Vous êtes sur la page 1sur 11

Idea Nursing Journal Vol. III No.

1
ISSN: 2087-2879
PENGARUH EFEKTIFITAS KONSELING TERHADAP DUKUNGAN SUAMI
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KB DAN PEMILIHAN KONTRASEPSI

Effect of Counseling Effectiveness on Husband’s Support in Decision Making and


Contraception Selection

Darmawati
Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK-FK Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing,
Faculty of Medicine, Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail: darmawati_dar@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektifitas konseling terhadap dukungan suami dalam
pengambilan keputusan KB dan pemilihan kontrasepsi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
pengaruh dari efektifitas konseling yang diberikan kepada suami dan variabeldependen adalah dukungan
suami. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental, dengan Pretest-Postest non-Equivalent
Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah para suami yang mempunyai istri dalam masa
postpartum yang di rawat di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jumlah sampel 62 orang, 31 orang
kelompok intervensi dan 31 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin. Metode analisis yang digunakan untuk penelitian ini
adalah Chi Square ( )2 dan diolah dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh dukungan suami sebelum dan setelah pemberian konseling pada kelompok
intervensi P Value= 0,006, terdapat pengaruh dukungan suami antara sebelum dan setelah pemberian
konseling pada kelompok intervensi P Value= 0,000, tidak ada pengaruh dukungan suami sebelum
pemberian konseling pada kedua kelompok P Value= 0,611, tidak ada pengaruh dukungan suami setelah
pemberian konseling pada kedua kelompok P Value= 0,192, ada perbedaan yang signifikan keikutsertaan KB
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol P Value= 1.000. Penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber referensi bagi berbagai pihak untuk melaksanakan konseling secara efektif khususnya pada
masyarakat yang masih menganggap KB adalah hal yang tabu untuk dibicarakan dan masih adanya
pertentangan dalam budaya dan nilai agama.

Kata Kunci : Konseling, dukungan suami, keputusan KB, kontrasepsi

ABSTRACT
The study aimed to know the effect of the effective counseling for the husband support in decision making and
selection of contraceptive KB. The independent variable of this study is the impact of effective counseling
which is provided for the husband and the dependent variable is the husband support. This study was used
quasi experimental design, with Pretest-Posttest non-Equivalent Control Group Design. The population of
this study is the husbands which had the postpartum wife and treated in RSUD Dr. Zainoel Abidin of Banda
Aceh. The sample was 62 people, 31 people in the experimental group and 31 people in the control group.
The samples were collected by using purposive sampling technique with using the Slovin formulate. Analysis
method used in this study was Chi Square ( ) 2 and it was processed by using SPSS software. The result of
the study showed that there is an effect of the husband support before and after giving the counseling in the
experimental group with P value= 0.006, there is an effect of the husband support before and after giving the
counseling in the experimental group with P value= 0.000, there is no effect of the husband support before
giving the counseling in both groups with P value= 0.192, there is significant different of the participation
KB between the experimental and the control groups with P value= 1.000. This study can be used as the
reference resource for all parties to do the effective counseling especially in the community which still think
KB is taboo to talk, and there is still disagreement in the cultural and religious value.

Keywords: Counseling, husband support, KB decisions, contraceptive.

21
Idea Nursing Journal Darmawati

PENDAHULUAN Fenomena yang terjadi dalam


Tingginya angka kematian ibu di masyarakat tersebut berkaitan dengan
Indonesia antara lain disebabkan oleh faktor- rendahnya peran serta keluarga terutama
faktor kesehatan seperti perdarahan, suami yang secara langsung berkedudukan
eklamsia, infeksi, persalinan macet dan sebagai kepala keluarga dalam keterlibatan
komplikasi, yang terjadi setiap saat selama pengambilan keputusan keluarga berencana
ibu hamil, pada waktu persalinan, paska serta pemilihan kontrasepsi bertentangan
persalinan dan keguguran. Faktor non dengan hasil ICPD 1994 ” tanggung jawab
kesehatan yang juga mempengaruhi tingkat laki-laki terhadap seksualitas, pemeliharaan
kematian ibu adalah fasilitas dan sarana anak dan kerja domestik diperjuangkan
pelayanan kesehatan yang sangat terbatas, sebagai strategi kesetaraan gender”
letak geografis yang sulit dijangkau, serta (Rahman, 2004).
pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang Beberapa hasil analisis ditemukan
masih kurang terhadap pelayanan kesehatan bahwa, partisipasi pria dalam ber-KB adalah
termasuk keluarga berencana dan kesehatan proporsi terbesar pria mengetahui sumber
reproduksi. Faktor lain juga berpengaruh pelayanan KB adalah puskesmas 41%,
pada angka kematian ibu, misalnya Bidan Praktek Swasta (BPS) sebanyak 27 %,
perlakuan bias gender terhadap perempuan, bidan desa 20 %, dan Apotik atau toko obat
sulit mendapatkan akses pelayanan 12 %. Televisi merupakan sumber informasi
kesehatan yang memadai juga status dan KB yang dominan dikemukakan pria 50 %,
posisi perempuan yang rendah baik dalam Koran dan majalah 23 %, radio 19 %, poster
keluarga dan masyarakat yang menyebabkan 18 %, pamphlet 11 %. 45 % pria tidak
perempuan mengalami kesulitan dalam pernah akses terhadap sumber informasi KB
pengambilan keputusan yang menyangkut dari media. Pria terlihat kurang dalam hal
perencanaan kehamilan dan keluarga membicarakan aspek KB dengan
berencana (Endang, 2004). pasangannya 24 %. Pembicaraan tentang KB
Salah satu penyebab kondisi di atas antara pria dan tetangganya tercatat 11 %,
adalah fenomena di masyarakat yang dengan saudara 2 %, sementara itu
menyangkut masih banyaknya masyarakat pembicaraan antara pria dengan orang tua
yang beranggapan bahwa laki-laki ataupun anak-anaknya hanya 1 % (Winarni,
mempunyai kekuatan dalam segala hal, 2006).
wanita dianggap masih rendah dan Peran serta suami terhadap kesehatan
keikutsertaan wanita dalam keluarga reproduksi wanita serta pengambilan
berencana merupakan hasil keputusan keputusan keluarga dalam hal program
mutlak dari suami. Aspek budaya juga keluarga berencana, sesuai dengan falsafah
berpengaruh pada rendahnya partisipasi dalam keperawatan maternitas yaitu seluruh
pria/suami dalam menunjang kesehatan siklus kehidupan reproduksi wanita sejak
reproduksi pasangannya. Hal ini dari kehamilan sampai dengan penentuan
dikemukakan oleh Raharjo (2004) bahwa untuk merencanakan kehamilan,
dalam banyak budaya, pria dituntut lebih menjarangkan kehamilan, dan jumlah anak
memiliki informasi yang cukup dan memerlukan dukungan keluarga terutama
menunggu kendali atas hasil akhir dari suami. Dukungan suami terhadap
sebuah keputusan, meskipun pada keikutsertaan isteri dalam keluarga
kenyataannya pria lah yang diharapkan berencana dapat berupa dukungan
dapat ikut mengambil keputusan dalam informasional, dukungan instrumental,
kesehatan reproduksi. dukungan emosional dan dukungan

22
Idea Nursing Journal Vol. III No.1

penilaian (Smet, 1994 dalam Dagun 2002). sampel yang dipilih adalah : Suami yang
Dukungan yang baik dari suami dan mempunyai isteri dengan masa postpartum,
keluarga sangat dipengaruhi oleh latar bersedia berpartisipasi dalam penelitian,
belakang sosial budaya. Faktor sosial pada responden kelompok intervensi
budaya ini mempunyai peranan penting bersedia diberikan konseling, sehat jasmani
dalam memahami sikap dan perilaku dalam dan rohani, bisa membaca dan menulis,
keluarga menangapi kehamilan, kelahiran bertempat tinggal di Kota Banda Aceh dan
serta perawatan dan kesehatan ibu setelah Aceh Besar dan bersedia untuk dilakukan
melahirkan. home visit. Adapun sampel yang diambil
Masyarakat Aceh merupakan sejumlah 62 responden, 31 orang kelompok
masyarakat yang masih menganut intervensi dan 31 orang kelompok kontrol.
patrilineal. Dalam masyarakat patrilineal Pertama peneliti menentukan
suami merupakan pengambilan keputusan responden yang akan diambil sesuai dengan
tertinggi dalam keluarga, termasuk kriteria sampel, lalu peneliti memastikan
keputusan perempuan untuk menentukan responden mengisi kuesioner awal,
hak-hak reproduksi, hal ini juga kemudian peneliti memberikan konseling
mempengaruhi cara pandang mayarakat pada kelompok intervensi, sedangkan pada
terhadap keputusan keluarga berencana dan kelompok kontrol tidak diberikan konseling.
pilihan kontrasepsi yang diinginkan ibu. Kemudian peneliti juga mastikan bahwa
Fenomena pada sebagian masyarakat Aceh responden bersedia untuk dilakukan home
dalam keluarga, perempuan termasuk ibu visit atau dilakukan kontak melalui telepon
hamil dan paska melahirkan tidak genggam untuk memperoleh data tentang
mempunyai hak sepenuhnya dalam keputusan untuk ikut KB dan pemilihan
menentukan pilihan keluarga berencana salah satu jenis kontrasepsi.
serta kontrasepsi apa yang akan digunakan Untuk melihat ada tidaknya
dan tetap dipengaruhi oleh kepercayaan hubungan secara statistik antara variabel
yang diturunkan oleh orang yang dipercaya bebas dan variabel terikat digunakan
sebagai ulama. analisas bivariat. Dalam penelitian ini akan
dilakukan pengujian statistik dengan Chi
METODE Square ( )2 (Sabri & Hastono, 2008).
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasi HASIL
experimental dengan rancangan Pretest- Penelitian ini telah dilaksanakan di
Posttest non-Equivalent Control Group Rumah sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Design yang berguna untuk mengukur Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada
dukungan suami dalam pengambilan tanggal 24 Agustus sampai dengan 30
keputusan dan pemilihan kontrasepsi pada Oktober 2011. Hasil pengolahan data
responden sebelum dan setelah diberikan disajikan merupakan hasil analisis univariat
konseling dengan menggunakan kelompok dan analisa bivariat.
kontrol.
Metode pengambilan sampel ini Karakteristik Istri Responden
adalah purposive sampling yaitu teknik Dari data pada tabel 1 menunjukkan
penetapan sampel dengan cara memilih umur responden paling banyak berada pada
sampel diantara populasi sesuai dengan yang kategori < 35 tahun yaitu sebanyak 21 orang
dikehendaki peneliti menggunakan rumus (67,7%) pada kelompok intervensi dan
Slovin (Nursalam, 2003). Adapun kriteria 21orang pada kelompok kontrol yang

23
Idea Nursing Journal Darmawati

Tabel 1. Distribusi Istri Responden Menurut Karakteristik di RSUDZA Banda Aceh (n=62)
Karakteristik Kelompok Kelompok Total
Intevensi Kontrol
N % n % N %
Umur Istri < 35 tahun 21 67,7 10 32,3 31 100
≤ 35 tahun 10 32,3 21 67,7 31 100
Pendidikan Dasar 8 25,8 16 51,6 24 77,4
Menengah 16 51,6 12 38,7 28 90,3
Tinggi 7 22,6 3 9,7 20 32,3
Jumlah ≤ 2 orang 12 38,7 8 5,81 20 39,51
Anak >2 orang 19 61,3 13 41,9 32 113,2

berkategori umur ≥ 35 tahun. Pendidikan kontrol juga paling banyak berada pada
terakhir pad kelompok intervensi paling kategori pendidikan menengah sebanyak 13
banyak berada pada kategori pendidikan orang dan kemudian pendidikan tinggi 11
menengah 16 0rang (51,6%) dan pada orang (35,5%). Agama pada kelompok
kelompok kontrol paling banyak berada intervensi sebanyak 30 orang (96,8%)
pada kategori pendidikan dasar sebanyak 16 beragama muslim dan kelompok kontrol 100
orang dan kemudian pendidikan menengah % beragama muslim. Menurut pekerjaan
12 orang . Menurut paritas pada kelompok pada kelompok intervensi paling banyak
intervensi paling banyak berada pada berada pada kategori non pegawai yaitu
kategori > 2 anak yaitu sebanyak 19 orang sebanyak 26 orang (83,9) dan pada
dan pada kelompok kontrol juga berada pada kelompok kontrol juga berada pada kategori
kategori > 2 anak yaitu sebanyak 13 orang. non pegawai yiatu sebanyak 28 orang (90,3).

Karakteristik Responden Analisa Bivariat


Dari data pada tabel 2 menunjukkan Penyajian analisa meliputi penyajian
umur responden paling banyak berada pada data tentang hasil analisis uji chi-square
kategori ≥ 30 tahun yaitu sebanyak 27 orang antara kelompok intervensi dan kelompok
pada kelompok intervensi dan 26 orang pada kontrol sebelum dan setelah dilakukan
kelompok kontrol. Pendidikan terakhir pada pemberian konseling dalam pengambilan
kelompok intervensi paling banyak berada keputusan KB serta jumlah keikutsertaan
pada kategori pendidikan menengah yaitu 14 KB.
orang (45,2%), kemudian pendidikan dasar
10 0rang (32,3) dan pada kelompok

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Karakteristik Di RSUDZA Banda Aceh Tahun 2011 (n=62)
Karakteristik Kelompok Kelompok Total
Intevensi Kontrol
N % n % N %
Umur Responden < 30 tahun 4 12,9 5 16,1 9 29
≥30 tahun 27 87,1 26 83,9 53 171
Pendidikan Dasar 10 32,3 7 22,6 17 54,9
Menengah 14 45,2 13 41,9 17 87,1
Tinggi 7 22,6 11 35,5 18 58,1
Agama Muslim 30 96,8 31 100 16 196,8
Non Muslim 1 3,2 - - 1 3,2
Pekerjaan Pegawai 5 16,1 3 9,7 8 25,8
Non Pegawai 26 83,9 28 90,3 54 174,2

24
Idea Nursing Journal Vol. III No.1
Tabel 3. Distribusi Suami Berdasarkan Dukungan Dalam Pengambilan Keputusan KB Pada
Kelompok Intervensi Di RSUDZA Banda Aceh Tahun 2011 (n=31)
Dukungan Pre Konseling Total P
Suami value
Kategori Tidak % Mendukung % n %
Mendukung
Post Tidak 8 88,9 1 11,1 9 100 0,006
Konseling mendukung
Mendukung 7 31,8 15 68,2 22 100
Total 15 48,4 16 51,6 31 100

Pada tabel 3 menunjukkan kelompok kontrol yang tidak mendukung ada 18


intervensi sebelum diberikan konseling yang responden (54,5) dan yang mendukung 13
tidak mendukung ada 15 responden dan responden (44,8). Hasil uji statistik chi
yang mendukung 16 responden. Setelah square menunjukkan bahwa tidak ada
diberikan konseling yang tidak mendukung pengaruh dukungan suami sebelum
ada 9 responden dan yang mendukung pemberian konseling pada kedua kelompok
meningkat menjadi 22 responden. Hasil uji dengan nilai P Value= 0,611 (P > 0,005).
statistik chi square menunjukkan bahwa Pada tabel 6 menunjukkan Dukungan
terdapat pengaruh dukungan suami sebelum suami setelah konseling pada kelompok
dan setelah pemberian konseling pada intervensi yang tidak mendukung ada 9
kelompok intervensi dengan nilai P Value= responden (37,5) dan yang mendukung 22
0,006 (P < 0,005). responden (57,9). Sementara pada kelompok
Pada tabel 4 menunjukkan kelompok kontrol yang tidak mendukung ada 15
kontrol sebelum periode konseling yang responden (62,5) dan yang mendukung 16
tidak mendukung ada 18 responden dan responden (42,1). Hasil uji statistik chi
yang mendukung 13 responden. Setelah square menunjukkan bahwa tidak ada
diberikan konseling yang tidak mendukung pengaruh dukungan suami setelah
ada 15 responden dan yang mendukung ada pemberian konseling pada kedua kelompok
16 responden. Hasil uji statistik chi square dengan nilai P Value= 0,192 (P > 0,05).
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Dari tabel 7 menunjukkan proporsi
dukungan suami sebelum dan setelah responden yang mengikuti KB pada
pemberian konseling pada kelompok kontrol kelompok intervensi adalah sebesar 83,9%
dengan nilai P Value= 0,006 (P < 0,005). (26), sedangkan pada kelompok kontrol
Pada tabel 5 menunjukkan Dukungan 48,4% (15). Hasil uji statistik dengan
suami sebelum konseling pada Kelompok menggunakan chi square menunjukkan
intervensi yang tidak mendukung ada 15 bahwa ada tidak perbedaan yang signifikan
responden (45,5) dan yang mendukung 16 keikutsertaan KB antara kelompok
responden (55,2). Sementara pada kelompok
Tabel 4 Distribusi Suami Berdasarkan Dukungan Dalam Pengambilan Keputusan KB Pada Kelompok
Kontrol Di RSUDZA Banda Aceh Tahun 2011 (n=31)
Dukungan Pre Konseling Total P
suami value
Kategori Tidak % Mendukung % n %
mendukung
Post Tidak 15 100 0 0 15 100
Konseling mendukung 0,000
Mendukung 3 18,8 13 81,3 16 100
Total 18 58,1 13 41,9 31 100

25
Idea Nursing Journal Darmawati
Tabel 5. Distribusi Perbedaan dukungan Suami dalam pengambilan keputusan KB Sebelum Dilakukan
Intervensi konseling Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di RSUZA Banda Aceh
(n=62)
Kelompok Responden Total P value
Dukungan Kategori Intervensi Kontrol
Suami n % n % N %
sebelum Tidak 15 45,5 18 54,5 33 100
Intervensi mendukung 0,611
Mendukung 16 55,2 13 44,8 29 100
Total 31 50 31 50 62 100
intervensi dan kelompok kontrol P = 1.000 diberikan konseling dengan nilai p value=
(P > 0,005). Berdasarkan nilai OR dapat 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
disimpulkan bahwa setelah mendapatkan pemberian konseling yang diberikan pada
intervensi pemberian konseling kelompok kelompok intervensi sangat bermanfaat
intervensi mempunyai peluang 1,5 kali untuk meningkatkan dukungan suami dalam
(0,214-10,515) untuk mengikuti program pengambilan keputusan KB dan pemilihan
KB dibandingkan dengan kelompok kontrol. kontrasepsi.
Tabel 8 menunjukkan proporsi Menurut Saranson (dalam Suhita,
responden pada kelompok intervensi yang 2005) dukungan sosial pada umunya
menggunakan kontrasepsi sebanyak 26 menggambarkan mengenai peranan atau
orang dari 31 responden. Persentase pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang
mayoritas jenis kontrasepsi yang digunakan lain yang berarti anggota keluarga seperti
adalah IUD yaitu sebanyak 42%. Pada suami , teman, saudara dan rekan kerja.
kelompok kontrol yang menggunakan Johnson dan johson berpendapat bahwa
kontrasepsi adalah 15 orang dari 31 dukungan sosial adalah pemberian bantuan
responden dengan persentase mayoritas seperti materi, emosi dan informasi yang
22,6% menggunakan kontrasepsi pil KB. berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia
. Berdasarkan teori diatas dapat ditarik
DISKUSI kesimpulan bahwa dukungan sosial adalah
Perbedaan Dukungan Suami Dalam bentuk pertolongan berupa materi,
Pengambilan Keputusan KB Sebelum dan emosional, informasi dan penilaian yang
Setelah Pemberian Konseling Pada diberikan oleh orang-orang yang memiliki
Kelompok Intervensi arti terutama suami kepada individu yang
Dukungan suami dalam pengambilan bersangkutan.
keputusan KB pada kelompok intervensi Hasil penelitian dari Chapagain
menunjukkan bahwa ada pengaruh (2006) ditemukan pula bahwa 75% suami
dukungan suami sebelum dan setelah istri berkolaborasi dalam pengambilan

Tabel 6. Distribusi Perbedaan Dukungan Suami dalam pengambilan keputusan KB Setelah Dilakukan
Intervensi konseling Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di RSUZA Banda Aceh (n=62)
Kelompok Responden Total P value
Kategori Intervensi Kontrol
n % N % N %
Dukungan Tidak 9 37,5 15 62,5 24 100
Suami mendukung 0,192
sebelum 22 57,9 16 42 38 100
Mendukung
Intervensi
Total 31 50 31 50 62 100

26
Idea Nursing Journal Vol. III No.1

Tabel 7. Distribusi Suami Menurut Keikutsertaan KB Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol
Di RSUDZA Banda Aceh (n=62)
Variabel Kelompok P value OR (95% CI)
Intervensi Kontrol
N % n %
Keikutsertaan Ya 26 83,9 15 48,4 1.50
KB Tidak 5 16,1 16 51,6 1.000 (0,214-10,515)

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pemilihan dilakukan berulang-ulang atau lebih dari


Kontrasepsi Yang Ikut Dalam Program KB satu kali untuk menjamin konsistensi dan
Di RSUDZA Banda Aceh Tahun 2011 hasil pengukuran sikap yang diukur.
Variabel Kelompok
Jenis Intervensi Kontrol Meskipun Dukungan pada kelompok
Kontrasepsi N % N % kontrol lebih baik namun tidak
Kondom 2 6,5 0 0 mempengaruhi perilaku menjadi baik atau
Pil KB 6 19,4 7 22,6 positif, hal ini sesuai dengan teori bahwa
Suntikan 5 16,1 4 12,9 dukungan yang baik belum tentu
IUD 13 42 4 12,9 menentukan tindakan yang sebenarnya. Hal
Tidak Pakai 5 16,1 16 51,6 ini juga dibuktikan oleh jumlah
keikutsertaan KB pada kelompok kontrol
Jumlah 31 100 31 100 yang ternyata hanya 15 orang dari 31
responden.
keputusan kontrasepsi. Penelitian tersebut
Pada dasarnya, di Indonesia kesehatan
juga menyimpulkan bahwa terdapat 80%
dan kesejahteraan ibu pada usia reproduksi,
diantara suami yang menjadi pemimpin
termasuk dalam hal ini permasalahan
rumah tangga dan 20% yang tidak menjadi
keluarga berencana masih sangat
pemimpin rumah tangga mengambil
dipengaruhi oleh aspek sosial, budaya dan
keputusan untuk berpartisipasi dalam
agama, dimana adanya kecendrungan bahwa
pengambilan keputusan KB.
laki-laki dan keluarga kurang mengetahui
Perbedaan Dukungan Suami Dalam dan kurang tanggap terhadap kondisi
Pengambilan Keputusan KB Sebelum dan kesehatan ibu. Hal lain yang terjadi adalah,
Setelah Pemberian Konseling Pada pelayanan kesehatan kurang terjangkau oleh
Kelompok Kontrol masyarakat kurang mampu, walaupun saat
ini pemerintah juga telah menerapkan
Perbedaan Dukungan suami dalam
kebijakan baru untuk menanggung biaya
pengambilan keputusan KB antara pretest
pelayanan kontrasepsi permanen melalui
dan posttest pada kelompok kontrol
ASKESKIN/ Asuransi Kesehatan Keluarga
menunjukkan adanya perbedaan yang
Miskin. Di lain pihak pemimpin agama
bermakna. Dukungan suami dalam
cenderung mensosialisasikan dan
pengambilan keputusan KB yang diambil
mengajarkan kepada masyarakat untuk
oleh kelompok kontrol yang tidak diberikan
mempunyai banyak anak dan masih banyak
konseling belum tentu mencerminkan
anggota masyarakat yang beranggapan
dukungan yang sebenarnya, karena
bahwa banyak anak banyak rejeki (Depkes
kemungkinan saja dukungankelompok
RI, 2001; Supratikno,wirth, Achadi, et al,
kontrol tersebut berada pada tahap
2002; Nurbianti, 2007; Sheila, 2006).
menerima, belum pada tahap selanjutnya
dari domain sikap yaitu bertanggung jawab, Fenomena diatas juga terjadi pada
oleh karena itu pengukuran sikap sebaiknya kelompok kontrol dalam penelitian ini,

27
Idea Nursing Journal Darmawati

dimana sifat patrilineal laki-laki Aceh Perbedaan Sikap Suami Dalam


sangat sulit mengikutsertakan pasangannya Pengambilan Keputusan KB Sebelum dan
untuk mendiskusikan pengambilan suatu Setelah Intervensi Pada Kelompok
keputusan dalam keluarga dan informasi Intervensi dan Kelompok Kontrol
yang selama ini diperoleh hanya sebatas Dukungan suami dalam pengambilan
pengetahuan yang belum ada klarifikasinya. keputusan KB pada kelompok intervensi dan
Hal lain yang mempengaruhi adanya kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak
pengaruh yang signifikan juga dapat terjadi ada perbedaan sebelum diberikan intervensi
karena pemilihan sampel pada kelompok dengan nilai p value= 0,611. Beberapa hal
kontrol tidak dilakukan, sehingga peneliti yang dapat diasumsikan oleh peneliti
berasumsi bahwa responden yang berumur terhadap hasil penelitian ini, ada beberapa
lebih dari atau sama dengan 30 tahun alasan yang mempengaruhi dukungan suami
sebanyak 26 orang atau 83,9 % telah dan pandangannya terhadap program KB
mampu memberikan dukungan terhadap diantaranya adalah karakter individu itu
istrinya dalam pengambilan keputusan KB. sendiri. Laki-laki pada masyarakat Aceh
Hal ini sesuai dengan teori yang umumnya sangat fanatik dan mempunyai
dikemukakan oleh Siagian (1995) yaitu prinsip agama yang dipegang teguh bertolak
semakin bertambah umur seseorang maka belakang dengan program KB selama ini.
semakin mampu menunjukkan kematangan Berdasarkan informasi yang diperoleh
jiwa, makin bijaksana dalam mengambil peneliti dari beberapa responden bahwa
suatu keputusan, mampu berpikir rasional, selama ini mereka sama sekali belum
mampu mengendalikan emosi dan makin pernah diberikan konseling dan masyarakat
toleran terhadap pandangan orang lain. belum terpapar terhadap informasi KB
Faktor lain yang juga berkontribusi secara formal. Selama ini mereka hanya
menurut peneliti adalah tingkat pendidikan mengetahui program KB dari media massa,
responden pada kelompok kontrol lebih kerabat, saudara dan teman.
banyak dengan pendididikan tinggi yaitu 11 Demikian juga halnya dengan
orang atau 35,5%. Hal ini sesuai dengan dukungan suami dalam pengambilan
pendapat yang dikemukakan oleh Suliha, keputusan KB setelah intervensi didapatkan
(2002) bahwa tingkat pendidikan formal hasil bahwa tidak ada perbedaan sikap suami
menuju tingkat intelektual atau tingkat dalam pengambilan keputusan saat posttest
pengetahuan seseorang kearah lebih baik. pada kedua kelompok p= 0,192. Dukungan
Pada kondisi seseorang dengan tingkat merupakan informasi verbal dan non verbal,
pendidikan yang lebih tinggi maka individu saran, bantuan yang nyata yang diberikan
tersebut mempunyai kesempatan yang lebih oleh orang-orang yang akrab dengan subyek
banyak untuk memahami informasi yang atau berupa kehadiran dan hal-hal yang
kemudian menjadi pengetahuan yang dapat memberikan keuntungan emosional
dimilikinya. atau berpengaruh pada tingkah laku
Demikian juga dengan arus informasi penerimanya. Bentuk-bentuk dukungan
baik elektronik maupun media massa yang suami yang dapat diberikan pada istri adalah
begitu pesatnya mempengaruhi pengetahuan adanya kedekatan emosional, suami
dan wawasan seseorang untuk lebih banyak mengijinkan istri terlibat dalam suatu
mengetahui tentang hal-hal yang kelompok yang memungkinkannya untuk
sebelumnya dianggap tabu seperti halnya berbagi minat, perhatian, suami menghargai
kontrasepsi KB. atas kemampuan dan keahlian istri, suami

28
Idea Nursing Journal Vol. III No.1

dapat diandalkan ketika istri membutuhkan kegiatan percakapan tatap muka dua arah
bantuan, dan suami merupakan tempat antara klien dengan petugas yang bertujuan
bergantung untuk menyelesaikan masalah memberikan bantuan mengenai berbagai hal
istri (Handayani, 2010). Dukungan juga yang berkaitan dengan pemilihan metode
berhubungan dengan sikap seseorang dalam kontrasepsi, sehingga calon akseptor mampu
mengadopsi sesuatu. Suciati (2005) mengambil keputusan sendiri tentang
mengatakan bahwa sikap atau afektif sangat keikutsertaannya dan pilihan kontrasepsi
berkaitan dengan perasaan, emosi, sistem yang terbaik bagi dirinya. Keberhasilan
nilai dan sikap hati yang menunjukkan konseling juga dipengaruhi oleh konselor
penerimaan atau penolakan. yang mempunyai minat dan sikap yang
Pengalaman yang pernah diperoleh positif terhadap program KB, memiliki
diasumsikan oleh peneliti adalah persepsi pengetahuan tehnik tentang KB, memiliki
yang salah dari pengalaman sebelumnya saat ketrampilan komunikasi, memperlakukan
menggunakan kontrasepsi yang klien dengan ramah, sabar dan empati dan
menyebabkan responden merasa trauma dan terbuka, menggunakan bahasa yang
tidak ingin mengubah pandangannya sederhana dan mudah dimengerti, dan yang
terhadap hal yang pernah dirasakan baik terpenting mampu membina hubungan
yang terjadi pada dirinya, teman, kerabat saling percaya (BKKBN, 2006).
atau keluarganya yang pernah mengalami Berdasarkan hasil penelitian yang
hal buruk tentang kontrasepsi. Disamping itu dilakukan, peneliti menggali beberapa hal
juga suasana psikologik yang dapat yang berhubungan dengan anggapan
mempengaruhi pemberian dukungan suami responden dan istrinya tentang jenis
adalah berhubungan dengan kesibukan yang kontrasepsi. Selama ini sebenarnya
dijalani oleh responden yang terkadang masyarakat masih keliru dan ketakutan
membuat mereka kurang nyaman dalam dengan jenis kontrasepsi yang akan
mendengar penjelasan peneliti. digunakan. Misalnya jenis kontrasepsi IUD,
adanya anggapan masyarakat bahwa jenis
Proporsi Jumlah Keikutsertaan KB dan kontrasepsi ini akan memberikan dampak
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang buruk bagi pemakainya dan
Hasil uji statistik dengan ketidaknyaman bagi suami dalam
menggunakan chi square menunjukkan berhubungan.
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan Hasil yang diperoleh dari konseling
keikutsertaan KB antara kelompok adalah terlihat bahwa keberhasilan ini juga
intervensi dan kelompok kontrol P = 1.000 didukung oleh jenis kontrasepsi yang dipilih
(P > 0,05), tetapi jika kita lihat dari jumlah oleh responden pada kelompok intervensi
responden yang memilih untuk ikut KB adalah mayoritas jenis kontrasepsi yang
kelompok intervensi memiliki persentase efektif seperti IUD atau spiral yaitu sebesar
lebih banyak yaitu 83,9% atau 26 42%, dibandingkan dengan kelompok
responden, sedangkan pada kelompok kontrol yang memilih mayoritas jenis
intervensi yang memilih KB hanya 15 orang kontrasepsi hormonal pil KB sebanyak 7
atau 48,4%. Hal ini menunjukkan bahwa orang atau 22,6% yang kenyataannya lebih
intervensi konseling yang diberikan pada banyak menimbulkan efek samping bagi
kelompok intervensi sangat bermanfaat akseptor itu sendiri.
untuk meningkatkan dukungan suami IUD merupakan salah satu jenis
terhadap keikutsertaan dan pilihan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas
kontrasepsinya. Konseling merupakan suatu cukup tinggi, tidak menimbulkan efek

29
Idea Nursing Journal Darmawati

sistemik, hanya memerlukan pemasangan BKKBN. (2006). Konseling kontap pria


satu kali, mudah dilepas jika menginginkan membantu klien memantapkan
anak (reversible) sehingga dapat pilihannya. Diperoleh pada tanggal 17
Januari 2011, dari: http//www.bkkbn.
merencanakan kehamilan berikut dengan
go.id/gemapria/article_detail.php?art
terencana serta kesadaran responden akan id=42
pentingnya kesehatan istrinya dari efek Chapagain, M. (2006). Conjugal power
sistemik yang sebagian besar berdampak relations and couples’ participation in
pada kesehatan reproduksi wanita (Sinsin, I, reproductive health decision-making:
2004). Exploring the links in Nepal. Gender
Efektifitas suatu metode kontrasepsi Technology and Development, 10(2),
159-189.
bervariasi tergantung dari cara penggunaan
Dagun, S. M. (2002). Psikologi keluarga:
yang akurat dan tepat.Walaupun kontrasepsi Peran ayah dalam keluarga. Jakarta:
oral dan IUD merupakan metode yang Rineka Cipta.
efektif, tetapi pada beberapa wanita tidak Departemen Kesehatan RI. (2001). Strategi
meyakini metode ini karena efek samping nasional making pregnancy safer
dan faktor agama (Gorrie, McKinney, (MPS) di Indonesia 2001-2010.
Murray, 1998). Untuk menghindari Jakarta: Departemen Kesehatan.
Endang, P. (2004). Gender dan
kegagalan maka informasi dan pendidikan
permasalahannya. Diperoleh tanggal
yang diberikan juga harus akurat dan nyata, 18 Januari 2011, dari:
seperti konseling yang telah dikemas dan http://www.glorianet.
dipelajari oleh peneliti sedemikian rupa org/keluarga/pria/priakes.html
sehingga jumlah keikutsertaan KB dan Gorrie, T. M., McKinney, E. S., & Murray,
pemilihan jenis kontrasepsi yang dipilih oleh S. S. (1998). Foundations of
maternal-newborn nursing (2th Ed.).
responden sesuai dengan tingkat efektifitas
Philadelphia: W. B. Sauder Company.
dari kontrasepsi tersebut. Handayani, A. (2010). Dukungan suami
kebutuhan wanita karier. Diperoleh
KESIMPULAN DAN SARAN
tanggal 21 Januari 2011, dari:
Berdasarkan analisis dan hasil http://id.shovoong.com/socialsciences/psych
pembahasan, maka dapat disimpulkan ology/
bahwa terdapat pengaruh yang bermakna Hardee, K., Hull, T., Irwanto, Prasadja, H.,
dukungan suami antara sebelum dan setelah Poerwandari, E. K., & Sunarno, N.
pemberian konseling pada kelompok (1997). In the shadow of men:
intervensi dan kelompok kontrol, Tidak ada Reproductive decision-making and
women’s psychological well-being in
perbedaan dukungan suami dalam
Indonesia. Journal of Population,
pengambilan keputusan KB sebelum dan 4(2), 87-114. Diperoleh dari:
setelah intervensi pada kelompok intervensi http://www.apa. org.au/upload/2004-
dan kelompok kontrol, Terdapat perbedaan 64_herartri_pdf
prosentase jumlah keikutsertaan KB pada Nurbianti. (2007). Sadar, setelah terbebani
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. banyak anak. Diperoleh tanggal 28
November 2010, dari:
KEPUSTAKAAN http://www.kompas.com/ver1/kesehat
Azwar, A. (1998). Sikap manusia (Ed. 2). an/0607/02/092510.htm
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nursalam. (2003). Pendekatan praktis
BKKBN. (2006). Konseling keluarga metodelogi riset keperawatan.
berencana. Diperoleh pada tanggal 17 Jakarta: CV Sagung Seto.
januari 2011, dari:
http//www.bkkbn.go.id/diftor/ Poerwieningrum, E. (2002). Isu gender,
research_detail.php?rchid=19 klien dan pemberi pelayanan dalam

30
Idea Nursing Journal Vol. III No.1

KB-KR. Diperoleh pada tanggal 16 Siagian, P. S. (1995). Manajemen sumber


Januari, 2011, dari: daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.bkkbn.go.id/diftor/ Sinsin, I. (2004). Pandai-pandailah memilih
research_detail.php? rchid=13 alat kontrasepsi. Diperoleh tanggal 25
Raharjo. (2004). Satu pria berperan Januari 2011, dari: http://www.
turunkan angka kematian ibu. medicastore.com/med/hot_topik.php?i
Diperoleh tanggal 15 januari 2011, d=30&iddtl=&idobat=&UID=20080
dari: http://www. 125125713202.73.108.97
glorianet.org/keluarga/pria/priakes.ht Smet, & Bart. (1994). Psikologi Kesehatan.
ml Jakarta: PT. Grasindo.
Rahman, A. (2004). Pemberdayaan Suliha, U. (2002). Pendidikan kesehatan
perempuan dikaitkan dengan 12 area dalam keperawatan. Jakarta: EGC.
of area concern/12 bidang kritis (isu Sulita. (2005). Apa itu dukungan sosial.
Beijing). Jakarta: Tidak Diperoleh pada tanggal 21 Januari
dipublikasikan. 2011, dari: http://www.masbow.com
Sabri, L., & Hastono, P. S. (2008). Statistik Supratikno, G., Wirth, M. E., & Achadi, E.
kesehatan (Ed. Revisi). Jakarta: (2002). A district-based audit of the
Rajawali Press. causes and circumstances of maternal
Sheila. (2006). Pelayanan vasektomi gratis deaths in South Kalimantan,
melalui askeskin. Diperoleh tanggal Indonesia. Bulletin of World Health
25 Februari 2011, dari: Organization, 80(3), 228-235.
http://www.bkkbn. Winarni, E. (2006). Partisipasi pria ber-KB.
go.id/gemapria/articledetail.php?artid Diperoleh tanggal 17 Januari 2011,
=31 dari:http//www.bkkbn.go.id/diftor/rese
arch detail.phd?rchid=18.

31

Vous aimerez peut-être aussi