Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pembimbing
Disusun Oleh :
201810401011093
SMF ANESTESI
2018
LEMBAR PENGESAHAN REFERAT
NIM : 201810401011093
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 3
2.1 Definisi Anestesi Assesment Pra Anestesi ......................... 3
2.2 Assesment Pra Anestesi ...................................................... 3
2.2.1 Persiapan Pre Operatif ................................................ 4
2.2.2 Penilian Status Fisik .................................................... 15
2.3 Kunjungan Pra Operatif ...................................................... 16
2.4 Premedikasi......................................................................... 17
2.4.1 Definisi ........................................................................ 17
2.4.2 Tujuan ......................................................................... 17
2.4.3 Cara ............................................................................. 18
2.4.4 Penggolongan Obat-obat Premedikasi ........................ 18
2.5 Pemantauan Pasca Operasi Dini ......................................... 29
BAB 3 KESIMPULAN ..................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 35
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Evaluate 3-3-2 rute ....................................................... 8
Gambar 2.2 Klasifikasi Mallapati ..................................................... 9
Gambar 2.3 Klasifikasi mallapati dengan membuka mulut .............. 9
Gambar 2.4 Bromage score ................................................................ 34
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Cara Pemberian Premedikasi ............................................ 18
Tabel 2.2 Efek Obat Golongan Narkotik ........................................... 20
Tabel 2.3 Efek Obat Antikolinergik ................................................... 23
Tabel 2.4 Efek Obat Derivat Fenothiazin .......................................... 24
Tabel 2.5 Efek Obat Derivat Benzodiazepin...................................... 26
Tabel 2.6 Efek Obat Derivat Butirofen .............................................. 27
Tabel 2.7 Alderet Score...................................................................... 32
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah anestesia ini pertama kali digunakan oleh Oliver Wendell Holmes
pada tahun 1846. Menurut asal katanya, anestesia berasal dan kata “An” yang berarti
“tidak” dan “Aestesia” yang berarti “rasa”. Secara umum berarti suatu tindakan
intensif pasien gawat, pemberian terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun.
psikologis, dan bila perlu, pengobatan preoperatif. Beberapa macam obat dapat
pasien. Seorang ahli anestesi harus menyadari pentingnya mental dan kondisi fisik
selama visite preoperatif. Sebab hal tersebut akan berpengaruh pada obat-obatan
preanestesi, tehnik yang digunakan, dan keahlian seorang ahli anestesi. Persiapan
yang buruk akan berakibat pada berbagai permasalahan dan ketidaksesuaian setelah
operasi.
dan nyeri harus diperhatikan betul pada kunjungan pra-anestasi. Dengan memberikan
1
2
rasa simpati dan pengertian kepada pasien tentang masalah yang dihadapi, maka
pasien dapat dibantu dalam menghadapi rasa sakit dan khawatir menghadapi operasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Anestesi merupakan hilangnya rasa nyeri yang disertai atau tidak disertai
dengan hilangnya kesadaran. Secara garis besar, anestesi dibagi 2, yaitu anestesi
umum dan lokal. Anestesi umum bekerja di susunan saraf pusat sedangkan
anestesi lokal bekerja di serabut saraf perifer. Anestesi umum terjadi karena
karena obat anestesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.
5. Meramalkan penyulit yang mungkin terjadi selama operasi dan atau pasca
bedah.
3
4
mungkin terjadi.
kemungkinan penyulit yang akan terjadi, menentukan status fisik pasien dan
1. Anamnesis
adalah :
1. Identitas pasien
Penyakit yang sedang diderita pasien dan penyakit penyerta yang dapat
5. Riwayat alergi
5
Pada pasien yang hamil pemilihan cara dan obat anestesi harus sangat hati-
8. Riwayat kebiasaan
Banyak kebiasaan yang akan berpengaruh pada anestesi dan bahkan bisa
Rokok
pada jalan nafas, memicu atelektasis dan pneumoni pasca bedah, oleh
Alkohol
2. Pemeriksaan Fisik
dehidrasi, oedema, tekanan darah, frekuensi nadi, suhu tubuh, frekuensi nafas
Breath (jalan nafas, pola nafas, suara nafas, anatomi dan fungsi paru)
membuka mulut (jarak minimal 4 cm), kekakuan otot leher, masalah gigi
(ompong, gigi palsu, gigi goyah), atau lidah yang relatif besar. Hal tersebut
atau sulit.
7
LEMON score :
L – Look Externally
Menilai bentuk wajah dan leher, bentuk pipi, dagu, mulut dan gigi
M – Mallampati
mallampati :
O – Obstruction
N – Neck mobility
sakit / parestesi
atau wheezing. perhatikan gerakan dada saat bemafas simetris atau dan
atau tidak.
gangguan pada saraf perifer atau pusat. Hal mi penting untuk ngelo1aan
lambung, kehamilan)
akibat konsumsi alkohol atau penyakit lain akan berpengaruh terhadap obat
- Kemodinamik penderita
- Hidrasi
- Hormonal
- Produksi urine
Anuri : 20m1/24jam
Oliguri : 25m1/jamatau400ml/24jam
11
- Serum kreatinin
- BUN
- Sedimen urine
menjadi penyulit saat anestesi. Bentuk tulang belakang yang abnormal dapat
3. Pemeriksaan Penunjang
atau tidak. Namun, jika dirasa masih meragukan maka untuk mendapat
Ada pemeriksaaan penunjang yang rutin harus dilakukan ada juga yang
kukan pemeriksaan penunjang antara lain : usia, penyakit yang sedang diderita,
kehamilan, dll
12
Pemeriksaan Rutin
Faal hemostasis
tentang keadaan fisik dan mental pasien beserta rnasalah-masalah yang ada,
1anjutnya dibuat rencana mengenai obat dan teknik anestesia yang akan
digunakan.
Penyakit Kardiovaskular
Penyakit Pernafasan
nafas atas karena efek obat sedative dan atropine, dan penurunan
Diabetes Mellitus
ketidakstabilan tersebut.
Penyakit Hati
14
Obat-obatan analgesic dan sedative juga menjadi memiliki masa kerja yang
ruang operasi. Terjadinya kasus salah identitas dan salah operasi dapat saja
terjadi, oleh karenanya pemeriksaan status pasien berulang kali harus selalu
dilakukan selama 3-6 jam sebelum operasi. Pada operasi darurat dilakukan
Gigi palsu, bulu mata palsu, cincin, gelang, perhiasan dan logam
tanda-tanda sianotik.
beberapa kali.
identifikasi.
menjaga keselamatan pasien sebelum, selama dan sesudah anestesi dan operasi
Secara umum, tujuan kunjungan pra anestesi adalah menekan mobiditas dan
mortalitas.
dilakukan. Kunjungan pada operasi elektif umumnya 1-2 hari sebelum operasi
pada saat dikonsulkan oleh ahli bedah. 4 hal penting yang di evaluasi pada saat
2. “Internal disease” yaitu penyakit lain yang menyertai surgical disease, misal
4. Komplikasi anestesi yang mungkin terjadi baik selama dan sesudah operasi
2.4 Premedikasi
18
2.4.1 Definisi
obat pendahuluan yang terdiri dari obat – obat golongan antikolinergik, sedatif
2.4.2 Tujuan
2.4.3 Cara
obatnya, sesuai tabel dibawah sehingga jika akan dilakukan anestesi, obat
1. Golongan Narkotika
19
3 kelompok :
c. Derivat sintetik :
Morfinans : lavorvanol
Propionanilides : metadon
Tramadol
a. Reseptor Mu
Morfin bekerja secara agonis pada reseptor ini, stimulasi pada reseptor ini
b. Reseptor Kappa
c. Reseptor Sigma
d. Reseptor Delta
Pada manusia peran reseptor ini belum diketahui dengan jelas. Diguga
memperkuat reseptor Mu
Morfin memiliki kekuatan 10 kali dibanding petidin, ini berarti bahwa dosis
morfin sepersepuluh dari petidin, sedangkan fentanil 100 kali dari petidin
Kontraindikasi :
Pemberian narkotik harus hati – hati pada pasien orang tua atau bayi dan
keadaan umum yang buruk. Tidak boleh diberikan pada pasien yang
berwarna
mengandung 50 ug
suntikan berulang.
adalah
c. Mencegah bradikardi
dan skopolamin
Mekanisme Kerja : menghambat asetil kolin pada organ yang diinervasi oleh
secara kompetitif yang ditimbulkan oleh asetil kolin pada sel efektor organ
terutama pada kelenjar eksokrin, otot polos dan otot jantung. Efek atropin
lebih dominan pada otot jantung, usus dan bronkus sedangkan skopolamin
induksi
Kontraindikasi :
Dikemas dalam bentuk ampul 1 ml mengandung 0,25 dan 0,50 mg, tidak
Obat golongan sedatif adalah obat – obat yang berguna untuk anti cemas dan
menimbulkan rasa kantuk. Tujuan pemberian obat golongan ini adalah untuk
memberikan suasanya nyaman bagi pasien prabedah, bebas dari rasa cemas
digunakan adalah :
a. Derivat fenothiazin
induksi
induksi
b. Derivat benzodiazepin
dicampur dengan obat lain karena bisa terjadi presipitasi. Jalur vena yang
mengandung 10 mg. Berwarna kuning, sukar larut dalam air dan bersifat
midazolam yang ada dipasaran adalah hanya dalam bentuk larutan tidak
berwarna, mudah larut dalam air dan kemasan dalam ampul 3 dan 5 ml
mengandung 5 mg/ml
c. Derivat butirofenon
Derivat ini biasa disebut juga sebagai obat golongan neuroleptika, karena
3. Antihipertensi
4. Anti muntah
5. Suplemen anestesi
d. Derivat barbiturat
mg/kgBB
e. Antihistamin
29
dan anestesi yang biasa dilakukan di ruang pulih sadar atau recovery room,
bebas atau tidak, ventilasinya cukup atau tidak dan sirkulasinya sudah baik atau
tidak. Pasien dengan gangguan jalan nafas dan ventilasi harus ditangani secara
dini. Selain obstruksi jalan nafas karena lidah yang jatuh ke belakang atau
spasme laring, pasca bedah dini kemungkinan terjadi mual-muntah yang dapat
berakibat aspirasi. Anestesi yang masih dalam, dan sisa pengaruh obat
Pada saat melakukan observasi di ruang pulih, agar lebih sistematis dan
- Tanda-tanda obstruksi
- Frekuensi nafas
Tekanan darah
Nadi
Perfusi perifer
Kadar Hb
Periksa :
Dilatasi lambung
Distensi abdomen
pancreas
Periksa :
Tanda-tanda sianosis
Warna kuku
Kriteria yang digunakan dan umunya yang dinilai pada saat observasi di ruang pulih
skor Aldrete. Idealnya pasien baru boleh dikeluarkan bila jumlah skor total adalah 10.
Namun bila skor total telah di atas 8 , pasien boleh keluar ruang pemulihan.
Namun bila pasien tersebut anak-anak kriteria pemulihan yang digunakan adalah skor
Steward, yang dinilai antara lain pergerakan, pernafasan dan kesadaran. Bila skor
Untuk pasien dengan spinal anestesi digunakan kriteria skor Bromage, yang dinilai
adalah pergerakan kaki, lutut dan tungkai, apabila total skor di atas 2, pasien boleh di
KESIMPULAN
kegiatan yang mengawali suatu operasi yang akan dilaksanakan. Kunjungan pre
operatif dilakukan untuk mempersiapkan pasien pada kondisi fisiologis dan mental
yang optimal untuk menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas yang dapat
kamar operasi karena sangat bermanfaat bagi pasien, operator dan ahli anestesi. Pre-
operative visit bertujuan untuk menilai kelayakan pasien untuk dilakukan anestesi dan
juga untuk menentukan jenis dan obat anestesi yang akan digunakan. Hal ini penting
untuk menjaga keselamatan pasien. Tindakan anestesi yang baik, bila mulai
laboratorium dan persiapan penyakit penyulit dan persiapan pembedahan. Dari hasil
penunjang yang ada ditentukan status fisik pasien dan prognosis / resiko terhadap
anestesi dengan asesmen ASA, sehingga dapat memilih obat premedikasi anestesi.
34
DAFTAR PUSTAKA