Vous êtes sur la page 1sur 5

BAB III

LINGKUP PEKERJAAN PROYEK

3.1 Landasan Teori


yang dimaksud dengan grouting disini adalah merupakan pekerjaan masukan bahan yang
masih dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah, dengan cara tekanan, sehingga bahan tersebut
akan mengisi semua retak-retak dan lubang-lubang, kemudian setelah beberapa saat bahan
tersebut akan mengeras, dan menjadi satu kesatuan dengan tanah yang ada.
Selain itu juga Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen
dan air diinjeksikan dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan retakan batuan yang
selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun
kimiawi. pekerjaan grouting merupakan salah satu cara dalam perbaikan pondasi (foundation
treatment) pada bendungan air terutama bendungan
3.2 Tujuan Grouting
Untuk memperkuat formasi dari lapisan tanah dan sekaligus menjadikan lapisan
tanah tersebut menjadi padat, sehingga mampu untuk mendukung beban bangunan yang
direncanakan.Seperti sudah dijelaskan di atas.
Untuk memperkecil rembesan aliran air, misalnya pada bangunan dam, agar air
tidak mengalir melalui bawah bangunan dam. Air yang mengalir di bawah bangunan dam
secara bertahun-tahun akan membawa partikel tanah
3.3 Macam macam Grouting
Macam macam grouting secara umum sebagai berikut :
3.3.1 Courtain grouting ( grouting tirai )
Grouting ini dimaksudkan untuk membuat zona/tabir kedap air pada batuan
pondasi. Sehingga memotong aliran atau bocoran dibawah bendungan dengan cata
menginjeksikan campuran semen dengan tekanan kedalaman rongga
3.3.2 Blanket grouting ( selimut grouting )
Grouting ini dimaksudkan membuat zona kedap air dibagian yang dangkal dari
bagian pondasi timbunan dibawah inti ( core ) yang bertujuan untuk mengatasi bocoran dan
menyelimuti courtain grouting ( grouting tirai ) , selain itu blanket grouting bertujuan untuk
menghalangi kontak langsung rembesan air ke inti bendungan
3.3.3 Consolidation grouting ( konsoliasi grouting )
Grouting ini dimaksukan untuk menyatukan dan meningkatkan kekuatan batuan
pondasi dengan cara menginjeksikan campuran grouting kedalam bagian rusak, seperti celah atau
rongga rongga
3.3.4 Back fll grouting ( isi kembali grouting )
Grouting ini dimaksudkan mengisi rongga yang tersisa setelah pembetonan antara
beton antara beton dan permukaan batuan yang digali dengan semen mortar , sehingga beton dan
batuan menjadi kesatuan
3.3.5 Kontak grouting
Grouting ini dimaksudkan mengisi ronda antara bagian dalam “concrete lining”
dan “plug concrete” atau untuk mengisi rongga antara dua jenis “concrete lainnya” dengan cara
menginjeksikan semen melalui pipa-pipa yang dipasang pada concrete atau melalui lubang bor.
3.4 Alat alat yang digunakan
Dalam pelaksanaan grouting digunakan alat-alat sebagai terlihat pada daftar seperti pada table 1
sebagai berikut :
No Nama Alat Kegunaan
1. Untuk pemboran lebih dalam
Mesin bor rotary dan pemboran dengan
pengambilan inti
2. Untuk mencampur campuran
Mixer grouting
3. Pompa grouting Untuk menginjeksikan
4. Untuk mengocok campuran
Agitator yang belum terinjeksikan agar
tidak mengendap
5. Packer Penyekat untuk menahan
aliran aliran tekanan keluar
6. Pompa tekanan Untuk pompa sirkulasi
pemboran dan test air
7. Untuk penggerak percussion
Kompresor drill dan untuk flusing sisa
pemboran yang menggunakan
percussion drll
8. Alat pengantar dari pompa
Slang dari agitator kelubang yang di
grouting
9 Manometer Alat ukur tekanan
10 Stopwatch Untuk mengukur lamanya
waktu yang diperlukan dalam
kegiatan

Tabel 1.1 Alat alat grouting


3.5 Aturan aturan umum
Aturan aturan ( kerangka acuan) dalam pelaksanaan grouting disusun berdasarkan data-
data investigasi dan grouting test yang telah dilakukan saat investigasi. Namun demikian, aturan
aturan yang ditetapkan adakalanya terpaksa dirubah pada saat pada saat pelaksanaan tergantung
kenyataan keadaan geologi yang ditemukan setelah dilaksanakan. Oleh sebab itu aturan aturan
yang telah ditetapkan untuk pekerjaan grouting biasanya sangat flexible, yang dapat dimodifikasi
saat pelaksanaan oleh pengawasan yang telah berpengalaman tentang grouting.
3.5.1 Aturan aturan umum dalam pelaksanaan grouting meliputi :
1. Tahapan pengerjaan untuk lubang yang mempunyai kedalaman lebih 1 stage ( 5m) dan
lubang mana yang dikerjakan terlebih dahulu
2. Tekanan yang dilaksanakan untuk test air bertekanan
3. Rasio campuran semen/air yang digunakan untuk grouting
4. Saat, kapan grouting suatu stage dianggap selesai

3.5.2 Tahapan pengerjaan sebagai berikut :


lubang curtain dikerjaan setelah grouting grouting blanket disekitarnya selesai.
Lubang lubang curtain dibagi menjadi 3 bagian yang pertama lubang primer, sekunder
dan tersier. Lubang primer dikerjakan terlebih dahulu kemudian lubang sekunder lanjut
tersier.

3.6 Metode Pelaksanaan


Secara umum metode pelaksanaan grouting pada bendungan yaitu :
3.6.1 Up Stage grouting
Bilamana lapisan batuan/tanah tidak terjadi runtuhan pada waktu pengeborannya
maka cara up stage yang dipakai yaitu pelaksanaan grouting dilakukan dari bawah keatas
3.6.2 Down Stage grouting
Metode down stage ini kebalikan dari metode Up stage yaitu bilamana lapisan
batuan/tanah pada waktu pengeboran maka cara down stage yang dipakai yaitu pengeboran
dilakukan sampai kedalaman 3 meter terus dilakukan grouting, setelah semen injeksi mengeras ±
6jam, maka dilakukan pengeboran ulang ( redrilling) dan seterusnya hingga sampai kedalaman
bor yang ditentukan.

3.7 Jenis jenis tanah


3.7.1 Tanah pasir
Yaitu tanah yang sifat nya kurang bagus untuk pertanian, tanah pasir terbentuk
dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran yang kasar dan berkerikil
3.7.2 Tanah alluvial / Tanah endapan
Tanah alluvial terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah
dan tanah ini memiliki sifat yang subur dan cocok untuk lahan pertanian

3.7.2 Tanah Humus


Tanah yang sangat subur dan tanah ini terbentuk dari lapukan daun dan batang
pohon dihutan hujan tropis yang lebat
3.7.3 Tanah Podzolit
Tanah Podzolit yaitu tanah yang umumnya kita temukan dipegunungan dengan
suhu dan curah yang tinggi

3.8 Jenis jenis batuan


3.8.1 Batuan sedimen
Merupakan batuan yang terdapat dipermukaan bumi baik itu daratan maupun
lautan, yang mana batuan jenis ini mengalami proses perpindahan dari satu tempat
ketempat lain nya. Melalui alat perpindahan alamiah seperti gaya gravitasi, angina dan air
sebagai pengaku utamanya. Secara garis besarnya batuan sedimen yaitu :
A. Konglomerat
Ciri : material krikil krikil bulat, batu batu serta pasir yang merekat satu sama lainnya
Langkah terjadi : dari beberapa bahan yang terlepas karena style berat nya jadi
terpadatkan serta terikat
Manfaat : untuk bahan bangunan batu pasir

B. Batu pasir
Ciri : tersusun dari butiran butiran pasir, warna abu abu kuning, merah
Manfaat : jadi material didalmn pembuatan gelas/kaca

3.8.2 Batuan Beku

Merupakan jenis batuan yang dihasilkan dari magma yang mengalami proses
pendinginan atau pembekuan.

A. Batu apung
Ciri : warna keabu abuan, berpori pori bergelembung, enteng, terapung dalam air
Langkah terjadi : dari pendininan magma yang bergelembung gelembung gas
Manfaat : untuk menghamplas atau melembutkan kayu

B. Obsidian
Ciri : hitam seperti kaca , taka da Kristal Kristal
Langkah terjadi : terjadi dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
Manfaat : untuk alat pemotong atau ujung tombak

C. Ciri : terdiri dari atas Kristal Kristal kasar, warna putih hingga abu abu
Langkah terjadi : dari pendinginan magma yang berlangsung dengan lambat dibawah
permukaan bumi
Manfaat : sebagai bahan bangunan

3.8.3 Batuan Metamorf

Merupkan batuan yang alami perubahan atau transformasi dari batuan yang lain yang
telah ada terlebih dahulu serta dibersamaain dengan terdapatnya system metamorfosa hingga
membuat bentuk baru yang berlainan dengan tipe batuan terlebih dahulu

A. Batu marmer
Ciri : kombinasi warna tidak sama, memiliki pita pita warna, Kristalnya tengah
hingga kasar, apabila ditetesi asam akan keluar bunyi mendesah
Langkah terjadi : terbentuk apabila batu kapur alami perubahan suhu serta desakan
tinggi
Manfaat : untuk buat patung serta lantai

B. Batuan sabak
Ciri : abu abu kehijau hijauan serta hitam, bisa dibelah belah jadi lempeng tipis
Langkah terjadi : terjadi apabila batu serpih terkena suhu serta desakan tinggi.
Manfaat : jadikan sebagai kerajinan atau batu catat , sebagai atap tempat tinggal serti
genting

C. Gneiss ( ganes )
Ciri : berwarna putih keabu abuan, ada goresan goresan yang tersusun dari minral,
memiliki bentuk bentuk bentuk penjajaran yang tidak tebal
Langkah terjadi : terjadi ketika batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam
pada tempat yang dalam alami desakan serta temperatur yang tinggi
Manfaat : bisa juga dijadikan kerajinan

Vous aimerez peut-être aussi