon dan
menggigil, kulit kemerahan dan terasa hangat menganjurkan klien untuk minum air putih
saat disentuh dengan batasan karakteristik klien yang banyak, menciptakan lingkungan yang
menggigil, kulit kemerahan, peningkatan suhu nyaman dan aman, serta melakukan
tubuh diatas kisaran normal, dan kulit terasa dokumentasi tentang keadaan klien. Dari 8
hangat. Sehingga dapat ditegakan diagnosa intervensi yang direncanakan pada kedua klien,
keperawatan hipertermia berhubungan dengan 8 intervensi tersebut terlaksana terhadap kedua
proses infeksi salmonella typhi klien.

3. Rencana Keperawatan 5. Evaluasi


Berdasarkan dari diagnosa yang telah Setelah dilakukan evaluasi keperawatan sampai
ditegakkan pada klien 1 dan klien 2, dapat dengan hari ke 3. Didapatkan data pada hari
dilakukan perencanaan tindakan keperawatan pertama klien 1 suhu 37,8oC, hari kedua suhu
yang sama yaitu, suhu tubuh dalam rentang 37,6oC, dan pada hari ketiga suhunya 37,1oC
normal dan tidak terjadi proses infeksi setelah sedangkan pada hari pertama klien 2 suhu
dilakukan asuhan keperawatan. Dengan kriteria 37,7oC, hari kedua suhu 37,5oC, dan pada hari
hasil kondisi tubuh klien dalam rentang normal, ketiga suhunya 37oC. Klien dengan riwayat
nadi dan Respitation Rate dalam rentang demam yang berlangsung selama 1-3 minggu
normal, tidak adanya perubahan warna kulit dan bersifat febris remiten. selama minggu
dan tidak pusing. pertama, suhu tubuh berangsur-angsur
meningkat setiap hari. biasanya menurun pada
pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
4. Implementasi
malam hari. Dalam minggu kedua, penderita
Implemntasi keperawatan diberikan pada klien
terus berada dalam keadaan demam. Dalam
1 dan 2 selama 3 hari. Pada klien 1 dan 2
minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur
peneliti melakukan pengkajian pada

6
turun dan normal kembali pada akhir minggu gejala (Huda, 2013) : Kenaikan suhu tubuh
ketiga sehingga masalah hipertermi pada ke 2 diatas 37,5oC, Konvulsi (kejang), Kulit
klien sudah teratasi ditunjukan dengan kemerahan, Peninkatan Respirasi rate,
tercapainnya semua kriteria hasil yaitu suhu Takikardi (nadi cepat) dan Saat disentuh terasa
tubuh dalam rentang normal yaitu 36 – 37,5oC, hangat
nadi dan RR dalam rentang normal 60–
100x/menit dan tidak ada perubahan warna
2. Diagnosa Keperawatan
kulit,tidak pusing, akral tidak terasa hangat,
Menurut peneliti klien 1 dan 2 memiliki
dan mukosa bibir tidak lembab.
persamaan diagnosa keperawatan yaitu
hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
PEMBAHASAN
salmonella tyhpi. Berdasarkan hasil pengkajian
1. Pengkajian
menunjukan kondisi klien mengalami
Berdasarkan data diatas peneliti menemukan
peningkatan suhu tubuh dengan tanda dan
data mayor dan minor pada kedua klien
gejala kenaikan suhu tubuh diatas 37,5oC,
mengalami masalah hipertermi. Hipertermi
menggigil, kulit kemerahan dan terasa hangat
pada typhoid fever terjadi karena makanan dan
saat disentuh sehingga dapat ditegakan
minuman yang telah tercemar bakteri
diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan
salmonella tyhpi dikonsumsi dan masuk ke
dengan proses infeksi salmonella tyhpi.
mulut dan lambung yang selanjutnya akan ke
Dari tujuan yang telah ditetapkan pada kedua
usus. Bakteri Salmonella tyhpi mengeluarkan
klien dan pada tinjauan pustaka sesuai dengan
endotoksin sehingga peradangan lokal
teori yang mengatakan bahwa penetapan tujuan
meningkat yang selanjutnya akan menyebabkan
bagi rencana keperawatan pada klien tyhpoid
demam berlangsung selama 3 minggu dan
fever salah satunya yang mengalami dengan
bersifat febris remiten. selama minggu pertama,
masalah hipertermi berhubungan dengan proses
suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap
infeksi Salmonella tyhpi. Hal ini sesuai dengan
hari. biasanya menurun pada pagi hari dan
teori menurut Nuratif dan Kusuma (2015) yang
meningkat lagi pada sore dan malam hari.
mengatakan bahwa batasan karakteristik
Dalam minggu kedua, penderita terus berada
hipertermi yaitu:
dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga
suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal 1) Menggigil
kembali pada akhir minggu ketiga. 2) kulit kemerahan
Hal ini sesuai dengan teori (Padila, 2013) 3) peningkatan suhu tubuh diatas kisaran
demam di sebabkan karena salmonella thyphi normal kulit terasa hangat
dan endotoksinnya merangsang sintesis dan
pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada 3. Rencana Keperawatan
jaringan yang meradang. Dengan tanda dan
7
Menurut peneliti, tujuan yang ditetapkan pada misalnya memberi kompres hangat saat pasien
ke 2 klien sudah sesuai dengan teori yang demam, menganjurkan pasien memakai baju
dinyatakan pada tinjauan pustaka karena yang tipis, mengukur tanda-tanda vital pasien,
dengan ditetapkannya tujuan seperti diatas agar menganjurkan pasien minum air putih 1 hari ±
suhu tubuh dalam rentang normal. 2,5 ltr/hari liter dan tindakan kolaboratif yang
Dari tujuan yang ditetapkan pada ke 2 klien dapat dilakukan adalah memberi suntikan
sudah sesuai dengan teori Suratun dan injeksi dan cairan intravena sesuai dengan
Lusianah (2010) yang mengatakan bahwa ketentuan yang diberikan oleh dokter.
penetapan tujuan bagi rencana keperawatan
pada klien demam tyhpoid dengan masalah 5. Evaluasi
hipertermi adalah suhu tubuh dalam rentang Setelah dilakukan evaluasi keperawatan sampai
normal dengan hari ke 3. Didapatkan data pada hari
pertama klien 1 suhu 37,8oC, hari kedua suhu
37,6oC, dan pada hari ketiga suhunya 37,1oC
4. Implementasi
sedangkan pada hari pertama klien 2 suhu
Pada kedua klien implementasi dilakukan
37,7oC, hari kedua suhu 37,5oC, dan pada hari
selama 3 hari dangan perencanaan yang sama
ketiga suhunya 37oC. Klien dengan riwayat
yaitu mengukur dan mencatat temperatur Suhu
demam yang berlangsung selama 1-3 minggu
37,8oC, menganjurkan klien pakaian yang tipis
dan bersifat febris remiten. selama minggu
sebagai manajemen demam, melakukan
pertama, suhu tubuh berangsur-angsur
kompres air hangat menggunakan waslap,
meningkat setiap hari. biasanya menurun pada
anjurkan klien untuk tidak menggunakan
pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
selimut yang tebal, memberikan cairan
malam hari. Dalam minggu kedua, penderita
intravena infus RL 20 tpm, kolaborasi dalam
terus berada dalam keadaan demam. Dalam
pemberian obat antipiretik norages, kolaborasi
minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur
dalam pemberian obat antibiotik ceftriaxon dan
turun dan normal kembali pada akhir minggu
menganjurkan klien untuk minum air putih
ketiga sehingga masalah hipertermi pada ke 2
yang banyak, menciptakan lingkungan yang
klien sudah teratasi ditunjukan dengan
nyaman dan aman, serta melakukan
tercapainnya semua kriteria hasil yaitu suhu
dokumentasi tentang keadaan klien. Dari 8
tubuh dalam rentang normal yaitu 36 – 37,5oC,
intervensi yang direncanakan pada kedua klien,
nadi dan RR dalam rentang normal 60–
8 intervensi tersebut terlaksana terhadap kedua
100x/menit dan tidak ada perubahan warna
klien.
kulit,tidak pusing, akral tidak terasa hangat,
Hal ini sesuai dengan teori menurut Elyas
dan mukosa bibir tidak lembab.
(2013) yang mengatakan tindakan keperawatan
mendiri yang dapat dilakukan oleh perawat

8
Evaluasi keperawatan menurut Elyas (2013) Cita, Yatnita P. 2011. Bakteri Salmonella
Typhi Dan DemamTifoid. Jurnal
evaluasi ini didasarkan pada hasil yang
Kesehatan Masyarakat 2011. Volume 6,
diharapkan atau perubahan yang terjadi pada Nomor 1.
klien. Adapun sasaran evaluasi pada klien
Depkes RI., 2013. Profil Kesehatan Provinsi
demam tifoid sebagai berikut : Jawa Timur Tahun 2012. Malang
1. Suhu tubuh dalam rentang normal antara Dinkes Jawa Timur, 2012. Profil Kesehatan
36,5°C- 37,5°C. Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. Jawa
Timur.
2. Nadi, RR rentang normal respirasi 12-20
x/mnt, Nadi 60-100x/mnt, Akral hangat. Eny indra ayu dan winda irwanti.2015. Jurnal
Ners Dan Kebidanan Indonesia.
Tidak terjadi takipnea (<60 x/menit). Yogyakarta : penerbit Sekolah Tinggi
3. Kulit atau wajah tidak kemerahan, mukosa Ilmu Kesehatan Alma Ata.
bibir lembab Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA. Yogyakarta:
KESIMPULAN Mediaction Publishing
Asuhan keperawatan pada klien dewasa yang
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2016).
mengalami Demam Tifoid dengan masalah APLIKASI Asuhan Keperawatan
hipertermia di Rumah Sakit Panti Waluya Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
Sawahan Malang dapat dilaksanakan pada MediAction.
klien 1 dan 2 selama 3 hari selama klien di
Nugraha J, Ilham, & Purwanta M. Deteksi.
rawat inap di rumah sakit. Berdasarkan data (2017). IgM Anti-salmonella Enterica
yang diperoleh pada klien 1 dan 2 dapat Serovar Typhi Dengan Pemeriksaan
Tubex Tf Dan Typhidot-M. Jurnal
ditetapkan diagnosa keperawatan hipertermia Biosains Pascasarjana Vol. 19
berhubungan dengan proses infeksi salmonella
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit
typhi pada klien Demam Tifoid. Pada kedua Dalam, Jakarta: Nuha Medika
klien telah dilakukan asuhan keperawatan
Rekam Medik RSPW Sawahan Kabupaten
selama 3 hari, dan didapatkan hasil pada klien Malang. 2016-2027. Data Prevalensi
1 dan 2 menunjukan bahwa masalah
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam
hipertermia pada kedua klien dapat teratasi. pada Dewasa. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
REFERENSI Suratun & Lusianah. 2010. Asuhan
Keperawatan pada Klien Gangguan
Sistem Gastrointestinal, Jakarta:Trans
Betty, J, Ackley & Gail, B, Ladwig. 2011. Info Media
Nursing Dianosis Handbook. Printed in
the United States of America. Sudoyo, W.A, 2010. Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid III, Buku Ajar Edisi Keempat.
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
9
Yudi Elyas. 2013. Asuhan keperawatan
Demam Typhoid fever. Jakarta: Penerbit
FKUI.

10

Vous aimerez peut-être aussi