Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2019
1
PANDUAN ASESMEN PASIEN
2
DAFTAR ISI
DEFINISI ........................................................................................................................... 4
RUANG LINGKUP ........................................................................................................... 6
ALUR MASUK PASIEN RAWAT INAP ......................................................................... 8
ALUR MASUK RAWAT JALAN ..................................................................................... 9
ASESMEN ULANG ........................................................................................................... 10
PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................................ 11
ASESMEN MEDIS ............................................................................................................ 11
ASESMEN KEPERAWATAN ......................................................................................... 12
ASESMEN GAWAT DARURAT ...................................................................................... 14
ASESMEN GIZI ................................................................................................................. 15
ASESMEN INDIVIDUAL ................................................................................................. 18
ASESMEN RESIKO JATUH ............................................................................................. 19
ASESMEN NYERI............................................................................................................. 22
ASESMEN TAHAP TERMINAL ..................................................................................... 25
ASESMEN KEBUTUHAN ROHANI ............................................................................... 27
ASESMEN KEBUTUHAN PRIVASI ............................................................................... 27
ASESMENT PEDIATRIK ................................................................................................. 28
ASESMEN KULIT DAN KELAMIN ................................................................................ 30
ASESMEN NEUROLOGIS ............................................................................................... 31
ASESMEN REHABILITASI MEDIK ............................................................................... 35
KEPERAWATAN ANAK DAN NEONATUS ................................................................. 37
KEPERAWATAM JIWA ................................................................................................... 41
KEPERAWATAN KRITIS ................................................................................................ 42
KEBIDANAN ..................................................................................................................... 44
DOKUMENTASI ............................................................................................................... 48
3
PANDUAN ASESMEN PASIEN
A. DEFINISI
1. Asesmen Pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi data pasien baik subyektif maupun obyektif untuk membuat keputusan
terkait:
b. Kebutuhan perawatan
c. Intervensi
d. Evaluasi
2. Asesmen Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awal dari proses dimana dokter, perawat,
dietisien mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap
atau bisa lebih cepat tergantung kondisi pasien dan dicatat dalam rekam medis. Asesmen
awal minimal meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Asesmen awal pasien harus dapat
serta kebutuhan pasein saat dilakukan asesmen, keputusan tentang pelayanan apa yang
terbaik untuk pasien serta adanya diagnosis awal. Jika sebelum pasien rawat inap pasien
telah mendapat pengkajian kurang dari 24 jam, pasien dalam keadaan tanpa gawat
daruratan medik dapat langsung menjalani proses admission, sedangkan pasien dengan
pengkajian lebih dari 24 jam sebelum pasien tiba di rumah sakit, maka pasien harus
tetap dan tidak ada kegawatdaruratan lain sebelum pasien masuk ke ruang inap.
4
3. Asesmen Awal Pasien Rawat Jalan adalah tahap awal dari proses dimana dokter
mengevaluasi data pasien baru rawat jalan. Asesmen awal minimal meliputi anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
4. Asesmen Ulang Pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi ulang data peasien setiap terjadinadalah tahap lanjut dari proses dimana
dokter, perawat, dietisien mengevaluasi ulang data peasien setiap terjadinya perubahan
5. Asesmen Individual adalah isi minimal dari asesmen yang ditentukan oleh
departemen/KSM terkait.
6. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
7. DPJP adalah seorang dokter / dokter gigi yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan
medis seorang pasien. DPJP juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan, kejelasan dan
kebenaran serta ketepatan waktu pengembalian dari rekam medis pasien tersebut.
8. Case Manager adalah perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan atas
setiap pasien. Tujuannya untuk menjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien tersebut.
9. Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan dan kebidanan yang
diberikan kepada pasien yang berkesinambungan yang dimulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang
optimal
5
10. Dietisien adalah seorang profesional medis yang mengkhususkan diri dalam dietetika,
studi tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk mencegah dan mengobati penyakit.
B. RUANG LINGKUP
a. Asesmen Medis
b. Asesmen Keperawatan
c. Asesmen Gizi
Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah asesmen
pasien untuk memperoleh informasi terkait status medis pasien. Khusus pasien rawat inap,
asesmen pasien terkait status kesehatan, intervensi, kebutuhan keperawatan dan gizi. Untuk
prakteknya, dokter, perawat dan dietisien harus memiliki pengetahuan dan keahlian dalam
melakukan asesmen pasien. Asesmen pasien diperoleh dari pasien and sumber-sumber lain
(misalnya: profil terapi obat, rekam medis, dan lain-lain). Asesmen pasien dibutuhkan
dalam membuat keputusan-keputusan terkait: (a) status kesehatan pasien; (b) kebutuhan
yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan yang bisa timbul di masa
mendatang; serta (d) tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien
terpenuhi.
Proses asuhan kapada pasien saling berhubungan / terjadi kolaborasi antara dokter, perawat
dan gizi. Sulit untuk dimengerti bahwa dokter dapat menyembuhkan pasien tanpa bantuan
6
ASESMEN
PASIEN
MENGEMBANGKAN RENCANA
ASUHAN
MELAKUKAN EVALUASI
Dalam asesmen, pasien dan keluarga harus diikutsertakan dalam seluruh proses, agar
asuhan kepada pasien menjadi optimal. Pada saat evaluasi, bila terjadi perubahan yang
signifikan terhadap kondisi klinis pasien, maka harus segera dilakukan evaluasi, umumnya
7
2. Alur Masuk Rawat Inap Mulai
Pasien
Tandatangani persetujuan perawatan dalam RM 5 aK
Keperawatan
Ya Apoteker
Asuhan Keperawatan:
Menyiapkan obat/alkes
Data khusus/fokus
Dietisien Masalah/ dx keperawatan
Kolaborasi Tgl/jam intervensi
DPJP Tgl/jam evaluasi (SOAP)
Permberian nutrisi
Melakukan terapi sesuai PPK dan CP
DPJP/Keperawatan/Dietisien
Mengasesmen ulang medis/keperawatan/gizi
Observasi tanda vital, nyeri&keluaran cairan harian
Perkembangan terintegrasi
Monitor harian
DPJP&Keperawatan
Merencanakan pemulangan pasien
DPJP/Keperawatan/Apoteker/Dietisienis
Memberikan edukasi kepada pasien/keluarga
Ya DPJP
Perlu HCU/ICU? Meminta persetujuan masuk
HCU/ICU
Tidak
DPJP
Melakukan penanganan lanjutan Prosedur
Mengisi Form Discharge Planning HCU/ICU
Ya
DPJP Prosedur kamar jenazah
Mengisi form resume medis 8
Selesai Membuat surat rujuk balik/kontrol poli
2. Alur Masuk Rawat Jalan
Mulai
Pasien
Masuk Poliklinik
Keperawatan
Memeriksa kelengkapan administrasi
Mengentri data pasien ke divisi yang
dituju
Prosedur
DPJP Penunjang
Asesmen medis : Anamnesis & Pemeriksaan
fisik
Prosedur
Tindakan/One Day
Care Ya DPJP
Perlu penunjang? Menulis surat
dan entri work
order
Ya
Perlu Tindakan?
Perlu MRS?
Tidak
DPJP DPJP
Menulis resep/surat Kasus Bedah? Menulis surat permintaan
kontrol/rujuk balik
9
4. Asesmen Ulang
Asesmen ulang didokumentasikan pada lembar SOAP (Subjektif, Objektif, Asesmen, Planning).
a. Bagian subyektif (S) : berisi informasi tentang pasien yang meliputi informasi yang diberikan
oleh pasien, anggota keluarga, orang lain yang penting atau yang merawat. Jenis informasi
2. Riwayat penyakit saat ini yang berkenaan dengan gejala-gejala (riwayat penyakit saat ini)
4. Riwayat pengobatan, termasuk kepatuhan dan efek samping (dari pasien, bukan dari
5. Alergi
b. Bagian objektif (O): berisi informasi tentang pemeriksaan fisik, tes-tes diagnositik dan
d. Bagian plan (P) berisi rencana pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan, rencana terapi yang
akan diberikan dan rencana pemantauan khusus yang akan dilakukan untuk menili
Dengan format dokumentasi yang sistematik, konsisten dan seragam tersebut maka lembar
SOAP akan menjadikan rencana berbagai asuhan pasien menjadi lebih efisien. Catatan SOAP
10
adalah format yang akan digunakan pada keseluruhan tindakan medik, keperawatan dan gizi
5. Pemeriksaan Peunnjang
laboratorium dan readiodiagnostik. Semua catatan hasil pemeriksaan penunjang tersebut harus
C. TATA LAKSANA
1. Asesmen Medis
DPJP secara menyeluruh dan sistematis mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dengan
melakukan :
a. Anamnesis
1) Keluhan utama
4) Riwayat alergi
6) Riwayat pekerjaan
b. Pemeriksaan fisik
1) Generalis
a) Kepala
11
b) Mata
c) THT Leher
d) Mulut
g) Abdomen
j) Sistem saraf
2) Lokalis
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkus
d) Auskultasi
e) Skrining nyeri
Semua pasien yang masuk ke rawat inap harus dilakukan skrining nyeri
2. Asesmen Keperawatan
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien masuk rawat inap untuk dilakukan
antara lain:
12
1) Keluahan utama
2) Kenyamanan nyeri:
d) Lokasi
4) Proteksi
5) Nutrisi
6) Eliminasi
a) BAB
13
a) Respon kognisi pasien/keluarga : Menginginkan informasi penyakit, pengobatan,
c) Luas rumah
Pengkajian awal pasien meliputi kebutuhan akan adanya perencanaan untuk pemulangan
rehabilitiasi dsb. Pengkajian perlu tidaknya discharge planning harus setidaknya meliputi:
- Pemahaman dari pasien dan keluarga atau yang merawat di rumah tentang penyakit
pasien dan rencana penanganan yang ada, termasuk pengobatan yang diberikan, serta
Asesmen gawat darurat dilakukan oleh dokter, atau perawat yang terlatih dalam melakukan
pengkajian gawat darurat. Pengkajian gawat darurat minimal harus meliputi: riwayat
singkat kejadian gawat darurat, kesadaran, Airway, Breathing, Circulation (ABC), dan
tanda vital yang meliputi tekanan darah, nadi, dan pernafasan, sesuai dengan standar
prosedur yang berlaku. Hasil asesmen gawat darurat didokumentasikan di rekam medis
14
dalam kronologi waktu yang jelas, dan menunjang diagnosis kerja serta penanganan yang
dilakukan. Jika pasien sampai harus menjalani operasi, maka pengkajian pra-operatif harus
dilakukan oleh dokter utama atau dokter lain dengan kompetensi sama yang telah
mendapat pelimpahan tertulis dari dokter utama. Pengkajian pra-operatif harus dicatat di
rekam medis yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik serta penunjang jika perlu, dan
4. Asesmen Gizi
(MUST), yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menata laksanan pasien dewasa yang
mengalami gizi buruk, kurang gizi, atau obesitas. Untuk pasien anak >5 tahun
menggunakan grafik CDC dan <5 tahun dengan grafik Z-Score (WHO, 2005).
Pengukuran alternatif:
1) Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan pengukuran panjang lengan bawah
(ulna) untuk memperkirakan tinggi badan dengan menggunakan tabel dibawah ini.
Pengukuran dimulai dari siku (olecranon) hingga titik tengah prosesus stiloideus
kiri.
(LLA)
15
a) Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 terhadap siku, dengan lengan atas
parallel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu (akromion) dengan
atas di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak terlalu menempel terlalu ketat.
3) Langkah 3: adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan
berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami
penyakit akut dan sangat sedikit/tidak terdapat asupan makanan >5 hari, diberikan
skor 2.
4) Langkah 4: tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1,2 dan 3 untuk menilai
berikut ini:
a) Risiko rendah
Perawatan rutin; ulangi skirining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu)
pada pasien rawat jalan (tiap bulan)m masyarakat umum dengan usia >75
(tiap tahun)
b) Risiko sedang
Observasi
16
Jika asupan adekuat, ulangi skrining : pasien di rumah sakit (tiap
minggu) pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3
bulan)
c) Risiko tinggi
Tatalaksana:
rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan),
Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis
makanan
17
Klasifikasi % IBW :
Dengan melihat grafik Z-Score WHO 20015 : BB/TB, BB/U, TB/U. Usia 0-2 tahun
laki-laki warna biru dan perempuan warna merah muda. Usia 2-5 tahun laki-laki
Kriteria :
>3SD : Obesitas
2 SD – 3 SD : Gizi Lebih
-2 SD – 2 SD : Gizi Baik
-2 SD - -3 SD : Gizi Kurang
5. Asesmen Individual
Adalah asesmen tambahan atau modifikasi asesmen pasien yang disesuaikan atas karakteristik
tertentu atau kebutuhan khusus. Beberapa kondisi yang memerlukan asesmen individual
antara lain:
- Anak anak
- Lanjut usia
18
- Sakit terminal
- Dsb
Asesmen tambahan dapat diidentifikasi dapat saat asesmen awal. Pasien dapat dirujuk
atau dikonsul ke bagian lain di rumah sakti atau diluar rumah sakit sesuai dengan
kebutuhannya.
Semua temuan yang didapatkan dari asesmen tambahan harus dicatat ke dalam catatan
rekam medis pasien sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan pasien selanjutnya.
terkunci
persetujuan keluarga
19
b) Asesmen risiko jatuh pada pasien dewasa menggunakan Morse Fall Scale
20
Pastikan pasien memiliki stiker penanda risiko tinggi jatuh pada gelang
b) Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan Humpty Dumpty sebagai
berikut:
Skor
Faktor Risiko Skala Poin
Pasien
Kurang dari 3 tahun 4
3 tahun – 7 tahun 3
Umur
7 tahun – 13 tahun 2
Lebih 13 tahun 1
Laki – laki 2
Jenis Kelamin
Perempuan 1
Neurologi 4
Respiratori, dehidrasi, anemia,
3
Diagnosa anorexia, syncope
Perilaku 2
Lain-lain 1
Keterbatasan daya piker 3
Pelupa, berkurangnya orientasi
2
Gangguan Kognitif sekitar
Dapat menggunakan daya pikir
1
tanpa hambatan
Riwayat jatuh atau bayi/balita
4
yang ditempatkan di tempat tidur
Pasien yang menggunakan alat
Faktor Lingkungan 3
bantu/bayi balita dalam ayunan
Pasien di tempat tidur standar 2
Area pasien rawat jalan 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
pembedahan, Dalam 48 jam 2
sedasi dan anestesi Lebih dari 48 jam/tidak ada respon 1
Penggunaan bersamaan
sedative,barbiturate, anti depresan, 3
Penggunaan obat-
diuretik, narkotik
obatan
Salah satu dari obat diatas 2
Obat-obatan lainnya/tanpa obat 1
TOTAL
21
Kategori:
Skor : 7-11 Risiko Rendah (RR)
≥12 Risiko Tinggi (RT)
b. Asesmen Nyeri
Skrining nyeri dilakukan terhadap setiap pasien, baik rawat jalan, rawat inap
maupun gawat darurat. Skrining nyeri pasien rawat jalan dilakukan setiap
kunjungan pertama setiap harinya. Skrining nyeri pasien rawat inap diulang
b. Jatuh
c. Mengeluh nyeri
a) Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia . 9 tahun yang
dirasakannya
b) Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
0 = tidak nyeri
22
1-3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
angka, gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain Scale sebagai berikut:
Lokasi nyeri
f) Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang,
g) Asesmen ulang nyeri adalah prosedur menilai ulang derajat nyeri pada pasien
23
penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan, dengan interval waktu sesuai
h) Tatalaksana nyeri:
menimbulkan nyeri
Distraksi/pengalih perhatian
24
i) Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai
Tatalaksana nyeri
Serangkaian proses yang berlangsung saaat pasien mulai masuk rawat inap di ruang
a) Irama nafas
c) C, sesak nafas
d) Batuk, sputum
2) Kardiovaskuler
a) Irama jantung,
b) Akral,
c) Pulsasi,
d) Perdarahan,
e) Cvc
25
f) Tekanan darah nadi, map, suhu
g) Lain-lain
3) Persyarafan
a) GCS,
b) Kesadaran,
c) ICP,
e) Konjungtiva
f) Lain-lain
4) Perkemihan
d) Produksi urine
5) Pencernaan
a) Nafsu makan,
b) Ngt,
c) Porsi makan,
d) Minum,
e) Mulut,
f) Mual, muntah,
h) Lain lain
26
6) Muskuloskeletal/Intergumen
b) Warna kulit,
c) Odema,
d) Dekubitus,
e) Luka,
f) Kontraktur,
g) Fraktur,
h) Jalur infuse,
i) Lain-lain
5) Lain-lain
27
f. Asesmen Pediatrik
Penting untuk melakukan pemeriksaan sistematis karena anak sering tidak dapat
1) Keadaan umum:
2) Kepala:
a) Tanda trauma
3) Wajah:
5) Dada:
7) Anggota gerak:
a) Nadi brakialis
b) Tanda trauma
28
c) Tonus otot, pergerakan simetris
8) Pemeriksaan neurologis
29
g. Asesmen Kulit dan Kelamin
1) Keluhan utama
a) Perjalanan penyakit
b) Riwayat obat
2) Status Generalis
a) Keadaan umum
b) Gizi
c) Lain-lain
3) Lokasi
a) Keterangan gambar
b) Diagnosa banding
30
4) Status Lokalis
a) Lokasi
5) Diagnosa Kerja
a) Pemeriksaan penunjang
b) Diagnosa
6) Pengobatan
a) Topikal
b) Sistemik
7) Tindakan
a) Jenis tindakan
h. Asesmen Neurologis
Dilakukan pada pasien dengan cedera kepala atau gangguan neurologis. Pemeriksaan
status neurologi awal digunakan sebagai dasar untuk memantau kondisi pasien
napas)
31
Pada anak kecil, GCS sulit dilakukan. Anak yang kesadarannya baik dapat
merespons terhadap stimulus yang diberikan, memiliki tonus otot normal dan
tangisan normal.
32
Glasgow Coma Scale Dewasa
T
Mata Terbuka spontan 4
Terbuka saat dipanggil / diperintahkan 3
o
Terbuka terhadap rangsang nyeri 2
t
Tidak merespons 1
a
Verbal Orientasi baik 5
l Disorientasi / bingung 4
Jawaban tidak sesuai 3
Suara yang tidak dapat dimengerti ( erangan, teriakan) 2
s Tidak merespons 1
Pergerakan
k Mengikuti perintah 6
Melokalisasi nyeri 5
o
Menarik diri (withdraw) dan rangsangan nyeri 4
r Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri 3
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri 2
Tidak merespons 1
:
33
Glasgow Coma Scale Anak
34
i. Asesmen Rehabilitasi Medik
1) Data Dasar
a) Keluhan utama
b) Riwayat Penyakit
c) Pemeriksaan Fisik
d) Pemeriksaan Neurologis
e) Pemeriksaan Muskoloskeletal
2) Diagnosis
a) Diagnosis Klinis
b) Diagnosis Fungsional
R1 (Mobilisasi)
R2 (ADL)
R3 (Komunikasi)
R4 (Psikologis)
R5 (Sosial Ekonomi)
R6 (Vokasional)
R7 (Lain-lain)
35
36
4) Perencanaan
Penting untuk melakukan pemeriksaan karena anak atau bayi sering tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal dan amati adanya pergerakan spontan anak
atau bayi terhadap area tertentu yang dilindungi.Tahapan asesmen keperawatan anak
dan neonatus:
37
1) Identitas meliputi nama, tangggal lahir, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
2) Keluhan utama:
e) Riwayat alergi
4) Rasa nyaman Neonatal Infant Paint Scale (NIPS) rentang 0-7 semakin tinggi
5) Dampak hospitalisasi (Psikososial): orang tua, anak tenang, takut, marah, sedih,
menangis, gelisah
6) Pemeriksaan fisik :
a) B1
b) B2
38
c) B3
Istirahat tidur, gangguan tidur banyak siang hari, lebih banyak malam
cuekung/cembung
d) B4
e) B5
muntah, puasa
39
Anus ada/tidak
BB lahir, MRS, saat ini berapa gram, reflek rooting ada/tidak ada
f) B6
g) Alat genital
ada/tidak ada
Perempuan labia mayor sudah menutupi labio minor, labia mayor dan
h) Sosial ekonomi
40
Kontak mata ya/tidak
Menggendong ya/tidak
k. Keperawatan Jiwa
Penting untuk melakukan pemeriksaan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa
karena kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin
muncul gejala yang berbeda. Banyak pasien dengan masalah kesehatan jiwa tidak
dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan
bervariasi.
tidak mau makan minum, tidak mau mandi, susah tidur, gelisah, reaksi lepas obat
dll.
a) Ya/tidak
4) Psikososial
41
d) Spiritual: menjalankan/tidak
5) Status Mental
c) Proses berpikir
l. Keperawatan Kritis
Serangkaian proses yang berlangusng saat pasien awal rawat inap di ruang kritis
(ROI, ICU, High care) pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk
1) Pernafasan
a) Irama nafas
c) Sesak nafas
d) Batuk, sputum
2) Kardiovaskuler
42
a) Irama jantung
b) Akral
c) Pulsasi
d) Perdarahan
e) CVC
g) Lain-lain
3) Persyarafan
a) GCS
b) Kesadaran
c) ICP
e) Konjungtiva
f) Lain lain
4) Perkemihan
d) Produksi urine
5) Pencernaan
a) Nafsu makan
b) NGT
c) Porsi makan
43
d) Minum
e) Mulut
f) Mual, muntah
h) Lain-lain
6) Muskuloskeletal/intergumen
b) Warna kulit
c) Odema
d) Dekubitus
e) Luka
f) Kontraktur
g) Fraktur
h) Jalur infuse
i) Lain-lain
m. Kebidanan
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal rawat inap pemeriksaan akan
antara lain:
1) Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan oleh ibu yang menyebabkan adanya gangguan,
diantaranya adalah:
44
b) Masalah pengeluaran pengeluaran lochea
2) Riwayat Keluhan
3) Riwayat Menstruasi
a) Menarche
b) Siklus
c) Teratur
d) Tidak teratur
e) Lama
f) Volume
4) Riwayat Perkawinan
a) Stauts
b) Berapa kali
c) Umur menikah
d) Tahun menikah
e) Cerai
5) Riwayat Obstetri
a) Kehamilan keberapa
b) Umur kehamilan
45
c) Jenis persalinan
d) Penolong
e) BBL
g) Menyusui
6) Riwayat KB
a) Kapan
b) Jenis
c) Lamanya
ANC yang usdah dilakukan, keluhan serta tindakan apa yang sudah didapatkan
Penyakit apa yang pernah diderita oleh ibu dan mendukung dengan keadaannya
sekarang
9) Riwayat Alergi
Apa saja penyakit yang pernah diderita oleh keluarga yang berhubungan kasus
a) Pola makan
46
b) Pola minum
c) Pola eliminasi
d) Pola istirahat
e) Psikologi
f) Dukungan social
g) Spiritual
a) Pemeriksaan umum
umum pada setiap kasus. Tekanan darah dan nadi harus diukur setiap
perempatan jam pada periode pemulihan sesaat pasca operasi. Suhu harus
diukur setiap 2 jam (myles, 2009). Suhu yang melebihi 38oC pasca
demam selama 24 jam sebelum keluar dari rumah sakit. Jika ada tanda infeksi
atau pasien demam, berikan antibiotika sampai bebas demam selama 48 jam
(Sarwono, 2008).
b) Pemeriksaan fisik
c) Pemeriksaan kebidanan
47
ALat yang erpasang saat itu, meliputi : infuse intra vena, central line, dower
Apakah mengalami infeksi : MRSA, TB dll dan tindakan apa yang sudah
dilakukan
D. Dokumentasi
1. Rekam Medis
proses asuhan pasien. Hal ini umumnya dipahami pelaksana praktek kedokteran bahwa
alat komunikasi berharga untuk pertemua di masa mendatang dengan pasien tersebut dan
dengan tenaga ahli asuhan kesehatannya lainnya. Alasan lain mengapa dokumentasi sangat
2. Saat ini, bebrapa metode berbeda digunakan untuk mendokumentasikan asuhan pasien
dan PCP, dan beragam format cetakan dan perangkat lunak komputer tersedia untuk
membantu farmasis dalam proses ini. Dokumentasi yang baik adalah lebih dari sekedar
mengisi formulir; akan tetapi, harus dimiliki suatu dokumentasi agar bermanfaat untuk
pertemuan dengan pasien meliputi: Informasi tersusun rapi, terorganisir dan dapat
48