Vous êtes sur la page 1sur 50

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah.
Setiap individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan
masalahnya, tapi jika ada sebagian manusia yang tidak dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri akan dapat mengakibatkan gangguan
jiwa. Ternyata dampaknya mampu menimbulkan dampak yang sangat
besar dan berpengaruh terhadap kesehatan jiwa seseorang yang tidak dapat
mengantisipasi gejala yang timbul. Seseorang dianggap jiwanya sehat jika
mereka mampu memainkan peran dalam masyarakat dan perilaku mereka
yang pantas dan adaptif. Sebaliknya, seseorang dianggap jiwanya sakit
jika gagal memaikan peran dan memikul tanggung jawab atau perilakunya
tidak pantas (Videback, 2008)
Kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja
secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Kesehatan jiwa adalah bahwa sehat-sakit dan adaptasi-maladaptasi
merupakan konsep yang berbeda, tiap konsep berada pada rentang yang
terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang
adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut pandang keperawatan. Jadi,
seseorang yang mengalami sakit baik fisik maupun jiwa dapat beradaptasi
terhadap keadaan sakitnya. Sebaiknya, seseorang yang tidak didiagnosis
sakit mungkin memiliki respon koping yang maladaptif. Kedua rentang ini
menggambarkan model praktek keperawatan dan medis yang saling
melengkapi (Stuarat, 2007).
2

Gangguan jiwa merupakan respon maladaptif individu berupa


perubahan fungsi psikologis atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma
lokal dan budaya setempat yang menyebabkan timbulnya penderitaan dan
hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Seseorang lebih berpotensi
mengalami gangguan jiwa jika tidak menyeseuaikan diri dengan
lingkungan (Keliat, 2006). Salah satu gangguan jiwa yang terdapat di
seluruh dunia adalah gangguan jiwa Harga Diri Rendah. Harga diri rendah
itu sendiri merupakan suatu penilaian subjektif individu terhadap dirinya.
Jumlah penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. WHO (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia
mengalami gangguan mental, sekitar 10% adalah orang dewasa dan 25%
penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu
selama hidupnya. Gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara
keseluruhan dan kemungkinan akan berkembang menjadi 25% di tahun
2030.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah
penderita gangguan jiwa yang cukup besar. Data hasil riset kesehatan
dasar tahun 2007 (Depkes, 2008) yang dilakukan oleh Badan Penelitian
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, menunjukkan
prevalensi gangguan jiwa di Indonesia sebesar 4.6 permil, artinya dari
1000 penduduk Indonesia, maka empat samapai lima orang diantaranya
menderita gangguan jiwa. Hal ini disebabkan oleh banyaknya bencana
alam yang terjadi di Indonesia seperti gempa bumi, gunung meletus, dan
tsunami ditambah berbagai konflik terkait agama, ras, ekonomi dan politik.
Banyaknya jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia ini tersebar di
seluruh wilayah Indonesia, termasuk di provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 di provinsi Jawa
Barat ditemukan 0,2% dari total penduduk jawa barat mengalami
gangguan jiwa berat, sementara gangguan mental emosional pada
penduduk Jawa Barat mencapai 20% melampaui prevalensi secara
nasional (11,6%). Analisis pada 40 juta jiwa penduduk Jawa Barat
3

didapatkan sekitar 8 juta jiwa penduduk Jawa Barat mengalami masalah


mental emosional dan 80 ribu jiwa pernah mengalami gangguan jiwa berat
(Depkes, 2010).
Stuart dan Laraia (2005) mendefinisikan bahwa harga diri rendah
adalah evaluasi diri yang negatif dan dihubungkan dengan perasaan lemah,
tidak berdaya, tidak ada harapan, takut bahaya, lemah, rapuh, tidak
sempurna, tidak berharga dan tidak adekuat. Harga diri rendah kronis
menurut definisi Herdman (2012) adalah evaluasi diri atau perasaan
mengenai diri atau kemampuan diri yang negatif. Diagnosa keperawatan
harga diri rendah kronis ditegakkan dengan kriteria adanya ungkapan diri
yang negatif (kronis), pasif atau non asertif, perasaan bersalah (kronis),
ekspresi malu (kronis), menjauhi rasionalisasi atau menolak umpan balik
positif dan membesarkan umpan balik negatif mengenai diri (kronis),
keraguan dalam mencoba hal atau situasi baru (kronis), kurang sukses
dalam bekerja atau kejadian lain berulang, penyesuaian berlebih untuk
tergantung pada pendapat orang lain, bimbang, menyatakan diri tidak
mampu mengatasi situasi, kontak mata kurang dan mengekspresikan tidak
berdaya serta tidak berguna (Herdman, 2012).
Dampak yang dapat terjadi pada pasien harga diri rendah yang
tidak mendapat penanganan dengan baik dan intensif adalah terjadinya
masalah baru yang dapat mengarah pada upaya bunuh diri. Hal ini terjadi
karena pasien telah terfokus pada perasaan dan pikiran negatif tentang
dirinya sendiri, sehingga pasien merasakan dirinya tidak bermakna lagi
baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain. Upaya penanganan pasien
dengan harga diri rendah kronis adalah dengan penatalaksanaan yang tepat
oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Melihat dari berbgai data dan informasi di atas maka penulis
tertarik untuk mengambi judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. Y di
Ruang Rajawali Dengan Gangguan Harga Diri Rendah Di Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat”
4

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah Bagaimana
Asuhan Keperawatan pada Tn. Y di Ruang Rajawali Dengan Gangguan
Harga Diri Rendah Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat?.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan
masalah utama gangguan konsep diri: harga diri rendah secara optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien Harga Diri Rendah.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
Harga Diri Rendah.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Harga
Diri Rendah.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan
Harga Diri Rendah.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga
klien dengan Harga Diri Rendah.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi dan pemecahan masalah dalam keperawatan jiwa
khusunya tentang asuhan keperawatan tentang gangguan Harga Diri
Rendah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan
terhadap pasien dengan gangguan Harga Diri Rendah.
5

b. Bagi Lembaga Pendidikan


Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan, khusunya pada keperawtan jiwa.
c. Bagi Rumah Sakit
Digunakan sebagai informasi Rumah Sakit dalam bidang
pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan di masa yang akan
datang.
d. Bagi Perawat
Menambah ilmu pengetahuan dan ketarampilan dalam penangan
asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah utama
gangguan konsep diri: harga diri rendah secara optimal.
6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Masalah Keperawatan
Harga Diri Rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan
(Towsend, 1998). Penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
(Schult dan Videbeck, 1998). Perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan
(Keliat, 1998).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal
diri (Yosep, 2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung
atau tidak langsung diekspresikan (Towsend,2008)

2. Tanda Dan Gejala


a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimistis
d. Tidak menerima pujian
e. Penurunan produktivitas
7

f. Penolakan terhadap kemampuan diri


g. Kurang memperhatikan perawatan diri
h. Berpakaian tidak rapi
i. Selera makan berkurang
j. Tidak berani menatap lawan bicara
k. Lebih banyak menunduk
l. Bicara lambat dengan nada suara lemah

3. Jenis Harga Diri Rendah


Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku
seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah
perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa
sebagai seseorang yang penting dan berharga. Gangguan harga diri
rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui
tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh
evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi
yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan
petugas yang tidak menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
8

b. Kronik
Yaitu perasaan negatiF terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive,
kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis
atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D & Iskandar, 2012)

4. Rentang Respons
Respon Respon
Adaptif Maladaftif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi


diri positif rendah positif identitas
Bagan 2. 1 Rentang Respons Harga Diri Rendah
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.(Eko P, 2014).
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika
dia tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
9

3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu


mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang
lain (Eko P,2014) .

5. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri tang tidak elastis.

6. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
hilangnya sebagian anggta tubuh, berubahnya penampilan atau bentu
tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktifitas. Gangguan
konsep diri harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situsional
maupun kronis.
Situasional. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang
terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul
secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan,
menjadi korban perkosaan atau menjadi narapidana sehingga harus
masuk penjara. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan
alat bantu yang membuat klien yang tidak nyaman, harapan yang tidask
tercapai akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
Kronik. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya
sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatiff sebelum dirawat
dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
10

C. Pohon Masalah
Risiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronis


Koping individu tidak efektif
Bagan 2.2 Pohon Masalah Harga Diri Rendah

D. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Risiko tinggi perilaku kekerasan

E. Data Yang Perlu Dikaji


Tabel 2.1 Data Yang Perlu Di kaji
Masalah Data Yang Perlu Dikaji
Keperawatan
Subjektif :
Harga diri  Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna
rendah  Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk
beraktifitas
 Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan
diri (mandi, berhias, makan, atau toileting)
11

Objektif :
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimistis
 Tidak menerima pujian
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurang selera makan
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Lebih banyak menunduk
 Bicara lambat dengan nada suara lemah

F. Diagnosis Keperawatan
Harga Diri Rendah

G. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Rencana tindakan keperawatan pada klien
a. Tujuan/strategi pelaksanaan
1) Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1)
a) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien.
b) Membentu klien menilai kemampuan yang masih dapat
dilakukan.
c) Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan klien.
d) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
12

f) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan


harian.
2) Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2)
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih kemampuan kedua.
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal harian.
b. Tindakan keperawatan untuk klien
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki klien. Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk
membantu klien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
yang masih dimilikinya.
a) Mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan klien dirumah,
adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien.
b) Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian
yang negatif setiap kali bertemu dengan klien.
2) Membantu klien dalam menilai kemampuan yang dapat
digunakan.Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
a) Mendiskusikan dengan klien kaemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami bencana.
b) Bantu klien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap
kemampuan diri yang berhasil diungkapkan klien.
c) Perlihatkan respons yang kondusif dan jadilah pendengar
yang aktif.
3) Membantu klien agar dapat memilih atau menetapkan kegiatan
sesuai dengan kemampuan. Tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan adalah sebagi berikut :
a) Mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan kllien
lakukan sehari-hari.
13

b) Bantu klien menetapkan aktivitas yang dapat dilakukan


secara mandiri. Tentukan aktivitas-aktivitas yang
memerlukan bantuan minimal dan bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat klien. Berikan contoh cara
pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan klien. Lakukan
penyusunan aktivitas bersama klien dan buatlah daftar
aktivitas atua kegiatan sehari-hari klien.
4) Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut.
a) Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan.
b) Bersama klien dan keluarga memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan klien.
c) Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap
kemajuan yang diperlihatkan klien.
5) Membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuanya. Unyuk mencapai tujuan dari tindakan
keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal berikut :
a) Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan
yang telah dilatih.
b) Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan
klien setiap hari.
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas.
d) Menyusun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama
klien dan keluarga.
e) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah melaksanankan kegiatan.
f) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan klien.
14

2. Rencana tindakan keperawatan pada keluarga


a. Tujuan/strategi pelaksanaan
1) Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami klien beserta proses terjadinya.
2) Strategi Pelaksanaan 2 SP 2) untuk keluarga.
a) Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien harga
diri rendah.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
klien harga diri rendah.
3) Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga.
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
teermasuk minum obat.
b) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
klien.
2) Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi klien yang mengalami
gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis.
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien.
4) Jelaskan cara-cara merawat klien dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah kronis.
5) Demontrasikan cara merawat klien dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah kronis.
6) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien di rumah.
15

H. Rencana Tindakan Keperawatan


Nama : Ruangan :
No. CM : Dx. Medis :

Tabel 2.2 Rencana Tindakan Keperawatan


No. Diagnosa Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Harga Diri Sp 1 : Setelah ... x interaksi, klien Diskusikan bahwa klien Aspek positif
Rendah Klien dapat mampu mengidentifikasi : masih memiliki penting untuk
mengidentifikasi Kemampuan yang dimiliki sejumlah kemampuan meningkatkan
kemampuan dan klien dan aspek positif seperti percaya diri
aspek-aspek positif Aspek positif yang kegiatan klien dirumah , serta harga diri.
yang dimiliki nya dimiliki klien adanya keluarga dan
lingkungan terdekat
klien.
Beripujian yang
realitas/nyata dan
hindarkan setiap kali

15
16

bertemu dengan klien


yang memiliki penilaian
yang negatif.

Sp 1 : Setelah .. x interaksi, klien Diskusikan dengan Mencari cara


Klien dapat menilai mampu menilai klien kemampuan yang yang konstruktif
kemampuan yang kemampuan yang masih masih dapat digunakan dan menunjukan
masih dapat dapat dilakukan saat ini setelah potensi yang
dilakukan mengalami masalah. dimiliki klien
Bantu klien untuk mengubah
menyebutkan nya dan dirinya menjadi
memberi penguatan lebih baik dan
terhadap kemampuan be
diri yang diungkapkan rharga .
klien.
Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif.

16
17

Sp 1 :
Klien dapat Setalah ... x interaksi, klien Diskusikan dengan
menentukan kegiatan mampu menentukan klien beberapa aktivitas
yang akibat dilatih kegiatan yang akan dilatih yang dapat dilakukan Menghindari
sesuai dengan sesuai dengan kemampuan dan dipilih sebagai adanya
kemampuan klien klien. kegiatan yang akan kehilangan/
klien lakukan sehari- perubahan peran
hari. akibat perasaan
Bantu klien menetapkan hdr yang dialami
aktivitas mana yang klien serta
dapat klien lakukan mencari
secara mandiri, mana alternatif koping
aktivitas yang untuk
memerlukan bantuan meningkatkan
minimal dari keluarga, harga diri.
dan aktivitas apa saja
yang perlu dibantu Meningkatkan
penuh dari keluarga pengetahuan
atau lingkungan klien akan

17
18

terdekat klien. mekanisme


Berikan contoh cara koping yang
pelaksanaan aktivitas konstruktif
yang dapat dilakukan dalam enghargai
klien diri sendiri
Susun bersama klien
dan buat daftar aktivitas
atau kegiatan sehari-
hari klien

Sp 1 : Setelah ... x interaksi, klien Diskusikan dengan Menghargai


Klien dapat melatih dapat melatih diri sesuai klien untuk mentapkan kemampuan
kemampuan yang dengan gangguan yang urutan kegiatan (yang klien serta
dipilih dipilih sudah dipilih klien yang menunjukakan
akan dilatih). kemampuan
Bersama klien dan yang dimiliki.
keluarga
memperagakan

18
19

beberapa kegiatan yang


akan dilakukan klien.
Berikan dukungan dan
pujian yang nyata setiap
kemajuan yang
diperlihatkan pasien.

Sp 1 Setelah....x interaksi, klien Berikan pujian yang Pujian yang


Klien mendapatkan mendapatkan pujian yang wajar dari perawat wajar akan
pujian yang wajar wajar dari perawat untuk untuk kegiatan yang meningkatkan
dari perawat untuk kegiatan yang dapat dapat dilakukannya. harga diri klien.
kegiatan yang dapat dilakukannya.
dilakukannya.

Sp 1 Setelah...x interaksi, klien Masukan kegiatan yang Masukan


Klien memasukan dapat memasukan kegiatan dilatih ke dalam jadwal kegiatan
kegiatan yang dilatih yang dilatih ke dalam kegiatan harian. kedalam jadwal
kedalam jadwal jadwal kegiatan harian. harian

19
20

kegiatan harian. merupakan


proses untuk
membiasakan
klien melakukan
aktivitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga diri klien.

Sp 2 : Setelah ... x b, interaksi , Evaluasi jadwal harian Evaluasi jadwal


Jadwal kegiatan klien dapat klien oleh perawat harian klien oleh
harian klien ,mengaevalusasi kegiatan perawat akan
terevaluasi oleh hariannya membantu
perawat perawat untuk
melihat
perkembangan
harga diri klien

20
21

Sp 2: Setelah...x interaksi, klien Latih kemampuan Menghargai


Klien dapat melatih dapat melatih kemampuan kedua klien yang dapat kemampuan
kemampuan kedua kedua yang dapat dilakukan klien serta
yang dapat dilakukan menunjukan
dilakukan kemampuan
yang klien
miliki selain
kemampuan
sebelumnya.

Sp 2 : Setelah...x interaksi, klien Anjurkan klien untuk Memasukan


Menganjurkan klien dapat memasukan dalam memasukan kegiatan ke
memasukan dalam jadwal kegiatan harian kemampuan kedua dalam jadwal
jadwal kegiatan kedalam jadwal harian
hariannya. kegiatan harian. merupakan
proses untuk
membiasa klien
melakukan

21
22

aktivitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga diri klien.

Keluarga mampu : Setelah…. Pertemuan


Merawat pasien keluarga mampu :  Identifikasi
dengan harga diri  Mengidentifikasi masalah yang
rendah di rumah dan kemampuan yang dirasakan dalam
menjadi sistem dimiliki pasien merawat pasien
pendukung yang  Menyediakan fasilitas  Jelaskan proses
efektif bagi pasien. untuk pasien terjadinya harga
melakukan kegiatan diri rendah
 Mendorong pasien  Jelaskan tentang
melakukan kegiatan cara merawat
 Memuji pasien saat pasien
pasien dapat  Bermain dalam
melakukan kegiatan merawat pasien
 Membantu melatih harga diri rendah

22
23

pasien  Susun RTL


 Membantu menyusun keluarga/jadwal
jadwal kegiatan pasien keluarga untuk
 Membantu merawat pasien.
perkembangan pasien.

23
24

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DENGAN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG RAJAWALI RUMAH SAKIT JIWA
PROVINSI JAWA BARAT

A. Pengkajian
1. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
a. Identitas Klien
Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 28 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Kp. Panirapan Rt. 03/03 Ds. Panyirapan
Kec. Kotawaringin Kab. Bandung
No. RM : 073241
Tanggal Masuk : 03 Januari 2019
Tanggal Pengkajian : 08 Januari 2019
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Panirapan Rt. 03/03 Ds. Panyirapan
Kec. Kotawaringin Kab. Bandung
*Data dari Rekam Medis
2. Alasan Masuk
Menurut data rekam medis, Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk
RS klien merusak rumah, mudah tersinggung, bicara kacau, curiga, tidur
kurang, makan kurang, Aktivitas berkurang, kadang mengancam. Sudah
sakit kurang lebih 3 tahun yang lalu.
Masalah keperawatan : Resiko Perilako Kekerasan
25

Klien dibawa ke RSJ oleh dua orang hansip dan satu orang yang
tidak dikenal dengan alasan tidak tahu, selama di rumah klien
mengatakan selalu meluapkan amarahnya dengan melempar barang dan
pergi dari rumah.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 08 Januari 2019, klien
mengatakan sudah tidak merasa marah lagi, merasa sedih karena dibawa
ke RSJ. Selama diruangan klien terlihat tenang, murung, sedikit menjauh
bila didekati dan selalu jongkok dibawah jendela sambil melamun.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial,

3. Faktor Predisposisi *
Masalah rumah dengan orang tua/Bapak (cerai).
4. Faktor Presipitasi*
Merusak, karena kesal.
5. Keadaan Fisik
Tanggal 09 Januari 2019
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,7 oC
Respirasi : 22x/menit
Keluhan Fisik : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
26

6. Psikososial
a. Genogram*

Bagan 3.1 Genogram

KET :
: Laki-laki - - - : Tinggal Serumah
: Perempuan K : Klien

Klien tinggal bersama ibu kandung dan adik kandung laki-laki.


komunikasi dalam keluarga dilakukan secara searah, sejak kecil
hingga dewasa klien diasuh dengan didikan keras dan pengambilan
keputusan dikeluarga dilakukan oleh ibu kandung.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah.
b. Konsep Diri
1) Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya.
27

2) Identitas
Klien menyadari dan menerima bahwa dirinya seorang laki-laki,
merasa tidak berguna sebagai seorang laki-laki karena belum
memiliki pekerjaan yang tetap.
3) Peran
Klien mengatakan pernah bekerja sebagai kuli bangunan, klien saat
ini tidak memiliki pekerjaan tetap, belum menikah karena belum
mempunyai pekerjaan tetap.
4) Ideal Diri
Klien mengatakan sepulang dari RS Jiwa ingin mendapatkan
pekerjaan sebagai kuli bangunan agar dapat banyak uang untuk
mencukupi kebutuhannya, klien ingin menikah.
5) Harga Diri
Klien mengatakan merasa tidak berguna dan merasa tidak dihargai
oleh kakak, adik, dan ibunya karena tidak mempunyai
pekerjaannya dan tidak dapat menghasilkan uang.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang Berarti
Klien mengatakan tidak ada orang yang berarti
2) Peran Serta dalam Kegiatan Kelompok/Masyarakat
Klien mengatakan pernah membantu kegiatan 17 Agustus di
kampungnya sekali saat masih remaja, klien tidak pernah
mengikuti kegiatan/kelompok dirumah.
3) Hambatan dalam Berhubungan dengan Orang Lain
Klien mengatakan jarang mengobrol dengan orang lain, alasan
tidak ada gunanya.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan beragama islam.
28

2) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan selama di RSJ tidak pernah sholat karena klien
merasa dirinya kotor.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7. Status Mental
a. Penampilan
Pada saat dilakukan pengkajian klien terlihat tidak rapih, salah satu
celana klien terlihat digulung, rambut gondrong, kuku panjang
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
b. Pembicaraan
Pada saat dilakukan pengkajian, intonasi bicara klien lambat,
inkoheren.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
c. Aktivitas Motorik
Pada saat dilakukan pengkajian klien tampak lesu, terlihat melamun
sambil jongkok dibawah jendela
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
d. Afek
Pada saat dilakukan pengkajian, afek klien datar.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
e. Alam Perasaan
Pada saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan sedih karena tidak
berguna dan merasa tidak dihargai oleh kakak, adik, dan ibunya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
f. Interaksi selama Wawancara
Pada saat dilakukan pengkajian, kontak mata klien kurang, menunduk,
mengalihkan tatapan mata dan perlahan mundur
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
g. Persepsi
Selama wawancara klien mengatakan tidak pernah mendengar,
melihat, meraba, mengecap hal/sesuatu yang aneh
29

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


h. Proses Pikir
.Pada saat dilakukan pengkajian klien tidak mengalami sirkumtansial,
tangensial, flight of ideas.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
i. Isi Pikir
Pada saat dilakukan pengkajian, klien tidak mengalami obsesi, fobia,
dam waham.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
j. Tingkat Kesadaran
Pada saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan “kenapa saya
disini?” sambil menunduk.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
k. Memori
Pada saat dilakukan pengkajian, klien tidak mengalami gangguan daya
ingat jangka panjang, pendek, dan saat ini.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pada saat dilakukan pengkajian, kontak mata klien kurang, menunduk,
mengalihkan tatapan mata dan perlahan mundur. Klien dapat
berhitung dengan benar.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
m. Kemampuan Penilaian
Klien mengatakan sepulang dari RS Jiwa ingin mendapatkan
pekerjaan sebagai kuli bangunan agar dapat banyak uang untuk
mencukupi kebutuhannya, klien ingin menikah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
n. Daya Tarik Diri
Pada saat dilakukan pengkajian, klien menyadari bahwa dirinya sakit
dan butuh bantuan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
30

8. Kebutuhan Kesiapan Pulang


a. Makan
Klien mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain dan mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, klien mampu membereskan
sendiri alat makannya setelah makan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
b. Pola eliminasi
Klien dapat mengontrol bab/bak sehingga bab/bak dilakukan mandiri
tanpa bantuan orang lain dan membersihkan diri dan pakaian
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
c. Mandi
Menurut klien, mampu mandi sendiri dengan frekuensi 2x/hari
keramas dengan frekuensi 1x/2hari .
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
d. Berpakaian /berhias
Klien mampu berpakaian sendiri dan mengganti pakaian sesuai
dengan seragam rs (diruangan)
Masalah Keperawat : Tidak ada masalah
e. Istirahat dan tidur
Tidur siang lamanya kurang lebih 1 jam. Tidur malam lamanya
kurang lebih 7-8 jam. Klien selalu berdoa ketika mau tidur
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
f. Penggunaan obat
Klien minum obat secara teratur dan benar dengan bantuan perawat.
Setelah pulang dari RS klien mengatakan akan meminum obatnya
dengan teratur dibantu keluarganya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
g. Kegiatan dalam rumah
Sebelum masuk RSJ, klien mengatakan selama dirumah membantu
pekerjaan rumah. Klien mengatakan setelah pulang dari RSJ akan
membantu mengerjakan kegiatan dirumah.
31

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


h. Kegiatan diluar rumah
Sebelum masuk ke RSJ menurut penuturan klien kurang mengikuti
kegiatan diluar rumah seperti acara gotong royong dan bekerja.
Masalah kesehatan : Tidak ada masalah
i. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa setelah pulang kerumah nanti klien akan
melanjutkan pengobatan dan menjaga kesehatannya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
j. Mekanisme koping
Klien tinggal bersama adik dan ibunya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
9. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan leher
Kepala tidak ada benjolan, rambut gondrong, distribusi merata,
rambut kurang bersih, kelopak mata normal, konjungtiva anemis,
sclera ikterik, muka tidak odema, mukosa bibir lembab, tidak ada
stomatitis, fungsi pendengaran normal, leher simetris, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
b. Telinga Hidung Mulut
Telinga simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran baik dibuktikan
ketika dipanggil menengok, hidung tidak ada nyeri, terdapat caries
gigi
c. Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri tekan.
d. Ekstremitas
1) Atas
Kedua tangan tampak simetris, jari tidak terdapat polidaktili dan
sindaktili.
32

2) Bawah
Kedua kaki tampak simetris, jari kaki tidak terdapat polidaktili dan
sindaktili.
e. Integumen
Kuku tampak kotor dan panjang, kulit kering dan kotor, CRT <2
detik.
10. Aspek Medis *
a. Diagnosa Medis :Resiko Perilaku Kekerasan (IGD)
Gangguan Bipolar ep. Manik + psikotik (IGD)
F31.9 (Bipolar affectif Disorder (Rajawali))
b. Theraphy :
1) IGD : Zyprexa (injek) 1 ampul (IM) (s/d tanggal 6-1-2019)
Depacote 500mg (0.0.1)
2) Ruang Rajawali & Perkutut : Sertraline 50 mg (1.0.0)
Risperidone 2 mg (1.0.1)
Lorazepam 2 mg (0.0.1/2)
11. Daftar Masalah Keperawatan
a. Harga diri rendah
b. Isolasi sosial
c. Resiko Perilaku kekerasan
d. Defisit Perawatan Diri

12. Analisa Data


Tabel 3.1 Analisa Data
No Data Masalah Masalah

1 DS : “Saya merasa tidak berguna dan Harga diri rendah


merasa tidak dihargai oleh kakak, adik
dan kedua orang tua saya karena tidak
memiliki pekerjaan dan tidak dapat
menghasilkan uang”
33

DO :
- Kliem terlihat tidak rapih,
rambut gondrong, salah satu
celana klien terlihat digulung.
- Intonasi bicara klien lambat,
inkoheren
- Lesu, klien terlihat melamun
sambil berjongkok di bawah
- Afek datar
- Klien terlihat murung dan terlihat
sedih
- Kontak mata kurang selama
bercerita.
- Klien menunduk, mengalihkan
tatapan mata dan perlahan
mundur

2 DS : “Saya tidak suka mengobrol Isolasi Sosial


dengan orang lain karena tidak ada
gunanya”

DO :
- Apatis (Acuh terhadap
lingkungan)
- Klien terlihat tidak rapih, salah
satu celana terlihat digulung
sebelah, rambut gondrong

3 DS : “Saya Selalu meluapkan amarah Resiko Perilaku


dengan melempar barang-barang dan Kekerasan
saya pergi dari rumah”

DO : -

4 DS: - Defisit Perawatan Diri


34

DO : Tidak rapih, salah satu celana klien


terlihat digulung, rambut gondrong,
kuku panjang

13. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
2. Gangguan Hubungan sosial : Isolasi sosial
3. Resiko perilaku kekerasan
4. Defisit Perawatan Diri
35

14. Perencanaan Keperawatan


Nama : Tn. Y Ruangan : Rajawali
Tabel 3.2 Rencana Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Harga Diri Sp 1 :
Rendah Klien dapat Setelah 6 x pertemuan, Diskusikan bahwa klien Aspek positif
mengidentifikasi klien mampu masih memiliki penting untuk
kemampuan dan mengidentifikasi : sejumlah kemampuan meningkatkan
aspek-aspek positif Kemampuan yang dimiliki dan aspek positif seperti percaya diri
yang dimiliki nya klien kegiatan klien dirumah , serta harga diri.
Aspek positif yang adanya keluarga dan
dimiliki klien lingkungan terdekat
klien.
Beripujian yang
realitas/nyata dan
hindarkan setiap kali
bertemu dengan klien
yang memiliki penilaian

35
36

yang negatif.
Sp 1 :
Klien dapat menilai Setelah 6 x pertemuan, Diskusikan dengan Mencari cara
kemampuan yang klien mampu menilai klien kemampuan yang yang konstruktif
masih dapat kemampuan yang masih masih dapat digunakan dan menunjukan
dilakukan dapat dilakukan saat ini setelah potensi yang
mengalami masalah. dimiliki klien
Bantu klien untuk mengubah
menyebutkan nya dan dirinya menjadi
memberi penguatan lebih baik dan
terhadap kemampuan berharga .
diri yang diungkapkan
klien.
Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif.

36
37

Sp 1 :
Klien dapat Setalah 6 x pertemuan, Diskusikan dengan Menghindari
menentukan kegiatan klien mampu menentukan klien beberapa aktivitas adanya
yang akibat dilatih kegiatan yang akan dilatih yang dapat dilakukan kehilangan/
sesuai dengan sesuai dengan kemampuan dan dipilih sebagai perubahan peran
kemampuan klien klien. kegiatan yang akan akibat perasaan
klien lakukan sehari- hdr yang dialami
hari. klien serta
Bantu klien menetapkan mencari
aktivitas mana yang alternatif koping
dapat klien lakukan untuk
secara mandiri, mana meningkatkan
aktivitas yang harga diri.
memerlukan bantuan
minimal dari keluarga, Meningkatkan
dan aktivitas apa saja pengetahuan
yang perlu dibantu klien akan
penuh dari keluarga mekanisme
atau lingkungan koping yang

37
38

terdekat klien. konstruktif


Berikan contoh cara dalam enghargai
pelaksanaan aktivitas diri sendiri
yang dapat dilakukan
klien
Susun bersama klien
dan buat daftar aktivitas
atau kegiatan sehari-
hari klien
Sp 1 :
Klien dapat melatih Setelah 6 x pertemuan, Diskusikan dengan Menghargai
kemampuan yang klien dapat melatih diri klien untuk mentapkan kemampuan
dipilih sesuai dengan gangguan urutan kegiatan (yang klien serta
yang dipilih sudah dipilih klien yang menunjukakan
akan dilatih). kemampuan
Bersama klien dan yang dimiliki.
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan yang

38
39

akan dilakukan klien.


Berikan dukungan dan
pujian yang nyata setiap
kemajuan yang
diperlihatkan klien.
Sp 1
Klien mendapatkan Setelah 6x pertemuan, Berikan pujian yang Pujian yang
pujian yang wajar klien mendapatkan pujian wajar dari perawat wajar akan
dari perawat untuk yang wajar dari perawat untuk kegiatan yang meningkatkan
kegiatan yang dapat untuk kegiatan yang dapat dapat dilakukannya. harga diri klien.
dilakukannya. dilakukannya.
Sp 1
Klien memasukan Setelah 6x pertemuan, Masukan kegiatan yang Masukan
kegiatan yang dilatih klien dapat memasukan dilatih ke dalam jadwal kegiatan
kedalam jadwal kegiatan yang dilatih ke kegiatan harian. kedalam jadwal
kegiatan harian. dalam jadwal kegiatan harian
harian. merupakan
proses untuk
membiasakan

39
40

klien melakukan
aktivitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga diri klien.
Sp 2 :
Jadwal kegiatan Setelah 6 x pertemuan, Evaluasi jadwal harian Evaluasi jadwal
harian klien klien dapat klien oleh perawat harian klien oleh
terevaluasi oleh ,mengaevalusasi kegiatan perawat akan
perawat hariannya membantu
perawat untuk
melihat
perkembangan
harga diri klien
Sp 2:
Klien dapat melatih Setelah 4x pertemuan, Latih kemampuan Menghargai
kemampuan kedua klien dapat melatih kedua klien yang dapat kemampuan
yang dapat kemampuan kedua yang dilakukan klien serta
dilakukan dapat dilakukan menunjukan

40
41

kemampuan
yang klien
miliki selain
kemampuan
sebelumnya.
Sp 2 :
Menganjurkan klien Setelah 4x pertemuan, Anjurkan klien untuk Memasukan
memasukan dalam klien dapat memasukan memasukan kegiatan ke
jadwal kegiatan dalam jadwal kegiatan kemampuan kedua dalam jadwal
hariannya. harian kedalam jadwal harian
kegiatan harian. merupakan
proses untuk
membiasa klien
melakukan
aktivitas rutin

41
42

15. Implementasi dan Evaluasi


Tabel 3.3 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


o

1 Harga Rabu, 09-01-19 Rabu, 09-01-19 TTD


Diri jam 15.15 WIB jam : 15.35 WIB “Kelompok
Rendah 2
SP 1 SP1: Rajawali”
 Mengidentifikasi S : “Saya merasa lega karena
kemampuan dan saya ternyata memiliki
aspek positif kemampuan dan
yang melakukan kegiatan
dimilikinya. positif yaitu,
 Menilai membereskan tempat
kemampuan tidur, senam dan catur.
yang dapat Tetapi saat main catur
digunakan klien saya kalah dari Angga”
 Menentukan O : Klien dapat menyebutkan
kegiatan yang / mengidentifikasi dan
akan dilakukan menilai kemampuannya.
sesuai dengan Klien tampak tenang,
kemampuan terarah,rapih kontak mata
klien kurang selama bercerita,
 Melatih intonasi bicara klien
kemampuan lambat, masih
yang dipilih menyendiri,terlihat
 Memberikan melamun sambil jongkok
pujian yang di sebelah kasur.
wajar dari A : Masalah yang teratasi
perawat untuk sebagian :
kegiatan yang  (Klien mampu
dapat mengidentifikasi
dilakukannya. kemampuan dan aspek
 Memasukan positif yang
kegiatan yang dimilikinya.)
dilatih kedalam  (Klien mampu menilai
jadwal kegiatan kemampuan yang
harian. dapat digunakan
klien)

P : Intervensi diulang :
 Pr : Melatih kegiatan
yang akan dilakukan
43

sesuiai dengan
kemampuan klien
 Pr:Melatih
kemampuan yang
dipilih (Melipat
selimut)
 Pr : Memberikan
pujian yang wajar dari
perawat untuk
kegiatan yang dapat
dilakukannya.
 K: Memasukan
kegiatan yang dilatih
kedalam jadwal
kegiatan harian.
(Latihan melipat
selimut)

2 Harga Kamis,10-01-19 Kamis,10-01-19 TTD


Diri jam 16.00 WIB jam: 16.20 WIB “Kelompok
Rendah SP1. 2
SP 1  Mengidentifikasi S : “Hari ini saya sudah Rajawali”
kemampuan dan membersihkan tempat
aspek positif tidur dan senam”.
yang O : Klien dapat menentukan
dimilikinya. kegiatan yang akan
 Menilai dilakukan dan melatih
kemampuan kemampuannya. Klien
yang dapat mampu mempraktikan
digunakan klien melipat selimut. Klien
 Menentukan terlihat tenang, terarah,
kegiatan yang rapih. Kontak mata
akan dilakukan kurang, masih
sesuiai dengan menyendiri,terlihat
kemampuan melamun sambil
klien jongkok di sebelah
 Melatih kasur.
kemampuan A : Masalah teratasi
yang dipilih sebagian :
 Memberikan  (Klien mampu
pujian yang mengidentifikasi
wajar dari kemampuan dan aspek
perawat untuk positif yang
kegiatan yang dimilikinya.)
dapat  (Klien mampu menilai
44

dilakukannya. kemampuan yang


 Memasukan dapat digunakan
kegiatan yang klien)
dilatih kedalam  (Klien mampu
jadwal kegiatan menentukan kegiatan
harian. yang akan dilakukan
sesuiai dengan
kemampuan klien)
 (Klien mampu melatih
kemampuan yang
dipilih)

P : Intervensi diulang :
 Pr : Melatih ulang
kemampuan yang
dipilih (melatih main
catur)
 Pr : Memberikan
pujian yang wajar dari
perawat untuk
kegiatan yang dapat
dilakukannya.
 K : Memasukan
kegiatan yang dilatih
kedalam jadwal
kegiatan harian. (latih
bermain catur)

*tanggal 11-01-2019,
dinas di rehabilitasi.

TTD
3 - “Kelompok
11-01-2019 Rehabilitasi 2
Rajawali”

4 Harga Sabtu, 12-01-2019 Sabtu, 12-01-2019 TTD


Diri Jam 10.15 WIB Jam 10.35 WIB “Kelompok
Rendah Sp 1 : 2
SP 1  Mengidentifikasi S : “Saya bisa melipat Rajawali”
kemampuan dan selimut dan saya
aspek positif mendapat pujian dari
yang perawat, dan saya
dimilikinya. melakukannya setiap
 Menilai hari. Saya ingin bisa
kemampuan membersihkan kamar
45

yang dapat mandi.


digunakan klien
 Menentukan O : Klien mampu bermain
kegiatan yang catur dengan Pak
akan dilakukan Angga. Klien terlihat
sesuiai dengan tenang, terarah,
kemampuan Nampak sudah mulai
klien bersosialisasi. Kontak
 Melatih mata (+) , masih
kemampuan menyendiri,terlihat
yang dipilih melamun sambil
 Memberikan jongkok di sebelah
pujian yang kasur.
wajar dari
perawat untuk A : Masalah teratasi
kegiatan yang sebagian :
dapat  (Klien mampu
dilakukannya. mengidentifikasi
 Memasukan kemampuan dan aspek
kegiatan yang positif yang
dilatih kedalam dimilikinya.)
jadwal kegiatan  (Klien mampu menilai
harian. kemampuan yang
dapat digunakan
klien.)
 (Klien mampu
menentukan kegiatan
yang akan dilakukan
sesuiai dengan
kemampuan klien)
 (Klien mampu melatih
kemampuan yang
dipilih )
 (Perawat Memberikan
pujian yang wajar dari
perawat untuk
kegiatan yang dapat
dilakukannya).
 (Klien mampu
memasukan kegiatan
yang dilatih kedalam
jadwal kegiatan
harian.)

P : Intervensi dilanjutkan ke
SP 2 :
46

 Pr :Mengevaluasi
jadwal harian klien.
 Pr :Melatih
kemampuan kedua
yang dapat dilakukan
(membersihkan kamar
mandi)
 K: Menganjurkan
klien memasukan
dalam jadwal kegiatan
hariannya.
*Tgl 13-01-2019
Libur

- TTD
5 Minggu, 13-01-2019 Libur “Kelompok
2
Rajawali”

6 Harga Senin, 14-01-2019 Senin, 14-01-2019 TTD


Diri Jam 15.15 WIB Jam 15.35 WIB “Kelompok
Rendah 2
SP 2 Sp 2 Rajawali”
 Mengevaluasi S : “Saya sangat senang
jadwal harian sudah bisa bermain catur
klien oleh dan melipat selimut
perawat dengan benar hari ini”
 Melatih O : Klien dapat bermain
kemampuan catur dengan pak idham.
Klien terlihat tenang,
kedua yang dapat
terarah, Nampak sudah
dilakukan mulai bersosialisasi.
 Menganjurkan Kontak mata (+) , masih
klien memasukan menyendiri,terlihat
dalam jadwal melamun sambil
kegiatan jongkok di sebelah
hariannya. kasur.
A : Masalah teratasi
sebagian :
 (Klien mampu
mengevaluasi jadwal
harian klien oleh
perawat)
47

P : Intervensi dilanjutkan :
 Pr :Melatih
kemampuan kedua
yang dapat dilakukan
(membersihkan kamar
mandi)
 K:Menganjurkan klien
memasukan dalam
jadwal kegiatan
hariannya.
*Tgl 15-01-2019 dinas
di Rawat Jalan
Dewasa

7 TTD
- Selasa. 15-01-2019 Rawat Jalan Dewasa “Kelompok
2
Rajawali”

TTD
8 Harga Rabu , 16-01-2019 Rabu, 16-01-2019 “Kelompok
Diri Jam 15.15 WIB Jam 15.30 WIB 2
Rendah Sp 2 Rajawali”
SP 2  Mengevaluasi S : “Saya ingin bisa
jadwal harian membersihkan kamar
klien oleh mandi”
perawat O : Klien dapat
 Melatih memasukkan
kemampuan kegiatannya dalam
jadwal harian
kedua yang dapat
(membersihkan kamar
dilakukan mandi).klien terlihat
 Menganjurkan tenang, terarah, dapat
klien memasukan bersosialisasi, rapih.
dalam jadwal Kotak mata (+), intonasi
kegiatan suara normal, terlihat
hariannya. ceria.
A : Masalah teratasi :
 (Klien mampu
mengevaluasi jadwal
harian klien oleh
perawat)
 (Klien mampu melatih
kemampuan kedua yang
48

dapat dilakukan)
 (Perawat menganjurkan
klien memasukan dalam
jadwal kegiatan
hariannya.)
P : Intervensi dihentikan,
pasien pulang pukul
17.45

Keterangan :

Pr : Perawat
K: Klien
49

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harga diri rendah merupakan suatu keadaan yang mengganggu konsep
diri seorang individu. Harga diri rendah itu sendiri merupakan suatu
evaluasi diri dan perasaan tidak berharga, tidak berarti tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adapun tanda dan gejala harga diri rendah diantaranya: Mengkritik
diri sendiri, Perasaan tidak mampu, Pandangan hidup yang pesimistis, Tidak
menerima pujian, Penurunan produktivitas, Penolakan terhadap kemampuan
diri, Kurang memperhatikan perawatan diri, Berpakaian tidak rapi, Selera
makan berkurang, Tidak berani menatap lawan bicara, Lebih banyak
menunduk dan Bicara lambat dengan nada suara lemah.
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara Situasional
yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. dan yang kedua yaitu gangguan diri atau harga diri rendah
Kronik yaitu perasaan negatiF terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ.
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal
diri tang tidak elastis. sedangkan faktor presipitasinya Faktor presipitasi
terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian anggta tubuh,
berubahnya penampilan atau bentu tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktifitas. Gangguan konsep diri harga diri rendah kronis
ini dapat terjadi secara situsional maupun kronis.
50

B. Saran
Bermutu atau tidaknya pelayanan keperawatan disuatu rumah sakit
sangat bergantung pada kerjasama antar perawat dan mahasiswa itu sendiri.
Apabila tidak adanya hubungan yang baik antara sesame anggota klien baik
itu perawat dengan mahasiswa maupun tenaga medis lainnya maka akan
sulit membangun kepercayaan masyarakat (klien) dalam asuhan
keperawatan yang diberikan. Agar kinerja dalam keperawatan berjalan
dengan efektif maka seorang perawat dan mahasiswa juga perlu memahami
setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan asuhan keperawatan juga dapat
dilakukan dengan lancar.

Vous aimerez peut-être aussi