Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Risa Apriliani
(1102013252)
Pembimbing :
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.L
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/umur : 07 Maret 1980 (37 th)
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan terakhir : SMA
Status pernikahan : Menikah
Pekerja : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kranggan, Bekasi
Tanggal pemeriksaan : 08 Januari 2018
A. Keluhan Utama
Berdebar-debar sejak 3 hari yang lalu.
B. Keluhan Tambahan
Tidak nafsu makan, tidak bisa tidur serta badan menjadi lemas dan merasa
tidak enak.
1
pasien tidak ada riwayat jantung. Dan suami pasien pun menyarankan untuk
datang dan konsultasi ke poli jiwa RS Polri.
Pasien diketahui telah menjalani pengobatan sejak 2013 hingga sekarang,
dan pasien selalu rutin meminum obat yang telah diresepkan oleh dokter. Dan
pasien mengatakan bahwa obatnya telah habis sejak 3 hari yang lalu.
Pasien bercerita bahwa dirinya sering kali menyendiri ke kuburan hanya
untuk mencari ketenangan. Pasien mengatakan sering mendengar bisikan
sekitar sebulan yang lalu namun suara tidak jelas, dan bisikan itu kini sudah
tidak lagi terdengar.
2
c. Riwayat masa kanak pertengahan (4 – 11 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, tumbuh kembang normal seperti
anak seusianya.
d. Masa kanak akhir – dan remaja
Pasien memiliki 2 adik laki-laki dan tidak memiliki masalah
yang serius. Pasien tumbuh berkembang sehat seperti anak
lainnya.
e. Masa dewasa
Lulus dari SMA, pasien mencari kerja dan sebelum menikah
pada tahun 2002 pasien sempat bekerja menjadi pegawai di
sebuah mall.
Riwayat pendidikan
SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD tanpa pernah
tinggal kelas.
SMP : Pasien menyelesaikan pendidikan SMP tanpa
pernah tinggal kelas.
SMA : Pasien menyelesaikan pendidikan SMA tanpa
pernah tinggal kelas.
Riwayat pekerjaan
Pasien sempat bekerja sebagai pegawai di sebuah mall dan akhirnya
berhenti setelah menikah.
Kehidupan beragama
Pasien seorang penganut agama islam dan taat dalam melaksanakan
shalat.
Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien berhubungan baik dengan masyarakat sekitarnya dan menikah
dengan suaminya pada tahun 2002 hingga sekarang.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Tidak ada
F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara.
3
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
4
STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien adalah perempuan berusia 37 tahun dengan penampilan fisik sesuai
dengan usianya serta bentuk badan yang normal, rambut hitam potongan
pendek sebahu. Pasien dapat merawat dan menjaga kebersihan dirinya
dengan baik.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologik : Compos mentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Sebelum wawancara : Pasien terlihat tenang
b. Selama wawancara : Pasien dalam keadaan tenang dalam
menjawab seluruh pertanyaan
c. Sesudah wawancara : Pasien tetap tenang dan ramah kepada
pemeriksa
4. Sikap terhadap pemeriksa
Koperatif dalam menjawab semua pertanyaan pemeriksa
5. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan dan lancar, artikulasi jelas. Tidak ada gangguan
berbicara
C. GANGGUAN PERSEPSI
o Halusinasi : Pasien pernah mendengar suara bisikan tidak jelas
sekitar sebulan yang lalu namun sudah tidak ada lagi.
o Ilusi : Tidak ada
o Depersonalisasi : Tidak ada
o Derealisasi : Tidak ada
5
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik
3. Kecerdasan : Baik
4. Konsentrasi : Baik
5. Orientasi :
Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan pemeriksaan
dilakukan pada siang hari)
Tempat : Baik ( pasien tahu bahwa sekarang sedang berada
di rumah sakit)
Orang : Baik (pasien mengenal dirinya dan orang
sekitarnya)
Situasi : Baik (pasien paham bahwa wawancara dilakukan
untuk mencari tahu tentang kondisi penyakitnya)
6. Daya ingat :
Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengingat tanggal lahir)
Jangka pendek : Baik (pasien ingat menu makan paginya)
Segera : Baik (pasien dapat menyebutkan 6 angka
yang disebutkan oleh pemeriksa yang diselingi oleh topik lain)
7. Pikiran abstrak : Baik (Pasien dapat membedakan buah jeruk dengan
tomat)
8. Visuospasial : Baik (Pasien dapat menggambarkan bentuk yang
diminta oleh pemeriksa)
9. Kemampuan menolong diri : Baik (Pasien tidak membutuhkan
bantuan orang lain untuk makan)
E. PROSES PIKIR
Arus pikir
o Kontinuitas : Koheren
o Hendaya bahasa : Tidak ada
Isi pikir
o Preokupasi : Tidak ada
o Waham : Tidak ada
6
o Obsesi : Tidak ada
o Kompulsi : Tidak ada
o Fobia : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, selama wawancara pasien dapat berlaku dengan tenang dan tidak
menunjukkan gejala yang agresif dan tidak marah.
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik (pasien membedakan perbuatan baik dan
buruk)
2. Uji daya nilai : Baik (Pasien mengatakan bahwa perkelahian
adalah hal yang tidak baik)
3. RTA : Baik
H. TILIKAN
Derajat 6 : pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan.
7
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
a) Keadaaan Umum : Baik
b) Kesadaran : E4M6V5 GCS: 15
c) TTV : TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
HR : 84 x/menit
Suhu : 36,5 ’C
B. Status Neurologik
Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pasien suka merasa ketakutan hingga akral menjadi dingin saat serangan
tersebut.
Pasien telah kehabisan obat sejak 3 hari yang lalu dan akhirnya datang
sendiri ke poli jiwa.
8
Pasien pernah mendengar bisikan namun tidak sering dan suaranya tidak
jelas sekitar sebulan yang lalu, dan sekarang sudah tidak ada lagi.
FORMULA DIAGNOSTIK
9
o Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assement
Of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF saat
pemeriksaan berada pada range 70 – 61 : beberapa gejala ringan &
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
Evaluasi multiaksial
DIAGNOSIS
PROGNOSIS
10
RENCANA TERAPI
a. Psikofarmaka :
Olanzapine 1 x 5mg
Elxion 1 x 10mg
Merlopam 1 x 0,25mg
b. Psikoterapi :
Psikoterapi suportif dengan memberikan motivasi kepada pasien agar bisa
cepat kembali pulih, berempati dan memberikan perhatian pada pasien,
tidak menghakimi pasien, menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya
dan peduli pada aktivitas keseharian pasien.
11
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Faktor Biologi
Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya gangguan ini adalah lobus
oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepin tertinggi di otak. Basal
ganglia, sistem limbik dan korteks frontal juga dihipotesiskan terlibat pada
timbulnya gangguan ini. Pada pasien juga ditemukan sistem serotonergik yang
abnormal. Neurotransmitter yang berkaitan adalah GABA, serotonin, norepinefrin,
glutamat, dan kolesitokinin. Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography)
ditemukan penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih otak.
12
Teori Genetik
Pada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetik pasien gangguan
anxietas menyeluruh dan gangguan depresi mayor pada pasien wanita. Sekitar
25% dari keluarga tingkat pertama penderita juga mengalami gangguan yang
sama. Sedangkan penelitian pada pasangan kembar didapatkan angka 50% pada
kembar monozigotik dan 15% pada kembar dizigotik.
Teori Psikoanalitik
Penderita berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan
oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif pada lingkungannya, adanya
distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negatif terhadap
kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.
13
Pedoman Diagnostik Gangguan Cemas Menyeluruh
Termasuk :
Neurosis anxietas
Reaksi anxietas
Keadaan anxietas
14
kurang 6 bulan, tentang sejumlah peristiwa atau aktivitas (seperti pekerjaab
atau prestasi sekolah).
B. Orang kesulitan untuk mengendalikan kekhawatiran.
C. Kecemasan dan kekhawatiran adalah dihubungkan dengan tiga (atau lebih)
dari enam gejala berikut (dengan paling kurang beberapa gejala terjadi
lebih banyak dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir). Catatan : Hanya
satu gejala yang diperlukan pada anak-anak.
15
suatu Gangguan Mood, Ganguan Psikotik, atau Gangguan Perkembangan
Pervasif.
a) Farmakoterapi
Benzodiazepin
Buspiron
Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding dengan gejala
somatik. Tidak menyebabkan withdrawl. Kekurangannya adalah efek klinisnya
baru terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita yang sudah
menggunakan benzodiazepin tidak akan memberikan respon yang baik dengan
buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepin dengan
buspiron kemudian dilakukan tapering benzodiazepin setelah 2-3 minggu, disaat
efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal.
16
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
Sertraline dan paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin.
Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat. SSRI efektif terutama
pada pasien gangguan anxietas menyeluruh dengan riwayat depresi.
b) Psikoterapi
Terapi Kognitif Perilaku
Terapi Suportif
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar,
menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan diri pasien. Dari pemahaman
akan komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan
sejauh mana pasien dapat diubah menjadi lebih matur; bila tidak tercapai, minimal
kita memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan
pekerjaannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto ed. 2010. Buku Ajar Psikiatri.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI
2. Sadock, B.J., Sadock, V.A., et al. 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. New York:
Lippincott Williams & Wilkins.
3. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, editor Dr, Rusdi
Maslim. Jakarta 2013.
18