Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ISBN : 978-602-8853-29-3
ABSTRAK
ABSTRACT
18
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
PENDAHULUAN
HCV adalah virus RNAyang memiliki panjang genom sekitar 9,6 kb yang
termasuk dalam genus Hepacivirus dari keluarga Flaviviridae. Genom virus
menyandi sintesa sekitar 3.000 asam amino yang dibutuhkan untuk membentuk
protein struktural seperti protein C, E1, E2, dan p7, protein non struktural NS2,
NS3, NS4a, NS4b, NS5a, dan NS5b. Protein-protein struktural merupakan bagian
partikel infeksius dari virus, sedangkan protein-protein non struktural merupakan
komponen utama yang dibutuhkan dalam pembentukan replikasi. HCV terbagi
menjadi 7 genotipe utama dan lebih dari 70 subtipe seperti 1a, 1b, 2a, 2b, dan
seterusnya. Banyaknya isolat tersebut merupakan suatu penghambat untuk pengem-
bangan vaksin (Gottwein et al. 2009).
19
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
RNA polymerase, sedangkan sasaran host targeting antiviral pada protein host yang
membantu replikasi virus, seperti cyclophilin A dan RNA 122. Kombinasi tersebut
dapat meningkatkan SVR hingga 75% HCV genotipe 1, namun meningkatkan suatu
efek samping yang berlebih dan juga sangat mahal (Pybus et al. 2005). Oleh karena
itu, perlu alternatif pengobatan yang lebih aman dan ekonomis.
Saat ini telah berkembang obat modern yang berasal dari molekul atau isolat
dari sumber alam. Sebagai contoh yang paling populer adalah aspirin, merupakan
produk yang diisolasi dari Salix alba. Kina dari pohon kina digunakan sebagai obat
anti-malaria dan taxol, molekul yang diekstraksi dari kulit pohon yew Pasifik,
Taxus brevifolia, yang telah digunakan sebagai antikanker di seluruh dunia.
Pengobatan dengan bahan alam merupakan alternatif yang dapat digunakan sebagai
penyembuhan berbagai penyakit (Newman et al. 2000). Produk bahan alam dari
tanaman memungkinkan dapat mengurangi efek samping dan memiliki banyak
kandungan yang telah diteliti. Kandungan fitokimia dari tanaman seperti flavonoid,
terpenoid, lignin, alkaloid, tanin, polifenolik, kumarin, saponin, dan klorofil
dilaporkan memiliki aktivitas anti-HCV.7
Penelitian awal dari ekstrak metanol daun D. longan Lour. (DL) memiliki
potensi penghambatan terhadap virus hepatitis C (HCV) dengan nilai IC 50 dan CC50
masing-masing sebesar 19,4 μg/mL dan 681,9 μg/mL. Ekstrak metanol daun
D. longan yang diteliti memiliki efek virusidal terhadap HCV hingga 99% pada
konsentrasi 50 µg/mL. Fraksinasi lebih lanjut dari ekstrak metanol dimulai dari
pelarut nonpolar ke arah semi polar untuk tahap selanjutnya dalam menemukan
senyawa aktif dari antivirus HCV (Apriyanto et al. 2016).
METODE PENELITIAN
20
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
FKUI dan Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi Universitas Indonesia
(PRVKP-UI) pada bulan Desember 2015–Maret 2016.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui aktivitas
fraksi n-heksana, etil asetat, dan n-butanol pada daun D. longan terhadap HCV
secara in vitro. Pengujian dilakukan terhadap aktivitas anti-HCV dan sitotoksisitas,
uji aktivitas Antiviral dan sitotoksisitas dilakukan pada konsentrasi 40; 20; 10; 5;
2,5; dan 1,25 µg/mL untuk mengetahui konsentrasi 50% efektif (EC 50) terhadap
virus, dan sitotoksitas untuk mengetahui konsentrasi 50% tosik (CC 50) terhadap sel
Huh 7it-1.
21
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
22
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
Uji Anti-HCV
Sel ditanam pada plate 48 well dengan kepadatan 5x10 4 sel/sumur dan
diinkubasi dengan kondisi suhu 37 oC, 5% CO2 selama 24 jam. Infeksi dilakukan
dengan menginokulasikan virus dengan Multiplicity of Infection (MOI) sebesar 0,1
yang dicampur dengan sampel, yaitu ekstrak D. longan dengan konsentrasi 40; 20;
10; 5; 2,5; dan 1,25 µg/mL dengan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO
0,1% yang dilarutkan pada medium dan diinkubasi pada suhu 37 oC, 5% CO2
selama 2 jam. Selanjutnya dicuci dengan medium bebas serum dan diberi kembali
ekstrak dengan konsentrasi 40; 20; 10; 5; 2,5; dan 1,25 µg/mL dengan kontrol
DMSO 0,1% yang dilarutkan pada medium dan diinkubasi pada suhu 37 oC, 5%
CO2 selama 46 jam. Selanjutnya dilakukan pemanenan virus dengan mengambil
supernatan dan kemudian disimpan pada –80 oC, supernatan tersebut selanjutnya
dilakukan titrasi virus untuk mengetahui persen infektivitas sel.
Titrasi Virus
Pengujian titer virus dilakukan menggunakan metode focus forming assay.
Sel ditanam pada plate 96 well dengan kepadatan 2,3 x 104 sel/well. Supernatan
yang dipanen dari uji antiviral yang sebelumnya disimpan pada –80 oC diencerkan
64 kali dengan medium kultur, selanjutnya diinokulasi pada sel dan diinkubasi pada
suhu 37 oC, 5% CO2 selama 4 jam. Setelah 4 jam medium dibuang dan ditambahkan
metil selulosa 0,4% dan diinkubasi pada suhu 37 oC, 5% CO2 selama 42 jam.
Selanjutnya dilakukan fiksasi dengan formaldehid 10% untuk menginaktivasi virus
dan dilanjutkan dengan imunostaining untuk deteksi antigen HCV dengan uji
imunoperoksidasi.
23
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
dan 1xPBS. Kemudian dicuci dengan 1xPBS dan antibodi pertama dideteksi dengan
goatanti-Human IgG yang berlabel horseradish peroxidase (HRP) dalam blocking
buffer. Setelah itu dicuci dengan 1xPBS. Selanjutnya direaksikan dengan 1xDAB
dan diinkubasi selama 10–15 menit. Setelanjutnya ditambahkan air dan diamati di
bawah mikroskop dan dihitung dalam Forming Focus Unit (FFU)/ml dan
ditentukan dalam persen infektivitas sel ekstraseluler dengan perhitungan: persen
infektivitas sel ekstraseluler (%) = (jumlah ffu tiap perlakuan /rata-rata ffu kontrol)
x 100.
24
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
Nilai selectivity index (SI) didapat dari hasil CC50 dibagi dengan IC50 masing-
masing fraksi dapat dilihat pada tabel 1.
25
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
KESIMPULAN
Kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Takaji Wakita (National Institute of
Infectious Diseases, Tokyo, Japan) for providing pJFH-1 and pSGR-JFH1.
Peneitian ini didikung oleh Science and Technology Research Partnerships for
Sustainable Development (SATREPS) from Japan Science and Technology
Agency (JST) and Japan International Cooperation Agency (JICA).
DAFTAR PUSTAKA
26
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
27
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016
28