Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biokimia Sistem Endokrin
dan Metabolisme. Penulisan laporan ini di ajukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu
tugas. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan guna perbaikan selanjutnya.
Semoga Laporan ini bermanfaat bagi semuanya dan bisa dijadikan bahan bacaan
untuk menambah ilmu pengetahuan kita.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Hal
3
BAB I PENDAHULUAN
Biokimia adalah ilmu pengetahuan tentang konstituen kimiawi sel hidup serta reaksi dan
proses yang dialami konstituen-konstituen tersebut (Murray, 2009). Tujuan mempelajari
biokimia adalah untuk memahami semua proses kimiawi yang berkaitan dengan sel hidup
pada tingkat molekular, seperti halnya yang telah kami lakukan pada praktikum biokimia
lalu.
Pada Sistem Endokrin dan Metabolisme ini pada Praktikum Biokimia kami mendapatkan
materi baru yaitu Percobaan Urin. Seperti kita ketahui Urine mengandung hasil proses
metabolisme dalam tubuh, baik fisiologik maupun patologik. Karena itu pemeriksaan urine
berguna untuk membantu membuat diagnosa ataupun mengikuti perjalanan penyakit atau
gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubunga
dengan metabolisme itu sendiri.
Pada pemeriksaan urin digunakan zat pengawet seperti Toluen atau Formaldehida karena
penting untuk urine yang akan diperiksa secar kimia atau mikroskopik, karena pada keadaan
normal akan terjadi perubahan-perubahan pada urine tersebut oleh kerja bakteri yang akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Sebagai contoh Urea akan berubah menjadi Amonium Karbonat, Gula akan dipecah
menjadi CO2 dan H2O yang menyebabkan Urine menjadi keruh dan terjadi pemecahan zat-zat
yang membentuk sedimen.
4
BAB II PRAKTIKUM
Urin mengandung hasil proses metabolisme dalam tubuh, baik fisiologik maupun patologik.
Karena itu emeriksaan urin berguna untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan
penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan
dengan metabolisme tersebut. Berhubungan dengan hal itu adang-kadang perlu untuk menetapkan
jumlah suatu zat dalam urin, dan untuk itu dilakukan pemeriksaan urin 24 jam.
Pemekaian zat pengawetuntuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau mikroskopik
penting, karena pada keadaan normal akan terjadi perubahan-perubahan pada urin tersebut oleh kerja
bakteri, yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan.
Sebagai contoh urea akan berubah menjadia amoniaum karbonat, gula aka dipecah menjadi
CO2 dan H2O. Urin akan menjadi keruh dan terjadi pemecahan zat-zat yang membentuk sedimen.
Untuk menghindari perubahan-perubahan ini dipakai zat-zat pengawet yang tidak atau sedikit
pengaruhnya terhadap zat-zat dalam urin, misalnya toluen atau formaldehida.
Urin hari pertama dibuang padaw aktu yang telah ditentukan (misalnya jam 6 agi).
Semua urin mulai waktu itu sampai dengan waktu yang sama pad hari berikutnya
dikumpulkan. Seluruh urin tersebut harus disimpan dalam keadaan dingin dengan toluen
sebagai pengawet.
1. Volume dalam ml
2. Warna, bau, dan kejernihan.
3. Reaksi terhadap lakmus dan indikator universal
4. Berat jenis (metode)
Isilah sebuah tabung urinometer dengan urin dan letakkan hidrometer didalamnya.
Hidrometer tidak boleh menyentuh tabung. Catatlah suhu urin tersebut. Tiap-tiap urinometer
telah ditera pada suatu suhu tertentu. Bila suhu urin tidak sama dengan suhu tera, lkaukanlah
koreksi berikut :
5
Tambahkanlah 0,001 ada angka yang dinyatakan urinometer bagi tiap panambahan
suhu 30C diatas suhu tera, atau kurangi 0,001 untuk setiap perbedaan suhu 30C dibawah suhu
tera.
INTERPRETASI :
𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟−20
Suhu kamar > 200C : BJ sesungguhnya = BJ terbaca + 3 𝑥 1000
20−𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟
Suhu kamar < 200C : BJ sesungguhnya = BJ terbaca – 3 𝑥 1000
𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟−20
BJ = BJ terbaca + 3 𝑥 1000
29−20
= 1,010 + 3000
9
= 1,010 + 3000 = 1,010 + 0,003
= 1,013
20−𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟
BJ = BJ terbaca – 3 𝑥 1000
20−14
= 1,010 - 3000
6
= 1,010 - 3000 = 1,010 - 0,002
= 1,008
6
2.2 GLUKOSA
Campurlah 2,5 mL pereaksi Benedict kwalitatif dengan 4 tetes urin. Panaskan selama
5 menit pada penangas air mendidih, atau didihkan diatas api kecil selama 1 menit.
Biarkanlah menjadi dingin perlahan-lahan.
Penafsiran
2.3 PROTEIN
Isilah sebuah tabung reaksi dengan 3 mL asam nitrat pekat. Tambahkan dengan hati-hati 3
mL urin jernih sehingga membentuk suatu lapisan terpisah. Terbentuknya cincin putih
menyatakan adanya protein. Sebaiknya emeriksaan dilakukan dengan menggunakan dasar yang
gelap.
Setelah 3 mL asam sitrat pekat ditambah dengan 3 mL urin jernih ( tabung dimiringkan)
menunjukan tidak adanya cincin putih, menandakan tidak adanya protein pada urin.
7
2.4 TEST KOAGULASI
Panaskanlah 5 mL urin jernih (saring bila perlu) hingga mendidih selama 1-2 menit. Bila
terbentuk endapan tambahkan 3-5 tetes asam asetat 2%. Apakah presipitat tersebut hilang atau
bertambah? Presipitat yang hilang pada pengasaman menyatakan fosfat, sedangkan presipitat yang
disebabkan protein akan tetap atau bertambah.
CATATAN : kelebihan asam akan menyebabkan larutnya protein yang telah mengendap.
Setelah memanaskan 5 mL urin jernih selama 1-2 menit hasilnya menunjukkan tidak
terbentuk endapan. Sehingga tidak perlu ditambahkan asam asetat utnutk membedakan
presipitat fosfat atau protein.
8
BAB III KESIMPULAN
= 1,013
2. Suhu kamar 140C, berat jenis yang terbaca 1,010
20−𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟
BJ = BJ terbaca – 3 𝑥 1000
20−14
= 1,010 -
3000
6
= 1,010 - 3000 = 1,010 - 0,002
= 1,008
9
4. Hasil Percobaan Koagulasi
Setelah memanaskan 5 mL urin jernih selama 1-2 menit hasilnya menunjukkan tidak
terbentuk endapan. Sehingga tidak perlu ditambahkan asam asetat utnutk membedakan
presipitat fosfat atau protein.
10
REFERENSI
Panduan praktikum sistem endokrin dan metabolisme FKK UMJ 2012
11