Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ULKUS DEKUBITUS
OLEH
SI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JEMBRANA
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
ULKUS DEKUBITUS
I. Konsep Medis
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Setiap bagian tubuh dapat terkena ulkus dekubitus, tetapi bagian tubuh
yang paling sering terjadi ulkus dekubitus adalah daerah tekanan dan penonjolan
tulang. Bagian tubuh yang sering terkena ulkus dekubitus adalah tuberositas ischi
(30%)i, trochanter mayor(20%), sacrum (15%), tumit (10%), lutut, maleolus, siku,
jari kaki, scapulaedan processus spinosus vertebrae. Tingginya frekuensi tersebut
tergantung pada posisi penderita. Kulit tampak kemerahan sampai terbentuknya
suatu ulkus. Kerusakan yang terjadi dapat meliputi dermis, epidermis, jaringan
otot sampai tulang.
D. PATOFISIOLOGI
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kultur dan analisis urin: Kultur ini dibutuhakan pada keadaan inkontinensia
untuk melihat apakah ada masalah pada ginjal atau infeksi saluran kencing,
terutama pada trauma medula spinalis.
2. Kultur Tinja: Pemeriksaan ini perlu pada keadaan inkontinesia alvi untuk
melihat leukosit dan toksin Clostridium difficile ketika terjadi pseudomembranous
colitis.
3. Biopsi: Biopsi penting pada keadaan luka yang tidak mengalami perbaikan
dengan pengobatan yang intensif atau pada ulkus dekubitus kronik untuk melihat
apakah terjadi proses yang mengarah pada keganasan. Selain itu, biopsi bertujuan
untuk melihat jenis bakteri yang menginfeksi ulkus dekubitus. Biopsi tulang perlu
dilakukan bila terjadi osteomyelitis.
4. Pemeriksaan Darah: Untuk melihat reaksi inflamasi yang terjadi perlu diperiksa
sel darah putih dan laju endap darah. Kultur darah dibutuhkan jika terjadi
bakteremia dan sepsis.
5. Keadaan Nutrisi: Pemeriksaan keadaan nutrisi pada penderita penting untuk
proses penyembuhan ulkus dekubitus. Hal yang perlu diperiksa adalah albumin
level, prealbumin level, transferrin level, dan serum protein level.
Intoleransi aktivitas
Iskemik setempat
Hipertemi
Kemerahan
A. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Usia :
Agama :
Suku :
Status perkawinan :
Pendidikan :
Alamat :
Dx medik :
Nama:
Alamat:
Kebiasaan buruk :
Penyakit keturunan :
Alergi :
Imunisasi :
Operasi :
Alasan masuk :
Keluhan utama :
1. Pola bernapas
2. Pola makan minum
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola istirahat dan tidur
6. Pola berpakaian
7. Pola rasa nyaman
8. Pola aman
9. Pola kebersihan diri
10. Pola komunikasi
11. Pola beribadah
12. Pola produktivitas
13. Pola rekreasi
14. Pola kebutuhan belajar
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum:
2. Tanda-tanda vital:
Suhu
Nadi
Pernapasan
Tekanan darah
3. Pemeriksaan sistemik:
Head to toe:
Intervensi:
Intervensi:
Intrvensi:
R/mempercepat penyembuhan
Intervensi:
R/mempercepat penyembuhan
R/mempercepat penyembuhan
3) Batasi aktivitas
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. TN
Umur : 65 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Penyaringan
Tanggal Masuk : 31 Mei 2016
Tanggal Pengkajian : 1 Juni 2016
No. Register : 102011506
Diagnosa Medis : Ulkus Dekubitus
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Saat MRS : Pasien mengatakan luka pada bagian punggung dan pantat.
Saat ini : Pasien mengatakan luka pada bagian punggung dan pantat, dan tidak
nyaman saat berbaring ditempat tidur.
2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Keluarga pasien mengatakan, saat dirumah luka dioleskan dengan betadine.
b. Pola makan-minum
Sebelum sakit : Pasien megatakan makan 3x sehari, dengan porsi habis,
minum 6-7 gelas
Saat sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari, hanya habis ½,
minum 5 gelas
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 2 kali sehari dengan konsistensi
lembek berwarna kuning kecoklatan.
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
agak keras berwarna kecoklatan.
h. Pola Aman
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak merasa teracam dengan
penyakitnya
Saat sakit : pasien mengatakan merasa teracam dengan penyakitnya.
j. Pola Komunikasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan berkomunikasi dengan baik
Saat sakit : pasien mengatakan berkomunikasi dengan baik
k. Pola Beribadah
Sebelum sakit : pasien mengatakan sembahyang 3 kali sehari tanpa
bantuan orang lain
Saat sakit : pasien mengatakan sembahyang 3 kali sehari dengan
posisi berbaring di atas tempat tidur
l. Pola Produktifitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mampu untuk menghasilan dari
pekerjaan yang dilakukan
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak mampu untuk menghasilkan
sesuatu
m. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan seminggu sekali berlibur bersama
cucunya
Saat sakit : Pasien mengatakan hanya berbaring ditempat tidur
2) Dada :
Paru
Inspeksi : bentuk dada normochest.
Palpasi : pada dada tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur iga, tidak ada
massa.
Perkusi : pada dada suara yang dihasilkan sonor.
Auskultasi : frekuensi dada 24x/menit, bunyi napas vesikular, tidak ada bunyi
napas tambahan.
Jantung
Inspeksi : tidak ada thrill, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan.
Palpasi : letak jantung bagian atas RIC 2, bawah RIC5, kiri RIC V kiri 1
jari media dari garis midclavicularis, bagian kanan parasternum
kanan.
Perkusi : pada jantung suara yang dihasilkan redup
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2, tidak ada bunyi tambahan.
5) Genetalia :
inspeksi : tidak ada ruam, tidak ada parut, tidak ada kutil, skrotum ada 2
palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
6) Integumen :
inspeksi : warna kulit sawo matang, ada kemerahan, ada lesi, ada parut,
ada luka dekubitus
Palpasi : turgor kulit kurang elastis, kulit teraaba kasar, ada nyeri tekan.
7) Ekstremitas :
Atas
Inspeksi : bahu rentang gerak terbatas, tidak ada atrofi dan dislokasi, siku
tidak ada dislokasi, rentang gerak terbatas, pergelangan tangan
rentang gerak normal, tidak deformitas, tidak ada atrofi, ada
pembengkakan.
Palpasi : pada bahu, siku dan pergelangan tangan tidak ada benjolan, ada
nyeri tekan, ada peradangan, tidak ada parut dan krepitasi.
Bawah
Inspeksi : rentang gerak pinggul terbatas, tidak ada dislokasi, cara berjalan
membungkuk dan gaya berjalan lambat, lutut sejajar, tidak ada
pembengkakan patela, pergelangan kaki rentang gerak normal,
tidak ada deformitas dan atrofi.
Palpasi : pada pinggul, lutut dan pergelangan kaki tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan, ada peradangan, tidak ada paarut dan tidak ada
krepitasi.
8) Neurologis :
Status mental dan emosi :
Tidak ada gangguan mental
Pengkajian saraf kranial :
Dapat membedakan bau, ketajaman mata 20/40, bola mata dapat bergerak ke
segala arah, tidak ada nyeri, ada kontraksi otot temporalis, ada refleks kornea,
dapat mengangkat kedua alis, dapat menutup mata dengan rapat, dapat
memperlihatkan gigi dan dapat tersenyum, dapat mendengar dengan baik,
dapat menelan, dapat mengeluarkan suara, tidak dapat mengangkat bahu, lidah
dapat bergerak kesegala arah.
Pemeriksaan refleks :
Biceps : Fleksi pada perkusi 1
Triceps : Ekstensi pada perkusi 2
Achilles percussion reflex : plantar fleksi pada perkusi 2
Knee percussion reflex : ekstensi pada perkusi 2
Babinsky : kelima jari kaki plantar fleksi
Kaku kuduk : dagu tidak dapat menyentuh dada
Brudsinsky 1 : saat dagu akan ditekuk muncul terasa nyeri dan tungkai ikut
fleksi.
Brudsinsky 2 : saat kaki kanan fleksi, kaki kiri ikut fleksi.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan
Tidak ada pemeriksaan
2) Pemeriksaan radiologi
Tidak ada pemeriksaan
3) Hasil konsultasi
Setelah melakukan konsultasi dengan dokter, pasien disarankan untuk
menjaga personal hygene seperti, mansi 2x sehari, ganti baju, menjaga
kebersihkan kulit, jaga kulit agar tetap bersih, jaga kebersihan kuku dan
keramas.
4) Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Tidak ada pemeriksaan
ANALISA DATA
DATA INTERPRETASI MASALAH
(Sesuai dengan
patofisiologi)
DS Destruksi mekanis jaringan Kerusakan integritas
1) Pasien mengatakan sekunder terhadap tekanan kulit
punggungnya terasa panas
2) Pasien mengatakan pantat
terasa sakit jika tidur dalam
posisi terlentang
3) Pasien mengatakan tidak
nyaman saat tidur karena
adanya luka.
DO
1) Tampak ada luka tonjolan
ditulang ekor
2) Tampak ada kerusakan pada
lapisan epidermis dan dermis
3) Tampak ada luka dekubitus
TANGGAL /
TANGGAL
NO JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN Ttd
TERATASI
DITEMUKAN
1 1 Juni 2016, Kerusakan integritas kulit
Pukul 08.30 berhubungan dengan destruksi
Wita mekanis jaringan sekunder terhadap
tekanan ditandai dengan pasien
mengatakan punggungnya terasa
panas, pasien mengatakan pantat
terasa sakit jika tidur dalam posisi
terlentang , pasien mengatakan tidak
nyaman saat tidur karena adanya
luka, tampak ada luka tonjolan
ditulang ekor, tampak ada kerusakan
pada lapisan epidermis dan dermis,
tampak ada luka dekubitus.