Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Obat-obat analgetika adalah kelompok obat yang memiliki aktivitas menekan atau
mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dicapai dengan berbagai macam cara, seperti
menekan kepekaan reseptor rasa nyeri (misalnya dengan anestesi)terhadap rangsang
nyeri mekanik, termik, listrik atau kimiawi di pusat atau perifer, atau dengan cara
menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri. Metoda-metoda
pengujian aktivitas analgetika dilakukan dengan menilai kemampuan zat uji untuk
menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan (mencit,
tikus, marmot), yang meliputi induksi secara mekanik, termik, elektrik dan secara kimia.
Metode pengujian dengan induksi nyeri secara mekanik atau termik lebih sesuai untuk
mengevaluasi obat-obat analgetika kuat. Pada umumnya daya kerja analgetika dinilai
pada hewan dengan mengukur besarnya peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan
sampai ada respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan terhadap stimulus nyeri
atau juga peranan frekuensi respon nyeri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan respon nyeri?
2. Bagaimana fisiologi nyeri?
3. Bagaiamana sifat dari respon nyeri?
4. Apa saja teori-teori pengontrol nyeri?
5. Apa saja klasifikasi respon nyeri?
6. Apa patofisiologi dari respon nyeri?
7. Bagaimana respon fisiologis terhadap nyeri?
8. Bagaimana respon tingkah laku terhadap nyeri?
9. Apa saja Faktor-faktor yangdapat meningkatkan dan menurunkan sensitivitas nyeri?
10. Bagaiamana cara pengukuran nyeri?
11. Bagaimana cara mengatasi nyeri?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu respon nyeri,
2. Mahasiswa mengetahui fisiologi nyeri,
3. Mahasiswa mengetahui sifat sifat nyeri,
4. Mahasiswa mengetahui teori-teori pengontrol nyeri,
5. Mahasiswa mengetahui klasifikasi respon nyeri?
6. Mahasiswa mengetahui patofisiologi dari respon nyeri?
7. Mahasiswa mengetahui respon fisiologis terhadap nyeri?
8. Mahasiswa mengetahui respon tingkah laku terhadap nyeri?
9. Mahasiswa mengetahui Faktor-faktor yangdapat meningkatkan dan menurunkan
sensitivitas nyeri?
10. Mahasiswa mengetahui cara pengukuran nyeri?
11. Mahasiswa mengetahuicara mengatasi nyeri
BAB II
PEMBAHASAN
B. Fisiologi Nyeri
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling baik
untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen
fisiologi yaitu, resepsi, persepsi dan reaksi. (Potter & Perry, 2010)
1. Resepsi
Semua kerusakan selular, yang disebabkan oleh stimulus termal,mekanik, kimiawi
atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang menyebabkan nyeri.
Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi, dan zat-zat kimia
menyebabkan pelepasan substansi, sepertihistamine, bradikinin dan kalium, yang
bergabung dengan lokasi reseptor dinosiseptor untuk memulai transmisi neural, yang
ikaitkan dengan nyeri. Tidak semua jaringan terdiri dari reseptor yang
mentransmisikantanda nyeri. Otak dan alveoli paru contohnya.apabila kombinasi
denganreseptor nyeri mencapai ambang nyeri(tingkat intensitas stimulusminimum
yang dibutuhkan untuk meningkatkan suatu impuls saraf),kemudian terjadilah neuron
nyeri. Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar disepanjang
serabut saraf perifer aferen.Dua tipe serabut saraf perifer mengonduksi stimulus
nyeri:serabut A-delta yang bermelienasi dan cepatdan serabut C yang tidak
bermielinasi dan berukuran sangat kecil sertalambat. Serabut A mengirim sensasi
yang tajam, terlokalisasi, dan jelasyang melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi
intensitas nyeri. Serabut tersebut menghantarkan komponen suatu cedera akut dengan
segera.Serabut C menyampaikan impuls yang terlokalisasi buruk, visceral danterus-
menerus. Misalnya, setelah menginjak sebuah paku, seorang individumula- mula
akan merasakan suatu nyeri yang terlokalisasi dan tajam, yangmerupakan hasil
transmisi serabut A. dalam beberapa detik, nyeri menjadilebih difus dan menyebar
sampai seluruh kaki terasa sakit karena persarafan serabut-C. serabut-C tetap terpapar
pada bahan-bahan kimia,yang dilepaskan ketika sel mengalami kerusakan.
2. Persepsi
Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri.Stimulus nyeri
ditransmisikan naik ke medulla spinalis ke thalamus danotak tengah. Dari thalamus,
serabut mentransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk korteks sensori
dan korteks asosiasi, lobusfrontalis dan system limbic. Ada sel-sel di dalam system
limbic yangdiyakini mengontrol emosi, khususnya untuk ansietas. Demnag
demikiansystem limbic berperan aktif dalam memproses reaksi emosi terhadapnyeri.
Setalah transmisi syaraf berakhir di dalam pusat otak yang lebihtinggi, maka individu
akan mempersepsikan sensasi saraf.
3. Reaksi
Reaksi terhadap nyeri merupakan respons fisiologis dan perilakuyang terjadi setelah
mempersepsikan nyeri.
b. Nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau abnormalitas yang di dapat
pada struktur saraf perifer maupun sentral , nyeri ini lebih sulit diobati (Aziz
Alimul Hidayat 2009).
0 :Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapatmengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagiberkomunikasi, memukul.
3. Skala Wajah
4. Skala Oucher
2) Macam-macam Massage
a) Sport Massage
Adalah pijat yang dipakai dalam lapangan sport. Ditujukan untuk
membentuk dan memelihara kondisi badan para oleh ragawan agar
konstan baik
b) Segment Massage
Ialah pijat yang dilakukan untuk mengobati beberapa macam penyakit
tanpa memasukkan obat ke dalam tubuh. Ditujukan untuk meringankan
atau menyembuhkan beberapa macam penyakit yang boleh dipijat
c) Cosmetic Massage
Ialah pijat yang dipakai dalam bidang pemeliharaan kecantikan.
Ditujukan untuk membersihkan dan menghaluskan kulit, juga untuk
menjaga agar kulit tidak lekas mengkerut (awet muda).
3) Metode Pengurutan
e. Teknik distraksi
Pengertian Menurut Potter dan Perry (2006):
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri. Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori aktivasi retikuler,
yaitu menghambat stimulus nyeri ketika seseorang menerima masukan sensori
yang cukup atau berlebihan, sehingga menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke
otak (nyeri berkurangatau tidak dirasakan oleh klien). Stimulus sensori yang
menyenangkan akan merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang
dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Distraksi bekerja memberi pengaruh
paling baik untuk jangka waktu yang singkat, untuk mengatasi nyeri intensif hanya
berlangsung beberapa menit, misalnya selama pelaksanaan prosedur invasif atau
saat menunggu kerja analgesik.
Perawat dapat mengkaji aktivitas-aktivitas yang dinikmati klien sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai distraksi. Aktivitas tersebut dapat meliputi kegiatan
menyanyi, berdoa, menceritakan foto atau gambar dengan suara keras,
mendengarkan musik, dan bermain. Sebagian besar distraksi dapat digunakan di
rumah sakit, di rumah, atau pada fasilitas perawatan jangka panjang. Menurut E-
Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2) Beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa
Teknik distrsksi dengan cara mendengarkan music sangat efektif dalam
Menurunkan nyeri pasca operasi dan menyimpulkan bahwa Ada pengaruh teknik
distraksi pada pasien post operasi appendiksitis di ruang OK RS Pancaran Kasih
Manado sebelum dan sesudah di lakukan teknik distraksi terhadap
respon nyeri pasien
1) Tujuan
Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah
untuk pengalihan atau menjauhi perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapi,
misalnya rasa sakit (nyeri). Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu
agar seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa
berada pada situasi yang lebih menyenangkan.
Teknik distraksi ini dapat digunakan untak memusatkan perhatian anak
menjauhi rasa nyeri. Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam
mengurangi nyeri. Teknik distraksi yang paling disukai oleh anak-anak, seperti
melihat gambar di buku, meniup gelembung (blowing bubbles), atau menghitung.
Sentuhan, usapan, tepukan, atau mengayun dapat menjadi teknik distraksi yang
baik pada anak yang sedang dalam distres.Orangtua harus diajarkan teknik
distraksi dan didorong untuk mempertahankan anak mereka agar nyaman selama
mungkin. Melatih orang tua akan memberi mereka jalan untuk berpartisipasi
dalam nyeri anaknya, serta memberi manfaat dalam mengurangi kecemasan dan
ansietas orangtua.
2) Prosedur
Prosedur Teknik Distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain:
a) Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan, dan
gambar termasuk distraksi visual.
b) Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Kliendianjurkan
untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, sepertimusik klasik. Klien
diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk
menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu, seperti bergoyang, mengetukkan jari atau
kaki (Tamsuri, 2007).
Musik merupakan salah satu teknik distraksi yang efektif. Musik dapat menurunkan
nyeri fisiologis, stress, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari
nyeri. Musik terbukti menunjukkan efek antara lain menurunkan frekuensi denyut
jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri, menurunkan
tekanan darah, dan mengubah persepsi waktu. Perawat dapat menggunakan musik
dengan kreatif di berbagai situasi klinik. Klien umumnya lebih menyukai
menampilkan suatu kegiatan (memainkan alat musik, menyanyikan lagu atau
mendengarkan musik). Musik yang sejak awal sesuai dengan suasana hati klien,
biasanya merupakan pilihan yang paling baik.
Musik klasik, pop, dan modern (musik tanpa vokal) digunakan pada terapimusik.
Musik menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang dan
waktu. Musik harus didengarkan minimal 15 menit supaya dapat memberikan efek
terapeutik.
Di keadaan perawatan akut, mendengarkan musik dapat memberikan hasil yang sangat
efektif dalam upaya mengurangi nyeri pascaoperasi klien.
Berdasarkan penelitian Moeloek (2005) dan A. Suci E., (2005), musik dapat
meningkatkan dan menstimulasi endorphin (hormon yang berguna untuk menurunkan
nyeri) serta mengatur hormon yang berkaitan dengan stress yaitu adrenalin dan
kortisol. Musik memberikan stimulasi sensori yang menyenangkan sehingga
menyebabkan pelepasan endorphin.
Salah satu jenis musik yang banyak digunakan adalah musik klasik, seperti musik
Mozart. Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang
Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah
membuktikan. Menurut penelitian Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell, musik
mozart dapat mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik. Mereka
mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”. Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan
frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan
memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah
kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya
komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan .Sebenarnya bukan hanya musik karya
Mozart saja yang mempunyai efek mengagumkan, tetapi semua musik yang berirama
lembut serta mampu menenangkan suasana juga diidentifikasi memiliki efek Mozart.
Selain itu, penelitian A. Suci E. (2005) juga membuktikan bahwa teknik distraksi
musik dengan menggunakan musik anak-anak memiliki efektivitas yang lebih tinggi
dalam menurunkan nyeri pada anak-anak, terutama pada saat pemasangan infus. Cara-
cara yang dianjurkan dalam menggunakan musik untuk mengontrol nyeri secara
efektif :
Pilih musik yang sesuai dengan selera klien, perawat mempertimbangkan usia
dan latar belakang.
Gunakan earphone supaya tidak mengganggu klien atau staf yang lain dan
membantu klien berkonsentrasi pada musik.
Pastikan tombol-tombol kontrol di radio atau pesawat tape mudah ditekan,
dimanipulasi, dan dibedakan.
Minta anggota keluarga untuk membawa pesawat tape dari rumah.
Apabila nyeri yang klien rasakan akut, kuatkan volume musik. Apabila nyeri
berkurang volumenya dapat dikurangi.
Apabila tersedia musik latar, pilih jenis musik umum yang sesuai
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen nyeri harus menggunakan pendekatan yang holistik/ menyeluruh,
hal ini karena nyeri mempengaruhi keseluruhan aspek kehidupan manusia, oleh
karena itu kita tidak boleh hanya terpaku pada satu pendekatan saja tetapi juga
menggunakan pendekatan-pendekatan yang lain yang mengacu kepada aspek
kehidupan manusia yaitu biopsikososialkultural dan spiritual, pendekatan non
farmakologik dan pendekatan farmakologik tidak akan berjalan efektif bila digunakan
sendiri-sendiri, keduanya harus dipadukan dan saling mengisi dalam rangka
mengatasi/ penanganan nyeri pasien. Pasien adalah individu-individu yang berbeda
yang berespon secara berbeda terhadap nyeri, sehingga penangananyapun tidak bisa
disamakan antar individu yang satu dengan yang lainnya.Pengkajian yang tepat,
akurat tentang nyeri sangat diperlukan sebagai upaya untuk mencari solusi yang tepat
untuk menanganinya, untuk itu pengkajian harus selalu dilakukan secara
berkesinambungan, sebagai upaya mencari gambaran yang terbaru dari nyeri yang
dirasakan oleh pasien.
B. Saran
1. Perlunya dikembangkan cara-cara lainnya untuk penanganan terhadap nyeri.
2. Pensosialisasian tentang nyeri harus di tingkatkan lagi agar masyarakat indonesia
paham betul dengan pengertian nyeri sesungguhnya .
DAFTAR PUSTAKA
Ramali. A. (2000). Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Jakarta : Djambatan
Syaifuddin. (2007). Anatomi fisiologi untuk siswa perawat.edisi-2. Jakarta : EGC. Hlm : 123-
136.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63
Prasetyo Nian Sigit. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta : Graha Ilmu
Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:
EGC. Hlm 1502-1533.
Potter dan Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:
EGC.