Vous êtes sur la page 1sur 41

TUGAS KELOMPOK

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN ASAM URAT ATAU GOUT ARTRITIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga

Pembimbing Akademik : Ns. Margiyati, M.Kep

DISUSUN OLEH:

LEILA LEZILCA 20101440116051


MARTHA TIYA 20101440116058
MISBAKHUDDIN 20101440116061
NUR KHASANAH 20101440116068
PANJI KURNIAWAN 20101440116069
RANI NOOR MAHEDHA 20101440116075
RATIH AJENG NINGRUM 20101440116077
RINA ELSA RIZKIANA 20101440116081
SILVIA ANGGRAINI 20101440116093
WIRA UTAMI 20101440116101

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2019
A. Latar Belakang

Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan


adanya jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi
satu sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling
tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan.
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2009) mengemukakan
bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan gout merupakan
suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium
urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil samping dari pemecahan
sel yang terdapat di dalam darah, karena tubuh secara berkesinambungan
memecah dan membentuk sel yang baru. Oleh karena penyakit gout
menyerang sendi, maka dapat disebut juga sebagai Gout Artritis.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mendiskripsikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama


Gout Artritis

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada keluarga dengan masalah utama


Gout Artritis.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan Gout Artritis.


c. Membuat perencanaan tindakan atau intervensi dengan masalah
utama Gout Artritis.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan dengan Gout Artritis.

e. Melakukan evaluasi pada keluarga dengan masalah utama Gout Artritis.

C. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi
dirinya sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2010).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2009) mengemukakan
bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.

2. Bentuk / Type Keluarga

Bentuk/type keluarga menurut Suprayitno (2004), yaitu :

a. Keluarga inti (Nuclear Family)

b. Keluarga besar (Extended Family)

c. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family)

2
d. Orang tua tunggal (Single Parent Family)

e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Mother)

f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin


sama (Gay And Lesbian Family).

3. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut Friedman (dalam Suprajitno, 2004), tahap dan tugas


perkembangan keluarga sebagai berikut:

1. Pasangan Baru

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki


(suami) danperempuan (istri) membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah danmeninggalkan keluarga masing-
masing.Meninggalkan keluarga bisa berartipsikologis karena
kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal
denganorang tuanya.

Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan


penyesuaian peran danfungsi.Masing-masing belajar hidup
bersama serta beradaptasi dengan kebiasaansendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan
sebagainya. Adapun tugas perkembangan, yaitu :

1. Membina hubungan intim danmemuaskan.

2. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan


kelompok sosial.
3. mendiskusikan rencana memiliki anak.

Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga,


keluarga suami, keluarga, istri dan keluarga sendiri.

2. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama

Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan


berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Tugas
perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:

1. Persiapan menjadi orang tua.


3
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,
interaksi, hubungan sexual dan kegiatan.

3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan


pasangan.

Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua;


bagaiaman orang tuanberinteraksi dan merawat bayi.
Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua danbayi
yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang
antara bayi dan orang tuadapat tercapai.

3. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan


tempat tinggal, privasi dan rasa aman.

2. Membantu anak untuk bersosialisasi.

3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan


anak lain juga harus terpenuhi.

4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam


keluarga maupun dengan masyarakat.

5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.


7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah )


dan berakhir padasaat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini
biasanya keluarga mencapai jumlahmaksimal sehingga keluarga
sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-masinganak
memiliki minat sendiri. Demikian pula orang tua mempunyai
aktivitas yangberbeda dengan anak. Tugas perkembangan
keluarga :

4
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.

2. Mempertahankan keintiman pasangan.

3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin


meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan
kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua,


memberi kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi
dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7


tahun kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab
serta kebebasan yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri
menjadi orang dewasa.Tugas perkembangan :

1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung


jawab.

2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak


dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan.

4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh


kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas
otoritasnya danmembimbing anak untuk bertanggung
jawab.Seringkali muncul konflik orang tuadan remaja.

6. Keluarga dengan anak dewasa

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan


berakhir pada saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya
tahapan ini tergantung jumlah anak dan adaatau tidaknya anak

5
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.Tugas perkembangan :

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2. Mempertahankan keintiman pasangan.

3. Membantu orang tua memasuki masa tua.

4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan


rumah dan berakhirsaat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal. Pada beberapa pasangan fase inidianggap sulit karena
masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan
gagalsebagai orang tua. Tugas perkembangan :

1. Mempertahankan kesehatan.

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan


teman sebaya dan anak-anak.

3. Meningkatkan keakraban pasangan.

4. Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat,


diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup,
pekerjaan dan lain sebagainya.
8. Keluarga usia lanjut

Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan


meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan :

1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan


pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.

3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan


saling merawat.

4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan


sosial masyarakat.

6
5. Melakukan life review.

6. Mempertahankan penataan yang memuaskan


merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi Afektif

b. Fungsi Sosialisasi

c. Fungsi Reproduksi

d. Fungsi Ekonomi

e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

5. Tugas keluarga di bidang Kesehatan

Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu


dipahami dan dilakukan, meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.


d. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan keluarga

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

D. KONSEP DASAR GOUT ARTRITIS

1. Pengertian

Menurut Revves (2004) Gout Artritis adalah


asymmetrik (monoarticular) yang berhubungan dengan
hyperurisemia, peradangan ini biasanya mempengaruhi persendian
perifer, yang disebabkan oleh deposisi crystal urate monosodium.

2. Etiologi

Menurut Malya (2003), faktor – faktor yang berperan dalam


perkembangan gout adalah faktor yang menyebabkan terjadinya
hiperurisemia diantaranya adalah :

7
1. Gangguan konsentrasi pembentukan asam urat yang berlebih :

1) Gout primer : akibat pembentukan langsung asam urat yang


berlebih.

2) Gout sekunder : ekskresi asam urat berkurang akibat proses


penyakit atau pemakaian obat-obatan.

2. Menurut Carter (dalam Arina Malya, 2003) penyebab dari gout :

1) Diit tinggi purin

2) Konsumsi minumam beralkohol

3) Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek


yang ditimbulkanya dapat menghambat ekskresi asam urat
dalam ginjal (seperti : aspirin, diuretik)

3. Patofisiologi

1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika


konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl.

2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan


terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.

3. Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran


vakuol disekeliling kristal bersatu dengan membran leukositik
lisosom.
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan
pelepasan enzim dan oksida radikal ke dalam sitoplasma.

5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.


Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada
setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Normalnya,
asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu
mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya
meningkat dalam tubuh.

Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita
terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung

8
banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri
atau bengkak.

4. Tanda dan Gejala

1) Stadium Arthritis Gout Akut

a) Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.

b) Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan


gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.

c) Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-


kacangan, rempelo dll), kelelahan fisik, stres, diuretic.

d) Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol

atau obat urikosurik dapat menyebabkan kekambuhan.

2) Stadium Interkritikal

Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana


terjadi periode interkritikal asimptomatik.

3) Stadium Arthritis Gout Menahun

Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri


sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada
dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar
sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya.
Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan
mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.

5. Komplikasi

a. Penderita akan mengalami radang sendi akut berulang dan semakin


lama semakin sering kekambuhannya

9
b. Sakitnya akan bertambah lemah

c. Sendi yang terasa sakit bertambah banyak

d. Tofi semakin lama semakin besar, bahkan pecah dan menjadi luka

e. Pada ginjal dan saluran kemih bisa timbul batu

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah (Leukosit, uric acid, len meningkat)

2. Pemeriksaan urin tinggi (Asam urat tinggi)

3. Aspirasi cairan sendi (Menunjukan penumpukan kristal asam urat)

4. Pemeriksaan Radiologi (Gambaran Radiologi hanya nampak


berupa pembengkakan jaringan lunak disekitar persendian).

7. Penatalaksanaan

1) Non farmakologi

a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari.

b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB dan


BB.
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi)
disarankan tidak kurang dari 100 g/hari.

d. Rendah protein yang bersumber hewani.

e. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.

f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman


sebanyak 2,5 ltr atau sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air
putih masak, teh, sirop atau kopi.

g. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga.


Alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma yang akan
menghambat pengeluaran asam urat

2) Farmakologi

10
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi
nyeri dan inflamasi (colchicine, indometasin, fenilbutazon,
kortikostropin)

b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :


Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon,
benzbromaron) dan Inhibitor xantin (alopurinol ).

E. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan


keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga. Data yang diperoleh dari pengkajian :

a. Berkaitan dengan keluarga

1) Data demografi dan sosiokultural

2) Data lingkungan

3) Struktur dan fungsi keluarga

4) Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga

5) Perkembangan keluarga

b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga


1) Fisik

2) Mental

3) Emosi

4) Sosio

5) Spiritual

Adapun tujuan pengkajian menurut Suprijno (2004) yang berkaitan


dengan tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu :

a. Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah


kesehatan. Hal ini perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda
dan gejala, faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta

11
persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan terutama yang
dialami anggota keluarga.

b. Mengetahui kemamupuan keluarga dalam mengambil keputusan


mengenai

tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang :


1) Kemampuan keluarga memahami sifat dan
luasnya
masalah

2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga ?

3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang


dialami ?

4) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah


kesehatan yang dialami anggota keluarga ?

5) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung


(negative) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan pada
anggota keluarga ?

6) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau


fasilitas pelayanan kesehatan ?

7) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga


kesehatan?

8) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan


yang tepat untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi
masalah

kesehatan ?

c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat


anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota


keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi, kemungkinan setelah
tindakan dan cara perawatannya)

2) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakukan


anggota keluarga

12
3) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara dan fasilitas untuk
merawat anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan

4) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga


(anggota keluarga yang mampu dan dapat bertanggung jawab,
sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan
psikososial)
5) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit

atau membutuhkan bantuan kesehatan

d. Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara


memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh


keluarga disekitar lingkungan rumah

2) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat


pemeliharaan lingkungan

3) Pengetahuan keluarga dan sikap keluarga terhadap sanitasi


lingkungan yang higenis sesuai syarat kesehatan

4) Pengetahuan keluarga tetang upaya pencegahan penyakit yang


dapat dilakukan oleh keluarga

5) Kebersamaan anggota keluaga untuk meningkatkan dan


memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
keluarga
e. Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan


kesehatan yang dapat dijangkau keluarga

2) Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat


diperoleh dari

fasilitas kesehatan

3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas


kesehatan melayani

13
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang
melayani?

5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan


bila tidak dapat apakah penyebabnya ?

2. Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka


diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada kasus
asam urat adalah:

1. Nyeri akut

Batasan karakteristik:

1) Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas


(mis.,anggota keluarga, pemberi asuhan)

2) Mengekspresikan perilaku nyeri


(mis.,gelisah,merengek,menangis, waspada)

3) Perubahan pada parameter fisiologis( mis., tekanan darah,


frekuensi jantung, frekuensi pernapasan)

4) Perilaku distraksi
2. Hambatan mobiitas
fisik Batasan
karakteristik:
1) Gangguan sikap berjalan

2) Ketidaknyamanan

3) Keterbatasan rentang gerak

4) Gerakan lambat

3. Defisiensi
pengetahuan Batasan
karakteristik:
1) Ketidakakuratan mengikuti perinntah

2) Kurang pengetahuan

3) Perilaku tidak tepat

14
Menentukan Diagnosa Keperawatan :

Sebelum menentukan diagnosa keperawatan tentu harus menyusun


prioritas masalah dengan menggunakan proses skoring seperti pada
tabel berikut :

No Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat masalah :

. tidak /kurang sehat 3


. ancaman kesehatan 2 1
krisis 1
.

2. kemungkinan masalah dapat diubah:

dengan mudah 2 2
hanya sebagian 1
tidak dapat 0

3. potensi masalah untuk diubah

tinggi 3 1
cukup 2
rendah 1
4. menonjolkan masalah:

masalah berat harus ditangani 2 1


. masalah yang tidak perlu segera 1
ditangani
masalah tidak dirasakan 0

15
3. Perencanaan (intervensi Keperawatan)

Diagnosa NOC NIC

1. Nyeri Kontrol nyeri Manajemen nyeri


akut a. mengurangi kapan nyeri a. Gali pengetahuan
terjadi (1-5) dan kepercayaan
1. tidak pernah pasien mengenai
menunjukkan nyeri.
2. jarang menunjukkan b. Gali bersama
3. kadang kadang pasien faktor
menunjukkan yang dapat
4. sering menunjukkan menurunkan atau
5. Secara konsisten mempererat nyeri
menunjukkan. c. Ajarkan metode
b. menggambarkan faktor nonfarmakologi
peyebabnya (1-5) untuk menurunkan
1. Tidak pernah nyeri
menunjukkan d. Gunakan metode
2. Jarang menunjukkan penilaian yang
3. Kadang kadang sesuai dengan
menunjukkan tahapan
4. :Sering menunjukkan perkembangan
5. Secara konsisten untuk memonitor
menunjukkan perubahan nyeri
c. Menggunakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa
analgesic (1-5)
16
1 Tidak pernah
menunjukkan
2 Jarang menunjukkan
3 Kadang kadang
menunjukkan
4 Sering menunjukkan
5 Secara konsisten
menunjukkan
d. Melaporkan nyeri yang
terkontrol (1-5)
1 Tidak pernah
menunjukkan
2 :Jarang menunjukkan
3 Kadang kadang
menunjukkan
4 Sering menunjukkan
5 Secara konsisten

menunjukkan
17
2. Hambatan Pergerakan Terapi aktivitas
mobilitas fisik a. gerakan otot(1-5) a. dorong aktifitas
1 : sangat terganggu kreatif yang tepat
2 : banyak terganggu b.bantu klien
3 : cukup terganggu mengidentifikasi
4 : sedikit terganggu aktifitas yang
5 :tidak terganggu diinginkan
b. gerakan sendi(1-5) c. bantu klien dan
1 : sangat terganggu keluarga untuk
2 : banyak terganggu mengidentifikasi
3 : cukup terganggu kelemahan dalam
4 : sedikit terganggu aktivitas tertentu.
5 :tidak terganggu
c. Berjalan(1-5)
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 :tidak terganggu
d. Bergerak dengan
mudah (1-5)
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 :tidak terganggu
18
3. Defisiensi Manajemen arthritis Pengajaran proses
pengetahuan a. tanda dan gejala awal(1-5) penyakit
1 : tidak ada pengetahuan a. Kaji tingkat
2 : pengetahuan terbatas pengatahuan pasien
3 : pengetahuan sedang terkait dengan
4 : pengetahuan banyak proses penyakit
5 : pengetahuan sangat b. Jelaskan
banyak patofisiologi
b.faktor penyebab(1-5) penyakit
1 : tidak ada pengetahuan c. Kenali pengetahuan
2 : pengetahuan terbatas pasien mengenai
3 : pengetahuan sedang kondisinya
4 : pengetahuan banyak d. Jelaskan tanda dan
5 : pengetahuan sangat gejala yang umum
banyak dari penyakit
c. strategi mengelola nyeri
(1-5)
1 : tidak ada pengetahuan
2 : pengetahuan terbatas
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak
5 : pengetahuan sangat
banyak
19
4. Pelaksanaan Rencana Keperawatan/Implementasi.

Implementasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga


dengan asam urat, yaitu :

a. Nyeri akut

1) Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.

2) Gali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan atau


mempererat nyeri

3) Ajarkan metode nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri

4) Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan


perkembangan untuk memonitor perubahan nyeri

b. Hambatan mobilitas fisik

1) Dorong aktifitas kreatif yang tepat

2) Bantu klien mengidentifikasi aktifitas yang diinginkan

3) Bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan


dalam aktifitas tertentu

c. Defisiensi pengetahuan

1) Kaji tingkat pengatahuan pasien terkait dengan proses penyakit

2) Jelaskan patofisiologi penyakit


3) Kenali pengetahuan pasien mengenai kondisinya

5. Melaksanakan Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan keluarga dengan


asam urat adalah :

a. Keluarga dapat mengatasi nyeri akut yang terjadi pada Ny.A

b. Hambatan mobilitas fisik pada Ny.A dapat teratasi

c. Keluarga dapat mengatahui secara umum mengenai penyakit gout


arthritis (asam urat)

20
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, dr. Hasan. (2002). Mengenal Penyakit Asam Urat. Jakarta:


Pustaka Jaya

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Mengenal Gout Artritis,

(Online), (http:// depkes.co.id/goutartritis.html) diakses tanggal 18

Januari 2019

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori,

& Praktik, Edisi 5. Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC


Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Kertia, dr. Nyoman. (2009). Asam Urat: Benarkah Hanya Menyerang Laki-
Laki?. Yogyakarta: B Frirs

Malya, Arina. (2003). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Sistem Muskuloskeletal. Surakarta: Buku Ajar

Muhammad, As’Adi. (2011). Waspadai Asam Urat. Yogyakarta: Diva Press


Muhlisin, Abi. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen
Publising Reeves, Charlene J., Gayle, Roux., & Lockhart, Robin. (2002).
Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC


21

Vous aimerez peut-être aussi