Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pato
Pada pengujian hewan dipuasakan kurang lebih 18 jam namun tetap diberi
minum hal ini bertujuan, tikus yang digunakan sebanyak 3 ekor, masing masing
mecit dikelompokan menjadi mecit kontrol negatif yaitu hanya diberi akuadest
sebagai kontrol sehingga untuk pengamatan tukak yang sehat atau tidak
diinduksi,kemudian tikus kontrol positif diberi alkohol 70% hal ini bertujuan
sebagai penginduksi karena alkohol dapat meningkatkan sekresi asam lambung
sehingga untuk pengamatan lambung yang mengalami bintik pendarahan sampai
tukak lambung, lalu tikus pembanding yang diberikan sukralfat. Sukralfat adalah
kompleks antara aluminium hidroksida dan sukrosa octasulfate. Sukralfat
merupakan substansi yang bekerja lokal pada lingkungan asam (pH<4). Sukralfat
menjadi kental dan lengket dalam lingkungan asam serta melekat erat ke protein di
kawah ulkus. Sukralfat melindungi ulkus dari erosi lebih lanjut dan menghambat
kerja agresif pepsin dan empedu di tempat ulkus. Mekanisme sukralfat sebagai
antitukak bereaksi dengan asam hidroklorik dalam lambung membentuk sebuah
cross-linked yang memiliki konsistensi kental seperti bahan perekat yang mampu
bereaksi sebagai buffer asam untuk waktu yang lama, yaitu 6-8 jam setelah
diminum dalam dosis tunggal. Sukralfat membentuk kompleks ulser adheren
dengan eksudat protein seperti albumin dan fibrinogen pada sisi ulser dan
melindunginya dari serangan asam, membentuk barier viskos pada permukaan
mukosa di lambung dan duodenum, serta menghambat aktivitas pepsin dan
membentuk ikatan garam dengan empedu. Perlindungan fisik atau kompleks
itu besifat melindungi permukaan ulkus dan mencegah kerusakan lebih lanjut oleh
asam, pepsin dan empedu. Kemungkinan sukralfat juga mencegah kembalinya
difusi ion hidrogen, penyerapan pepsin dan asam empedu, dan dapat menstimulasi
peningkatan protaglandin E2, epidermal growth factors (EGF), fibroblast growth
factor dan mukus lambung. Sukralfat sebaiknya dikonsumsi pada saat perut kosong
untuk mencegah ikatan dengan protein dan fosfat (Hasanah, 2007; Waller et al .,
2009).
Kemudian setelah perlakuan diatas tikus didiamkan selama 1 jam untuk
memastikan obat terabsorpsi sempurna dalam saluran cerna sehingga dapat
menimbulkan efek farmakologi. Tikus dikorbankan dengan cara dislokasi leher
dengan cara kematian tanpa rasa sakit perlu dilakukan sedemikian sehingga hewan
akan mati dengan seminimal mungkin rasa sakit. Adapun cara lain untuk
pengorbanan hewan dengan menggunakan gas karbondioksida dalam wadah
khusus atau dengan pemberian pentobarbital natrium pada takaran letalnya. Pada
dasarnya cara fisik yaitu dengan melakukan dislokasi leher adalah cara yang paling
cepat, mudah dan berprikemanusiaan, penanganan yang tidak wajar terhadap hewan
percobaan dapat mempengaruhi hasil percobaan, memberikan penyimpangan hasil
tetapi cara perlakuan kematian juga perlu ditinjau bila ada tujuan dari pengorbanan
hewan percobaan dalam rangkaian percobaan, tujuan dari pengorbanan hewan
dikarenakan akan dilakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tikus dengan cara
pembedahan. Lambung yang telah diisolasi didokumentasi kan untuk melihat
adanya perbedaan anatomi masing-masing kelompok.