Vous êtes sur la page 1sur 9

A.

Penatalaksanaan
1. Manajemen Komprehensif
2. Manajemen preventif
a Pencegahan stroke
Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati, apabila penyakit stroke
sebenarnya bisa dicegah dengan beberapa cara. Pertama, dengan menjalankan
prilaku hidup sehat sejak dini. Kedua, pengendalian faktor resiko secara optimal
harus dijalankan. Ketiga, melakukan pemeriksaan medis secara rutin dan berkala,
disamping pasien harus mengenali tanda awal stroke. Selain itu, ada beberapa
tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar seorang terhindar dari stroke
seperti penjelasan yang dibawah.
1) Diet rendah koresterol
Serangan stroke umumnya terjadi akibat penyumbatan pembulu arteri oleh
bekuan darah yang lepas atau pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah
tersebut. Penyebab stroke dan jantung koroner sama-sama terdapat dalam
pembulu arteri, bedanya penyebab stroke terdapat dalam pembuluh arteri
otak, sedangkan penyebab serangan jantung koroner terdapat dalam
pembuluh arteri koroner yaitu pembuluh nadi yang memberikan zat gizi serta
oksigenkepada otot jantung. Stroke lebih sering terjadi pada pasien hipertensi,
sedangkan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung koroner adalah
kadar kolesterol yang tinggi (Dislipidemia).
Makanan hewani yang berdampak buruk pada pembulu arteri adalah yang
kaya koresterol. Konsumsi hidrat arang yang sederhana (gula) lemak jenuh,
garam, dan cairan akan menentukan kekentalan darah, (osmolaritas). Serat
makanan, khususnya jenis larut positif terhadap kesehatan. Faktor makanan
merupakan salah satu diantara 3 hal lain yang perlu diperhatikan dalam
upaya pencegahan gangguan pembulu arteri diatas. Kedua hal lainnya adalah
olahraga, termasuk aktivitas fisik sehari-hari yang harus dilakukan secara
tepat dan teratur serta pengolaan stres yang benar. Idealnya ketiga hal
tersebut dilakukan sejak usia dini dengan menghindari atau pali g tidak
mengurangi faktor-faktor risiko tersebut.jika seseorang tidak menghindari
faktor-faktor risiko tersebut sejak dini maka akan potensial terkena gangguan
pembuluh darah, baik karena faktor risiko genetik usia, dan faktor-faktor lain
seperti kegemukan. Kebiasaan merokok juga dapat memicu serangan stroke
atau jantung koroner pada usia yang relatif muda. Pada serangan yang diikuti
oleh kematian (infark) pada jaringan otak atau otot jantung umumnya
menimbulkan cacat (disabilitas) bahkan berpotensi menyebabkan kematian
meski mendapatkan penanganan dengan baik.
Diet untuk mengurangi kadar koresterol jahat dan meningkatkan kadar
koresterol baik disebut diet rendah kolesterol lemak terbatas. Dikatakan
rendah kolesterol karena asupan kolesterol diharapkan tidak melebihi 300 mg
per hari. Sebenarnya kolesterol merupakan jenis lemak yang diperlukan
tubuh untuk pembuatan hormon anak bolik seperti hormon steroid, vitamin D,
dan getah empedu. Namun bagi orang yang metabolisme kolesterolnya sudah
terganggu, asupan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan kadarnya
didalam darah. Oleh karena itu seseorang yang kadar kolesterolnya yang
tinggi harus menghindari makanan yang kaya kolesterol seperti otak, jeroaan,
daging berlemak, kuning telur, dan lemak/minyak hewani.
Disamping menghindari makanan yang kaya kolesterol pasien juga harus
membatasi konsumsi lemak atau minyak, khususnya jenis lemak jenuh.
Didalam hati, lemak jenuh dapat menjadi bahan baku untuk pembuatan
kolesterol. Semua lemak hewani merupakan lemak jenuh kecuali lemak pada
hewan berdarah dingin seperti ikan. Sedangkan minyak nabati merupakan
minyak tak jenuh kecuali santan, minyak kelapa, dan kelapa sawit. Minyak
nabati tidak mengandung kolestrol karena kolestrol merupakan ciri pada
hewan dan manusia. Namun tanaman mengandung jenis sterolain, yaitu
fitoserol yang dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah.
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam diet rendah kolestrol adalah
meningkatkan asupan serat makanan hingga sekitar 35 gr per hari. Serat
makanan dapat mengendalikan penyerapan lemak atau minyak dan hidrat
arang sederhana. Contoh makanan yang mengandung banyak serat adalah
havermut, hamiqua timun suri, agar-agar, cincau, rumput laut, buah-buahan
terutama jenis labu seperti melon, dan sayuran seperti labu siam, terong serta
gambas. Kolestrol yang dikeluarkan dari hati dalam bentuk getah empedu
atau ester kolestrol harus di hambat peneyerapannya oleh serat solubel
didalam usus. Jika tidak, jenis kolestrol tersebut akan menaikan kadar
kolestrol darah sekalipun anda sudah menjalani diet dengan ketat.
Mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, serta kecambah yang
mengandung vitamin E dan mengonsumsi bawang putih yang kaya akan
selenium yang sangat penting untuk mencegah agar kolestrol didalam darah
tidak teroksidasi. Kolestrol yang teroksidasi sulit ditangkap (fagositosis) oleh
sel-sel magrofag sehingga kadarnya dalam darah akan meningkat.
Penggunaan suplemen vitamin E, selenium, dan asam lemak omega 3 dapat
menurunkan kadar kolestrol.
2) Kontol asupan gula dan garam
Jenis makanan yang juga harus dibatasi pengonsusiannya adalah gula dan
garam. Konsusmsi gula yang berlebihan setiap hari dapat menaikan kadar
trigliserida darah, yaitu jenis lemak lain, disamping tentunya beresiko
menimbulkan penyakit gula. Trigriselida yang berlebihan akan menaikan
kadar kolestrol dan menambah beban kerja kelenjar ludah perut. Keadaan ini
bisa mengakibatkan peradangan pankreas yang serius.
Tubuh anda juga akan menderita dan mudah sakit bila anda minum-
minuman yang manis setiap kali anda merasa lemah dan letih. Sebagai
pengganti konsumsi gula yang berlebihan, anda dapat mengonsusmsi hidrat
arang kompleks dalam bentuk bijian utuh seperti jagung atau umbi-umbian
jenis makanan tersebut memang tidak segera menyegarkan tubuh namun
tubuh juga tidak harus bekerja secara terputus-putus. Konsusmsi gula harus
memperhatikan waktu, keperluan dan jumlahnya.
Jenis makanan lain yang harus dibatasi adalah garam natrium merupakan
bagian dari garam dapur juga bisa diperoleh oleh tubuh dari bahan penyedap
rasa, soda, pengawet dan sodium sulfit yang digunakan dalam pembuatan
sosis. Kadar natrium yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan kekentalan
darah pada gilirannya akan menaikan tekanan darah. Sebaliknya, kalium
yang banyak terdapat pada sayuran dan buah akan membantu menurunkan
tekanan darah.
3) Hindari Obesitas
Untuk pencegahan penyakit stroke, hindari obesitas dan kolestrol tinggi
konsusmsilah lebih banyak sayuran, buah-buahan, padi-padian, makanan
beserat lainnya, dan ikan. Kurangi mengonsusmsi daging, kebiasaan
mengemil, serta hindari makanan yang berkalori tinggi dan banyak
mengandung lemak jenuh lainnya. Makanan yang banyak mengandung
kolestrol akan tertimbun dalam dinding pembulu darah dan menyebabkan
aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit jantung dan stroke.
4) Hindari Rokok, Alkohol, dan Obat Terlarang
Hentikanlah kebiasaan merokok dan jauhi asap rokok. Merokok
menyebabkan elsatisitas pembuluh darah berkurang sehingga meningkatkan
pengerasaan pembulu darah arteri dan meningkatkan faktor pembekuan darah
yang memicu penyakit jantung dna stroke. Perokok mempunyai peluang
terkena stroke dan jantung koroner sekitar 2x lipat lebih tinggi dibanding
bukan perokok.
Selain itu, jauhi minuman beralkohol karena semakin banyak konsumsi
alkohol maka kemungkinan stroke terutama jenis hemoragik akan semakin
tinggi. Alkohol dapat menaikan tekanan darah, memperlemah jantung,
mengentalkan darah, dan menyebabkan kejang arteri. Hindari juga obat-obat
terlarang seperti heroin, kokain, amfetamin, karena pengguna narkoba
memiliki resiko terserang stroke beberapa kali lipat lebih tinggi dibanding
yang bukan yang bukan pengguna narkoba.
5) Lakukan Olah Raga atau Aktivitas Fisik
Olahraga dapat membantu mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar
kolestrol, dan menurunkan tekanan darah yang merupakan faktor resiko lain
terkena jantung dan stroke.
6) Menghindari Stress
Jangan menganggap stress sebagai hal sepele. Kondisi mental yang tidak
stabil tersebut memberikan dampak yang beragam, salah satu dampak yang
cukup mengerikan adalah stroke. Beban kerja yang tinggi, masalah keuangan,
tekanan hidup yang berat, atau keingin yang tidak tercapai, tanpa disadari
dapat menyebabkan efek yang berjangka panjang pada fisik dan mental.
Stress menyumbang hingga 20% penyebab stroke, selain itu juga
menimbulkan stres dan darah tinggi. Stress yang tak terkendali memicu
naiknya tekanan darah dan memicu serangan jantung. Stess dapat pula
manaikan kadar kolestrol dalam darah. Kondisi tersebut nantinya dapat
membuat pembulu darah tersumbat sehingga penderita rentan terhadap
stroke.
Stress memang kondisi yang sulit dihindari. Namun jika anda dapat
mengelola stress dengan baik maka resiko terkena stroke dapat berkurang
hingga 25%. Mengelola stress dengan baik tidak hanya memperkecil resiko
terkena stroke tapi juga membuat seseorang memiliki gaya hidup yang lebih
sehat, misalnya menghindari alkohol, rokok, dan rajin berolahrag.
Jika anda dapat mengenali tanda-tanda awal stress maka mengelola stress
bukanlah hal yang sulit dilakukan. Salah satu mengelola stress adalah
dengan metode relaksasi atau merawat tubuh. Metode relaksasi dapat
dilakukan didengan berendam diair hangat untuk mengendorkan otot-otot
tubuh yang kaku dan melakukan pijatan untuk memperlancar aliran darah.
Selain memanjakan diri, olahrag juga dapat membuat tubuh dapat
menghindar dari stroke. Biasakan melakukan olahrag dengan ringan setiap
hari seperti jogging, jalan kaki, atau aerobik. Dengan berolahraga, tubuh
akan merasa bugar dan pikiran menjadi positif sehingga segala beban hidup
dapat dihadapi dengan baik dan bijaksana. Menghindari makanan yang tidak
sehat seperti junkfood dan makanan yang mengandung MSG, serta tidur
cukup sangat membantu anda untuk terhindar dari stroke.
7) Kontrol Tekanan Darah
Kendalikan tekanan darah tinggi dan kadar gula darah. Hipertensi merupakan
faktor utama terkena stroke dan jantung koroner. Diabetes juga meningkatkan
stroke 1,5 hingga 4 kali lipat terutama apabila gula darah tidak terkendali.
8) Konsumsi Obat Mencegah Stroke Dari Bahan Alami
Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit jantung dan stroke mempunyai efek melancarkan sirkulasi darah
dan sebagai antikoagulan atau memecah gumpalan darah. Obat-obatan alami
tersebut akan sangat berguna mengingat penyebab utama penyakit jantung
dan stroke adalah gangguan pada pembuluh darah
Beberapa jenis tumbuhan obat dan bahan alami yang dapat digunakan untuk
mencegah dan mengatasi penyakit stroke antara lain :
a) Daun dewa
Kegunaan : sebagai antikoagulan, mencairkan bekuan darah,
melancarkan sirkulasi darah, dan membersihkan racun. Bagian yang
digunakan adalah daun dan umbinya. Dosis yang dianjurkan 1-30 gram
daun segar 6-10 gram umbinya.
b) Mengkudu
Kegunaan : menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan kadar gula
dalam darah. Khasiat mengkudu tersebut dapat mencegah risiko terkena
penyakit jantung dan stroke. Dosis yang digunakan yaitu 2-3 buah
mengkudu matang.
c) Bawang putih
Kegunaan : melancarkan sirkulasi darah, antikoagulan (mencegah
pembekuan darah), menurunkan kolesterol, tekanan darah, dan kadar
gula dalam darah, serta menambah sistem kekebalan tubuh.
d) Bawang bombay
Kegunaan : mencegah pengumpulan darah serta menurunkan kadar
lemak, tekanan darah, dan kadar gula dalam darah
e) Jamur kuping hitam
Kegunaan : mencegah stroke dan pendarahan otak serta baik untuk
jantung dan pembuluh darah.
f) Rumput laut
Kegunaan : mencegah penyempitan pembuluh darah serta menurunkan
kolesterol dan tekanan darah tinggi.
g) Terung ungu
Kegunaan : mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah,
mencegah meningkatnya kolestero; darah, dan menurunkan ketegangan
saraf.
3. Manajemen Kuratif
4. Manajemen Rehabilitatif
a. Pengobatan dan Perawatan untuk Penderita Stroke
Penangan pertama bagi penderita stroke adalah diberikan oksigen dan dipasang
infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Selanjutnya diberikan
antikoagulan, tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi stroke parah.
Antikoagulan biasanya juga tidak diberikan kepada penderita tekanan darah
tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak
karena akan menambah resiko terjadinya perdarahan dalam otak.
Penelitian terakhir menunjukan bahwa kelumpuhan dan gejala stroke yang lain
bisa dicegah atau dipulihkan jika obat tertentu yang berfungsi untuk
menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya
stroke. Segera lakukan pemeriksaan untuk menentukan bahwa penyebabnya
adalah bekuan darah dan bukan perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat
penghancur bekuan darah. Pada stroke parah, beberapa jaringan otak telah mati
maka memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat
mengembalikan fungsinya. Oleh karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.
Tetapi pengangkatan sumbatan setelah stroke ringan bisa mengurangi risiko
terjadinya stroke di masa yang akan datang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan didalam otak pada penderita
stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Pada penderita stroke
yang sangat berat mungkin memerlukan respirator untuk mempertahankan
pernapasan yang adekuat. Selain itu juga perlu diberikan perhatian khusus kepada
fungsi kandung kemih, saluran pencernaan, dan kulit (untuk mencegah timbulnya
luka dikulit karena penekanan). Kelainan yang menyertai stroke misalnya gagal
jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi, dan infeksi paru-
paru harus diobati. Stelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana
kejiwaan terutama depresi yang bisa dibatasi dengan obat-obatan atau terapi
psikis.
5. Manajemen Emergensi di UGD dan Ruang Rawat
Penatalaksanaan Umum di UGD
a. Stabilisasi jalan nafas
1) Oksigen 1-2 liter diberikan jika saturasi < 95%
2) Intubasi endotrakeal dilakukan pada pasien yg mengalami hipoksia dan
syok.
b. Stabilisasi hemodinamik :
1) Cairan kristaloid atau koloid iv 1500-2000 mL
2) Pemasangan kateter vena sentral dgn target 5-12 cm H2O
3) Hindari cairan yg mengandung glukosa
4) Optimalisasi tekanan darah. Target TD sistol : 140 mmHg
c. Pemeriksaan awal fisik umum
d. Pengendalian peningkatan TIK :
1) Elevasi kepala 20-30 derajat
2) Hindari pemberian cairan glukosa
3) Jaga normovolemia
4) Osmoterapi :
a) Manitol bolus 0.25-0.5 g/KgBB diberikan per 30 menit, ulangi setiap
4-6 jam
b) Furosemid dgn dosis inisial 1 mg/KgBB intravena
e. Pengendalian kejang :
1) Diazepam 5-20 mg bolus lambat IV selama 3 menit (max 100 mg/hari),
diikuti dgn Fenitoin dosis 15-20 mg/kg bolus dgn kecepatan maks 50
mg/menit
Tata Laksana Umum di Ruang Rawat :
a. Jaga euvolemi dgn pemberian cairan isotonis. Kebutuhan cairan total 30
ml/KgBB/hari
b. Jaga keseimbangan elektrolit
c. Nutrisi enteral : paling lambat dlm 48 jam
1) Apabila ada ggn menelan dan penurunan kesadaran, pake selang NGT.
6. Manajemen Konsultasi dengan Dapartemen
Referensi
Susanto. (2010). Penyakit Modern (Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes.
Yogyakarta. C. V ANDI OFFSET.

Vous aimerez peut-être aussi