Vous êtes sur la page 1sur 43

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn. M KHUSUSNYA


Ny. Kh DENGAN PENYAKIT KUSTA
DI PUSKESMAS SIDOREKSO

DI SUSUN OLEH :
1. SAIFUL ANAS
2. TRY MARYANTO
3. USWATUN KHASANAH
4. YASMI
5. YENI WAYAKSARI

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


Jl. Lambao No. 1 Singocandi Kec. Kota Kab. Kudus
Tahun Akademik 2007 – 2008
HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA PADA KELUARGA Tn.m KHUSUSNYA Ny. Kh DENGAN
PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS SIDOREKSO” disyahkan :

Hari :
Tanggal :

Kudus,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademi

( ) ( )

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas
Sidorekso

( dr. Hj. NAELA MUNAWAROH )


NIP. 140366920

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan
Keluarga yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
KELUARGA Tn. M KHUSUSNYA Ny. Kh DENGAN PENYAKIT KUSTA”.
Sehubungan masih dangkalnya pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki, sehingga dalam penulisan Asuhan Keperawatan keluarga ini banyak menemui
kesulitan baik secara teoritis maupun teknis pelaksanaan. Namun berkat dukungan,
bimbingan dan berbagai pihak maka kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi. Untuk
itu sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. dr. Hj. Naela Munawaroh selaku kepala UPTD Puskesmas Sidorekso
2. Ibu Tri Rahayu, Amk selaku pembimbing Lahan Puskesmas Sidorekso.
3. Staf-staf Puskesmas Sidorekso
4. Bapak Ns. Salafudin Yusro, S.Kep selaku Direktur Akademi keperawatan Krida
Husada Kudus.
5. Para dosen dan staf Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus
6. Teman-teman tingkat 3 Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus
7. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu demi
terlaksananya laporan ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat, hidayah kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun Asuhan Keperawatan Keluarga ini. Amin
Besar harapan penulis agar Asuhan Keperawatan Keluarga ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kudus, Februari 2008

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan......................................................................................1
BAB II KONSEP DASAR
A. KONSEP DASAR KELUARGA ............................................................2
1. Definisi...............................................................................................2
2. Karakteristik.......................................................................................2
3. Struktur .............................................................................................3
4. Tipe ...................................................................................................3
5. Fungsi ................................................................................................4
6. Tugas Kesehatan................................................................................5
7. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi....................................................5
8. Peran Perawat ....................................................................................6
9. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga...................................................6
B. KONSEP DASAR PENYAKIT KUSTA.................................................7
1. Definisi ..............................................................................................7
2. Etiologi ..............................................................................................7
3. Manifestasi Klinis .............................................................................7
4. Klasifikasi .........................................................................................8
5. Patofisiologi ....................................................................................10
6. Cara Penularan ................................................................................10
7. Pemeriksaan Klinis .........................................................................10
8. Pemeriksaan Bakteriologis ..............................................................11
9. Penatalaksanaan .............................................................................11
10. Komplikasi ......................................................................................12
11. Fokus Pengkajian.............................................................................12
12. Pathway ...........................................................................................14

iv
BAB III PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Umum............................................................................................15
B. Riwayat Tahap Perkembangan ..............................................................17
C. Lingkungan............................................................................................17
D. Struktur Keluarga...................................................................................20
E. Fungsi Keluarga.....................................................................................21
F. Stres dan Koping Keluarga...................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................37
B. Saran .....................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kusta adalah penyakit infeksi yang kronik, penyebabnya ialah
mycobatterium leprae yang intraselular obligat, saraf perifer sebagai afinitas
pertama, lalu kulit dan mukosa fraktus respiratorius bagian atas kemudian dapat
ke organ lain kecuali saraf pusat.
(A. Kasasih : 71)
Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh bakteri yang
menyerang kulit. Saraf tepi dan pada penderita dengan tipe lepromatosa
menyerang saluran pernafasan bagian atas.
(www.com.medicaster)
Untuk Puskesmas Sidorekso Kudus terdapat 3 kasus kusta yang berada
dalam wilayah Puskesmas Sidorekso dan sampai saat ini terdapat 2 pasien
sudah sembuh dan 3 orang masih dalam proses pengobatan. Dengan melihat
kasus di Puskesmas Sidorekso Kudus bahawa penularan dan komplikasi
kecacatan jika tidak diberikan perawatan sedini mungkin, maka memberikan
asuhan keperawatan keluarga dengan kusta secara promotif, preventif, kuratif.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga Ny. Kh dengan kusta di Desa Sidorekso Kecamatan
Kaliwungu Kabupaten Kudus.

2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan hasil pengkajian diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga
Ny. Kh dengan kusta dan membahas hasil asuhan keperawatan pada Ny.
Kh.
b. Untuk memenuhi tugas perkuliahan dari Akademi Keperawatan Krida
Husada Kudus dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus dalam
melaksanakan praktek kerja lapangan kerluarga di Puskesmas Sidorekso.

1
BAB II
KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Definisi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Dep. Kes. RI,
1988).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta
sosial dari setiap anggota. (Duvall dan Logan, 1986).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi,
mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Baylon dan
Maglaya, 1978).

2. Karakteristik Keluarga
Dari definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik
keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah, mereka
tetap memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
d. Mempunyai tujuan :
1) Menciptakan dan mempertahankan budaya
2) Meningkatan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota
(Nasrul Effendy, 1998).

2
3. Struktur Keluarga
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar sebagai
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan suami atau istri.
(Nasrul Effendy, 1998)

4. Tipe Keluarga
a. Tipe Keluarga Tradisional, terdiri dari :
1) Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri
dan anak (kandung atau angkat)
2) Keluarga besar yaitu keluarga inti di tambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakak, nenek, paman
dan bibi.
3) Keluarga Dyad yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak.
4) Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari seorang
dewasa.
6) Keluarga Usila yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
yang berusia lanjut.

b. Tipe keluarga Non Tradisional, terdiri dari :


1) Communie family yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah.

3
2) Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.
3) “Homoseksual” dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu
rumah tangga. (Nasrul Effendy, 1995)

5. Fungsi Keluarga
Friedman (1986) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu :
a. Fungsi Afektif
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh
2) Saling menghargai
3) Ikatan dan identifikasi
b. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma, tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
c. Fungsi Reproduksi
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Mencegah terjadinya gangguan kesehatan
2) Merawat anggota keluarga yang sakit. (Nasrul Effendy, 1998)

4
6. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman, 1998 adalah :
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Membuat keputusan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yan sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat. (Nasrul Effendy, 1998)

7. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang
menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam
bidang kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah sebagai berikut :
1) Tingkat sosial ekonomi yang rendah
2) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan
penyakit keturunan

b. Keluarga dengan anak menjadi resiko tinggi, karena :


1) Lahir prematur (BBLR)
2) Berat badan sukar naik
3) Lahir dengan cacat bawaan
4) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.

c. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil


1) Umur ibu (16 tahun/ lebih dari 35 tahun)
2) Menderita kekurangna gizi (anemia)
3) Menderita hipertensi
4) Primipara dan multipara
5) Riwayat persalinan atau komplikasi

5
d. Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga :
1) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk
digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antar anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit
4) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah. (Nasrul Effendy, 1998)

8. Peran Perawat
Peran perawat memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga ada beberapa peranan
yang dapat dilakukan perawat antara lain :
a. Pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada beberapan
peranan yang dapat dilakukan oleh perawat lain
b. Pengenal/ pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau.
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku
sehat.
f. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk
tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi
penasehat dalam mengatasi masalah-masalah perawatan keluarga.
(Nasrul Effendy, 1998).

9. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga


Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

6
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluadga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dini di rumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.
(Nasrul Effendy, 1998)

B. KONSEP DASAR PENYAKIT KUSTA


1. Definisi
Kusta adalah penyakit infeksi yang kronik, yang penyebabnya
Mycobacterium leprae yang intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai
afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas
kemudian dapat ke organ lain kecuali ke saraf pusat.
(A. Kosasih : 71)
Kusta adalah penakit kronis yang disebabkan oleh bakteri yang
menyerang kulit, saraf tepi, dan pada penderita dengan tipe lepromatosa
menyerang saluran pernafasan bagian atas.
(www.com.Medicaster)

2. Etiologi
Penyebab penyakit kusta ini adalah Mycobacterium leprae yaitu
sebuah bakteri yang tahan asam juga merupakan bakteri aerobik asam
positif, berbentuk batang dan dikelilingi oleh membran sel lilin yang
merupakan ciri dari spesies Mycobacterium. Mycobacterium leprae belum
dapat dikultur pada laboratorium.
(www.com.Medicapter)
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi penyakit ini sangat bervariasi dengan spectrum yang
berada diantara dua bentuk klinis lepra. Pada kusta bentuk lepramotosa
kelainan kulit bentuk nodula, papula, macula dan infilrate yang difuse
tersebar simetris bilateral, ekstensif dan jumlahnya banyak, bila terkena
daerah hidung membentuk kusta. Tersumbatnya jalan nafas dapat terjadi

7
epistaksis. Pada mata dapat menimbulkan iritas dan kreatitis sedangkan tipe
tuberkuloid lesi kulit biasanya tunggal dan jarang. Batas lesi tegas, mati rasa
atau hipotesi asimitris bilateral.
Menurut WHO (1995), dianosis kusta ditegakkan bila terdapat satu
dari tanda koordinal berikut :
1. Adanya lesi kulityang khas dan kehilangan sensibilitas.
Lesi kulit dapat tunggal atau multipel, biasanya hipopigmentasi tetapi
kadang-kadang lesi kemerahan atau berwarna tembaga. Lesi dapat
bervariasi tetapi umumnya berupa makula, papula, dan nodul.
2. BTA
Positif beberapa kasus ditemukan basil tahan asam dari ketikan jaringan
kulit. Bila ragu-ragu maka dianggap sebagai kasus dicurigai dan
diperiksa ulang setiap 3 bulan sampai ditegakkan diagnosis kusta atau
penyakit lain.
(Mansjoer, Arif. 2000 : 66)

4. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan Ridley dan Jopling adalah tipe TT (Tuber Kuloid),
BT (Borderline Tuberkuloid), BB (Mid Borderline), BL (Borderline
Lepromatous) dan LL (Lepromatosa)
Klasifikasi menurut Departemen Kesehatan Ditjen P2MPLP (1994) dan
WHO (1995) membagi tipe menjadi 2 tipe Pause Basiler (PB) dan Multi
Basiler (MB).
a) Klasifikasi PB dan MB menurut P2MPLP
Kelainan kulit dan hasil
Tipe PB Tipe MB
pemeriksaan bakteriologis
1. Bercak (Makula)
a. Jumlah 1–5 Banyak
b. Ukuran Kecil dan besar Kecil-kecil
c. Distribusi Unilateral atau Bilateral, simetris
d. Permukaan bilateral asimetris
e. Batas Kering dan kasar Halus, berkilat
f. Gangguan sensibilitas Tegas Kurang tegas
Selalu ada dan jelas Biasanya tidak
jelas. Jika ada
terjadi pada yang
sudah lanjut
g. Kehilangan Bercak tidak Bercak masih
kemampuan berkeringat, ada berkeringat, bulu
berkeringat, bulu bulu rontok pada tidak rontok
rontok pada bercak bercak

8
Kelainan kulit dan hasil
Tipe PB Tipe MB
pemeriksaan bakteriologis
2. Infiltrat
a. Kulit Tak ada Ada, kadang-
kadang tidak ada
b. Membran mukosa Tidak pernah ada Ada, kadang-
(hidung) tersumbat kadang tidak ada
perdarahan di hidung
3. Nodulus Tidak ada Kadang-kadang ada
4. Penebalan saraf tepi Lebih sering terjadi Terjadi pada yang
dini, asim etris lanjut, biasa lebih
dari satu, simetris
5. Deformitas Biasanya asim etris Terjadi pada
terjadi dini stadium lanjut
6. Sediaan apus BTA negatif BTA positif
7. Ciri-ciri khusus Central healing Punched of lesion
penyembuhan di (lesi seperti kue
tengah donat), hidung
pelana suara sengau

b) Klasifikasi PB dan MB berdasarkan WHO (1995)


PB MB
1. Lesi kulit - 1 – 5 lesi - > 5 lesi
(makula datar, papul - Hipopigmentasi/ - Distribusi lebih
yang meninggi, nodus) eritema simetris
- Distribusi tidak - Hilangnya
asimetris sensasi
- Hilangnya sensasi
yang jelas

2. Kerusakan syaraf - Hanya satu cabang - Banyak cabang


(menyebabkan saraf saraf
hilangnya
sensasi/kelemahan otot
yang dipersarofi oleh
saraf yang terkena
(Mansjoer, Arief. 2000 : 67)
5. Patofisiologi

9
Setelah M. Leprae masuk ke dalam tubuh, perkembangan penyakit
kusta bergantung pada kerentanan seorang. Respon tubuh setelah masa tubas
dilanpui bergantung pada derajat sistem imunitas selular pasien. Kalau
sistem imunitas tinggi penyakit berkembang ke arah tuberkuloid dan bila
rendah berkembang ke adarh lepromotoza. M. Leprae berpreditileksi di
daerah-daerah yang relatif lebih dingin yaitu daerah akrat dengan
vaslularisasi sedikit. Derajat penyakit tidak selalu sebanding dengan tingkat
reaksi selular daripada intensitas infeksi. Oleh karena itu penyakit kusta
dapat disebut penyakit imunologis.
(Mansjoer, Arief. 2001 : 66)

6. Cara Penularan
Meskipun cara penularannya yang pasti belum diketahui dengan
jelas, penularan di dalam rumah tangga dan kontak/hubungan dekat dalam
waktu yang lama tampaknya sangat berperan dalam penularan. Berjuta-juta
basil dikeluarkan melalui lendir hidung pada kusta tipe lepromatosa yang
tidak diobati dan basil terbukti dapat hidup selama 7 hari pada lendir hidung
yang kering. Ulkus kulit pada penderita kusta lepromatosa dapat menjadi
sumber penyebab basil. Organisme kemungkinan masuk melalui saluran
pernafasan atas dan juga melalui kulit yang terluka. Pada kasus anak-anak di
bawah umut satu tahun, penularannya di duga melalui plasenta. Masa
inkubasi berkisar antara 9 bulan sampai 20 tahun dengan ratra-rata 4 tahun
untuk kusta tuberkuloid dan uda kali lebih lama untuk kusta lepromatosa.
Masa penularan, fakta klinis dan laboratorium membutikan bahwa
infektifitas penyakit ini hilang dalam waktu 3 bulan melalui pengobatan
berkelanjutan dan teratur dengan menggunakan Dapsone (DPS) atau
clafasimine dalam 3 hari dengan menggunakan nifampin.
(www.com.Medicaster)

7. Pemeriksaan Klinis
a. Inspeksi. Pasien diminta memejamkan mata, menggerakkan mulut,
bersiul dan tertawa untuk mengetahui fungsi saraf wajah. Semua
kelainan kulit diseluruh tubuh diperhatikan seperti adanya makula,
nodul, jaringan perut, kulit yang keriput, penebalan kulit dan kehilangan
rambut tubuh.
b. Pemeriksaan sensibilitas pada lesi kulit dengan menggunakan kapas
(rasa raba), jarum pentul yang tajam dan tumpul (rasa nyero), serta air
panas dan dingin dalam tabung reaksi (rasa suhu).

10
c. Pemeriksaan saraf tepi dan fungsinya, dilakukan pada : n auriculans
magnus, n, ulnaris, n, radialis, n, medianus, n peroners dan n. tibialis
posterior. Hasil pemeriksaan yang perlu dicatat adalah pembesaran,
konsistensi, penebalan, dan adanya nyeri tekan. Perhatikan raut muka
pasien apakah ia kesakitan atau tidak sat saraf diraba.
d. Pemeriksaan fungsi saraf otonom, yaitu memeriksa ada tidaknya
kekeringan pada lesi akibat tidak berfungsinya kelenjar keringat dengan
menggunakan pensil tinta (uji Gunawan).
(Mansjoer, Arief. 2000 : 68)

8. Pemeriksaan Bakteriologis
Ketentuan pengambilan sediaan adalah sebagai berikut :
a. Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif.
b. Kulit muka sebaiknya dihindari karena alasan kosmetik, kecuali tidak
ditemukan lesi ditempat lain.
c. Pemeriksaan ulangan dilakukan pada lesi kulit yang sama dan bila perlu
ditambah dengan lesi kulit yang baru timbul.
d. Lokasi pengambilan apusan untuk pemeriksaan M. Leprae :
1) cuping telinga kiri/kanan
2) dua sampai empat lesi kulit yang aktif di tempat lain.
e. Pemeriksaan bakteriologis dilakukan dengan pewarnaan tahan asam.
(Mansjoer, Arief. 2000 : 68)

9. Penatalaksanaan
a. Tipe PB
Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa.
1) Rifampisin 600 mg/bulan diminum di depan petugas.
2) DDS tablet 100 mg/hari diminum di rumah.
Pengobatan 6 dosis diselesaikan dalam 6-9 bulan dan setelah selesai
minum 6 dosis dinyatakan RFT (Release From Treatment) atau
berhenti minum obat kusta meskipun secara klinis lainnya masih
aktif.

b. Tipe MB
Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa.
1) Rifampisin 600 mg/bulan diminum di depan petugas.
2) Klofazimin 300 mg/bulan diminum di depan petugas dilanjutkan
klofazimin 50 mg/hari di minum di rumah.

11
3) DDS 100 mg/hari di minum di rumah
Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam waktu maksimal 36 bulan
meskipun sesudah selesai minum 24 dosis dinyatakan RFT meskipun
secara klinis lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri positif.

c. Dosis
1) Klofazimin : Umur di bawah 10 tahun : bulanan 100 mg/bulan.
Harian 50 mg/2/minggu
Umur 11-24 bulan : bulanan 100 mg/bulan
Harian 50 mg/3x/minggu
2) DDS : 1-2 mg/kg BB
3) Rifampisin : 10-15 mg/kg BB

d. Pengobatan
Metode ROM adalah pengobatan MDT terbaru. Menurut WHO
(1998) pasien kusta tipe PB dengan lesi hanya 1 cukup diberikan dosis
tunggal rifampisin 600 mg, ofloksasin 400 mg, dan minosiklin 100 mg
dan pasien langsung dinyatakan RFT, sedangan untuk tipe PB dengan 2-
5 lesi diberikan 6 dosis dalam 6 bulan. Untuk tipe MB diberikan sebagai
obat alternatif dan dianjutkan digunakan sebanyak 24 dosis dalam 24
bulan.

e. Putus Obat
Pada pasien kusta tipe PB yang tidak minum obat sebanyak 4
dosis dari yang seharusnya maka dinyatakan DO, sedangkan pasien
kusta tipe MB dinyatakan DO bila tidak minum obat 12 dosis dari yang
seharusnya.
(Mansjoer, Arief. 2000 : 70)

10. Komplikasi
Cacat merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
kusta baik akibat kerusakan fungsi saraf tepi maupun karena neuritis
sewaktu terjadi reaksi kusta.

11. Fokus Pengkajian


a) Aktifitas / Istirahat
Tanda : Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit, gangguan
massa otot, perubahan tonus.

12
b) Sirkulasi
Tanda : Pembentukan edema jaringan yang terkena.
c) Integritas Ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kecacatan
Tanda : ansietas, menarik diri
d) Neurosensori
Gejala : Nyeri awal, lama akan hilang rasa
Tanda : Kaku terjadi penebalan saraf perifer
e) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri awal
f) Pernafasan
Gejala : Kemungkinan cidera inhalasi
Tanda : epistaksis
(Doenges E, Marylin : )

13
12. Pathway

Kontak

Terinfeksi Tidak terinfeksi

95%
Sub klinis Sembuh

Indeterminate 70%

30%
Determinate

PB (kering) MB (Basah)

Gangguan fungsi saraf tepi

Sensorik Motorik Otonom

Anestesi Kelemahan Gangguan


kelenjar jeringat,
K.minyak, aliran
Tangan/kaki Mata darah
Tangan/kaki Kornea mata lemah, lumpuh lagophtalmus
kurang rasa anestesi reflek
Kulit kering
kedip berkurang
Jari Infeksi pecah
Lesi bengkok/kaku
Buta Lesi
Mutilasi absorbsi lesi
tulang Infeksi
Mutilasi absorbsi
tulang

(Mansjoer, Arief. 2000 : 65)

14
BAB III
PENGKAJIAN KELUARGA

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Februari 2008 jam 08.30 WIB.


A. DATA UMUM
Identitas kepala keluarga
1. Nama KK : Tn. M
2. Umur KK : 54 th
3. Alamat : Sidorekso ¾ Kaliwungu
4. Pekerjaan : -
5. Pendidikan : SD
6. Susunan Anggota Keluarga :
Sex
No Nama Umur Tgl lahir Pendidikan Pekerjaan Hubungan
(L / P)
1. Tn.M 54 L - SD - Suami
2. Ny.Kh 50 P - SD - Istri
3. Ny.K 33 P - SMP Buruh Anak
4. Ny.S 29 P 16 Mei 78 SMP Wiraswasta Anak
5. An.Si 25 P - SMA Buruh Anak
6. An.M 23 L - SMA Karyawan Anak
7. An.Sa 17 L 14 Feb 91 SMP - Anak
8. An.J 4,5 L 28 Okt 03 TK - Cucu
9. An.L 2,5 P 28 Jan 06 - - Cucu
10. Tn.H 35 L - Sarjana Buruh Menantu
Genogram

X X X X
X X X X X X
X X X X
X

Ket :
X
: Laki-laki : Pasien

: Perempuan : Tinggal dalam satu rumah

X : Meninggal

15
7. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.M termasuk keluarga extended (extended family) yaitu
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, 5 orang anak, 2 cucu dan 1 menantu
dalam keluarga dengan tipe keluarga seperti ini, justru senang sekali
keluarganya bisa berkumpul dalam satu rumah.

8. Suku Bangsa
a. Suami : Suami berasal dari daerah yang sama dengan Ny.Kh
yakni keduanya berasal dari desa Sidorekso, lahir di Sidorekso dan
dibesarkan di Sidoreksp, Kaliwungu.
b. Anak dan cucu : lahir di Sidorekso dan dibesarkan di Sidorekso,
Kaliwungu.
c. Menantu : Lahir di Kediri dan dibesarkan di Kediri, Jatim tapi setelah
menikah tinggal dengan istrinya Sidorekso.
d. Bahasa yang digunakan : Bahasa Jawa.
e. Pantangan : Ny.Kh mengatakan tidak ada pantangan dalam keluarga.

9. Agama
Keluarga Tn.M beragama Islam, kegiatan beribadah (sholat) di rumah 5x
sehari dan sering mengikuti kegiatan keagamaan di masyarakat seperti
pengajian rutin di Masjid sehabis sholat maghrib. Menurut keluarga
kesehatan adalah anugrah dari Allah dan dengan sholat di deritanya.

10. Status sosial Ekonomi keluarga


a. Pendidikan KK : SD
b. Pekerjaan kepala keluarga : Tn.M sudah tidak bekerja.
c. Penghasilan anggota keluarga : Ny.Kh mengatakan kurang tahu
penghasilan dari anak-anaknya.
d. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari : Ny. Kh mengatakan kebutuhan
hidup sehari-hari, yaitu untuk belanja 20.000/hari, untuk membayar
listrik 100.000/bulan dan untuk kebutuhan uang saku anak yang kelima
5.000/hari, semua kebutuhan sehari-hari ditanggung oleh anak-anaknya.
e. Tabungan/asuransi : Ny.Kh mengatakan anaknya mempunyai tabungan
tapi tidak tahu berapa jumlahnya.
f. Barang yang dimiliki keluarga : 2 sepeda motor, lemari es, TV, kipas
angin.

16
11. Aktifitas rekreasi keluarga
Ketua Tn.M tidak pernah rekreasi di luar rumah yang sifatnya formal seperti
pergi ke suatu tempat wisata tapi Ny.Kh mengatakan menonton TV bersama
keluarga sudah merupakan rekreasi yang menyenangkan dan tidak
menghabiskan biaya.

B. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Keluarga Tn.M mempunyai 5 orang anak. Anak No. I sudah berkeluarga dan
tinggal bersama suaminya, anak No. 2,3,4 sudah bekerja, anak No.4,5 belum
bekerja, cucunya yang No.1 sudah sekolah, cucu yang No. 2 belum sekolah,
menantu sudah bekerja dan tinggal bersama dengan keluarga Tn.M.
komunikasi dalam keluarga sangat terbuka tanpa ada permusuhan.

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.


Tugas perkembangan keluarga Tn.M sudah terpenuhi semua yaitu Tn.M
memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dewasa. Mampu mempertahankan hubungan
yang intim dalam keluarga, mampu mempertahankan komunikasi terbuka
antara anak dan orang tua dengan cara menghindari perdebatan, kecurigaan
dan permusahan. Serta peribahan sistem peran dan pengaturan untuk
tumbuh kembang keluarga juga sudah berjalan.

14. Riwayat keluarga inti


Dalam keluarga Tn.M tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan, pada
saat balita anak dan cucunya selalu diimunisasi lengkap, jika Ny.Kh dan
keluarganya sakit serius segera di bawa ke mantri dan puskesmas terdekat
tapi jika sakitnya serius hanya dibelikan jamu atau obat-obat warung saja.

15. Riwayat keluarga sebelumnya.


Ny.Kh mengatakan dalam riwayat keluarganya dan suaminya tidak ada yang
menderita penyakit menular.

C. LINGKUNGAN
16. Karakteristik rumah
a. Status rumah : milik sendiri, luas rumah 9 x 6 m 2 type rumah permanen,
jumlah ruangan 8 ruangan terdiri dari 4 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
ruang TV, 1 ruang makan + dapur, 1 gudang, kamar mandi di samping
rumah, WC di belakang rumah, tidak ada genteng kaca (sudah ada
plafon)

17
b. Ventilasi dan penerangan sudah cukup
c. Persediaan air bersih, kondisi air bersih, tidak berwarna, dan tidak
terasa, air yang digunakan dari sumur bor.
d. Pembuangan sampah : sampah dibuang di belakang rumah, ada lubang
sampah, lalu dibakar.
e. Pembungan air limbah : dialirkan ke belakang rumah.
f. Penggunaan jamban / WC : jenisnya septitank, jarak dengan sumber air
lebih dari 10 m.
g. Lingkungan rumah : banyak terdapat sampah-sampah dan genangan air
di luar rumah, banyak pakaian tergantung di dalam gudang.
Denah rumah

10 Keterangan :
1,2,3,4 : kamar tidur
6 1 2 9 5 : Ruang tamu
U 8 6 : Dapur + ruang makan
7 : ruang TV/ruang keluarga
3 7 8 : Gudang

5 4 9 : Kamar mandi
10 : WC

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a. Adat dan kebiasaan komunitas sekitar : mengadakan “selamatan” untuk
bayi baru lahir, ketika ada yang meninggal atau sedang hajatan dan juga
diadakan pengajian seperti tahlil dan Yasinan pada malam-malam
tertentu.
b. Pola pergaulan keluarga : Ny.Kh mengatakan masyarakat lingkungan
sini akrab dengan tetangga sekitarnya, namun Ny.Kh sendiri jarang
keluar rumah karena sudah lelah setelah masak dan bersih-bersih rumah
sehingga Ny.Kh malas berkumpul dengan tetangganya, tapi tetangganya
sering main ke rumahnya. Untuk anak dan cucunya sering berkumpul
dan bermain dengan teman sebayanya.
c. Persepsi keluarga terhadap komunitas : Ny.Kh mengatakan masyarakat
menurut kami sangat perlu dan besar pengaruhnya, terutama bila ada
yang mengetahui sesuatu bisa saling memberi informasi. Apabila ada
yang sakit baik di rumah maupun di rumah sakit tetangga saling
menjenguk.
d. Pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan yang berkaitan
dengan komunitas : Ny.Kh mengatakan tidak ada masalah kesehatan.

18
e. Karakteristik masyarakatnya termasuk masyarakat dengan hubungan
sosial yang erat dan menjunjung tinggi kegiatan gotong royong dalam
suasana kekeluargaan yang kental.
f. Fasilitas kesehatan terdekat adalah puskesmas yang dapat dijangkau
dengan sepeda motor maupun jalan kaki.

18. Mobilitas geografis keluarga


a. Tn.M dan Ny.Kh berasal dari wilayah yang sama.
b. Alat transportasi di daerah : Ny.Kh mengatakan alat transportasi disini
dengan angkutan umum.
c. Alat transportasi yang biasa digunakan oleh keluarga Tn.M adalah
sepeda motor.

19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.


a. Peran serta keluarga dalam perkumpulan di masyarakat : Ny.Kh
mengatakan tidak pernah mengikuti arisan di wilayahnya.
b. Persepsi keluarga mengenai perkumpulan di masyrakat : Ny.Kh
mengatakan dengan mengikuti perkumpulan di masyarakat, keakraban
dan kerukunan antara anggota masyarakat sehingga informasi mudah
didapat. Ny.Kh sering berkumpul dengan masyarakat sekitarnya pada
saat menunggu sholat Maghrib di masjid, sedangkan anak-anaknya juga
sering berkumpul dengan teman-teman sebaya pada saat libur kerja.

20. Sistem Pendukung Keluarga


a. Sistem pendukung di dalam keluarga : Ny.Kh mengatakan keluarga
sehat semua kecuali saya yang saat ini menjalani rawat jalan di
puskesmas Sidorekso keluarga tidak memiliki tanaman obat keluarga.
b. Sistem pendukung dikomunitas : Ny.Kh mengatakan sistem pendukung
yang ada adalah posyandu balita di wilayah Rwnya setiap bulan sekali
dengan didatangi petugas dari puskesmas.
c. Persepsi keluarga mengenai pentingnya sistem pendukung : Ny.Kh
mengatakan dengan adanya posyandu maka balita tidak mudah terserang
penyakit, dan dengan adanya puskesmas masyarakat tidak jauh untuk
berobat.

19
D. STRUKTUR KELUARGA
21. Pola komunikasi keluarga
a. Cara berkomunikasi antar anggota keluarga bersifat terbuka. Setiap ada
masalah selalu dibicarakan bersama dengan keluarga.
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Ny.Kh mengatakan dalam
mengambil keputusan dilakukan dengan diskusi, dan Tn.M selaku KK
mempunyai peran yang sangat besar dalam proses diskusi.
c. Masalah komunikasi yang dihadapi keluarga saat ini : Ny.Kh
mengatakan selama ini hubungan keluarga kami baik-baik saja dan kami
tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi, setiap anggota
keluarga bebas untuk menyatakan pendapat.

22. Struktur kekuatan keluarga


Ny.Kh menyatakan mampu mengendalikan dan mempengaruhi anak-
anaknya untuk mengubah perilaku yang dianggap tidak baik dengan cara
mempertahankan komunikasi terbuka antara orang tua dengan anaknya
tanpa adanya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan sehingga antar
anggota keluarga bisa saling menghargai.
Keluarga Tn.M merasa mampu untuk merawat diri sendiri dan mampu
memecahkan masalah dengan peran yang besar dari Tn.M selaku KK.

23. Struktur peran (formal dan informalnya)


a. Peran formal Tn.M sebagai kepala keluarga sedangkan peran
informalnya sebagai pendidik dan pelindung.
b. Peran formal Ny.Kh sebagai ibu rumah tangga sedangkan peran
informalnya sebagai pendidik dan pelindung.
c. Peran formal Ny.S, An.Si, An.M, Tn.H sebagai pencari nafkah
sedangkan peran informalnya sebagai pelindung.
d. An.J masih sekolah dan An.L belum sekolah.

24. Nilai dan norma keluarga


Nilai budaya yang diabut keluarga : Ny.Kh mengatakan keluarga menganut
budaya Jawa Tengah, hal ini bisa dicontohkan kebiasaan pada keluarga
sebagai berikut :
a. Pamali makan ditengah pintu dan sambil berdiri.
b. Pemali menyapu rumah pada malam hari.
c. Makan 3x sehari, pada saat makan dilarang bicara.
d. Jangan terlalu sering keluar malam.

20
E. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi afektif
Ny.Kh mengatakan keluarga kami sangat rukun, antar anggota keluarga
saling memiliki, saling membantu dan saling mendukung dalam segala hal
yang positif. Masing-masing merasa bahwa anggota keluarga adalah bagian
yang tidak dapat dipisahkan. Masing-masing merasa sangat akrab, sangat
dekat dan merasa saling membutuhkan.

26. Fungsi sosial


Ny.Kh mengatakan keluarga kami akrab satu sama lain dan mampu
menjalankan kewajiban sesuai dengan perannya masing-masing kecuali
An.Sa yang terkadang masih manja, AN.J yang dan AN.L yang masih manja
juga karena belum bisa melakukan segalanya secara mandiri. Cucu saya
sudah terbiasa dengan saya, saya suka memanjakan dia.

27. Fungsi perawatan keluarga


a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Ny.Kh mengatakan saya sering mendengar istilah penyakit kusta tapi
saya tidak tahu penyebab dan tanda gejala yang pasti dari penyakit
kusta, yang saya ketahui pada kulit penderita itu terlihat putih seperti
panu yang letaknya dan bentuknya tidak sama. Saya kadang masih
bingung sebenarnya penyakit apa sih yang saya derita ini, apa bisa
menular

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang


tepat.
Ny.Kh mengatakan “Saya tidak mengerti kalau ternyata saya terkena
penyakit kusta, saya kira hanya gatal-gatal biasa. Setelah mendapat hasil
laboratorium dari rumah sakit ternyata saya terkena penyakit kusta. Saya
merasa takut kalau penyakit kusta yang saya derita tidak disembuhkan
tetapi setiap bulan sekali saya ke puskesmas untuk kontrol dan
mengambil obat gratis dengan jalan kaki karena jarak rumah saya dekat
dengan puskesmas.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.


Ny.Kh mengatakan di dalam melakukan perawatan diri sendiri dan anak-
anak, jika sakit segera diperiksakan ke mantri terdekat kemudian sakit

21
biasa misalnya pusing, panas saya memberikan obat dari toko/warung
saja. Saya pernah di kasih tau orang kalau penyakit saya menular,
supaya tidak akan menular. Jika saya memasak saya selalu
menggunakan kain tebal untuk mengangkat panci karena saya takut
panas akan membakar luka pada tangan saya dan ke mana-mana saya
selalu memakai sandal karena saya juga takut kalau tertusuk sesuatu di
jalan.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat.


Ny. Kh mengatakan setiap hari saya dan anak selalu membersihkan
rumah. Untuk menguras bak mandi saya lakukan jika sudah ktor atau 1x
dalam seminggi. Pada musim hujan jendela dan pintu gudang selalu saya
buka karena di gudang saya menggantungkan pakaian-pakaian yang
belum kering supaya udara masuk dan pakaian cepat kering, tapi kalau
tidak hujan pintu dan jendela tidak saya buka karean banyak debu-debu
yang masuk ke rumah. Kadang saya malas membersihkan debu itu
karena membuat saya bersin-bersin walaupun rumah terasa pengap tapi
debu tidak ada yang masuk ke rumah.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang


ada di masyarakat.
Ny.Kh mengataka jika saya atau anggota keluarga ada yang sakit maka
biasanya saya bawa ke mantri terdekat atau saya periksakan ke
puskesmas saya yakin obat yang diberikan puskesmas dapat
menyembuhkan penyakit saya maupun keluarga saya.

28. Fungsi Reproduksi


Ny.Kh mengatakan kami dikaruniai 5 orang anak, 2 laki-laki, 3 perempuan.
Setelah kelahiran anak kedua saya pakai KB spiral dan setelah anak ketiga
saya ganti pakai KB suntik. Setelah kelahiran anak kelima umur 1 tahun
saya melakukan operasi pengangkatan kandungan karena dokter
menyatakan ada tumor dalam kandungan saya.

29. Fungsi ekonomi


Ny.Kh mengatakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sandang pangan
disesuaikan dengan panghasilan anak-anaknya, karena selama ini anak-
anaknya yang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sebagai pencari
nafkah.

22
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
30. Stressor jangka pendek
Ny.Kh mengatakan tidak ada stres yang berarti dalam keluarga kami, jika
terjadi konflik dalam keluarga dapat kami selesaikan dengan diskusi
bersama dalam waktu kurang dari 6 bulan.

31. Kemampuan keluarga merespon terhadap situasi/stressor


Ny.Kh mengatakan tidak terganggu dengan masalah yang kadang timbul
pada keluarganya, jika ada permasalahan keluarga bertindak dengan tenang
dalam menyelesaikan masalah.

32. Strategi koping yang digunakan


Ny.Kh mengatakan dengan masalah kesehatan yang terjadi padanya maka
strategi yang digunakan dengan memeriksakan dirinya ke puskesmas
Sidorekso sebulan sekali. Jika suatu saat salah satu anggota keluarga Tn.M
ada yang sedang menghadapi permasalahan maka akan menceritakan
masalahnya dengan orang lain yang dipercaya atau dengan anggota
keluarganya sendiri.

33. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga Tn.M mudah beradaptasi dengan keadaan dengan hal-hal yang
positif.

23
PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

Pemeriksaan Tn.M Ny.Kh Ny.S An.Si An.M


Sistem Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan
Pulmonal 18x/mnt, 18x/mnt, 18x/mnt, 20x/mnt, 18x/mnt,
ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada
seimbang tidak seimbang tidak seimbang tidak seimbang tidak seimbang tidak
ada nyeri dada, ada nyeri dada, ada nyeri dada, ada nyeri dada, ada nyeri dada,
bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas
vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
diseluruh diseluruh lapang diseluruh lapang diseluruh lapang diseluruh lapang
lapang paru paru paru paru paru
Sistem TD : 130/70 TD : 130/80 TD : 120/80 TD : 120/80 TD : 110/70
kardio mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
vaskuler N : 80x/mnt N : 80x/mnt N : 84x/mnt N : 80x/mnt N : 84x/mnt
S : 365 OC, tidak S : 363 OC, tidak S : 365 OC, tidak S : 364 OC, tidak S : 365 OC, tidak
ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, ada nyeri tekan,
bunyi jantung bunyi jantung bunyi jantung bunyi jantung bunyi jantung
murni, tidak murni, tidak ada murni, tidak ada murni, tidak ada murni, tidak ada
ada suara suara tambahan suara tambahan suara tambahan suara tambahan
tambahan CRT CRT < 2 dtk CRT < 2 dtk CRT < 2 dtk CRT < 2 dtk
< 2 dtk
Sistem Tidak ada mati Mati rasa (jari Tidak ada mati Tidak ada mati Tidak ada mati
Neurologi rasa, tidak ada manis, jari rasa, tidak ada rasa, tidak ada rasa, tidak ada
saraf yang tengah, jari saraf yang saraf yang saraf yang
terganggu kelingking) terganggu terganggu terganggu
pada kaki kiri
Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Endokrin pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
tidak di tidak di tidak di temukan tidak di temukan tidak di temukan
temukan tanda temukan tanda tanda penyakit tanda penyakit tanda penyakit
penyakit DM penyakit DM DM DM DM
Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Muskulus kelainan gerak, kelainan gerak, kelainan gerak, kelainan gerak, kelainan gerak,
keletal tidak ada patah tidak ada patah tidak ada patah tidak ada patah tidak ada patah
tulang, tidak tulang, tidak ada tulang, tidak ada tulang, tidak ada tulang, tidak ada
ada nyeri sendi, nyeri sendi, nyeri sendi, ROM nyeri sendi, ROM nyeri sendi, ROM
ROM maksimal ROM maksimal maksimal maksimal maksimal
Pemeriksaan Tn.M Ny.Kh Ny.S An.Si An.M
Sistem Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
Urinaria pinggang, tidak pinggang, tidak pinggang, tidak pinggang, tidak pinggang, tidak

24
ada nyeri pada ada nyeri pada ada nyeri pada ada nyeri pada ada nyeri pada
saat BAK, war- saat BAK, war- saat BAK, warna saat BAK, warna saat BAK, warna
na urine kuning na urine kuning urine kuning urine kuning urine kuning
jernih, BAK orange, BAK jernih, BAK >3x jernih, BAK >4x jernih, BAK >4x
>4x sehari >4x sehari sehari sehari sehari
Siste Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
pencernaan lambung, tidak lambung, tidak lambung, tidak lambung, tidak lambung, tidak
ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran
hepar, BAB hepar, BAB hepar, BAB tidak hepar, BAB tidak hepar, BAB tidak
tidak ada kelu- tidak ada kelu- ada keluhan ada keluhan ada keluhan
han nyeri, tidak han nyeri, tidak nyeri, tidak ada nyeri, tidak ada nyeri, tidak ada
ada hemoroid ada hemoroid hemoroid hemoroid hemoroid
Sistem Kulit bersih, Kulit ada bercak Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih,
integumen warna sawo bercak merah warna kuning warna kuning warna sawo
matang, tidak hampir di langsat, tidak ada langsat, tidak ada matang, tidak ada
ada penyakit seluruh tubuh penyakit kulit penyakit kulit penyakit kulit
kulit dan muka warna
merah muda
Sistem Tidak ditemu- Tidak ditemu- Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan
reproduksi kan tanda-tanda kan tanda-tanda tanda-tanda tanda-tanda tanda-tanda
penyakit kela- penyakit kela- penyakit kelamin, penyakit kelamin penyakit kelamin,
min, tidak ada min, tidak ada tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan
pada inguinal pada inguinal pada inguinal
Masalah Tidak ada kela- Tidak ada kela- Tidak ada kela- Tidak ada kela- Tidak ada kela-
Psikiatri inan kejiwaan, inan kejiwaan, inan kejiwaan, inan kejiwaan, inan kejiwaan,
masih dapat masih dapat dalam memecah- dalam memecah- dalam memecah-
memecahkan memecahkan kan masalah kan masalah kan masalah
masalah dengan masalah dengan dibantu oleh dibantu oleh dibantu oleh
benar, koping benar, koping keluarga keluarga keluarga
mekanisme mekanisme
masih adaptif masih adaptif

25
Pemeriksaan An. Sa An.J An.L Tn.H
Sistem Pernafasan 18x/ Pernafasan 24x/ Pernafasan 24x/ Pernafasan 24x/
Pulmonal mnt, ekspansi mnt, ekspansi mnt, ekspansi mnt, ekspansi
dada seimbang, dada seimbang, dada seimbang, dada seimbang,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
dada, bunyi dada, bunyi dada, bunyi nafas dada, bunyi nafas
nafas vesikuler nafas vesikuler vesikuler vesikuler
diseluruh diseluruh lapang diseluruh lapang diseluruh lapang
lapang paru paru paru paru
Sistem TD : 120/80 N : 96 mmHg N : 96 mmHg TD : 120/70
kardio mmHg S : 367 OC, tidak S : 365 OC, tidak mmHg
vaskuler N : 80x/mnt ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, N : 84x/mnt
S : 365 OC, tidak bunyi jantung bunyi jantung S : 36 OC, tidak
ada nyeri tekan, murni, tidak ada murni, tidak ada ada nyeri tekan,
bunyi jantung suara tambahan suara tambahan bunyi jantung
murni,tidak ada CRT < 2 dtk CRT < 2 dtk murni,tidak ada
suara tambahan suara tambahan
CRT <2 dtk CRT <2 dtk
Sistem Tidak ada mati Tidak ada mati Tidak ada mati Tidak ada mati
Neurologi rasa, tidak ada rasa, tidak ada rasa, tidak ada rasa, tidak ada
saraf yang saraf yang saraf yang saraf yang
terganggu terganggu terganggu terganggu
Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Endokrin pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid,
tidak ditemukan tidak ditemukan
tanda penyakit tanda penyakit
DM DM
Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Muskulos kelainan gerak, kelainan gerak, kelainan gerak, kelainan gerak,
keletal tidak ada patah tidak ada patah tidak ada patah tidak ada patah
tulang, tidak tulang, tidak ada tulang, tidak ada tulang, tidak ada
ada nyeri sendi nyeri sendi nyeri sendi ROM nyeri sendi ROM
ROM maksimal ROM maksimal maksimal maksimal

26
Pemeriksaan An. Sa An.J An.L Tn.H
Sistem Tidak ada nyeri Warna urine Warna urine Tidak ada nyeri
Urinaria pinggang, tidak kuning jernih, kuning jernih, pinggang, tidak
ada nyeri pada BAK >4x sehari BAK >5x sehari ada nyeri pada
saat BAK, war- saat BAK, warna
na urine kuning urine kuning
jernih, BAK jernih, BAK >3x
>3x sehari sehari
Siste Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
pencernaan lambung, tidak lambung, tidak lambung, tidak lambung, tidak
ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran
hepar, BAB hepar, BAB hepar, BAB 1x hepar, BAB tidak
tidak ada kelu- tidak ada kelu- sehari ada keluhan
han nyeri, tidak han nyeri, tidak nyeri, tidak ada
ada hemoroid ada hemoroid hemoroid BAB
BAB 1x sehari BAB 1x sehari 1x sehari
Sistem Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih,
integumen warna sawo warna kuning warna kuning warna sawo
matang, tidak langsat, tidak langsat, tidak ada matang, tidak ada
ada penyakit ada penyakit penyakit kulit, penyakit kulit
kulit kulit ada toh dipelipis
muka bagian
kanan
Sistem Tidak ditemu- Tidak ditemu- Tidak ditemukan Tidak ditemukan
reproduksi kan tanda-tanda kan tanda-tanda tanda-tanda tanda-tanda
penyakit kela- penyakit kela- penyakit kelamin, penyakit kelamin,
min, tidak ada min, tidak ada tidak ada tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
pada inguinal pada inguinal pada inguinal pada inguinal
Masalah Tidak ada kela- Tidak ada kela- Tidak ada kela- Tidak ada kela-
Psikiatri inan kejiwaan, inan kejiwaan, inan kejiwaan, inan kejiwaan,
masih dapat masih dibantu masih dibantu masih dapat
memecahkan oleh keluarga oleh keluarga memecahkan
masalah dengan dalam dalam masalah dengan
benar, koping memecahkan memecahkan benar, koping
mekanisme masalah masalah mekanisme masih
masih adaptif adaptif

Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan.


Ny. Kh mengatakan saya berharap petugas kesehatan dapat menyembuhkan
penyakit yang saya derita, dan memberikan obat yang lebih manjur dibandingkan
obat yang telah diberikan saat ini.
MASALAH KESEHATAN

27
1. Kusta
Ds : Ny. Kh mengatakan saya sering mendengar istilah penyakit kusta tapi
saya tidak tahu penyebab dan tanda gejala yang pasti dan penyakit kusta
yang saya tahu pada penderita kusta pada kulit terlihat putih seperti
panu.
Saya kadang masih bingung sebarnya penyakit apa sih yang saya derita
ini, apa bisa menular ?
Do : - Pasien menggelengkan kepala saat di tanya penyebab dan tanda gejala
penyakit kusta serta penularannya.
- Pasien bertanya penyebab dan tanda gejala penyakit kusta, serta cara
penularannya

2. Lingkungan
Ds : Ny. Kh mengatakan kalau tidak hujan pintu dan jendela tidak saya buka
karena banyak debu-debu yang masuk kerumah, kadang saya malas
membersihkan debu itu karena membuat saya bersin-bersin, walaupun
rumah tangga terasa pengap tapi saya merasa nyaman tidak ada debu
yang masuk rumah.
Do : - Jendela rumah pasien tidak di buka.
- Rumah pasien terasa pengap dan lembab
- Pencahayaan kurang

28
SKALA PRIORITAS

Masalah 1 : Kusta

No Kriteria Bobot Skore Pembenaran


1. Sifat masalah 1/3 x 1 1/3 Keluarga Tn.M terutama Ny/Kh dapat
krisis mengenal dan mengetahui penyebab,
tanda gejala dan penularan penyakit kusta
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Adanya fasilitas pelayanan kesehatan di
masalah dapat Puskesmas, dana memadai dan keluarga
dirubah mudah Tn.M terutama Ny.Kh dapat meluangkan
waktu menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat
3. Potensi 3/3 x 1 1 Dengan tingkat pendidikanyang cukup
masalah untuk tinggi pada keluarga Tn.M maka akan
dicegah tinggi lebih mudah mengerti dan faham jika
diberikan pendidikan kesehatan oleh
petugas kesehatan
4. Menonjolnya ½x1 ½ Keluarga Tn.M terutama Ny.Kh sudah
masalah ada mengetahui adanya penyakit tapi Ny.Kh
masalah tidak hanya mengganggap itu penyakit gatal
perlu segera di biasa
tangani
Jumlah 3 5/6

29
Masalah 2 : Lingkungan

No Kriteria Bobot Skore Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Pencahayaan di rumah keluarga Tn.M
ancaman cukup sehingga tingkat kelembaban
kesehatan menjadi rendah
2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Ventilasi rumah harus dibuka agar udara
masalah dapat dapat masuk kedalam rumah sehingga
dirubah tidak menjadi tempat berkembangbiaknya
sebagian bakteri
3. Potensi 3/3 x 1 1 Ny. Kh dalam masa pengobatan selama 4
masalah untuk bulan sehingga reaksi kusta menjadi lebih
dicegah tinggi pasif
4. Menonjolnya 0/2 x 1 0 Keluarga Tn.M terutama Ny.Kh tidak
masalah tidak merasa kalau pencahayaan di rumahnya
di rasa kurang karena ventilasi tidak dibuka
Jumlah 2 2/3

30
ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah Keperawatan


1. Ds: Ny. Kh mengatakan “secara sering Kurang pengetahuan pada keluarga
mendengar istilah penyakit kusta Tn.M khususnya Ny.Kh tentang
tapi saya tidak tahu penyebab dan penyakit kusta berhubungan dengan
tanda gejala yang pasti dari ketidakmampuan keluarga Tn.M
penyakit kusta yang saya tahu pada dalam mengenal masalah kesehatan
penderita kusta pada kulit terlihat
putih seperti paru”
“Saya kadang masih binggung
sebenarnya penyakit apa sih yang
saya derita ini, apa bisa menular?
Do: - Pasien menggelengkan kepala
saat ditanya penyebab dan tanda
gejala penyakit kusta
- Pasien bertanya penyebab dan
tanda gejala
- Penyakit kusta
2. Ds: Ny. Kh mengatakan “kalau tidak Resti penularan penyakit kusta pada
hujan pintu dan jendela tidak saya keluarga Tn.M berhubungan dengan
buka karena banyak debu-debu ketidakmampuan keluarga Tn.M
yang masuk kerumah kadang saya khususnya Ny.Kh dalam
malas membersihkan debu itu memodifikasi lingkungan yang sehat
karena membuat saya bersin-
bersin, walaupun rumah terasa
pengap tapi saya merasa nyaman
tidak ada debu yang masuk rumah”
Do: - Jendela rumah pasien tidak di
buka
- Rumah pasien terasa pengap dan
lembab
- Pencahayaan kurang

No Tujuan Evaluasi

31
Diagnosa Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan Keperawatan
1. Kurang Setelah di Setelah 1x30 Respon 1. Pengertian 1. Diskusikan
pengetahuan berikan mnt pertemuan verbal penyakit dengan
pada keluarga pendidikan keluarga kognitif kusta keluarga
Tn.M khususnya kesehatan mampu adalah : tentang
Ny.Kh tentang selama 1x30 mengenal penyakit pengertian,
penyakit kusta menit masalah menular tanda
berhubungan ketidaktahuan penyakit kusta : yang gejala dan
dengan pada keluarga 1. Menyebutkan menahun dan penyebab
ketidakmampuan Tn.M dapat pengertian di sebabkan kusta
keluarga Tn.M diatasi kusta oleh kuman 2. Berikan
dengan 2. Menyebutkan kusta yang kesempatan
mengenal penyebab menyerang keluarga
masalah kusta kulit untuk
kesehatan 3. Menyebutkan 2. Tanda dan bertanya
tanda gejala gejala penya- hal yang
kusta kit kusta: kurang
awalnya jelas
penderita 3. Tanyakan
tidak merasa kembali hal
terganggu, yang telah
ada bercak didiskusi
putih seperti kan
panu atau 4. Beri reinfor
bercak cement
kemerahan, postif atas
hilang rasa jawaban
3. Penyebab keluarga
kusta: kuman yang benar
kusta
(mycobac
teriumleprae)
2. Resti penularan Setelah diberi Setelah 1x30 Respon 1. cara 1. Diskusikan
penyakit kusta kan menit verbal penularan dengan
pada keluarga pendidikan pertemuan kognitif kusta : keluarga
Tn.M kesehatan keluarga tentang

32
berhubungan dan tindakan mampu : melalui cara
dengan medis selama 1. Menyebutkan lendir penularan
ketidakmampuan 1x30 menit cara hidung kusta
keluarga Tn.M reseti penularan dankontak 2. Berikan
khususnya penularan kusta kulit yang kesempatan
Ny.Kh dalam penyakit 2. Mengetahui lama, serta keluarga
memodifikasi kusta dapat lama kelembaban untuk
lingkungan yang segera di pengobatan lingkungan bertanya
sehat cegah dan dosisnya 2. Pengobatan hal yang
dengan obat kurang
kombinasi, jelas
lama 3. Tanyakan
pengobatan kembali hal
12 dosis yang telah
diminum didiskusika
selama 12 n
bulan utnuk 4. Beri reinfor
kusta basah cement
positif atas
jawaban
keluarga
yang benar

33
Diagnosa
No Hari / Tgl Implementasi Evaluasi TTD
Keperawatan
1. Sabtu Kurang pengeta 1.Mendiskusikan S : Keluarga Tn.M
23-2-08 huan pada dengan keluarga mengatakan sudah
keluarga Tn.M Tn.M tentang mengetahui pengertian,
tentang penyakit pengertian kusta penyebab dan tanda
kusta b.d 2.Mendiskusikan gejala kusta
ketidakmampuan dengan keluarga O : 1. Keluarga
keluarga Tn.M Tn.M tentang menjelaskan tentang
dengan mengenal penyebab kusta pengertian penyakit
masalah kesehatan 3.Mendiskusikan kusta yaitu penyakit
dengan keluarga menular yang
Tn.M tentang menahun dan
tanda gejala kusta disebabkan oleh
kuman kusta yang
menyerang kulit
2. Keluarga
menyebutkan
penyebab penyakit
kusta yaitu kuman
lepra
(mycobacterium
leprae)
3. Keluarga
menyebutkan tanda
dan gejala penyakit
kusta yaitu :
awalnya penderita
tidak merasa
terganggu , ada
bercak putih seperti
panu atau bercak
kemerahan dan
hilang rasa
A : Masalah teratasi

No Hari / Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD

34
Keperawatan
1. Sabtu Resti penularan 1. Mendiskusik S : Keluarga Tn.M
23-2-08 penyakit kusta an dengan keluarga mengatakan sudah
pada keluarga Tn.M tentang cara mengetahui cara
Tn.M b.d ketidak penularan penyakit penularannya penyakit
mampuan kusta kusta dan lama
keluarga Tn.M 2. Menjelaskan pengobatan serta dosis
khususnya Ny.Kh pada keluarga O : 1. Keluarga
dalam Tn.M tentang lama menyebutkan cara
memodifikasi pengobatan dan penularan penyakit
lingkungan yang dosisnya kusta yaitu : kontak
sehat kulit yang lama
serta kelembaban
lingkungan
2. Keluarga
menjelaskan lama
pengobatan dan
dosis yaitu :
pengobatan dengan
obat kombinasi
lama pengobatan 12
dosis diminum
selama 12 bulan
A : Masalah teratasi

35
BAB IV
PEMBAHASAN

Sesuai dengan teori penyakit kusta mengenai cara penularan dan pengobatan
yaitu :
Cara penularan melalui :
a. Pernafasan (lendir hidung)
b. Kontak kulit yang lama
c. Kelembaban lingkungan
Dapat dicegah dengan :
a. Pendidikan kesehatan pada keluarga, pasien dan lingkungan
b. Pengobatan :
- 6 dosis di minum untuk 6 bulan pada kusta kering (PB)
- 12 dosis diminum untuk 12 bulan pada kusta basan (MB)

Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit kusta


dan tingkat keberhasilan pengobatan :
a. POD (Preventife Of Desibility)
Dilakukan satu bulan sekali
b. Mengambil apusan kulit (Test BTA)

Pada kasus keluarga Tn.M khususnya Ny. Kh, umur 50 tahun, alamat
Sidorekso oleh manajemen Puskesmas telah dilakukan :
a. Pendidikan kesehatan 1 kali pada awal pemeriksaan dan pembagian leaflet pada
masyarakat sekitar.
b. Pemberian obat gratis paket MB12 dosis diminum untuk 12 bulan yang diberikan
sebulan sekali dan dengan pemeriksaan POD di Puskesmas untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pengobatan.
c. Mengambil sampel Apusan kulit (test BTA) tidak dilakukan karena kusta pada
Ny. Kh sudah tidak aktif, berdasarkan test BTA yang sudah dilakukan selama dia
berada di rumah sakit pada saat rawat inap sebelum menjalani pengobatan di
Puskesmas.
Dari hasil manajemen yang dilakukan Puskesmas pada Ny.Kh yang telah
dilakukan selama 4 bulan keadaan Ny.Kh sudah lebih baik dengan bukti-bukti mati
rasa sudah berkurang (kurang rasa), luka/lesi pada kulit sudah menyerupai kulit
semula.

36
BAB V
PENUTUP

Dalam bab ini, penulis memberikan kesimpulan dan saran tentang asuhan
keperawatan keluarga Tn.M dengan masalah kusta pada Ny.Kh.
A. Kesimpulan
1. Dalam asuhan keperawatan keluarga Tn.M pada Ny.Kh dengan masalah
kusta terdapat adanya kurang pengetahuan keluarga dan resiko tinggi
penularan terhadap penyakit kusta pada keluarga Tn.M khususnya Ny.Kh.
Masalah keperawatan tetap yaitu ketidakmampuan keluarga didalam
mengenal masalah dan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
yang sehat.
Dengan adanya masalah keperawatan tersebut penulis dapat menekankan
intervensi yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga
Tn.M tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, cara penularan,
pengobatan penyakit kusta.
2. Dalam proses pemberian asuhan keperawatan keluarga Tn.M pada Ny.Kh
dengan kusta terdapat habatan antara lain : sulitnya anggota keluarga untuk
berkumpul, tingkat pendidikan dan tingkat pemahaman pasien dan keluarga.

B. Saran
1. Puskesmas atau tim pelayanan kesehatan lain seperti rumah sakit sebagai
pihak rujukan, sebaiknya memantau dan memperhatikan keluarga dan
daerah yang memiliki resiko tinggi akan terjadinya keluarga penyakit kusta.
2. Petugas kesehatan terdekat sebaiknya kadang-kadang melakukan kunjungan
rumah ke rumah untuk melakukan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan
rumah.

37
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Jilid 2 : FKUI : Jakarta.

www.com.medicaster

38

Vous aimerez peut-être aussi