Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah.
Setiap individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan
masalahnya, tapi jika ada sebagian manusia yang tidak dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri akan dapat mengakibatkan gangguan
jiwa. Ternyata dampaknya mampu menimbulkan dampak yang sangat
besar dan berpengaruh terhadap kesehatan jiwa seseorang yang tidak dapat
mengantisipasi gejala yang timbul. Seseorang dianggap jiwanya sehat jika
mereka mampu memainkan peran dalam masyarakat dan perilaku mereka
yang pantas dan adaptif. Sebaliknya, seseorang dianggap jiwanya sakit
jika gagal memaikan peran dan memikul tanggung jawab atau perilakunya
tidak pantas (Videback, 2008)
Kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja
secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Kesehatan jiwa adalah bahwa sehat-sakit dan adaptasi-maladaptasi
merupakan konsep yang berbeda, tiap konsep berada pada rentang yang
terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang
adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut pandang keperawatan. Jadi,
seseorang yang mengalami sakit baik fisik maupun jiwa dapat beradaptasi
terhadap keadaan sakitnya. Sebaiknya, seseorang yang tidak didiagnosis
sakit mungkin memiliki respon koping yang maladaptif. Kedua rentang ini
menggambarkan model praktek keperawatan dan medis yang saling
melengkapi (Stuarat, 2007).
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah Bagaimana
Asuhan Keperawatan pada Tn. Y di Ruang Rajawali Dengan Gangguan
Harga Diri Rendah Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat?.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan
masalah utama gangguan konsep diri: harga diri rendah secara optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien Harga Diri Rendah.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
Harga Diri Rendah.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Harga
Diri Rendah.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan
Harga Diri Rendah.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga
klien dengan Harga Diri Rendah.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi dan pemecahan masalah dalam keperawatan jiwa
khusunya tentang asuhan keperawatan tentang gangguan Harga Diri
Rendah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan
terhadap pasien dengan gangguan Harga Diri Rendah.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Masalah Keperawatan
Harga Diri Rendah
b. Kronik
Yaitu perasaan negatiF terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive,
kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis
atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
4. Rentang Respons
Respon Respon
Adaptif Maladaftif
5. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri tang tidak elastis.
6. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
hilangnya sebagian anggta tubuh, berubahnya penampilan atau bentu
tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktifitas. Gangguan
konsep diri harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situsional
maupun kronis.
Situasional. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang
terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul
secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan,
menjadi korban perkosaan atau menjadi narapidana sehingga harus
masuk penjara. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan
alat bantu yang membuat klien yang tidak nyaman, harapan yang tidask
tercapai akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
Kronik. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya
sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatiff sebelum dirawat
dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
10
C. Pohon Masalah
Risiko tinggi perilaku kekerasan
↑
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
↑
Isolasi sosial
↑
↑
Koping individu tidak efektif
Bagan 2.2 Pohon Masalah Harga Diri Rendah
Objektif :
Mengkritik diri sendiri
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimistis
Tidak menerima pujian
Penurunan produktifitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapi
Berkurang selera makan
Tidak berani menatap lawan bicara
Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah
F. Diagnosis Keperawatan
Harga Diri Rendah
Harga Diri Sp 1 : Setelah ... x interaksi, klien Diskusikan bahwa klien Aspek positif
Rendah Klien dapat mampu mengidentifikasi : masih memiliki penting untuk
mengidentifikasi Kemampuan yang dimiliki sejumlah kemampuan meningkatkan
kemampuan dan klien dan aspek positif seperti percaya diri
aspek-aspek positif Aspek positif yang kegiatan klien dirumah , serta harga diri.
yang dimiliki nya dimiliki klien adanya keluarga dan
lingkungan terdekat
klien.
Beripujian yang
realitas/nyata dan
hindarkan setiap kali
15
16
16
17
Sp 1 :
Klien dapat Setalah ... x interaksi, klien Diskusikan dengan
menentukan kegiatan mampu menentukan klien beberapa aktivitas
yang akibat dilatih kegiatan yang akan dilatih yang dapat dilakukan Menghindari
sesuai dengan sesuai dengan kemampuan dan dipilih sebagai adanya
kemampuan klien klien. kegiatan yang akan kehilangan/
klien lakukan sehari- perubahan peran
hari. akibat perasaan
Bantu klien menetapkan hdr yang dialami
aktivitas mana yang klien serta
dapat klien lakukan mencari
secara mandiri, mana alternatif koping
aktivitas yang untuk
memerlukan bantuan meningkatkan
minimal dari keluarga, harga diri.
dan aktivitas apa saja
yang perlu dibantu Meningkatkan
penuh dari keluarga pengetahuan
atau lingkungan klien akan
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
aktivitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga diri klien.
22
23
23
24
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DENGAN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG RAJAWALI RUMAH SAKIT JIWA
PROVINSI JAWA BARAT
A. Pengkajian
1. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
a. Identitas Klien
Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 28 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Kp. Panirapan Rt. 03/03 Ds. Panyirapan
Kec. Kotawaringin Kab. Bandung
No. RM : 073241
Tanggal Masuk : 03 Januari 2019
Tanggal Pengkajian : 08 Januari 2019
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Panirapan Rt. 03/03 Ds. Panyirapan
Kec. Kotawaringin Kab. Bandung
*Data dari Rekam Medis
2. Alasan Masuk
Menurut data rekam medis, Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk
RS klien merusak rumah, mudah tersinggung, bicara kacau, curiga, tidur
kurang, makan kurang, Aktivitas berkurang, kadang mengancam. Sudah
sakit kurang lebih 3 tahun yang lalu.
Masalah keperawatan : Resiko Perilako Kekerasan
25
Klien dibawa ke RSJ oleh dua orang hansip dan satu orang yang
tidak dikenal dengan alasan tidak tahu, selama di rumah klien
mengatakan selalu meluapkan amarahnya dengan melempar barang dan
pergi dari rumah.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 08 Januari 2019, klien
mengatakan sudah tidak merasa marah lagi, merasa sedih karena dibawa
ke RSJ. Selama diruangan klien terlihat tenang, murung, sedikit menjauh
bila didekati dan selalu jongkok dibawah jendela sambil melamun.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial,
3. Faktor Predisposisi *
Masalah rumah dengan orang tua/Bapak (cerai).
4. Faktor Presipitasi*
Merusak, karena kesal.
5. Keadaan Fisik
Tanggal 09 Januari 2019
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,7 oC
Respirasi : 22x/menit
Keluhan Fisik : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
26
6. Psikososial
a. Genogram*
KET :
: Laki-laki - - - : Tinggal Serumah
: Perempuan K : Klien
2) Identitas
Klien menyadari dan menerima bahwa dirinya seorang laki-laki,
merasa tidak berguna sebagai seorang laki-laki karena belum
memiliki pekerjaan yang tetap.
3) Peran
Klien mengatakan pernah bekerja sebagai kuli bangunan, klien saat
ini tidak memiliki pekerjaan tetap, belum menikah karena belum
mempunyai pekerjaan tetap.
4) Ideal Diri
Klien mengatakan sepulang dari RS Jiwa ingin mendapatkan
pekerjaan sebagai kuli bangunan agar dapat banyak uang untuk
mencukupi kebutuhannya, klien ingin menikah.
5) Harga Diri
Klien mengatakan merasa tidak berguna dan merasa tidak dihargai
oleh kakak, adik, dan ibunya karena tidak mempunyai
pekerjaannya dan tidak dapat menghasilkan uang.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang Berarti
Klien mengatakan tidak ada orang yang berarti
2) Peran Serta dalam Kegiatan Kelompok/Masyarakat
Klien mengatakan pernah membantu kegiatan 17 Agustus di
kampungnya sekali saat masih remaja, klien tidak pernah
mengikuti kegiatan/kelompok dirumah.
3) Hambatan dalam Berhubungan dengan Orang Lain
Klien mengatakan jarang mengobrol dengan orang lain, alasan
tidak ada gunanya.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan beragama islam.
28
2) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan selama di RSJ tidak pernah sholat karena klien
merasa dirinya kotor.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7. Status Mental
a. Penampilan
Pada saat dilakukan pengkajian klien terlihat tidak rapih, salah satu
celana klien terlihat digulung, rambut gondrong, kuku panjang
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
b. Pembicaraan
Pada saat dilakukan pengkajian, intonasi bicara klien lambat,
inkoheren.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
c. Aktivitas Motorik
Pada saat dilakukan pengkajian klien tampak lesu, terlihat melamun
sambil jongkok dibawah jendela
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
d. Afek
Pada saat dilakukan pengkajian, afek klien datar.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
e. Alam Perasaan
Pada saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan sedih karena tidak
berguna dan merasa tidak dihargai oleh kakak, adik, dan ibunya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
f. Interaksi selama Wawancara
Pada saat dilakukan pengkajian, kontak mata klien kurang, menunduk,
mengalihkan tatapan mata dan perlahan mundur
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
g. Persepsi
Selama wawancara klien mengatakan tidak pernah mendengar,
melihat, meraba, mengecap hal/sesuatu yang aneh
29
2) Bawah
Kedua kaki tampak simetris, jari kaki tidak terdapat polidaktili dan
sindaktili.
e. Integumen
Kuku tampak kotor dan panjang, kulit kering dan kotor, CRT <2
detik.
10. Aspek Medis *
a. Diagnosa Medis :Resiko Perilaku Kekerasan (IGD)
Gangguan Bipolar ep. Manik + psikotik (IGD)
F31.9 (Bipolar affectif Disorder (Rajawali))
b. Theraphy :
1) IGD : Zyprexa (injek) 1 ampul (IM) (s/d tanggal 6-1-2019)
Depacote 500mg (0.0.1)
2) Ruang Rajawali & Perkutut : Sertraline 50 mg (1.0.0)
Risperidone 2 mg (1.0.1)
Lorazepam 2 mg (0.0.1/2)
11. Daftar Masalah Keperawatan
a. Harga diri rendah
b. Isolasi sosial
c. Resiko Perilaku kekerasan
d. Defisit Perawatan Diri
DO :
- Kliem terlihat tidak rapih,
rambut gondrong, salah satu
celana klien terlihat digulung.
- Intonasi bicara klien lambat,
inkoheren
- Lesu, klien terlihat melamun
sambil berjongkok di bawah
- Afek datar
- Klien terlihat murung dan terlihat
sedih
- Kontak mata kurang selama
bercerita.
- Klien menunduk, mengalihkan
tatapan mata dan perlahan
mundur
DO :
- Apatis (Acuh terhadap
lingkungan)
- Klien terlihat tidak rapih, salah
satu celana terlihat digulung
sebelah, rambut gondrong
DO : -
35
36
yang negatif.
Sp 1 :
Klien dapat menilai Setelah 6 x pertemuan, Diskusikan dengan Mencari cara
kemampuan yang klien mampu menilai klien kemampuan yang yang konstruktif
masih dapat kemampuan yang masih masih dapat digunakan dan menunjukan
dilakukan dapat dilakukan saat ini setelah potensi yang
mengalami masalah. dimiliki klien
Bantu klien untuk mengubah
menyebutkan nya dan dirinya menjadi
memberi penguatan lebih baik dan
terhadap kemampuan berharga .
diri yang diungkapkan
klien.
Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif.
36
37
Sp 1 :
Klien dapat Setalah 6 x pertemuan, Diskusikan dengan Menghindari
menentukan kegiatan klien mampu menentukan klien beberapa aktivitas adanya
yang akibat dilatih kegiatan yang akan dilatih yang dapat dilakukan kehilangan/
sesuai dengan sesuai dengan kemampuan dan dipilih sebagai perubahan peran
kemampuan klien klien. kegiatan yang akan akibat perasaan
klien lakukan sehari- hdr yang dialami
hari. klien serta
Bantu klien menetapkan mencari
aktivitas mana yang alternatif koping
dapat klien lakukan untuk
secara mandiri, mana meningkatkan
aktivitas yang harga diri.
memerlukan bantuan
minimal dari keluarga, Meningkatkan
dan aktivitas apa saja pengetahuan
yang perlu dibantu klien akan
penuh dari keluarga mekanisme
atau lingkungan koping yang
37
38
38
39
39
40
klien melakukan
aktivitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga diri klien.
Sp 2 :
Jadwal kegiatan Setelah 6 x pertemuan, Evaluasi jadwal harian Evaluasi jadwal
harian klien klien dapat klien oleh perawat harian klien oleh
terevaluasi oleh ,mengaevalusasi kegiatan perawat akan
perawat hariannya membantu
perawat untuk
melihat
perkembangan
harga diri klien
Sp 2:
Klien dapat melatih Setelah 4x pertemuan, Latih kemampuan Menghargai
kemampuan kedua klien dapat melatih kedua klien yang dapat kemampuan
yang dapat kemampuan kedua yang dilakukan klien serta
dilakukan dapat dilakukan menunjukan
40
41
kemampuan
yang klien
miliki selain
kemampuan
sebelumnya.
Sp 2 :
Menganjurkan klien Setelah 4x pertemuan, Anjurkan klien untuk Memasukan
memasukan dalam klien dapat memasukan memasukan kegiatan ke
jadwal kegiatan dalam jadwal kegiatan kemampuan kedua dalam jadwal
hariannya. harian kedalam jadwal harian
kegiatan harian. merupakan
proses untuk
membiasa klien
melakukan
aktivitas rutin
41
42
P : Intervensi diulang :
Pr : Melatih kegiatan
yang akan dilakukan
43
sesuiai dengan
kemampuan klien
Pr:Melatih
kemampuan yang
dipilih (Melipat
selimut)
Pr : Memberikan
pujian yang wajar dari
perawat untuk
kegiatan yang dapat
dilakukannya.
K: Memasukan
kegiatan yang dilatih
kedalam jadwal
kegiatan harian.
(Latihan melipat
selimut)
P : Intervensi diulang :
Pr : Melatih ulang
kemampuan yang
dipilih (melatih main
catur)
Pr : Memberikan
pujian yang wajar dari
perawat untuk
kegiatan yang dapat
dilakukannya.
K : Memasukan
kegiatan yang dilatih
kedalam jadwal
kegiatan harian. (latih
bermain catur)
*tanggal 11-01-2019,
dinas di rehabilitasi.
TTD
3 - “Kelompok
11-01-2019 Rehabilitasi 2
Rajawali”
P : Intervensi dilanjutkan ke
SP 2 :
46
Pr :Mengevaluasi
jadwal harian klien.
Pr :Melatih
kemampuan kedua
yang dapat dilakukan
(membersihkan kamar
mandi)
K: Menganjurkan
klien memasukan
dalam jadwal kegiatan
hariannya.
*Tgl 13-01-2019
Libur
- TTD
5 Minggu, 13-01-2019 Libur “Kelompok
2
Rajawali”
P : Intervensi dilanjutkan :
Pr :Melatih
kemampuan kedua
yang dapat dilakukan
(membersihkan kamar
mandi)
K:Menganjurkan klien
memasukan dalam
jadwal kegiatan
hariannya.
*Tgl 15-01-2019 dinas
di Rawat Jalan
Dewasa
7 TTD
- Selasa. 15-01-2019 Rawat Jalan Dewasa “Kelompok
2
Rajawali”
TTD
8 Harga Rabu , 16-01-2019 Rabu, 16-01-2019 “Kelompok
Diri Jam 15.15 WIB Jam 15.30 WIB 2
Rendah Sp 2 Rajawali”
SP 2 Mengevaluasi S : “Saya ingin bisa
jadwal harian membersihkan kamar
klien oleh mandi”
perawat O : Klien dapat
Melatih memasukkan
kemampuan kegiatannya dalam
jadwal harian
kedua yang dapat
(membersihkan kamar
dilakukan mandi).klien terlihat
Menganjurkan tenang, terarah, dapat
klien memasukan bersosialisasi, rapih.
dalam jadwal Kotak mata (+), intonasi
kegiatan suara normal, terlihat
hariannya. ceria.
A : Masalah teratasi :
(Klien mampu
mengevaluasi jadwal
harian klien oleh
perawat)
(Klien mampu melatih
kemampuan kedua yang
48
dapat dilakukan)
(Perawat menganjurkan
klien memasukan dalam
jadwal kegiatan
hariannya.)
P : Intervensi dihentikan,
pasien pulang pukul
17.45
Keterangan :
Pr : Perawat
K: Klien
49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri rendah merupakan suatu keadaan yang mengganggu konsep
diri seorang individu. Harga diri rendah itu sendiri merupakan suatu
evaluasi diri dan perasaan tidak berharga, tidak berarti tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adapun tanda dan gejala harga diri rendah diantaranya: Mengkritik
diri sendiri, Perasaan tidak mampu, Pandangan hidup yang pesimistis, Tidak
menerima pujian, Penurunan produktivitas, Penolakan terhadap kemampuan
diri, Kurang memperhatikan perawatan diri, Berpakaian tidak rapi, Selera
makan berkurang, Tidak berani menatap lawan bicara, Lebih banyak
menunduk dan Bicara lambat dengan nada suara lemah.
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara Situasional
yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. dan yang kedua yaitu gangguan diri atau harga diri rendah
Kronik yaitu perasaan negatiF terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ.
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal
diri tang tidak elastis. sedangkan faktor presipitasinya Faktor presipitasi
terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian anggta tubuh,
berubahnya penampilan atau bentu tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktifitas. Gangguan konsep diri harga diri rendah kronis
ini dapat terjadi secara situsional maupun kronis.
50
B. Saran
Bermutu atau tidaknya pelayanan keperawatan disuatu rumah sakit
sangat bergantung pada kerjasama antar perawat dan mahasiswa itu sendiri.
Apabila tidak adanya hubungan yang baik antara sesame anggota klien baik
itu perawat dengan mahasiswa maupun tenaga medis lainnya maka akan
sulit membangun kepercayaan masyarakat (klien) dalam asuhan
keperawatan yang diberikan. Agar kinerja dalam keperawatan berjalan
dengan efektif maka seorang perawat dan mahasiswa juga perlu memahami
setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan asuhan keperawatan juga dapat
dilakukan dengan lancar.