Vous êtes sur la page 1sur 3

Aplikasi Metode Vegetatif :

1. Sistem Pertanaman Lorong


Sistem pertanaman lorong adalah suatu sistem dimana tanaman pangan
ditanam pada lorong diantara barisan tanaman pagar. Sistem ini sangat bermanfaat
dalam mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi dan merupakan sumber
bahan organik dan hara terutama unsur N untuk tanaman lorong. Teknologi
budidaya lorong telah lama dikembangkan dan diperkenalkan sebagai salah satu
teknik konservasi lahan kritis untuk pengembangan sistem pertanian berkelanjutan
pada lahan kritis/kering di daerah tropika basah namun belum diterapkan secara
luas oleh petani.
Pada budidaya lorong konvensional tanaman pertanian ditanam pada lorong-
lorong diantara barisan tanaman pagar yang ditanam menurut kontur. Barisan
tanaman pagar yang rapat diharapkan dapat menahan aliran permukaan serta erosi
yang terjadi pada areal tanaman budidaya, sedangkan akarnya yang dalam dapat
menyerap unsur hara dari lapisan tanah yang lebih dalam untuk kemudian
dikembalikan ke permukaan melalui pengembalian sisa tanaman hasil pangkasan
tanaman pagar.

Gambar 1. Penerapan pada tanaman kacang dan umbi


2. Sistem Pertanaman Strip Rumput
Konservasi lahan kritis dengan sistem pertanaman strip rumput hampir sama
dengan pertanaman lorong tetapi tanaman pagarnya adalah rumput. Strip rumput
dibuat mengikuti kontur dengan lebar strip 0,5 meter atau lebih. Semakin lebar strip
semakin efektif mengendalikan erosi. Sistem ini dapat diintegrasikan dengan
ternak. Penanaman rumput pakan ternak di dalam jalur strip. Penanaman dilakukan
menurut garis kontur dengan letak penanaman dibuat selang seling agar rumput
dapat tumbuh baik dan usahakan penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
Selain itu tempat jalur rumput sebaiknya di tengah antara barisan tanaman pokok.

3. Tanaman Penutup Tanah


Tanaman ini merupakan tanaman yang ditanam tersendiri atau bersamaan
dengan tanaman pokok. Manfaat tanaman penutup antara lain untuk menahan atau
mengurangi daya perusak bulir-bulir hujan yang jatuh dan aliran air diatas
permukaan tanah, menambah bahan organik tanah (melalui batang, ranting dan
daun mati yang jatuh), serta berperan melakukan transpirasi yang mengurangi
kandungan air tanah.
Peranan tanaman penutup tanah adalah mengurangi kekuatan disperasi air
hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar
infiltrasi air ke dalam tanah sehingga mengurangi erosi.
Penyiangan intensif dapat menyebabkan tergerusnya lapisan atas tanah. Untuk
menghindari persaingan antara tanaman penutup tanah dengan tanaman pokok pada
konservasi lahan kritis dengan teknik ini dapat dilakukan dengan penyiangan
melingkar (ring weeding). Tanaman penutup tanah yang digunakan dan sesuai
untuk sistem pergiliran tanaman harus memenuhi syarat diantaranya harus mudah
diperbanyak (sebaiknya dengan biji), memiliki sistem perakaran yang tidak
menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok tetapi memiliki sifat mengikat
tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi,
tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun, toleransi terhadap pemangkasan,
resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan, mudah diberantas jika tanah
akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya,
sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah dan tidak memiliki sifat-sifat yang
tidak menyenangkan seperti berduri atau sulur yang membelit.

4. Mulsa
Mulsa adalah bahan-bahan (sisa panen, plastik dan lain-lain) yang disebar atau
digunakan untuk menutup permukaan tanah. Bermanfaat untuk mengurangi
penguapan serta melindungi tanah dari pukulan langsung butir-butir air hujan yang
akan mengurangi kepadatan tanah. Mulsa dapat berupa sisa tanaman, lembaran
plastik dan batu. Mulsa sisa tanaman terdiri dari bahan organik sisa tanaman (jerami
padi, batang jagung), pangkasan dari tanaman pagar, daun-daun dan ranting
tanaman. Bahan tersebut disebarkan secara merata di atas permukaan tanah setebal
2 s/d 5 cm sehingga permukaan tanah tertutup sempurna.
Pada sistem agribisnis yang intensif dengan jenis tanaman bernilai ekonomis
tinggi sering digunakan mulsa plastik untuk mengurangi penguapan air dari tanah,
menekan hama penyakit dan gulma. Lembaran plastik dibentangkan di atas
permukaan tanah untuk melindungi tanaman. Di pegunungan batu-batu cukup
banyak tersedia sehingga bisa digunakan sebagai mulsa untuk tanaman pohon-
pohonan. Permukaan tanah ditutup dengan batu yang disusun rapat dengan ukuran
batu berkisar antara 2 s/d 10 cm.
Dalam pedoman praktek konservasi tanah dan air lahan kritis BP2TPDAS-IBB
ditunjukan peranan yang signifikan dari mulsa terhadap aliran permukaan,
infiltrasidan erosi pada lahan dengan kemiringan 5%. Penelitian yang dilakukan
oleh Thamrin dan Hanafi (1992) juga menunjukkan bahwa pemberian mulsa
seresah tanaman dapat menghemat lengas tanah dari proses penguapan sehingga
kebutuhan tanaman akan lengas tanah terutama musim kering dapat terjamin. Selain
itu pemberian mulsa seresah juga dapat menghambat pertumbuhan gulma yang
mengganggu tanaman sehingga konsumsi air lebih rendah.

Vous aimerez peut-être aussi