Vous êtes sur la page 1sur 6

MENCERITAKAN, MENGANALISIS, DAN

MEMBERIKAN SOLUSI DAN SARAN TERHADAP


FILM BERTEMA KORUPSI
“PSSSTTT… JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti
Korupsi (PBAK)

Disusun Oleh :
Sarifah Intan Fadillah
34403516139
3C

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB CIANJUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
Jalan Pasir Gede Raya No 19 Telp. (0263) 267206 Fax. 270953 Cianjur
2018
FILM PENDEK KITA VS KORUPSI
“PSSSTTT… JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA”
By CHAIRUN NISSA

A. Cerita “Psssttt… Jangan bilang siapa-siapa”

Film ini menceritakan keseharian siswa SMA tentang pertemanan,


keluarga, dan aktivitas sekolah mereka. Film ini menggambarkan tindak
korupsi mulai dari contoh yang paling dekat dengan kehidupan kita, di
lingkungan sekolah, keluarga hingga tindakan korupsi dalam perusahaan. Film
ini menggambarkan tentang kondisi nyata dimana kita sering menghalalkan
berbagai cara tindakan yang sebenarnya adalah korupsi. Film ini obrolan dari
ketiga siswa itu yang menceritakan kejadian yang terjadi.

Salah satu pemain dan yang berperan sebagai perekam video yaitu
bernama Gita. Dia adalah siswa SMA yang baru saja membeli handycame
hasil dari jerih payahnya menabung uang. Berbanding terbalik dengan teman-
teman dekatnya yang sering membohongi orang tua mereka untuk
mendapatkan gadget atau barang mewah lain yang mereka inginkan. Dengan
alasan untuk keperluan sekolah.
Dalam film ini tidak hanya di kalangan siswa, praktek korupsi dan
perilaku tidak jujur juga terjadi kalangan guru. Pa Norman namanya yang
menjual buku koperasi yang meminta siswanya membeli dengan jaminan nilai
yang bagus yaitu A, dan buku yang ia jual dengan harga mahal dengan
keuntungan yang didapat untuk dirinya sendiri. Dalam menjalankan tindakan
korupsi itu pa Norman dibantu oleh Echi yang menjualkan buku ke siswa-
siswa lain.

Dari semua siswa yang tidak membeli buku di pa Norman hanya Gita.
Ternyata benar saja nilai Gita yang paling kecil dibandingkan teman-
temannya. Temannya Gita, namanya Echi yang bertugas menjual buku dari
gurunya mengungkapkan alasan mengapa Gita mendapat nilai yang lebih
rendah dari temannya hanya karena dia tidak membeli buku yang dijual
gurunya. Nilai bukannya ditentukan prestasinya tetapi ditentukan
menguntungkan atau tidaknya guru tersebut.
Selain di sekolah, temennya Gita namanya Olla terbiasa berbohong
kepada orang tuanya saat meminta uang untuk membeli buku pelajaran.
Padahal tidak selalu yang Olla minta untuk pelajaan melainkan Olla sering
menggunakan uang hasil menipu orang tuanya itu untuk keperluannya pribadi.

Dalam keluarga Olla ibunya juga sering melakukan tindakan tidak jujur
dan memint uang kepada suaminya dengan alasan yang tidak sebenarnya. Jadi
tindakan Olla yang meminta uang dengan alasan pelajaran itu didukung oleh
ibunya, padahal dipergunakan untuk kesenangan Olla.

Dalam film ini juga yang melakukan korupsi ada Ayahnya Olla yang
berbohong kepada atasannya. Atasannya akan berbohong kepada atasannya.
Karena ini, terbentuk lingkaran kebohongan. Yaitu dengan menaikkan jumlah
keuangan untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri dan temannya.
B. Analisa “Psssttt… Jangan bilang siapa-siapa”
Dari film pendek tentang korupsi ini saya melihat bahwa tindakan yang
seperti itu memang sering kita jumpai di dunia nyata. Menurut temannya Gita
yaitu Echi dan Olla ataupun kita menganggap hal seperti itu menjadi biasa.
Padahal ini merupakan perbuatan yang memalukan dan merusak suatu negara.
Selama korupsi belum teratasi negara ini tidak makmur. Nantinya banyak
orang yang kaya karena uang haram dan banyak yang miskin kelaparan yang
menjadi korban korupsi yang pada akhirnya akan memicu adanya tindak
kekerasan, kejahatan, pencurian, dan kejahatan lain yang semuanya berawal
dari menganggap ketidakjujuran hal yang biasa.
Film “Psssttt… jangan bilang siapa-siapa” ini menyadarkan kita bahwa
tenaga pendidik seperti guru juga melakukan tindak korupsi, misalnya dengan
menaikan harga buku yang mereka jual dan setiap siswa harus membelinya.
Disini siswa lah yang menjadi korban. Seorang guru harusnya memberikan
pembelajaran dan contoh yang baik bukan malah mengajarkan korupsi kepada
generasi muda yang menjadi calon pemimpin bangsa, karena maju atau
tidaknya suatu bangsa ditentukan oleh pemuda. Dan korupsi tidak hanya
terjadi di lingkungan para pejabat negara, praktek korupsi bisa terjadi dimana
saja dan kapan saja bahkan didalam keluarga kita sendiri, untuk itu mulailah
berbenah diri untuk menghindari prilaku koruptor.
Film ini mengingatkan pada pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya,
yaitu dari orang tua sampai anaknya melakukan tindakan korupsi

C. Solusi/Saran “Psssttt… Jangan bilang siapa-siapa”


Korupsi sesungguhnya berakar pada nafsu yang kemudian menjadikan
seseorang menjadi serakah mengejar kenikmatan hidup dengan jalan pintas
dan melanggar hukum, seringkali bermula dari hal sepele, namun kemudian
membesar karena mendapat stimulus dari orang-orang dekat. Oleh karena itu
menurut saya dalam mencegah korupsi yaitu dengan cara realistis saja jangan
mengikuti nafsu dan keinginan yang berlebihan. Dan saya sarankan untuk
pihak yang berwajib menangani kasus korupsi ini dengan serius dan adil
jangan ada dalam permainan politik dan berat sebelah.
Sejalan dengan tekad memerangi korupsi Yaitu harus dipertanggung
jawabkan, maka beberapa tindakan yang bersifat koruptif, harus ditindak
sesuai UU No. 31 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan
korupsi.
Seharusnya diterapkan perilaku jujur dalam diri kita sehingga kita
berfikir dua kali jika ingin melakukan tindakan korupsi dan kita harus
menyadari bahwa tindakan yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik
pula sedangkan tindakan kita yang tidak baik akan menghasilkan sesuatu yang
membuat kita tidak dapat hidup tenang.
Kita harus berani mengatakan “TIDAK” pada sesuatu yang berhubungan
dengan korupsi, walaupun yang mengajak kita itu teman. guru, orang tua, atau
orang lain yang lebih tua. Jangan ingin kita dijadikan objek untuk
memperkaya orang lain.

Vous aimerez peut-être aussi