Vous êtes sur la page 1sur 2

Nama : Rhasul Marruli A. S.

Kelas : XII MIPA 1

Senopati Pamungkas

Judul Buku : Senopati Pamungkas

Pengarang : Arswendo Atmoliwoto

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2010

Tebal Buku : 184 Halaman

Sinopsis :

Baginda Raja Sri Kertanegara membawa Keraton Singasari ke puncak kejayaan pada
awal sejarah keemasan. Pasukan Tartar yang berhasil menaklukkan dunia dipecundangi.
Umbul-umbul berlambang singa berkibar ke seberang lautan.

Idenya mendirikan Ksatria Pingitan, semacam asrama yang mendidik para prajurit sejak
usia dini, menghasilkan banyak ksatria. Di antaranya Upasara Wulung, yang sepanjang
usianya dihabiskan disitu dan belajar banyak jurus yang ia pelajari.

Upasara Wulung terlibat dalam intrik kraton, perebutan kekuasaan, pengkhianatan,


keulasan, terseret arus jago-jago kelas utama. Mulai dari Tartar di negeri Cina, pu’un
Banten, puncak gunung, dengan segala ilmu yang aneh. Juga lintasan asmara yang
menggeletarkan.

Upasara yang berjiwa ksatria, rajin mendalami langkah prihatin yang membuat ilmunya
makin berkembang. Kedatangan Gayatri yang berpamitan untuk menjadi petapa, telah
membuatnya ikhlas melepas wanita pujaannya.
Di situlah upasara menyadari bahwa selama ini di sudut hatinya juga terpateri nama
Genduk Tri. Rasa kasih asmara antara Upasara dan Genduk Tri, dituangkan dalam jurus
ilmu kedigdayaan. Dengan ilmu itulah Upasara akhirnya bias mengalahkan Halayudha
dan mempertegas dirinya sebagai “Ksatria Lelananging Jagad”.

Gayatri atau Permaisuri Rajapatni, salah satu dari empat putri baginda Raja Sri
Kertanegara yang di permaisurikan oleh Raja Majapahit. Menjelang penyerbuan ke Daha
untuk menaklukan Jayakatwang.

Gayatri pergi bersama Upasara Wulung untuk mengetahui kekuatan lawan. Di sinilah
bibit-bibit daya asmara tumbuh. Dan berpuncak saat Gayatri di tawan di atas banteng dan
Upasara maju menggempur tanpa memerdulikan keselamatan dirinya.

Gayatri harus menikah dengan Sanggrama Wijaya, karena inilah pasangan Dewi Uma
dan Dewa Siwa, yang kelak kemudian hari akan menurunkan raja terbesar yang akan
memajukan seluruh rakyatnya untuk maju.

Dan pada waktu yang singkat raja besar tersebut benar-benar memajukan rakyatnya yang
sedang mengalami kondisi kemiskinan yang sangat parah. Pada waktu itu juga Gayatri
mengalami sakit parah sehingga Gayatri segera memanggil anaknya untuk menjenguk
dia, dan pada keesokan harinya Gayatri sudah meninggal dengan sakit parah yang
membuat raja tersebut menangis.

Raja tersebut ingin sekali mewujudkan impian Gayatri untuk memajukan rakyatnya dan
sejahtera sehingga pada waktu itu raja tersebut selalu menang perang dan rakyatnya
sejahtera yang membuat rakyatnya menjadi lebih maju dan sangat bahagia dengan raja
yang sekarang ini.

Vous aimerez peut-être aussi