Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Disusun oleh :
Tiara Permatasari – 111 2015 1079
Arifah Maulidia – 111 2015 1092
Supervisor :
dr. Abbas Zavey Nurdin, Sp.OK, MKK
i
BAB I
PENDAHULUAN
ii
dan masyarakat di sekitar rumah sakit dari berbagai potensi bahaya di
rumah sakit. Untuk menunjang hal tersebut, rumah sakit harus
melaksanakan dan mengembangkan program K3 di rumah sakit seperti
yang tercantum dalam buku Standar Pelayanan Rumah Sakit dan terdapat
dalam instrument akreditasi rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit
dituntut untuk melaksanakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh. 1,2
2
c. Untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan
petugas dapur di Rumah Sakit Ibnu Sina.
d. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah
dilakukan sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala
khusus)
e. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang
berhubungan dengan pekerjaan pada petugas dapur di Rumah
Sakit Ibnu Sina.
f. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya
ada penyuluhan/pelatihan, pengukuran / pemantauan
lingkungan tentang hazard yang pernah dilakukan.
g. Untuk mengetahui tentang faktor lingkungan fisik dan
peralatan yang berhubungan dengan K3 petugas dapur di
Rumah Sakit Ibnu Sina.
h. Untuk mengetahui tentang tindakan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran yang ditetapkan pada lingkungan
petugas dapur di Rumah Sakit Ibnu Sina.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2.1.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4
2.1.2 Dapur
5
- Faktor fisik seperti bahaya listrik, api, kebisingan dan getaran dari alat
yang digunakan di dapur, pencahayaan yang kurang di dapur, suhu dan
kelembaban yang tinggi di dapur. 4
- Faktor kimia misalnya yang berkaitan dengan material/bahan seperti
antiseptik, insektisida, detergen pencuci piring dan cairan pembersih
lantai dapur. 4
- Faktor ergonomik berkaitan dengan posisi kerja yang salah dan
dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi
kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan
fisik dan psikologis. 4
- Faktor psikososial misalnya yang berkaitan dengan aspek sosial
psikologis maupun organisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang
dapat memberikan dampak pada aspek fisik dan mental seperti waktu dan
pola kerja, suasana lingkungan kerja dan lain-lain. 4
6
timbul di daerah muka dan leher sehingga tidak jatuh kedalam makanan
yang sedang diolah.
c. Kemeja (jacket)
Kemeja juru masak dibuat berlengan panjang, bagian dada dibuat berlapis
dua serta memiliki double breasted. Tujuannya adalah untuk melindungi
bagian dada dari panas api dan makanan yang menyirami tubuh dan
melindungi tangan dari barang panas.
d. Celemek (apron)
Tujuan utama penggunaan apron adalah untuk melindungi tubuh bagian
bawah dari cairan seperti air, kaldu, atau sauce panas yang mungkin
menyiram.
e. Lap (towel)
Berfungsi untuk melindungi tangan dari alat-alat panas seperti panci dan
oven.
f. Sarung tangan (hand gloves)
Sarung tangan dibutuhkan dalam proses pengolahan makanan agar tangan
dan makanan tetap hygiene atau bersih sehingga mencegah penyebaran
bakteri berbahaya.
g. Masker (Mask)
Berfungsi untuk mencegah terhirupnya bau yang menusuk hidung, bersin
dan penularan penyakit atau bakteri sehingga makanan yang diolah tetap
hygiene.
a. Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)
Alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian
lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia,
benda panas, kontak dengan arus listrik.
7
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan supaya
memastikan pekerja sehat secara fisik dan mental untuk melakukan
pekerjaannya serta tidak menderita penyakit menular yang dapat
mempengaruhi pekerja lain. Pemeriksaan sebelum bekerja meliputi
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru dan
laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.5,6
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh dokter sekurang-kurangnya
setahun sekali. Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan oleh dokter untuk
pekerja tertentu yang melakukan pekerjaan dengan resiko-resiko tertentu.
Pemeriksaan kesehatan khusus juga dilakukan kalau pekerja mengeluh
tentang masalah kesehatan yang mereka derita.6
8
terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap
aspek K3.6
9
d. Toilet di lingkungan dapur harus selalu bersih dan tidak mengeluarkan bau.
e. Cerobong asap hendaknya selalu dalam keadaan bersih.
10
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan
memberitahukan kapan setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah ,
maka alat ini akan berbubnyi.
2) Fire Alarm
Peralatan yang digunakan untuk memberitahukan kepada setiap
orang akan adanya bahaya kebakaran.
3) Spinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan
memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu
suhu tertentu pada daerah dimana terdapat spinkler tersebut.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
K3 terhadap kebijakan, pengendalian, dan pemenuhan peundang-
undangan. 8
Walk Through Survey merupakan teknik utama yang
penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya
di lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan
pada kesehatan pekerja yang terpajan. Laporan walk through
survey tidak cukup hanya dengan mengisi check list, melainkan
juga harus menyusun essay. Check list hanyalah merupakan
panduan saja agar tidak ada yang terlupa pada saat survei. 9
3.3. Alur
Bahan
makanan
an Pemotongan
Pencucian bahan
bahan makanan
makanan
Proses
Penyajian memasak
makanan makanan
13
3.4. Jadwal survei
Survei akan dilaksanakan selama 1 minggu ( 02– 06 Januari 2017)
02 Januari 2017 : Membuat proposal Walktrhough survey K3 pada
dapur Rumah Sakit Ibnu Sina
03 Januari 2017 : Melakukan survey di lokasi penelitian
04 Januari 2017 : Membuat laporan hasil penelitian dan status okupasi
05 Januari 2017 : Penyusunan artikel status okupasi
06 Januari 2017 :Presentasi laporan walkthrough survey dan
presentasi status okupasi
14
BAB IV
HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN
1. HASIL SURVEI
1. Pencucian alat dapur dan bahan makanan
I. Hazard Lingkungan Kerja
Faktor fisik
1) Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa
lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai
dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang tidak cukup
terang untuk menunjang pekerjaan.
2) Sumber bising
Tidak terdapat hazard berupa bising pada pekerja ini
3) Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
4) Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
5) Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
Faktor Kimia
1) Bahan kimia padat
Tidak terdapat bahan kimia padat yang menjadi hazard pada
pekerja ini
2) Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia cair yang menjadi hazard pada pekerja
ini berupa sabun pencuci dan air yang digunakan
3) Bahan gas
Tidak terdapat bahan gas yang menjadi hazard pada pekerja
ini
15
Faktor Biologi
Terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini yang bisa
didapat dari bakteri,jamur,virus,parasit yang berasal dari bahan
makanan ataupun sisa makanan dari alat dapur.
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan
tanpa alat, dan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Shift kerja dibagi menjadi 3: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),
shift siang (pukul 14.00 – 21.00), dan shift malam (pukul 21.00-
07.00 pagi) dengan waktu istirahat berlangsung selama 60 menit
pada tiap shiftnya. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi yang
cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya.
16
VI. Konstruksi Bangunan
1. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel
2. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata
dan semen yang cukup kuat.
3. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian
seng yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman
4. Ventilasi pada lingkungan kerja ini kurang memadai
dengan struktur bangunan yang tertutup hanya ada
beberapa ventilasi yang terbuka.
17
2. Petugas yang memotong bahan makanan
I. Hazard Lingkungan Kerja
Faktor fisik
1) Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa
lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai
dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang tidak cukup
terang untuk menunjang pekerjaan.
2) Sumber bising
Tidak terdapat hazard berupa bising pada pekerja ini.
3) Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
4) Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
5) Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
Faktor Kimia
1) Bahan kimia padat
Tidak terdapat bahan kimia padat yang menjadi hazard pada
pekerja ini.
2) Bahan kimia cair
Tidak terdapat bahan kimia cair yang menjadi hazard pada
pekerja ini.
3) Bahan gas
Tidak terdapat bahan gas yang menjadi hazard pada pekerja
ini.
Faktor Biologi
Terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini yang bisa
didapat dari bakteri,jamur,virus,parasit yang berasal dari bahan
makanan yang bisa saja masih ada pada makanan
18
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi duduk, dan
gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Shift kerja dibagi menjadi 3: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),
shift siang (pukul 14.00 – 21.00), dan shift malam (pukul
21.00-07.00 pagi) dengan waktu istirahat berlangsung selama
60 menit pada tiap shiftnya. Dalam pekerjaan ini, terdapat
interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
19
VI. Konstruksi Bangunan
1. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan
tegel
2. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari tripleks
yang tidak cukup kuat.
3. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari tripleks yang
tidak cukup aman
4. Ventilasi pada lingkungan kerja ini kurang memadai
dengan struktur bangunan yang tertutup hanya ada
beberapa ventilasi yang terbuka.
20
3. Petugas bagian memasak
I. Hazard Lingkungan Kerja
Faktor fisik
1) Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa
lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai
dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang tidak cukup
terang untuk menunjang pekerjaan.
2) Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara blender yang
dipakai.
3) Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
4) Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
5) Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
6) Sumber suhu ekstrem
Sumber suhu ekstrem berasal dari area memasak sekitar
kompor.
Faktor Kimia
1) Bahan kimia padat
Tidak terdapat bahan kimia yang menjadi hazar bagi petugas
memasak
2) Bahan kimia cair
Tidak terdapat bahan kimia yang menjadi hazard bagi petugas
ini
3) Bahan gas
Terdapat bahan gas yang menjadi hazard bagi petugas ini
21
Faktor Biologi
Terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini yang bisa
didapat dari bakteri,jamur,virus,parasit yang berasal dari bahan
makanan
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan
dan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Shift kerja dibagi menjadi 3: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),
shift siang (pukul 14.00 – 21.00), dan shift malam (pukul 21.00-
07.00 pagi) dengan waktu istirahat berlangsung selama 60 menit
pada tiap shiftnya. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi yang
cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya
22
3. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
23
kerja, seperti tidak menggunakan alat pelindung diri.
5. Jadi secara keseluruhan terdapat gangguan kesehatan yang
berhubungan dengan pekerjaan pada petugas dapur ini.
24
Faktor Biologi
Terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini yang bisa
didapat dari bakteri,jamur,virus,parasit yang berasal dari bahan
makanan pasien
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan
dan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Shift kerja dibagi menjadi 3: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),
shift siang (pukul 14.00 – 21.00), dan shift malam (pukul 21.00-
07.00 pagi) dengan waktu istirahat berlangsung selama 60 menit
pada tiap shiftnya. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi yang
cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya
25
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) : ada SOP khusus
untuk K3
3. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
26
5.
2.PEMBAHASAN SURVEI
a. Survey tentang hazard umum pada Petugas instalasi gizi
Dari survey yang dilakukan pada petugas instalasi gizi , petugas
banyak terpapar pada hazard umum dari faktor kimia, biologi, ergonomi,
fisik dan psikososial. Hazard ini membahayakan karena seharusnya
lingkungan kerja dalam keadaan aman, dan tidak membahayakan
petugasnya.
27
tempat instalasi gizi. Kemudian temperatur suhu di tempat kerja
cukup tinggi dan pengap karena hanya beberapa ventilasi yang
dibuka sisanya ditutup semua. Faktor radiasi dimana sumber
pencahayaan cukup baik berasal dari lampu.
Faktor psikososial, yang ditemukan pada petugas adalah beban
kerja. Petugas mengatakan beban kerja mereka cukup banyak
ditambah bila jumlah pegawai yang bertugas pada setiap shift
tidak sama bahkan terkadang hanya satu orang petugas saja per
shift sehingga petugas sering mengalami kelelahan yang
berlebihan.
28
d. Survey tentang pemeriksaan kesehatan kerja
Dari hasil survey didapatkan, para pekerja tidak mendapatkan
pemeriksaan kesehatan sebelum perekrutan pekerja. Selain itu, pekerja
juga tidak mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin. Tapi pekerja
mendapatkan pemeriksaan kesehatan berkala khusus. Hal ini
menyebabkan kurang terdeteksinya penyakit-penyakit akibat kerja
maupun akibat hubungan kerja pada lingkungan kerja ini.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Petugas instalasi gizi secara keseluruhan terpapar pada hazard umum di
tempat kerja berupa Faktor biologi (jamur,parasit,virus,bakteri), faktor
ergonomic (posisi berdiri terus menerus, dan gerakan yang berulang) ,
faktor fisik (pencahayaan yang kurang, kadang ada bising) dan factor
kimia (sabun pencuci dan air).
2. Tidak adanya alat kerja yang dapat membantu dalam memudahkan proses
pekerjaan.
3. Petugas instalasi gizi tidak memakai alat pelindung diri yang
lengkap,petugas hanya menggunakan celemek dan handschoen. Sepatu
boot hanya digunakan oleh petugas bagian pencucian alat dan bahan.
4. Tidak adanya pemeriksaan berkala atau pemeriksaan khusus untuk petugas
instalasi gizi.
5. Adanya penyakit yang muncul akibat hubungan kerja (Low back pain,
Gangguan sistem pernafasan, gangguan system kulit dll).
6. Secara keseluruhannya pelayanan K3 pada instalasi gizi masih perlu
ditingkatkan.
B. Saran
1. Diharapkan agar pengurus pelayanan unit K3 mengevaluasi masalah yang
berhubungan dengan kesehatan, keselamatan dan lingkungan kerja di RS
Ibnu Sina Makassar agar setiap petugas dapat bekerja optimal. Dan
sebaiknya setiap tenaga kerja diberikan selebaran tentang kesehatan kerja
dan penyakit akibat kerja.
2. Lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat membahayakan petugas
instalasi gizi seperti faktor biologi, kimia, ergonomik, fisik dan
psikososial.
30
3. Menyediakan alat pelindung diri yang lengkap bagi petugas instalasi gizi.
4. Melakukan pemeriksaan berkala untuk petugas instalasi gizi.
31
DAFTAR PUSTAKA
32