Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELOMPOK 4
1. SITTI RAHMI USA (15 320 072) 6. MEGA ROSTIKA (15 320 067)
2. YULFA ANDRIANI ALIMIN (15 320 012) 7. HAWIRUN (15 320 004)
FAKULTAS AKUNTANSI
BAUBAU
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Analisis
Laporan Keuangan ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula,
penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua, Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Makalah Analisis Laporan Keuangan yang telah kami buat berjudul “Analisis
Time Series”. Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak
pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu penulis selama proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun
dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan
hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan makalah ini kedepannya.
Akhirnya, besar harapan penulis agar kehadiran makalah ini dapat memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat
turut serta memajukan ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan dari analisa Laporan Keuangan suatu perusahaan adalah untuk
membuat estimasi/penelitian tentang laba, hasil penjaualan perusahaan di masa
mendatang dan lain-lain aspek finansial perusahaan atau secara umum dapat dikatakan
sebagai usaha untuk memproyeksikan ratio-ratio finansialnya yang bertujuan untuk
melihat keadaan suatu perusahaan yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Berbagai alat analisa telah dikembangan dalam kaitannya dengan tujuan tersebut dan
untuk mempermudah proses dalam menganalisa.
Analisis Time series atau Analisa runtun waktu atau deret berkala adalah analisa
yang digunakan untuk mengetahui tren-tren yang timbul, dengan cara menganalisis data
historis atau serangkaian pengamatan terhadap peristiwa, kejadian atau variabel yang
diambil dari waktu ke waktu, dicatat secara teliti menurut urut-urutan waktu terjadinya,
kemudian disusun sebagai data statistik.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai Analisis
Time Series dalam perbandingan dengan perusahaan atau industri yang sejenis dengan
data keuangan dalam beberapa periode yang telah lalu.
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Menjelaskan apa saja penerapan Analisis Time Series pada perusahaan dan
Industri?
2) Menjelaskan faktor-faktor yang terdapat dalam analisis data keuangan pada time
series.
3) Menjelaskan metode-metode peramalan dalam analisis time series?
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar menambah ilmu dan wawasan bagi para
pembaca serta penulis sendiri mengenai Analisis Time Series dan diharapkan dapat
bermanfaat dikemudian hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Data-data tersebut kemudian biasa diplot ke dalam suatu grafik berikut ini.
Dari grafik diatas nampak bahwa tren ROA perusahaan mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun. Demikian juga halnya dengan ROA industri. Dari analisis tren
diatas nampak juga bahwa kenaikan ROA industri lebih cepat dibandingkan dengan
ROA perusahaan. meskipun pada tahun 2015 ROA perusahaan masih leboh tinggi
dibandingkan ROA industri, tetapi pada masa mendatang ROA perusahaan
kemungkinan akan dibawah ROA industri. Tentunya tren semacam ini bukan
merupakan tren yang menguntungkan buat perusahaan. kejadian semacam itu bisa
terjadi apabila industri tumbuh lebih pesat, tetapi perusahaan mengalami penurunan
markel share. Barangkali karena industri tersebut sedang tumbuh, banyak pesaing-
pesaing baru masuk dan mengurangi pangsa pasar yang dipunyai perusahaan.
manajemen tentunya harus melakukan perubahan-perubahan yang perlu untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Analisis tren semacam itu bisa dilakukan untuk setiap
rasio atau angka keuangan dan dibandingkan dengan tren dalam industri.
4
(3) Perubahan Teknologi
(4) Akuisisi dan merger (penggabungan perusahaan)
Jika ada perunahan semacam itu, seorang analis mempunyai beberapa alternatif
analisis. Misalkan menganalisis industri perbankan dan ia tahu ada deregulasi
perbankan sekitar tahun 2014, anlis bisa membagi periode anlisis ke dalam dua periode
yaitu periode sebelum dan sesudah deregulasi. Kemudian analis menggunakan data-data
sesudah tahun 2014 untuk memproyeksikan kondisi keuangan pada masa mendatang.
Sebaliknya, misalkan analisis mengasumsikan bahwa deregulasi semacam itu
merupakan hal yang biasa dalam bisnis perbankan, seorang analis bisa menggunakan
data-data untuk semua periode (periode sebelum dan sesudah deregulasi) untuk
memproyeksikan kondisi keuangan perusahaan pada masa mendatang. Tetapi kalau
deregulasi semacam di atas merupakan kebijakan yang jarang dan merupakan kejdian
yang luar biasa, pembagian periode analisis ke dalam dua periode, yaitu sebelum dan
sesudah deregulasi, merupakan cara yang lebih realistis.
5
Dengan melihat data-data penjualan PT ABC saja (tanpa mencari informasi lain)
nampak ada perubahan struktural yang terjadi, karena tahun 2010 penjualan PT ABC
mengalami peningkatan yang tajam dari 2.100 menjadi 3.200. ada beberapa alternatif
analisis yang bisa dipakai :
(1) Analis bisa menggunakan data penjualan gabungan (kolom gabungan) untuk
mengalisis prospek perusahaan pada masa mendatang. Penggunaan anlisiss
semacam ini mempunyai asumsi implisit bahwa perusahaan gabungan merupakan
fungdi penambahan perusahaan individualnya. Kemungkinan munculnya sinergi
tidak diperhitungkan dalam hal ini.
(2) Analis bisa membagi periode analisis ke dalam dua periode, sebelum dan sesudah
akuisisi, dan kemudian memakai data sesudah akuisisi untuk analisis selanjutnya.
Analisis semacam ini mengasumsikan bahwa ada perbedaan struktural antara
kedua periode tersebut, sehingga kedua periode tersebut harus dipisahkan.
Misalkan diduga ada efek sinergi yang cukup signifikan sesudah akuisisi,
penggunaan cara semacam ini lebih realistis dilakukan.
(3) Analis bisa memfokuskan hanya pada data penjualan perusahaan ABC. Cara ini
bisa dilakukan apabila besarnya perusahaan yang diakuisisi (XYZ) tidak terlalu
signifikan dibandingkan besarnya perusahaan ABC. Apabila besarnya perusahaan
yang diakuisisi cukup signifikan, cara semacam ini tidak bisa dilakukan. Dari data
diatas nampak bahwa perusahaan XYZ cukup signifikan karena mencapai sekitar
50% dari besarnya perusahaan ABC. Cara semacam ini barangkali tidak bisa
dilakukan untuk data-data diatas.
Dalam analisis time series, ada tiga macam pendekatan yang bisa dilakukan :
(1) Pendekatan Ekonomi
(2) Pendekatan Statistik
(3) Pendekatan Visual
6
Gambar 2 Grafik Penjualan
Dari segi ekonomi, data-data di atas diinterprestasikan lebih lanjut. Pada akhir
tahun menunjukkan kecenderungan naik karena penjualan cenderung naik pada saat
tahun baru dan hari raya Natal. Penjualan juga menujukkan kecenderungan naik yang
cukup tinggi pada saat hari raya Idul Fitri. Dalam jangka panjang perusahaan
mengalami perkembangan yang cukup stabil. Karena hari raya Idul Fitri selalu maju 10
hari setiap tahunnya, maka analis bisa memperhitungkan bahwa suatu ketika hari raya
Idul Fitri akan jatuh pada kuartal keempat, yang berakibat akan munculnyapenjualan
yang sangat tinggi pada kuartal keempat, dan penjualan yang normal pada tiga kuartal
lainnya.
Data musiman di atas disebabkan oleh kejadian atau peristiwa yang mendorong
penjualan di atas penjualan normal. Di samping musiman itu ada musiman lain yang
disebabkan oleh perubahan cuaca. Pada saat musim kemarau barangkali penjualan
7
perusahaan pembuat minuman akan menjukkan kecenderungan yang lebih tinggi. Pada
saat musim hujan, perusahaan pembuat jas hujan menunjukkan penjualan yang jauh
lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau.
Dalam analisis time series, perhatian terhadap data historis (ex-post) sering
digunakan untuk melihat pola-pola yang sistematik terhadap data tersebut. Dalam
konteks analisis historis semacam itu, analisis mempunyai pilihan yang banyak terhadap
faktor-faktor yang di perkirakan akan mempengaruhi suatu variabel. Dalam konteks
analisis masa mendatang (ex-ante), seperti forecasting, pilihan seorang analis menjadi
serba terbatas. Seorang analis tidak tahu pasti berapa nilai faktor-faktor di atas, dia
harus memperkiran nilai tersebut sebelum memperkiran nilai variabel yang diteliti
tersebut. Analis tersebut terpaksa harus memfokuskan pada beberapa variabel saja yang
lebih sedikit dan bisa diperkirakan lebih pasti. Analisis Time Series klasik biasanya
memfokuskan pada analisis musiman. Perhatikan data time series berikut ini :
8
Data-data, seperti data penjualan mencerminkan empat faktor :
(1) Tren
Tren merupakan pergerakan time series dalam jangka panjang, bisa merupakan
tren naik atau tren turun. Diperlukan waktu jangka panjang (15 atau 20 tahun)
untuk melihat pola tren tersebut. Tren tersebut bisa dipengaruhi oleh perubahan
jumlah penduduk, perubahan teknologi, dan semacamnya.
(2) Siklus
Siklus merupakan fluktuasi bisnis dalam jangka yang lebih pendek (sekitar 2
samapi 10 tahun). Belum ada penjelasan yang memuaskan terhadap penyebab
timbulnya fluktuasi siklus semacam ini. Lamanya dan besarnya fluktuasi juga
sangat beragan dari perusahaan ke perusahaan, dari industri ke industri.
(3) Musiman
Musiman merupakan fluktuasi yang terjadi dalam lingkup 1 tahun. Ada beberapa
penyebab timbulnya fluktuasi musiman seperti : (1) Karena peristiwa tertentu,
misal karena peristiwa lebaran atau tahun baru, (2) Karena cuaca, misal musim
hujun dan musim kemarau.
(4) Ketidakterturan (Irregularities)
Fluktuasi semacam ini disebabkan karena faktor-faktor yang munculnya tidak
teratur, dengan jangka waktu yang pendek. Misalkan suatu perusahaan mengalami
musibah karena salah satu gudangnya terbakar, maka data keuntungan perusahaan
pada periode tersebut akan terpengaruh.
Misalkan analis ingin menganalisis tren penjualan suatu perusahaan, maka akan
lebih baik apabila pengaruh-pengaruh musiman, siklus, dan ketidakteraturan
dihilangkan dari data. Data yang dihasilkan merupakan data yang benar-benar
mencerminkan tren penjualan perusahaan tersebut. Demikian juga jika ingin menganalis
pengaruh musiman penjualan, maka akan lebih baik apabila pengaruh tren, siklus, dan
ketidakteraturan dalam data dihilangkan, sehingga akan diperoleh datayang benar-benar
mencerminkan pengaruh musiman perusahaan.
9
2.2.1 Mengukur Pengaruh Tren
Misalkan kita mempunyai data seperti dalam tabel ini, garis tren bisa dihitung
dengan model di atas.
10
Tabel 3 Perhitungan Tren
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tahun X Penjualan (Y) XY X² Tren Y/Yt * 100 (%Tren)
1972 1 224 224 1 217 103,2
1973 2 233 466 4 234 99,5
1974 3 248 744 9 251 98,7
1975 4 258 1.032 16 268 96,2
1976 5 270 1.350 25 285 94,6
1977 6 288 1.728 36 303 95,2
1978 7 315 2.205 49 320 98,6
1979 8 344 2.752 64 337 102,2
1980 9 369 3.321 81 354 104,3
1981 10 393 3.930 100 371 106,0
1982 11 406 4.466 121 388 104,6
1983 12 416 4.992 144 405 102,7
1984 13 425 5.525 169 422 100,7
1985 14 437 6.118 196 439 99,5
1986 15 450 6.750 225 456 98,6
1987 16 462 7.392 256 474 97,6
1988 17 476 8.092 289 491 97,0
153 6.014 61.087 1.785
. ( )( , )
b= ( . ) ( )
= 17,1
Kolom enam (6) merupakan nilai tren yang dihitung berdasarkan persamaan tren
yang dihasilkan di atas. Berikut ini grafik yang menujukkan nilai penjualan yang
sesungguhnya dan nilai tren penjualan.
11
Gambar 4 Data Tren dan Data Sesunnguhnya
Untuk memakai persamaan tren di atas sebagai proyeksi masa depan, seorang
analis harus hati-hati terhadap asumsi yang digunakan. Tren di atas mengasumsikan
perkembangan yang konstan untuk masa-masa mendatang. Padahal pada beberapa
situasi, penjualan tumbuh dengan tingkat sangat cepat pada awal-awal periode,
kemudian tumbuh melambat pada periode berikutnya. Misalkan suatu produk masih
baru di luncurkan, pertumbuhan pada awal periode akan sangat cepat. Kemudian setelah
memasuki tahap kedewasaan, pertumbuhan tersebut akan semakin melambat.
Perhatikan dua grafik penjualan berikut ini.
12
Pada gambar (a) di atas, persamaan tren yang lebih sesuai adalah persamaan
parabola seperti berikut ini.
Y = a + bX + cX2
Sedangkan untuk grafik (b) di atas, persamaan tren yang lebih sesuai adalah
logaritma dengan model seperti berikut ini.
log Y = a + b log X
Perhatikan model yang akan digunakan sebagai proyeksi pada masa mendatang
akan sangat tergantung dari asumsi yang akan digunakan, apakah data akan tumbuh
secara linear atau tidak. Pendekatan linear mengasumsikan besarnya perubahan konstan,
sedangkan model parabola mengasumsikan besarnya perubahan pada perubahan yang
terjadi adalah tidak konstan.
Fluktuasi siklus bisnis muncul dalam jangka waktu menengah (2-10 tahun).
Pengaruh musiman dalam data tabel di atas hilang karena data yang digunakan
merupakan data tahunan, pengaruh musiman tidak terlihat dalam data tahunan.
Pengaruh siklus bisa dilihat dengan presentase tren yang dirumuskan sebagai berikut ini.
%Tren = × 100
13
Gambar 6 Grafik Siklus Penjualan
14
Kedua, apabila analis ingin menghilangkan pengaruh musiman untuk melihat pengaruh
trend, siklus dan ketidakteraturan secara lebih jelas. Apabila ia mempunyai data
penjualan triwulan yang sesungguhnya sebagai berikut ini, maka data yang bersih dar
pengaruh musiman adalah sebagai berikut.
Data pada kolom (4) merupakan data penjualan setelah pengaruh musiman
dihilangkan. Penjualan pada tahun 20X3 triwulan 1 yang sebesar 308, merupakan
penjualan yang seharusnya terjadi apabila pengaruh musiman pada triwulan 1
dihilangkan. Penjulan pada kolom (4) tersebut masih mengandung pengaruh faktor tren,
siklus, dan ketidakteraturan.
Untuk menghitung indeks musiman, analis bisa menggunkan cara semacam ini
(Lihat tabel 5). Langka pertama yang perlu dilakukan pada tabel di atas adalah
menghitung total bergerak empat triwulanan seperti pada kolom (3). Hasil total tersebut
seharusnya di tempatkan diantara kuartal kedua dan ketiga (atau kuartal dua setengah).
Karena itu kolom (4) menghitung dua total bergerak pada kuartal ketiga dan keempat
(yang seharusnya pada kuartal kedua setengah dan ketiga setengah), dan hasil tersebut
15
sekarang ditempatkan pada kuartal ketiga. Kolom (5) merupakan rata-rata total
bergerak, yang dicari dengan membagi kolom (4) dengan 8
Perhtikan tabel bahwa kolom (5) pada tabel tersebut merupakan data moving
average yang sudah menghilangkan pengaruh musiman. Dengan kata lain, moving
average tersebut mencerminkan pengaruh tren, siklus dan random.kolom (6) merupakan
data musiman yang sudah menghilangkan faktor tren dan siklus, tetapi masih
mengandung komponen random. Data pada kolom (5) dan (6) pada tabel 5 bisa dilihat
pada berikut ini. (lihat gambar 7 dan 8)
Setalah kolim (6) pada tabel di atas terbentuk, analis akan menghilangkan
pengaruh variabel random dan moving average dengan jalan mencari rata-rata yang
dimodifikasi. Rata-rata tersebut dicari dengan jalan menghilangkan angka terbesar dan
terkecil untuk setiap musim. Berikut ini tabel yang memperlihatkan perhitungan rata-
rata yang dimodifikasi.
16
Tabel 6 Perhitungan Rata-Rata Indeks Musiman
Setelah indeks musiman dibuat kita bisa menyusun data yang bersih dari
pengaruh musiman (deseasonalized) seperti yang terlihat pada kolom (7) Tabel 5. Data
tersebut bisa diartikan sebagai tingkat penjualan yang seharusnya terjadi apabila tidak
ada pengaruh musiman. Gambar data penjualan pada kolom (7) tersebut bisa dilihat
pada Gambar 9.
17
Gambar 8 Data Musiman
Pada dasanya ada empat kategori peramalan seperti terlihat dari matriks berikut ini.
Univariate Multivariate
Mekanis Model Rata-rata Model Regresi
Bergerak Model Fungsi Tranfer
Model Box-Jenkins Box-Jenkins
Univariate
18
Model-model tersebut bukan saling menggantikan, tetapi saling melengkapi.
Pendekatan mekanis pada dasarnya menggunakan teknik-teknik yang lebih obyektif
seperti statistik, dan cara tersebut menggunkan model yang sama untuk setiap forecast.
Salah satu contoh cara mekanis tersebut adalah model regresi. Dengan cara nonmekanis,
teknik yang digunakan relatif lebih bebas. Tidak terdapat hubungan yang pasti dan tetap
antara data yang dianalisis dengan peramalan yang dibuat. Sebagai contoh, seorang
analis bisa menggabungkan banyak pertimbangan untuk menentukan garis trend yang
dibuat dengan tangan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan bisa diambil dari faktor
industri, pasar, kondisi ekonomi, dan lainnya.
Dalam pendekatan univariate, hanya satu variabel yang dilihat ketika anlis
melakukan perkiaraan. Contoh pendekatan semacam ini yang mekanis adalah perkiraan
dengan cara pengahalusan ekponensial atau model rata-rata bergerak tertimbang. Dalam
pendekatan multivariate, beberapa variabel dan interaksi antar variabel-variabel tersebut
dipertimbangkan dalam perkiraan data. Contoh model multivariate mekanis adalah
model regresi berganda yang menggunakan beberapa variabel, model ekonometris yang
meperhitungkan hubungan secarasimultan persamaan-persamaan dalam suatu sistem.
Contoh pendekatan multivariete nonekonomis adalah analisis yang digunakan oleh
analis keuangan. Analisis tersebut mempertimbangkan banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap data yang dianalisis baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, kemudian menentukan angka perkiraan.
19
Ft-1 = forcast pada periode t-1
Forecast baru = w (Data sesungguhnya saat ini) + (1-w) (Forecast saat ini)
Data di atas bisa dibaca sebagai berikut ini. Forecast yang baru sama dengan data
sesungguhnya pada periode sebelumnya ditambah bagian dari error (atau penyipangan)
pada periode sebelumnya.
Apabila ada tiga periode, bisa dituliskan model forecast untuk periode 2,3, dan 4
sebagai berikut ini.
F2 = w A1 + (1-w) F1
F3 = w A2 + (1-w) F2
F4 = w A3 + (1-w) F3
Perhatikan bahwa hanya satu variabel yg berisi data forecast, yaitu FI. Apabila
analis memperpanjang periode sampai ke periode 0, maka FI juga bisa dinyatakan
dalam data sesungguhnya yaitu A0.
Model di atas tersebut sebagai penghalusan eksponensial karena bobot untuk data
periode-periode sebelumnya semakin mengecil(dilihat dengan kuadrat atau
eksponensial yang semakin tinggi). Aabila w diberi angka 0,7, maka data A3
mempunyai bobot 0,03,data A2 mempunyai bobot 0,021, dan seterusnya. Bobot
semakin ke kanan semakin mengecil. Dari sudut pandang manajemen, hal semacam ini
masuk akal . Data terbaru mestinya memperoleh perhatian yang lebih besar.
20
Pilihan besarnya angka untuk w akan melibatkan trade-off. Jika w diberi nilai
mendekati nol,maka data yang terbaru akan memperoleh bobot yang kecil. Nilai w yang
kecil akan membuat forecast tidak gampang bereaksi terhadap perubahan-perubahan
jangka pendek dalam fluktuasi data. Forecast yang terjadi secra keseluruhan akan
mempunyai fluktuasi yang lebih kecil. Sebaliknya apabila w besar, forecast yang
terjadi akan bereaksi cepat terhadap perubahan-perubahan random yang bersifat jangka
pendek. Hasil forecast yang terjadi mempunyai fluktuasi yang lebih tajam. Nilai w yang
digunakan dalam praktik biasanya cukup rendah, sekitar 0,3 atau kurang w sebesar 0,1
sering digunakan.
Model di atas relatif sederhana, dan cocok untuk analisis data time series yang
relatif stabil, dan tidak mempunyai fluktuasi tren atau musiman yang cukup besar.
Model penghalusan eksponensial yang lebih kompleks kadang-kadang dipergunakan
untuk menganalisis data yang lebih kompleks.
Kelebihan dan kelemahan alternatif forecast bisa dilihat berikut ini (untuk
analisis univeriate mekanis dan pendekatan analis sekuritas).
Kelebihan
Kelemahan
1. Biaya yang cukup tinngi untuk persiapan dan pelaksanaan, untuk monitoring
beberapa variabel, dan biaya-biaya lainnya.
2. Ketergantungan yang tinngi terhadap kemampuan individu analisisnya.
3. Analisis barangkali mempunyai insentif untuk tidak menampilkan forecast yang
tidak bias (misal, karena tekanan agar sesuai konsensus forecast)
21
4. Analisis barangkali bisa dimanfatkan oleh perusahaan-perusahaan tertentu untuk
kepentingan perusahaan tersebut.
Kelebihan
1. Kemampuan untuk mendeteksi dan memanfaatkan pola tertentu pada data masa
lalu.
2. Tingkat subyektivitas yang rendah, terutama apabila metode statistik digunakan.
3. Biaya relatif lebih rendah.
4. Mudah diperbaharui.
5. Kemampuan menganalisis lebih lanjut dengan menggunakan metode statistik.
Kelemahan
1. Jumlah observasi yang terbatas pada situasi tertentu, misal pada perusahaan
yang baru berdiri.
2. Laporan keuangan barangkali tidak memenuhi asumsi-asumsi yang diperlukan
dalam analisis statistik.
3. Sulit mengkomunikasikan analisis kepada luar, terutama dalam hal
metodeologinya.
Secara umum forecast yang diberikan oleh analis keuangan biasanya lebih
akurat dibandingkan dengan forecast dengan menggunakan model analisis time series.
Hal ini sebabkan karena beberapa alasan :
(1) Analis mempunyai akses terhadap informasi terbaru. Informasi tersebut bisa
dipakai untuk memperbaiki forecast mereka.
(2) Analis mempunyai akses terhadap informasi yang lebih luas seperti forecast
perekonomian, struktur industri, kejadian-kejadian lain yang relevan. Sedangkan
analisis time series hanya memfokus perilaku data tunggal pada masa lalu.
22
Secara umum model forecast multivariate biasanya lebih akurat dibandingkan
dengan model forecast univariate. Hal ini bisa dimengerti karena analisis multivariate
melibatkan lebih banyak faktor yang mempengaruhi suatu variabel.
Cara lain untuk menigkatkan akurasi forecast adalah dengan menggabungkan
beberapa forecast individual. Kesalahan-kesalahan (error) setiap forecast individual
akan cenderung saling menghilangkan dan rata-rata nilai forecast akan akan menapilkan
forecast yang lebih akurat. Berikut ini hasil penelitian yang melihat rangking akurasi
forecast yang di ukur dengan rata-rata persentase error kuadrat.
Tahun 20X8 Tahun 20X9
Konsesus Analis 1 1
Analis Individual 2 2
Model Tren Linear 3 4
Model Ekponensial Klasik 5 5
Model Ekponensial yang dimodifikasi 4 3
Terlihat bahwa forecast dari beberapa analis yang digabungkan selalu menempati
rangking pertama dalam segi akurasi.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Data-data bisa diperbandingkan dengan data-data pada periode sebelumnya,
meskipun interprestasi yang dilakukan harus hati-hati. Prestasi pada periode masa lalu
barangkali tidak memuaskan sehingga perbandingan dengan periode masa lalu
barangkali tidak begitu tepat. Perbandingan dengan data-data masa lalu bisa dilakukan
dengan menggunakan beberapa periode (observasi) untuk melihat tren-tren yang
muncul. Analisis time series semacam itu juga bisa melihat pengaruh faktor-faktor
tertentu terhadap perkembangan data keuangan.
Ada tiga pendekatan dalam analisis time series, yaitu: ekonomi, statistik, dan
visual. Ketiga pendekatan tersebut saling melengkapi. Analisis time series yang klasik
memfokuskan pada empat hal yang mempengaruhi suatu data: (1)Tren, (2)Siklus,
(3)Musiman, dan (4)Random. Kadang-kadang ada situasi di mana analis ingin
memfokuskan pada analisis trend saja, analisis siklus saja, analisis musiman saja.
Teknik-teknik penyesuaian bisa digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing
komponen data tersebut.
Ada beberapa pendekatan dalam forcasting: (1) Mekanis versus nonmekanis dan
(2) Univariate versus Multivariate. Contoh pendekatan mekanis adalah penggunaan
statistik, sedangkan penggunaan nonmekanis adalah penggambaran tren dengan tangan.
Contoh peramalan dengan model univariate adalah penggunaan penghalusan
ekponensial. Contoh model multivariate adalah regregi berganda atau pendekatan
ekonometri. Keempat metode tersebut tidak saling menghilangkan, tetapi bisa dipakai
besama-sama.
Agragasi metode peramalan atau peramalan individual cenderung menghasilkan
peramalan yang lebih akurat. Cara semacam ini merupakan cara yang cukup efisien
untuk meningkatkan akurasi suatu peramalan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mamduh, Abdul Halim. 2016. Analisis laporan keuangan. Yogyakarta: STIE
YKPN.