Vous êtes sur la page 1sur 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang
mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri
diakibatkan oleh penumpukan lemak. Aterosklerosis merupakan jenis yang
penting dari arteriosklerosis, istilah aterosklerosis merupakan sinonim dari
arteriosklerosis.
Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-cabang aorta
yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai darah ke
bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ dalam utama. Penyakit ini
multifokal, dan lesi unit, atau ateroma (bercak aterosklerosis), terdiri dari masa
bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai endapan sekunder garam
kalsium dan produk-produk darah. Bercak aterosklerosis mulai pada lapisan
intima atau lapisan dalam dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat
meluas sampai melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding
pembuluh.

B. Tujuan Makalah
Pembuatan makalah askep ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
penyusun dalam hal atau gambaran patologi tentang penyakit aterosklerosis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau
ASVD berasal dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan
sklerosis (indurasi dan pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah
suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh deposit substansi berupa
endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit, kolesterol, produk sampah seluler,
kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di dalam lapisan arteri di
seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika
media.(www.medicastore.com)
Arteriosklerosis atau “pengerasan arteri”,adalah suatu proses dimana
serabut otot dan lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan
(Aplikasi Nanda NIC NOC).
Arterioskleriosis dapat terjadi dibagian mana saja ditubuh kita, tapi paling
sering dijumpai di area yang memisah atau bercabang pada pembuluh darah
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima
arteri besar dan medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak,
kalsium. komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima
arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai aleroma atau plak. Karena
aterosklerosis merupakan penyakit arteri umum, maka bila kita menjumpainya di
ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain.
(Brunner & Suddarth, 2002).
B. Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,
pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau
ateroma, terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah
bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.

2
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya
mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:
1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-
kadang disebut kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-
kadang disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau
di atas 140/90 mmHg selama periode waktu.
3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah,
meningkatkan kadar kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah -
merokok juga tidak memungkinkan oksigen yang cukup untuk mencapai
jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan
darah gula ke dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi
ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi
karena tubuh tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin
dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra
dari otot, tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah
tinggi lemak tubuh ekstra.
7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor
risiko lain untuk aterosklerosis.
8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau
gaya hidup faktor genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap
membangun di arteri - pada pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah
membangun menyebabkan tanda-tanda atau gejala, pada pria, risiko
meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko meningkat
setelah usia 55.

3
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat
jika ayah atau saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung
sebelum usia 55 tahun, atau jika ibu atau saudara perempuan didiagnosis
dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun tetapi meskipun usia dan
riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak berarti
bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki
satu atau keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil
obat-obatan untuk mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat
mengurangi pengaruh genetik dan mencegah aterosklerosis dari
berkembang, bahkan pada orang dewasa yang lebih tua.
C. Patofisiologi
Aterosklerosis dimualai ketika koleterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini dinamakan plak atau ateroma yang akan mengganggu
absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam
pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke
lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami
nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit
dan aliran darah terhambat
Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi
pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi
intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi
tersering aterosklerosis. Dari lesi aterosklerosis terbentuknya trombus pada
permukaan plak. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka debris lipid akan
terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler disebelah distal
plak yang pecah.
D. Manifestasi Klinik
Menurut Corwin (2009) gejala klinis aterosklerosis meliputi:
1. Klaudikasio intermiten
suatu keadaan nyeri dan kram di ekstremitas bawah, terjadi terutama
setelah berolahraga. Pada aterosklerosis yang parah bisa terjadi juga saat
beristirahat karena kebutuhan oksigen yang tidak tercukupi.

4
2. Peka terhadap rasa dingin
Hal ini dipacu karena aliran darah ke ekstremita tidak adekuat.
3. Perubahan warna kulit
berkurangnya aliran darah ke suatu area tubuh membuatnya tampak lebih
pucat.
4. Penurunan denyut arteri, juga terdapat nekrosis sel dan gangrene apabila
aliran darah tidak adekuat memenuhi kebutuhan metabolik.
E. Faktor-Faktor Resiko
1. Yang tidak dapat diubah
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
d) Ras
2. Yang dapat diubah dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mayor
a) Peningkatan lipid serum
b) Hipertensi
c) Merokok
d) Gangguan toleransi glukosa
e) Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori
b. Minor
a) Gaya hidup yang kurang bergerak
b) Stress psikologik
c) Tipe kepribadian

F. Komplikasi
Bila sebuah plak pecah dan bermigrasi melalui arteri ke bagian lain. Plak
yang beredar ini disebut emboli atau embolus,yang terdiri tidak hanya lemak tapi
juga sel-sel mati, gumpalan darah dan jaringan berserat berserabut. Emboli dapat
menyebabkan kerusakan karena menghalangi aliran darah ke tempat tujuan,
sehingga jaringan kekurangan oksigen mati.

5
1) tromboemboli
2) penyakit jantung koroner
3) keruskan organ (ginjal, otak, hati, dan usus)
4) serangan jantung
5) strok
6) terlalu sedikit darah ditungkai dan kaki
7) serangan iskemik sesaat (transient ishkemik attack, TIA)
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
aterosklerosis yaitu dengan cara:
1. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di
pergelangan kaki dan lengan,
2. pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,
3. skening ultrasonik duplex,
4. CT scan di daerah yang terkena,
5. arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,
6. IVUS (intravascular ultrasound).

H. Penatalaksanaan Medis
Sebelum terjadinya komplikasi,terdengarnya bruit (suara meniup) pada
pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk arteriosklerosis. Denyut
nadi berkurang pada daerah yang terserang arteriosklerosis. Penanganan yang
dapat dilakukan antara lain:
1. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dankolesterol
dalam darah,contohnya colestyramine, kolestipol, asam nikotinat,
gemfibrozil, probukol, dsan lovastin.
2. Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau antikoagulan bisa diberikan untuk
mengurangi resiko terjadinya bekuan darah.
3. Angioplasti balon dapat dilakukan untuk meratakan plak dan
meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak
4. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.

6
5. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana
arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat
jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
I. Pengobatan
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol
dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil,
probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk
mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran
darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan
untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat
invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk
membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
J. Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah
faktor-faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya,
seseorang hendaknya:
1. Menurunkan kadar kolesterol darah
2. Menurunkan tekanan darah
3. Berhenti merokok
4. Menurunkan berat badan
5. Berolah raga secara teratur.

7
Web Of Coution

faktor risiko: usia,jenis nyeri/kram otot nyeri akut/kronis


kelamin, diet tinggi
lemak,DM,merokok

penumpukan metabolit kulit dingin


atero/Arteriosklerosis otot dan asam laktat pucat/sianosis

suplai O2 dan nutrisi


terganggu
sirkulasi darah
terganggu

arteri koroner Otak ekstremitas/perifer


angina pectoris/infark
miokard

strok sirkulasi perifer


resiko penurunan Hambatan denyut nadi
terganggu
perfusi jaringan mobilitas fisik terganggu
jantung
ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer

rencana pembedahan
kurang informasi

modifikasi gaya
hidup -nyeri akut prosedur tindakan
-resiko infeksi yang komplek
-kerusakan integritas kulit
Defisiensi
pengetahuan
pre operasi
luka operasi

Ansietas
post operasi

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ARTERIOSKLEROSIS

KASUS
Tn. MS datang kerumah sakit dengan mengeluh perutnya sakit dan seperti
ditusuk-tusuk dan terasa penuh di perut bagian kanan atas sehingga pasien sulit
untuk bergerak dan berkurang rasa sakitnya apabila dibuat duduk dalam posisi
semifowler. Rasa sakit itu muncul apabila pasien duduk dan saat melakukan
aktifitas terlalu berat sehingga pasien hanya berada di atas tempat tidur sepanjang
hari. Pasien juga mengatakan saat malam sering sesak napas karena perutnya
yang semakin membesar sehingga sulit digunakan untuk bernafas dan akan
berkurang jika pasien duduk dalam posisi semifowler. Sesak nafas itu selalu
terjadi saat malam hari dan sangat mengganggu aktifitas. Rasa sakitnya sangat
dirasakan pasien terutama di daerah dada dan paru-paru. Gejala di mulai sejak 2
minggu lalu sebelum pasien masuk rumah sakit atau tepatnya tanggal 6 maret
2018.

1. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
Nama : Tn. MS
Alamat : Jl.Cidodol No.34-Grogol selatan Kebayoran
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 41 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa barat/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh

9
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin
lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego.
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu.
e. Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

f. Neurosensori
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital
(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam)
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).

10
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.
h. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung,
DM.
Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara, penggunaan
pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam
terapi obat.
2. Diagnosa keperawatan
 Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan
penurunan sirkulasi darah ke jantung (koroner)
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan sirkulasi
darah ke perifer, penurunan nadi, hipertensi
 Nyeri akut berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh
darah menyuplai oksigen ke jaringan
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan masa otot,
kekuatan otot, kaku sendi
 Kerusakan integritas berhubungan dengan gangguan sirkulasi (luka
post operasi)
 Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks
 Resiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka
operasi (pembedahan)

11
 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
mengenai sumber-sumber informasi.

3. Intervensi
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kritera hasil Intervensi
1 Resiko penurunan perfusi NOC NIC
jaringan jantung  Cardiac pump  Evaluasi adanya nyeri dada
berhubungan dengan effectiveness (intensitas, lokasi, durasi )
penurunan sirkulasi darah  Circulation status  Monitor status kardiovaskuler
ke jantung (koroner)  Vital sign status  Monitor status pernafasan yang
Kriteria Hasil menandakan gagal jantung
 Tekanan systole dan  Monitor adanya perubahan tekanan
diastole dalam rentang darah
yang diharapkan  Monitor toleransi aktivias pasien
 CVP dalam batas normal  Monitor adanya
 Nadi perifer kuat dan dyspneu,fatigue,tekipneu dan
simetris ortopneu
 Tidak ada udem perifer
 Monitor status hidrasi (kelembaban
yang asites membrane mukosa ,nadi adekuat,
 Denyut jantung tekanan darah ortostatik )
,AGD,ejeksi fraksi
 Monitor vital sign sesuai indikasi
dalam batas
penyakit
 Bunyi jantung abnormal
 Kolaborasi dengan dokter untuk
tidak ada
pemberian terapi cairan sesuai
 Nyeri dada tidak ada
program
 Kelelahan yang ekstrrim
tidak ada  Monitor status nutrisi

2 Ketidakefektifan perfusi NOC NIC
jaringan perifer  Circulation status  Monitor adanya daerah tertentu
berhubungan dengan  Tissue perfusion : cerebral yang hanya peka terhadap panas /
sirkulasi darah ke perifer, Kriteria Hasil: dingin / tajam / tumpul
penurunan nadi, Mendemonstrasikan status  Monitor adanya paratese
hipertensi sirkulasi yang ditandai  Instruksikan keluarga untuk
dengan: mengobservasi kulit jika ada isi
 Tekanan systole dan atau laserasi
diastole dalam rentang  Monitor kemampuan BAB
yang diharapkan  Kolaborasi pemberian analgetik
 Tidak ada ortostatik
hipertensi
 Tidak ada tanda tanda
peningkatan tekanan
intracranial ( tidak lebih
dari 15 mmHg )
Mendemonstrasikan
kemampuan kofnitif yang

12
ditandai dengan:
 Berkomunokasi dengan
jelas dan sesuai dengan
kemampuan
 Menunjukkan perhatian
konsentrasi dan orientasi
 Memproses informasi
 Membuat keputusan
dengan benar
Menunjukkan fungsi sensori
motori cranial yang utuh :
tingkat kesadaran
membaik,tidak ada gerakan
gerakan involunter

3 Nyeri akut berhubungan NOC NIC


dengan gangguan  Pain level  Lakukan pengkajian nyeri secara
kemampuan pembuluh 1. Nyeri Hebat komprehensif termasuk lokasi,
darah menyuplai oksigen 2. Nyeri Berat karakteristik, durasi, frekuensi,
ke jaringan 3. Nyeri Sedang kualitas dan faktor presipitasi
4. Nyeri Ringan  Observasi reaksi nonverbal dari
5. Tidak Nyeri ketidaknyamanan
 Pain control  Bantu pasien dan keluarga untuk
1. Tidak Pernah mencari dan menemukan
2. Kadang-kadang dukungan
3. Sewaktu-waktu  Kontrol lingkungan yang dapat
4. Sering mempengaruhi nyeri seperti suhu
Selalu ruangan, pencahayaan dan
 Comfort level kebisingan
Kriteria Hasil  Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Mampu mengontrol nyeri  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
( tahu penyebab nyeri, menentukan intervensi
mampu menggunakan Pemberian Analgesik
tehnik nonfarmakologi
 Tentukan lokasi, karakteristik,
untuk mengurangi nyeri kualitas, dan derajat nyeri sebelum
,mencari bantuan ) pemberian obat
 Melaporkan bahwa nyeri
 Cek instruksi dokter tentang jenis
berkurang dengan
obat, dosis, dan frekuensi
menggunakan
 Cek riwayat alergi
manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (  Pilih analgesik yang diperlukan
skala ,intensitas atau kombinasi dari analgesik
,frekuensi dan tanda nyeri ketika pemberian lebih dari satu
)  Tentukan pilihan analgesik
 Menyatakan rasa nyaman tergantung tipe dan beratnya nyeri
setelah nyeri berkurang
4 Gangguan mobilitas fisik NOC NIC
berhubungan dengan  Joint movement:active  Monitoring vital sign

13
penurunan masa otot,  Mobility Level sebelum/sesudah latihan respon
kekuatan otot, kaku sendi  Self care:ADLs pasien saat latihan
 Transfer performance  Bantu klien untuk menggunakan
Kriteria Hasil: tongkat saat berjalan dan cegah
 Klien meningkat dalam terhadap cedera
aktivitas fisik  Kaji kemampuan pasien dalam
 Mengerti tujuan dan moblisasi
peningkatan mobilitas  Berikan alat bantu jika kalien
 Memverbalisasikan memerlukan
perasaan dalam  Ajarkan pasien bagaimana
meningkatkan kekuatan merubah posisi dan berikan
dan kemampuan bantuan jika diperlukan
berpindah
 Memperagakan
penggunaan alat
 Bantu untuk mobilisasi(
walker)
5 Kerusakan integritas NOC NIC
berhubungan dengan  Tissue integrity:skin and  Anjurkan pasien menggunakan
gangguan sirkulasi (luka Mucous Membranes pakaian yang longgar
post operasi)  Hemodyalis akses  Hindari kerutan pada tempat tidur
Kritera Hasil  Jaga kebersihan kulit yang luka
 Integritas kulit yang baik agar tetap bersih dan kering
bisa  mobilitas pasien
dipertahankan(sensasi,ela  Monitor kulit dari adanya
stisitas,temperature,hidras kemerahan
i pigmentasi)  oleskan lotion pada daerah yang
 Tidak ada luka/lesi pada tertahan dan di sekitar luka
kulit
 Monitor aktivitas dan mobilitas
 Perfusi jaringan baik pasien
 Menunjukkan
 Anjurkan pasien banyak
pemahaman dalam proses
mengkonsumsi air putih
perbaikan kulit dan
 Monitor status nutrisi pasien
mencegah terjadinya
cedera berulang  Kaji lingkungan dan peralatan
 Mampu melindungi kulit yang menyebabkan tekanan
dan mempertahankan
kelebaban kulit dan
perawatan alami
6 Ansietas berhubungan NOC NIC
dengan rencana  Anxiety self control  Gunakan pendekatan yang
pembedahan yang  Anxiety level menenangkan pasien
kompleks Kriteria Hasil  Nyatakan dengan jelas harapan
 Klien mampu terhadap pelaku pasien
mengidentifikasi pasien  Jelaskan semua prosedur dan apa
dan mengungkapkan yang dirasakan selama prosedur
gejala cemas  Pahami prespektif pasien terhadap
 Mengidentifikasi, situasi stree

14
mengungkapkan dan  Temani pasien untuk memberikan
menunjukkan teknik kenyamanan dan megurangi takut
untuk mengontrol cemas
 Vital sign dalam batas
normal
 Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
7 Resiko infeksi NOC NIC
berhubungan dengan  Immune status  Bersihkan lingkungan setelah
adanya port de entry  Knowledge :infection dipakai pasien lain..
akibat luka operasi control  Batasi pengunjung bila perlu.
(pembedahan)  Risk control  Intruksikan pada pengunjung untuk
Kriteria Hasil: mencuci tangan saat berkunjung
 Klien bebas dari tanda dan setelah berkunjung
dan gejala infeksi meninggalkan pasien.
 Mendiskripsikan proses  Gunakan sabun antimikrobia untuk
penularan penyakit,faktor cuci tangan.
yang mempengaruhi
penularan serta
penatalaksaannya
 Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
 Jumlah leukosit dalam
batas normal
 Menunjukkan perilaku
hidup sehat
8 Defisiensi pengetahuan NOC NIC
berhubungan dengan  Knowledge :disease  Berikan penilaian tentang tingkat
kurang informasi process pengetahuan klien / orang tua
mengenai sumber-sumber  Knowledge : health tentang proses penyakitnya
informasi behavior  kurang informasi mengenai
Kriteria Hasil sumber-sumber informasi.
 Pasien dan keluarga  Jelaskan patofisiologi dan
menyatakan pemahaman bagaimana hal ini berhubungan
tentang penyakit ,kondisi, dengan anatomi dan fisiologi
prognosis , dan program dengan cara yang sesuai.
pengobatan  Gambarkan tanda dan gejala yang
 Pasien dan keluarga biasa muncul (pernafasan cepat,
mampu melaksanakan tarikan dinding dada) dengan cara
prosedur yang dijelaskan yang sesuai
secara benar  Gambarkan proses penyakit
 Pasien dan keluarga dengan cara yang sesuai
mapu menjelaskan  Identifikasi kemungkinan

15
kembali apa yang penyebab dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat / tim  Bantu klien / orang tua mengenali
kesehatan lainnya factor pencetus serangan
 Berikan informasi pada klien /
orang tua tentang kondisi penyakit
dengan tepat
 Informasikan kepada orang tua
tentang kemajuan / perkembangan
penyakit klien dengan cara yang
sesuai
 Sediakan informasi tentang
pengukuran diagnostik yang
tersedia

4. Implementasi Keperawatan
Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan pelaksanaan dari
rencana tindakan keperawatan yang telah disusun / ditemukan, yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik
dilakukan oleh pasien itu sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan
fisioterapis. Perawat memilih intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada
pasien.
Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat :
1. Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan
2. Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan
3. Menyiapkan lingkungan terapeutik
4. Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
5. Memberikan asuhan keperawatan langsung
6. Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien dan keluarganya.
Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan klien,
menelaah, dan memodifikasi rencana keperawatn yang sudah ada,
mengidentifikasi area dimana bantuan dibutuhkan untuk mengimplementasikan,
mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan tambahan
keterampilan dan personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan dalam

16
catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian keperawatan, Prosedur spesifik dan
respon klien terhadap asuhan keperawatan atau juga perawat bisa mendelegasikan
implementasi pada tenaga kesehatan lain termasuk memastikan bahwa orang yang
didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan tugas sesuai dengan
standar keperawatan.

5. Evaluasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Evaluasi merupakan proses yang
dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan atau menilai respon klien terhadap
tindakan leperawatan
seberapa jauh tujuan keperawatan telah terpenuhi.
Pada umumnya evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi kuantitatif dan
evaluasi kualitatif. Dalam evalusi kuantitatif yang dinilai adalah kuatitas atau
jumlah kegiatan keperawatan yang telah ditentukan sedangkan evaluasi kualitatif
difokoskan pada masalah satu dari tiga dimensi struktur atau sumber, dimensi
proses dan dimensi hasil tindakan yang dilakukan.
Adapun langkah-langkah evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data keperawatan pasien
2. Menafsirkan (menginterpretasikan) perkembangan pasien
3. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
dengan menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar
normal yang berlaku.
a. Bila mengenai jaringan perifer
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas meningkat
(teraba hangat, warna kemerahan atau tidak pucat).
2) Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik dengan
baik.

17
3) Risiko kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma
dan iritasi kulit.
b.Bila dilakukan pembedahan
Pra pembedahan :
1. Ansietas : tanda dan gejala ansietas menurun.
Post pembedahan :
2. Nyeri akut : nyeri pasca bedah terkontrol.
3. Risiko infeksi : infeksi luka operasi tidak terjadi.
4. Risiko kerusakan integritas kulit : kulit tampak terawat baik, integritas
kulit terjaga.
c. Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup
1. Kurang pengetahuan : pemahaman pasien meningkat, pasien menunjukkan
mengikuti anjuran modifikasi gaya hidup dengan baik.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh
darah akibat timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah
sehingga aliran darah menjadi tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak
tetapi ada juga substansi lain berupa trombosit, makrofag, leukosit, produk
sampah seluler, kalsium dan lain-lain.
Awalnya seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan arteri.di
seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Pertumbuhan ini
disebut dengan plak.
Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital
lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika terjadi pada arteri koroner menuju
jantung, akan mengakibatkan serangan jantung. Namun jika terjadi pada arteri
karoid menuju otak, akan mengakibatkan stroke.

B. Saran
Pada kasus aterosklerosis yang berat, beberapa tindakan medis tertentu
mungkin diperlukan, seperti grafting bypass arteri koroner dan angioplasty. Untuk
kasus yang lebih ringan, maka secara umum dibutuhkan perubahan pola hidup
sebagai bentuk penanganan dan pencegahan aterosklerosis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Brunner,Sudarth.2013.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi.12.Jakarta : EGC

Huda,N.Amin.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


& NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction publishing

Padila.2012.Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta : Nuha Medika

Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3.


Jakarta: EGC.

20
ASUHAN KEPERAWATAN

ARTERIOSKLEROSIS

Disusun Oleh :

Kelompok : 7

1. MAHYUDDIN HARAHAP
2. ASRUL PANDAPOTAN
3. FITRIANI HASIBUAN
4. HUSNUL KHOTIMAH ASSA’ADAH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AUFA ROYHAN
PADANG SIDIMPUAN
2018

21
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt atas limpahan rahmat dan
hidayah-nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah keperawatan dengan
pokok bahasan “Asuhan Keperawatan Arteriosklerosis” . Makalah askep ini
kami susun untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu
keperawatan.

Mengingat dalam proses penyusunan makalah ini, kami merasa masih


sangat jauh dari sebuah kesempurnaan, baik itu dari segi pembahasan maupun
penggunaan kata-katanya. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca
khususnya dosen pembimbing sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Padangsidimpuan, Nopember 2018

Penulis

i
22
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ................................................................................ 3
B. Klasifikasi .................................................................................. 3
C. Etiologi ...................................................................................... 3
D. Manifestasi klinik ...................................................................... 4
E. Patofisiologi ............................................................................... 5

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................... 6

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .............................................................................. 22
B. Saran ......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

23
ii
24

Vous aimerez peut-être aussi