Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode Pendampingan

Metode yang ditawarkan kepada desa mitra menggunakan metode


pendampingan. Pendampingan dilakukan oleh para ahli dibidangnya dimulai cara
penanganan sapi, pemberian pakan sapi yang dilakukan oleh Dosen Biologi dan
juga Dosen dari peternakan. Pendampingan mengenai pembuatan Biogas yang
didampingi oleh Dosen dari Biologi, Dosen dari Kimia dan Dosen dari Teknik,
sehingga masyarakat tidak merasa kebingungan dalam menerima pendampingan
dari para ahli, dan diharapkan dengan adanya para ahli untuk program desa mitra
ini diharapkan nantinya masyarakat bisa dilepas tangankan apabila setelah semua
program sudah selesai dan masyarakat sudah dapat memegang sendiri program
tersebut.

3.2. Renacana Kegiatan dan Langkah-langkah Persoalan Mitra


Kegiatan ini direncanakan dilakukan dengan pendampingan. Rancangan kegiatan ini
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Tahun Pertama : Penerapan pakan dan pembuatan pakan serta penggunaaan alat
dalam pembuatan pakan, dan membimbing mitra mengenai jadwal
pemberian pakan yang seharusnya.

Tahun Kedua : Peningkatan Kualitas Produksi dari Daging Sapi, Serta


perancangan Alat dari Biogas di lokasi-lokasi tertentu.

Tahun Ketiga : Penerapan dari alat-alat biogas, dan pembuatan gas untuk
disalurkan kerumah masyarakat dan juga untuk diperjual belikan.

Metode Pelaksanaan Secara Detail sebagai Berikut:

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian pengabdian ini adalah . Alat yang
digunakan pada penelitian ini yaitu instalasi biogas berupa Reaktor Kubah berukuran 300
Liter, pipa paralon 4 inci, pipa paralon ½ inci, shock drat dalam ½ inci, shock drat luar ½
inci, sambungan T ½ inci, sambungan siku (L) ½ inci, sambungan lurus ½ inci, karet ban
dalam motor, lem fox, lem paralon, keran gas, gunting, ember, timbangan, dan gergaji
besi.
Alat dan Bahan yang digunakan untuk bahan pangan berupa Hijauan dan
Konsentrat yang diperoleh langsung dari tumbuh-tumbuhan, seperti sawi, wortel, lobak,
biji-bijian dan juga Hay (Rumput-rumputan).

3.4. Prosedur Pelaksanaan Pembuatan Biogas dan Pengelolaan pakan


Pembuatan Biogas
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu:

Hidrolisis
Pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut dan pemecahan
bahan organik yang komplek menjadi sederhana dengan bantuan air (perubahan struktur
bentuk polimer menjadi bentuk monomer).

Pengasaman
Pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada
tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk
akhir dari perombakan gula-gula sederhana tadi yaitu asam asetat, propionat, format,
laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan ammonia.

Metanogenik
Pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas metan. Bakteri pereduksi
sulfat juga terdapat dalam proses ini yang akan mereduksi sulfat dan komponen sulfur
lainnya menjadi hydrogen sulfida.

Cara Pengoperasian Unit Pengolahan (Digester) Biogas seperti terjabar dalam


Seri Bioenergi Pedesaan Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian tahun 2009
sebagai berikut :

Membuat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 2 (bahan


biogas).Masukkan bahan biogas ke dalam digester melalui lubang pengisian (inlet)
hingga bahan yang dimasukkan ke digester ada sedikit yang keluar melalui lubang
pengeluaran (outlet), selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam
digester.Setelah kurang lebih 8 hari biogas yang terbentuk di dalam digester sudah cukup
banyak. Pada sistem pengolahan biogas yang menggunakan bahan plastik, penampung
biogas akan terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan.
Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.
Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak kira-kira
10% dari volume digester. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge secara otomatis
akan keluar dari lubang pengeluaran (outlet) setiap kali dilakukan pengisian bahan
biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan sebagai pupuk
kandang/pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.
Dalam prosesnya pembuatan biogas tidak lepas dari adanya reaktor yang
digunakan untuk menampung kotoran sapi yang akan dikonversikan menjadi energi
biogas.reaktor Digester biogas di Indonesia sudah dikembangkan diberbagai daerah.
Secara garis besar ada empat macam digester biogas yang biasa digunakan akan tetapi
reaktor yang paling efektif digu nakan dalam skala menengah keatas adalah reaktor
Kubah Tetap

Reaktor ini disebut juga reaktor China. Dinamakan demikian karena


reaktor ini dibuat pertama kali di China sekitar tahun 1930, kemudian sejak saat itu
reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian
yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi
bakteri, baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentuk gas metana. Bagian
pertama dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau
beton. Strukturnya harus kuat karena menahan gas agar tidak terjadi kebocoran. Bagian
yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentuknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak
(fixed). Bentuk reaktor kubah tetap terbuat dari semen Gas yang dihasilkan dari
material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada
menggunakan reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak
menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih
mudah.

Pengelolaan Pakan dan Jadwal Pemberian Pakan


Pakan diberikan dengan tujuan untuk memperoleh kecukupan Gizi dari Peternakan
Sapi, sehingga diperoleh kualitas sapi yang super terutama dalam kualitas daging sapi nya.
Pakan diberikan dengan 3 Tipe yaitu Hijauan, Konsentrat dan Tipe Hay. Jadwal pemberian
pakan harus disesuaikan dengan daya serap organ pencernaan sapi dimana dari ketiga tipe
makanan tersebut , tipe hijauan merupakan tipe makanan yang cukup sulit di cerna oleh si
sapi sehingga wajib diberikan pada sore hari sehingga pada malam hari hanya proses
pemecahan makanan tipe hijauan yang terjadi di dalam tubuh si sapi tersebut, sedangkan
untuk pagi hari tipe makanan yang diberikan untuk sisapi adlah tipe makanan dengan tipe
Konsentrat dan siang hari dengan tipe makanan Hay, sehingga energi yang di butuhkan oleh
si sapi termaksimalkan dan dari ketiga tipe makanan sapi tersebut juga berpeluang untuk
menjadi makanan yang dapat menambha kualitas daging sapi.

Vous aimerez peut-être aussi